Kenaikan kelas pun akhirnya tiba, Bahri naik ke kelas 5 dengan nilai terbaik,dan mendapatkan juara kelas,Diana dan Yanur pun sama-sama naik kelas dengan nilai terbaik juga.
"Bahri,ibu guru harap,kamu mempertahan kan nilai terbaik kamu di sekolah ya"ucap ibu guru.
"Baik ibu guru"sahut Bahri gembira.
"Bahri,ibu guru sangat berharap kamu akan terus melanjutkan sekolah mu,ke jenjang lebih tinggi, karena kamu anak yang sangat pintar"ucap ibu guru lagi, Bahri terdiam mendengar nya, ia pun tak bisa menjawab, apa ia bisa melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi lagi,atau tidak.
Karena Bahri tinggal di perkampungan, jadi beasiswa untuk murid yang berprestasi pun belum ada di sekolah mereka, bahkan untuk gajih para guru-guru yang mengajar pun sangat kecil, namun semangat mengajar mereka sangat lah tinggi,jadi walau pun gajih kecil mereka tetap mengajar.
"Assalamu'alaikum"ucap Bahri, Diana dan Yanur yang baru pulang dari sekolah.
"Wa'alaikum salam"sahut nenek Idah.
"Nenek,apa nenek tau!ka Bahri mendapatkan juara kelas,ka Bahri hebat kan nek?"ucap Yanur antusias, sangat gembira.
"Benarkah, Alhamdulillah,nenek senang mendengar nya"sahut nenek Idah, sambil tersenyum samar,Bahri menyeritkan alis nya, bingung melihat nenek nya yang terlihat sangat cemas.
"Ada apa nek?"tanya Bahri.
"Bahri,adik mu Fahru dari tadi pagi panas nya tinggi, dan juga muntaber dari tadi,nenek jadi khawatir Bahri"sahut nenek Idah, Bahri terkejut mendengar nya, ia pun langsung berlari ke kamar untuk melihat keadaan adik bungsu nya itu.
"Nenek, seperti nya kita harus cepat bawa Fahru ke puskesmas"ucap Bahri, nenek Idah pun mengangguk kan kepalanya, mereka pun langsung membawa Fahru,dengan cepat Bahri menggendong adik bungsu nya itu,lalu segera berlari menuju puskesmas.
"Dokter, tolong adik saya,badan nya sangat panas dari tadi pagi"ucap Bahri, khawatir, dokter pun segera memeriksa nya.
"Bagai mana keadaan cucu saya dokter?" tanya nenek Idah merasa cemas.
"Cucu ibu ini sangat kekurangan cairan sejak tadi,dia juga harus di periksa lebih lanjut,karena saya khawatir,cucu ibu ini juga terkena tipes,karena puskesmas kami ini kekurangan alat untuk memeriksa nya,maka kami saran kan cucu nenek ini harus segera di rujuk ke rumah sakit kota"sahut dokter yang memeriksa Fahru,nenek Idah dan Bahri terkejut mendengar nya,nenek Idah pun terdiam,ia sangat bingung, bagai mana mereka membawa Fahru ke rumah sakit kota, sedangkan biaya untuk berobat ke sana mereka tidak ada.
"Apa bila nenek menyetujui cucu nya segera di rujuk, tolong tanda tangan di sini,biar kami urus segera mengurus tujukan nya"ucap perawat yang membawa menghampiri dan menyerahkan selembar kertas.
"Bahri,bagai mana ini?adik kamu harus segera di rujuk, sedang kan kita tidak punya uang untuk biaya pengobatan nya"ucap nenek Idah,berbisik ke Bahri.
"Nenek tandatangani saja kertas itu, Bahri akan segera pulang untuk,berkemas barang yang akan di bawa,dan mencari uang untuk Fahru"sahut Bahri,menenangkan nenek nya.
"Tapi Bahri,kemana kamu mencari uang?" tanya nenek Idah.
"Nenek tenang saja, Bahri yang akan memikirkan nya,titip Fahru dan adik-adik dulu nek,Bahri akan segera kembali"sahut Bahri,lalu segera pergi.
Bahri berlari pulang ke rumah, sesampainya di rumah,ia segera berkemas keperluan untuk di bawa ke rumah sakit,ia juga membawa baju ganti untuk nenek nya dan adik-adik nya, setelah selesai ia pun berlari pergi ke rumah pak haji Dulah.
