Setiap hari Bahri dan adik-adiknya selalu memperhatikan ibu nya, karena semakin hari perut ibu mereka semakin membesar dan sudah memasuki 9 bulan.
"Ibu,apa dede nya di perut makin besar?" tanya Fahru, sambil memijit sebelah kaki ibu nya yang sudah membengkak.
"Iya sayang,dede nya makin besar, dan sebentar lagi dede nya akan keluar, kalau dede nya keluar,dia pasti akan bermain bersama ka Fahru"sahut Siti, sambil mengusap kepala anaknya.
"Benarkah bu, Fahru tidak sabar lagi ingin bermain dengan dede bayi nya"sahut Fahru antusias,ia merasa sangat senang akan mendapatkan teman bermain.
"Iya sayang"sahut Siti tersenyum, sambil mengangguk kan kepalanya.
"Apa dede nya fahru laki-laki Bu?"tanya Fahru, penasaran.
"Eemm..ibu tidak tahu,kalau misalnya Allah kasih laki-laki pasti tampan seperti ka Fahru"sahut Siti, sambil mencubit pipi Fahru, Fahru pun merasa senang mendengar nya.
"Tapi.. kalau dede nya perempuan, pasti akan cantik seperti ibu dan ka Diana,ya kan bu"sahut Diana, yang tiba-tiba datang, dan langsung duduk ikut memijit sebelah kaki ibu nya.
"Iya"sahut Siti dan mereka pun tertawa bahagia bersama.
Tiba-tiba wajah Siti berubah menjadi sangat pucat,Siti merasa kan perut nya semakin sakit, sampai-sampai ia meringis kesakitan, melihat ibu mereka kesakitan dan mengeluarkan darah, Diana dan Fahru pun menjadi panik dan langsung memanggil nenek nya.
"Ibu..ibu..kenapa?"tanya Diana merasa panik, Fahru menjadi ketakutan melihat ibu nya kesakitan dan mengeluarkan darah mengalir di kaki nya, Fahru pun langsung menangis.
Diana langsung berlari ke dapur untuk memanggil nenek nya.
"Nenek..Nenek..tolong ibu..! ibu sedang kesakitan dan berdarah nek"panggil Diana sambil berteriak-teriak,nenek Idah pun langsung terkejut mendengar nya,dan langsung berlari untuk melihat kondisi Siti.
"Siti anak ku..! seperti nya kamu mau melahirkan sekarang nak?"ucap nenek Idah, Siti pun mengangguk kan kepalanya, sambil meringis kesakitan.
"Kalian jaga ibu dulu,nenek akan pergi memanggil ibu bidan"ucap nenek Idah, dan langsung pergi memanggil ibu bidan.
"Assalamu'alaikum"ucap Bahri yang baru datang bersama Yanur, sambil membawa sayuran yang mereka di beli dari pasar.
Mendengar teriakkan Diana dan tangisan Fahru, Bahri dan Yanur pun, langsung berlari menghampiri mereka,ketika Bahri dan Yanur masuk ke kamar ibunya, mereka terkejut melihat ibunya sedang kesakitan dan banyak mengeluarkan darah.
"Ibu..ibu..kenapa?"teriak Bahri, langsung menghampiri ibu nya,ia merasa sangat panik.
"I..ibu..se..seperti nya..ehhss..mau melahirkan nak"sahut Siti sambil meringis kesakitan.
"Nenek sudah pergi memanggil ibu bidan ka"sahut Diana, memberi tahu.
"Kaka akan memanggil Ayah Burhan"ucap Bahri,dan langsung berlari pergi ke rumah nenek murni,karena Burhan biasa nya ada di sana.
Ketika di jalan,Bahri bertemu dengan Burhan dan Bahri langsung memberi tahu kan Burhan tentang kondisi ibu nya, Burhan pun terkejut dan sangat khawatir, mereka pun langsung segera pulang.
Di rumah nenek Idah sudah datang bersama dengan ibu asih bidan beranak di kampung mereka,karena ibu bidan dari Puskesmas sedang tidak ada di tempat,maka nenek Idah pun minta bantuan pada ibu asih.
"Bahri, ajak adik-adik mu keluar dulu,biar ibu asih membantu ibu mu"suruh nenek Idah, Bahri pun mengangguk kan kepalanya, dan langsung mengajak adik-adik nya keluar.
Hanya Burhan dan nenek Idah yang di dalam kamar, untuk menemani Siti.
