Ketika Bahri pulang sekolah,ia merasa bingung melihat dari kejauhan, begitu banyak orang yang berkumpul di rumah nya,karena penasaran, dengan cepat ia melangkahkan kakinya untuk lebih dekat ke rumahnya, Bahri melihat ada bendera putih terpasang di depan rumahnya,ia pun sangat terkejut, jantungnya berdegup kencang, ia berlari masuk ke dalam rumah untuk melihat apa yang terjadi.
Bahri melihat ada seseorang yang telah berbaring tertutupi sebuah kain,ia melihat ibu, nenek dan ketiga adiknya sedang menangis, jantung Bahri semakin berdenyut terasa sakit,kakinya pun terasa lemas,dengan memberanikan diri, ia mendekati seseorang yang sedang berbaring yang telah tertutupi oleh kain itu,berlahan ia buka penutup kain itu.
Duaarr...!
Bagai kan di sambar petir di siang hari, ketika ia melihat wajah seorang yang sangat ia sayangi sedang terbujur kaku,air Mata Bahri pun mengalir begitu deres, tubuhnya bergetar hebat,bibirnya terasa kelu, tenggorokannya pun tercekat, ia tak bisa berkata-kata,hanya isak tangisannya yang terdengar,Bahri langsung memeluk ayahnya yang sudah tak bernyawa lagi,ia merasa tak percaya apa yang sudah terjadi, baru kemarin ia bercanda tawa, sambil menangkap ikan bersama sang ayah, dan sekarang ayah nya kini sudah tiada.
Ayah Bahri meninggal karena terkena serangan jantung mendadak,ketika bersiap-siap hendak mencari ikan.
"Bahri,yang sabar nak"ucap ibu Fitri,sepupu Ayah Bahri, dan rumah mereka bersebelahan, sambil mengusap kepala Bahri,ibu Imas tidak sanggup dan merasa sangat sedih, melihat Bahri dan adik-adik nya menangis.
Jenazah Ayah Bahri di urus oleh keluarga dan para tetangga, setelah dimandikan dan dikafani, ayah Bahri di sholat kan di mesjid dekat rumah nya, jenazah ayah Bahri pun di bawa ke tempat peristirahatan terakhir nya, ketika mayat Ayah Bahri hendak di turunkan kedalam liang lahat, Bahri langsung histeris,ia berteriak -teriak memanggil ayah nya.
"Ayah...ayah... Jangan tinggal kan Bahri,ayah... Bahri janji, Bahri akan menjadi anak yang baik, Bahri akan patuh dan akan selalu melindungi ibu dan adik-adik, ayah... ayah... Bahri mohon, bangun ayah,jangan tinggalkan Bahri hiks...hiks..hiks"jeritan Bahri,membuat semua orang yang ada di sana ikut menangis, mereka tak sanggup melihat Bahri dan adik-adik yang masih kecil harus kehilangan sosok seorang ayah, apa lagi Bahri lah yang paling dekat dengan ayah nya, Bahri adalah anak kesayangan ayah nya.
Ayah Bahri pun sudah dimakamkan,tetapi Bahri masih setia duduk di dekat makam ayahnya,Iya tak mau pulang,air matanya masih saja mengalir membasahi pipinya,
"Bahri Ayo kita pulang nak," ajak Paman Yusri, Bahri menggelengkan kepalanya,ia enggan pulang dari makam ayahnya.
" Bahri hari sudah semakin sore,dan juga sebentar lagi akan hujan, apa kamu tidak kasihan pada ibumu,dia di rumah sangat sedih, dan dia juga belum makan dari kemarin, kamu tidak mau kan kalau ayah mau bersedih di sana,karena melihat anak kesayangannya tidak menjaga ibu dan adik-adiknya," bujuk paman Yusri, Bahri pun menuruti apa Kata paman Yusri, Bahri beranjak dari duduknya dan berjalan untuk pulang, sebenarnya paman Yusri pun sangat khawatir pada Bahri, karena dari semalam Bahri juga belum makan dan beristirahat, Bahri hanya menangis seharian.
Sampai di rumah, nenek Idah membujuk Bahri untuk makan, ia juga sangat terpukul melihat anak dan cucu-cucunya bersedih,nenek Idah adalah ibu kandung dari Siti ibunya Bahri.
*
*
*
Hari demi hari Bahri lewati tanpa sosok seorang ayah yang selalu tegas, penyayang, dan sangat rajin bekerja, Ardi adalah sosok ayah yang selalu menasehati anaknya jika berbuat salah,ia juga tak pernah kasar atau memukul anak-anaknya, ia adalah ayah yang bijak.
Bahri pergi sekolah bersama kedua adiknya Yanur dan Diana Bahri harus menemani dan menjaga mereka,apa lagi hari ini adalah hari pertama Yanur masuk sekolah.
"Kak apa di sana semua orang baik seperti kakak?" tanya Yanur merasa takut.
"Semua orang di sana baik dek" jawab Bahri, sambil mengusap kepala adiknya penuh sayang.
"Tapi kalau ada yang jahat sama ya Nur bagaimana ka?" tanya Yanur.
"Kalau ada yang jahat sama Yanur, maka Kak Bahri yang akan memarahinya"ucap Bahri,
Yanur pun sangat senang, karena ada sosok kakak yang akan selalu menjaganya,
Yanur adalah sosok anak yang pendiam.
Setiap pulang sekolah,Bahri akan pergi ke sungai untuk menangkap ikan,Bahri sangat pandai berenang dan mendayung perahunya, ia juga pandai menangkap ikan dengan jaring yang biasa dipakai oleh ayahnya, Bahri selalu diajari ayah untuk bisa mandiri dan tangguh, Bahri juga selalu pulang di jam yang sama, dan langsung membawa hasil tangkapan ikannya ke rumah,dan akan langsung dibersihkan oleh nenek nya, lalu hasil ikan tangkapan nya akan dijual.
Semenjak kepergian ayah Bahri ibu Bahri tidak seperti biasanya,ia menjadi lebih murung dan tidak bersemangat, ia terkadang sering menangis, ia juga kadang tak mau makan,nenek Idah pun sangat khawatir dengan keadaan putrinya, karena semakin hari semakin kurus, bahkan lebih suka berdiam diri tak mau bicara.
Nenek Idah pun memutuskan mendatangi keluarganya, ia ingin minta bantuan pada mereka,bagaimana cara agar membuat Siti putri nya yang semata wayang, kembali seperti dulu lagi,ia tak mau melihat putri nya selalu terpuruk dan bersedih terus menerus atas kematian suaminya.
...****************...
Bersambung...
jangan lupa like dan komen nya ya ☺️
baca episode-episode selanjutnya ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Adriana Gitsa
ibu yang egois ya 😔
2022-11-19
1
urhabibti
iii ya allah
2022-08-07
1
urhabibti
kasian merekaa
2022-08-07
0