"Assalamu'alaikum "ucap Bahri memberi salam.
"Wa'alaikum salam,eh nak Bahri,mari sini masuk"ajak pak haji Dulah, yang kebetulan sekali beliau masih ada di rumah.
"Ada apa datang ke rumah saya?"tanya pak haji Dulah heran,sambil melihat bawaan kresek besar dan tas besar di tangan Bahri.
"Begini pak haji,saya kesini ingin meminjam uang, untuk biaya pengobatan adik bungsu saya yang akan di rawat ke rumah sakit kota" ucap Bahri, merasa sangat tidak enak,pak haji Dulah terkejut mendengar nya.
"Astaghfirullah,adik kamu sakit?"Bahri mengangguk kan kepalanya, sambil tertunduk sedih, sebenarnya Bahri tidak enak harus berhutang kepada orang lain,tapi karena ia tidak ada pilihan lagi,dan harus menyelamatkan adiknya,ia pun memberanikan diri untuk berhutang kepada pak haji Dulah, karena cuma beliau yang terkenal kaya dan juga dermawan di kampung itu.
"Kamu tunggu di sini ,saya kedalam dulu" ucap pak haji Dulah,lalu masuk ke dalam.
"Ini ada uang sekitar 5 juta,kamu ambil dan cepat segera bawa adik kamu untuk berobat"suruh pak haji Dulah, sambil menyerahkan sebuah amplop ke pada Bahri.
"Tapi ini terlalu banyak pak haji,saya mau pinjam uang hanya 1 juta saja"ucap Bahri, yang belum mau mengambil amplop itu.
"Bahri, biaya pengobatan di kota itu mahal,uang 1 juta mana cukup,kamu ambil saja uang ini,dan kamu tak perlu mengembalikan nya,saya ikhlas memberikan untuk kamu"ucap pak haji Dulah, sambil menyerahkan uang itu ke tangan Bahri.
Deg!
Bahri terkejut mendengar nya,ia tak menyangka kalau pak haji Dulah sangat baik dan rela membantu nya,tapi bukan Bahri nama nya jika tidak membalas Budi kebaikan orang, karena sejak kecil ia di ajar kan oleh kedua orang tua nya, apa bila orang lain berbuat baik kepada kita,maka kita pun harus membalas kebaikan orang itu.
"Terima kasih pak haji,saya janji akan membalas kebaikan pak haji kepada saya"ucap Bahri, merasa bersyukur dan bahagia sambil menyalami tangan pak haji Dulah.
"Iya sama-sama, semoga adik kamu cepat sembuh"sahut pak haji Dulah sambil tersenyum menatap Bahri, Bahri mengamin kan dan mengangguk kan kepalanya,
Lalu Bahri pun segera pamit dan berlari menuju puskesmas,di sana nenek Idah sudah sangat gelisah,karena sebentar lagi Fahru akan di bawa, sedang kan Bahri belum juga datang.
"Nenek,ayo kita segera berangkat, mobil ambulans nya sudah datang"ucap perawat yang akan menemani mereka ke rumah sakit kota.
"Tapi cucu saya masih belum datang bu perawat"ucap nenek Idah,memberi tahu.
"Tapi nek,adik Fahru harus segera di tolong,kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi,karena perjalanan kita cukup jauh ke kota" sahut perawat itu,nenek Idah pun hanya bisa terdiam, ia merasa sangat bingung.
"Ya Allah, mudah kan lah segala urusan kami,dan selamat kan lah cucu ku"batin nenek Idah berdo'a,ia hanya bisa pasrah saat ini.
Fahru pun di angkat ke dalam mobil ambulans,nenek Idah, Diana dan Yanur pun juga ikut masuk ke dalam.
"Nenek,apa ka Bahri tidak ikut?"tanya Diana, nenek Idah hanya terdiam, bingung harus menjawab apa,ketika mobil ambulans nya hendak di tutup, Yanur berteriak.
"Ka Bahri!!!"teriak Yanur, nenek Idah dan Diana pun terkejut mendengar nya dan langsung menoleh ke arah jalan.
"Nenek itu ka Bahri,sedang berlari ke sini"ucap Yanur, sambil menunjuk Bahri yang sedang berlari.
"Ibu perawat,itu cucu saya, tolong tunggu dia" pinta nenek Idah, perawat itu pun menunggu Bahri.