"Fahru, Diana, sebaiknya kita berdo'a untuk keselamatan ibu"ucap Bahri, yang berusaha menenangkan adik-adiknya yang sejak tadi masih menangis.
"Iya ka"sahut Diana, sambil mengangguk kan kepalanya,dan langsung mengusap air mata nya, Fahru pun ikut mengangguk, dan mereka berempat pun berdo'a untuk keselamatan ibu mereka.
*
*
*
Di dalam kamar Siti sedang berjuang untuk melahirkan anak nya.
"Siti.. ayo nak,kamu pasti bisa"ucap nenek Idah,memberi semangat untuk putri nya, sambil mengusap kepala putri nya.
Burhan terlihat sangat pucat dan khawatir pada istrinya,ia merasa cemas karena melihat istrinya begitu banyak mengeluarkan darah.
"Ayo bu mengejan,sedikit lagi"ucap ibu asih,sambil mengusap-usap perut Siti,ibu asih merasa takut,karena Siti kondisi Siti semakin melemah, dan banyak mengeluarkan darah.
"Ibu Idah, sebaiknya Siti cepat kita bawa ke Puskesmas, karena kondisi nya, semakin melemah"ucap ibu asih, merasa takut, Burhan dan nenek Idah pun mengangguk kan kepalanya, dan mereka pun langsung segera membawa Siti ke Puskesmas.
Sampai di sana beruntung ibu bidan nya sudah ada di tempat,dan segera membantu Siti, hanya nenek Idah dan Burhan yang di perbolehkan menemani Siti, Bahri dan adik-adiknya menunggu di luar bersama ibu asih.
"Ibu Siti sangat banyak kekurangan darah dan kondisi nya semakin melemah,ibu Siti juga mempunyai riwayat tekanan darah tinggi, jadi,kami harus merujuk nya ke rumah sakit di kota, dan ibu Siti harus segera di tangani" ucap ibu bidan,nenek Idah dan Burhan hanya bisa pasrah dan menyetujui Saran dari ibu bidan.
"Baik ibu bidan, lakukan apa pun yang terbaik untuk istri saya"sahut Burhan, sangat cemas, ibu bidan pun mengangguk kan kepalanya, dan langsung menyiapkan rujukan untuk Siti.
Namun ketika mereka hendak bersiap-siap membawa Siti, tiba-tiba Siti langsung kejang-kejang dan hilang kesadaran, semua yang ada di sana pun menjadi panik, mereka berusaha menolong Siti dan anak yang ada di kandungan Siti,namun beberapa saat Allah berkehendak lain,Siti dan bayi yang ada di dalam kandungan nya, meninggalkan dunia.
Nenek Idah langsung histeris melihat putri satu-satunya itu telah tiada,ia merasa tidak percaya dengan apa yang terjadi,tangisan nenek Idah pun terdengar dari luar,dan membuat Bahri dan adik-adiknya langsung menerobos masuk ke dalam.
"Siti anak ku... bangun nak..bangun..jangan tinggalkan ibu"ucap nenek Idah sambil menangis,
Bahri yang mendengar jeritan dan isakan dari nenek nya pun, seketika menjadi merasa lemas,tubuh nya bergetar hebat, jantung nya seakan berhenti berdetak, melihat semuanya menangis, berlahan Bahri mendekati ibu nya,ia melihat ibunya sudah terbujur kaku tak bernyawa lagi,hati Bahri terasa hancur Langit pun seakan serasa runtuh, sungguh ia tak menyangka,akan kehilangan sosok seorang ibu,Bahri menangis bibirnya bergetar tak bisa berkata-kata lagi, Belum kering rasa luka kehilangan seorang Ayah,kini ia harus menerima kenyataan kehilangan seorang ibu.
"Ibu...bangun bu"ucap Fahru,sambil menangis histeris.
"Ibu bilang adik bayi nya akan lahir,tapi kenapa adik bayi nya gak keluar juga bu?ibu bangun, jangan tidur bu.."ucap Fahru sambil menangis.
Semua yang ada di sana pun,ikut bersedih dan menangis melihat empat anak kecil, yang kini menjadi anak yatim-piatu.
Jenazah Siti pun di bawa pulang dan akan segera di mandikan, seluruh keluarga dan para tetangga pun ikut melayat,mereka tak sampai hati melihat tangisan ke empat anak kecil yang kini sudah kehilangan kedua orang tuanya, sekarang hanya Nenek Idah yang mereka punya.
Saat ini Nenek Idah sangat terpukul atas kepergian putri satu-satunya itu,ia masih tak menyangka kalau Siti akan lebih dulu, meninggalkan nya, bahkan Nenek Idah pun sudah berapa kali pingsan karena terlalu sedih.