Bahri pun sampai menghampiri mereka, dengan ngos-ngosan dan langsung masuk ke dalam mobil ambulans, sambil membawa barang-barang yang di kemas nya tadi,nenek pun langsung memeluk Bahri.
"Nenek,semua keperluan kita sudah Bahri bawa,dan rumah juga sudah Bahri titip kan ke pada bibi Fatimah"ucap Bahri, nenek Idah mengangguk kan kepala nya,sambil mengusap kepala cucu nya.
Mobil ambulance yang mereka naiki pun akhirnya berangkat,nenek Idah pun sebenarnya masih tidak tenang, karena nya mereka berangkat tidak memiliki uang, Bahri mengerti dengan kegelisahan nenek nya itu, berlahan ia sentuh tangan nenek nya, dan nenek Idah pun menoleh ke arah Bahri.
"Nenek tak perlu khawatir, Bahri sudah membawa uang untuk biaya pengobatan Fahru"ucap Bahri, sambil tersenyum menatap nenek nya,lalu menyerahkan amplop coklat yang berisi uang itu ke tangan nenek nya,nenek Idah pun mengambil amplop itu dan membuka nya,bertapa terkejut nya ia, ketika melihat begitu banyak uang di dalam amplop itu.
"Bahri cucu ku,dari mana kamu dapat uang sebanyak ini?"tanya nenek Idah, menatap cucu nya sambil menyelidik.
"Bahri dapat uang ini dari pak haji Dulah nek" jawab Bahri,nenek Idah pun terkejut.
"Apa kamu berhutang?"tanya nenek Idah, merasa sedih, mata nya pun sudah mulai berkaca-kaca,ia tak menyangka cucu nya yang sangat kecil ini harus rela berhutang demi menyelamatkan adik nya.
"Bahri cucu ku, bagai mana nanti kamu bisa membayar nya uang sebanyak ini"ucap nenek Idah lagi.
"Nenek,tadi nya Bahri memang ingin berhutang kepada pak haji Dulah,tapi ternyata, pak haji Dulah malah hanya memberikan nya saja ke pada Bahri, dan berkata, beliau ikhlas membantu Bahri,dan beliau juga mendo'a kan kesembuhan Fahru"sahut Bahri, tersenyum bahagia nenek Idah mengerutkan alisnya, bingung.
"Apa benar,pak haji Dulah hanya memberikan nya?"tanya nenek Idah lagi, merasa ada yang janggal, Bahri mengangguk kan kepalanya.
"Alhamdulillah,benar nek"sahut Bahri sambil tersenyum.
"Ya Allah,semoga saja benar"batin nenek Idah bergumam.
Mereka pun akhirnya sampai ke rumah sakit kota,dan Fahru pun segera di tangani oleh para dokter di sana, dan setelah di tangani kondisi Fahru pun sudah membaik, Fahru pun di bawa ke ruang inap.
"Ibu, tolong melakukan pembayaran Administrasi dulu ya di sana"ucap salah satu perawat, sambil menunjuk tempat pembayaran,nenek Idah mengangguk kan kepalanya,lalu berjalan bersama Bahri ke sana.
"Syukur lah adik mu sudah membaik,Bahri cucu ku, nenek tak tau apa yang akan terjadi jika kamu tidak ada,maaf kan nenek, karena nenek tidak bisa berbuat apa-apa dan membantu kalian"ucap nenek Idah merasa sedih, sambil menundukkan wajah nya.
"Nenek, justru kami yang harus bersyukur, karena kami masih di berikan seorang nenek yang selalu menyayangi kami,kalau tak ada nenek yang selalu menasehati dan menyemangati Bahri, mungkin sekarang Bahri tak bisa berdiri tegak dan sekuat ini"sahut Bahri, sambil menangis dan memeluk nenek, nenek Idah pun ikut menangis dan mengusap lembut kepada cucu kesayangan nya.
"Terima kasih nek, karena sudah mau merawat kami berempat, Bahri akan selalu mendo'a kan nenek agar di berikan kesehatan dan umur yang panjang, Bahri janji,akan menjadi orang yang sukses kelak,agar Bahri bisa membahagiakan nenek dan adik-adik" ucap Bahri, nenek Idah pun mengangguk kan kepalanya sambil tersenyum.
"Nenek juga akan selalu mendo'a kan mu,agar kelak menjadi orang yang sukses dan berhasil, tetap lah menjadi Bahri yang baik hati,teguh pendirian, penyabar, Jujur dan amanah"sahut nenek Idah, Bahri pun ikut mengamini do'a nenek nya.
Mereka pun segera kembali ke kamar tempat Fahru di rawat.
"Ka Bahri,dari tadi Fahru rewel,dia tidak mau minum obat nya"ucap Diana mengadu, Fahru pun langsung memanyunkan bibirnya, sambil menatap Diana tak kesal.
"Fahru, kenapa kamu tidak mau minum obat nya?"tanya Bahri, sambil mendekati adik bungsu nya itu.
"Ka Bahri, obat nya pahit! Fahru tidak suka,dan tangan Fahru juga sakit di tusuk jarum ini,ka Diana dan ka Yanur malah marah-marahi Fahru"jawab Fahru,hendak menangis sambil mengangkat tangan nya yang di pasang infus.
"Fahru adik ku,apa kamu mau cepat pulang dan bermain lagi di rumah?"tanya Bahri, Fahru pun dengan cepat mengangguk kan kepalanya.
"Kalau kamu mau cepat pulang,kamu harus minum obat nya,dan setelah minum obat,ka Bahri janji akan beri hadiah untuk Fahru"ucap Bahri, mendengar akan mendapatkan hadiah, Fahru pun langsung sumringah dan langsung mengangguk kan kepalanya.
"Mau ka!Fahru mau minum obat!tapi, ka Bahri janji ya,habis Fahru minum obat nya,ka Bahri kasih Fahru hadiah"sahut Fahru antusias, dan langsung bersemangat meminum obat nya, Bahri dan yang lain pun langsung tertawa melihat Fahru.
"Ka Bahri,Fahru sudah meminum obat nya, Fahru hebat kan?"ucap nya, sambil mengacungkan jari jempol nya, Bahri mengangguk kan kepalanya sambil tersenyum.
"Iya,adiknya ka Bahri memang hebat dan pintar,sekarang Fahru tutup mata nya,biar ka Bahri kasih hadiah nya"ucap Bahri, Fahru pun langsung menutup mata nya dengan kedua telapak tangan nya.
"Sekarang Fahru boleh buka mata nya"ucap Bahri, Fahru pun langsung membawa mata nya dan langsung kegirangan melihat banyak buah-buahan yang sudah lama ia ingin kan.
"Hore!!! Fahru dapat banyak buah,ada mangga, anggur dan apel, terima kasih ya ka Bahri, Fahru Sayang ka Bahri"ucap Fahru gembira, Diana dan Yanur pun kesenangan melihat nya.
"Iya,Ka Bahri juga sayang Fahru, Diana dan juga yanur"sahut Bahri sambil memeluk ke-tiga adik-adiknya.
"Akhirnya,janji Kaka waktu itu bisa Kaka tepati pada mu adik ku"batin Bahri, merasa lega dan bahagia.
"Kita makan buah nya sama-sama ya ka"ajak Fahru,Bahri, Diana dan Yanur pun mengangguk bersama.
"Nenek gak di ajak"sahut nenek sambil berputar-putar merajuk.
"Tentu nenek di ajak lah"sahut Fahru, mereka pun tertawa bersama,nenek Idah merasa sangat bahagia,melihat tawa cucu-cucu nya yang bahagia.
Mereka pun bersama-sama memakan buah-buahan yang di beli kan Bahri, sebenar nya ketika Bahri menebus resep obat,Bahri berpapasan dengan pengunjung rumah sakit, yang membawa berbagai macam jenis buah-buahan, Bahri pun teringat dengan janji nya, yang pernah ia ucap kan dulu,akan membelikan buah-buahan untuk adik nya,maka ia pun segera pergi membeli buah-buahan itu,dan janjinya pun sudah ter penuhi.
...****************...
Bersambung
kasih like, komen dan vote nya ya,di kasih hadiah juga sangat boleh, author malah sangat senang 🥰
Dan jangan lupa baca episode-episode selanjutnya juga yaa ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Amina
ada-ada aja kelakuan fahru
2022-08-29
2
Amina
😖😭😭
2022-08-29
2
Amina
coba aja kondisi mereka gak kaya gini pasti mereka gak harus kesulitan 😔
2022-08-29
3