"Ka Idah,Jenazah Siti sudah siap di bawa ke pemakaman"ucap kakek Mukti,mencoba bicara pada kakak nya yang masih setengah sadar.
"Mana cucu-cucu ku Mukti?"tanya nenek Idah, mencari keberadaan mereka.
"Mereka berempat, ada di samping jenazah ibu nya dari tadi ka"sahut kakek Mukti, sambil memapah kakak nya keluar dari kamar.
Hati nenek Idah terasa sangat sakit, melihat ke empat cucu-cucu nya menangis sejak tadi, sekarang hanya dia yang menjadi penghibur mereka,nenek Idah pun mendatangi ke empat cucu-cucu nya dan memeluk mereka.
"Nenek,ibu sampai sekarang belum bangun juga,apa ibu sama dengan Ayah,akan meninggalkan kami juga?"tanya Fahru, sambil menangis tak henti-hentinya.
"Cucu ku,kalian jangan bersedih, ada Nenek yang akan menjaga kalian "sahut nenek Idah, sambil mengusap kepala cucunya.
Jenazah Siti pun langsung di bawa ke peristirahatan terakhir nya,ia di makam kan terpisah dari Ardi suaminya, Siti di makamkan hanya di belakang rumah nenek Idah,karena nenek Idah yang meminta nya, sedangkan Ardi suaminya di makam kan di tanah keluarga nya.
Ketika jenazah Siti di turunkan, tangisan ke empat anak yatim-piatu itu pun menggema, bahkan,hujan pun ikut turun dengan derasnya,seakan langit juga ikut menangis dan bersedih, air mata pun bercampur dengan air hujan yang mengguyur deras.
setelah pemakaman selesai,nenek Idah pun dengan cepat membawa masuk cucu-cucu nya,ia khawatir jika di biarkan maka mereka akan sakit,karena kehujanan terlalu lama.
*
*
*
Sudah dua hari setelah pemakaman ibu nya,Bahri hanya duduk diam tak bicara pada siapa pun,nenek Idah merasa sangat khawatir,bahkan makanan yang di siapkan oleh nenek Idah pun,tak sedikit pun di makan oleh Bahri.
"Bahri cucu ku,makan lah nak, jangan sampai kamu sakit,karena tidak mau makan"bujuk nenek Idah, sambil mengusap kepala cucunya, Bahri hanya duduk diam.
"Cucu ku Bahri,nenek mohon, hanya kalian yang nenek punya, nenek tak mau kalau harus kehilangan lagi"ucap nenek sambil menangis, Bahri pun tersadar dari lamunannya,ia menoleh ke arah nenek nya yang sedang menangis,dan ia pun langsung memeluk erat nenek nya, sambil menangis histeris, segala kesedihan nya pun langsung tumpah di pelukan nenek nya.
"Bahri merasa tak sanggup nek,semua yang di sayangi Bahri,kini pergi meninggalkan Bahri"ucap Bahri, sambil sesenggukan.
"Siapa bilang semua nya, bukti nya nenek menyayangi kalian,dan nenek tidak pergi meninggalkan kalian"sahut nenek Idah, sambil mengusap kepala cucunya.
"Nenek janji ya, jangan pernah tinggalkan kami "ucap Bahri, memohon, Nenek Idah hanya mengangguk kan kepalanya, sambil tersenyum menatap cucu nya.
"Makan lah cucu ku"bujuk nenek Idah, akhirnya Bahri pun mau memakan makanan yang di bawa oleh nenek nya.
Sedangkan Fahru sudah dua hari ini demam dan selalu mengigau, memanggil -manggil ibu nya,nenek Idah merasa terpukul dan bersedih, dengan sabar dan tegar nenek Idah merawat cucu-cucu nya tanpa rasa leleh, sedangkan Burhan setelah pemakaman Siti,ia belum terlihat lagi datang ke rumah.
...****************...
Bersambung
jangan lupa like dan komen nya ya ☺️
dan baca episode selanjutnya yaaaa ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Qorie Izraini
mungkin siti banyak bebanfikiran, hungga mempengaruhi kandunganny
melihat Sang suami semena2 terhadap anak2 ny
2023-08-25
0
Amina
😔😔😖😖😭😭
2022-08-12
3
Amina
cuma ada kerinduan yang mendalam,yang tersimpan didalam hati seorang anak yatim piatu 😭😭
2022-08-12
2