Di tinggalkan

Setelah 2 bulan kepergian ibu nya, Bahri memutuskan untuk kembali lagi mencari ikan di sungai,nenek Idah sempat melarang Bahri, tapi,karena keadaan ekonomi mereka yang sangat kurang,maka nenek Idah tak punya pilihan,karena pekerjaan sebagai pengrajin anyaman tidak lah mencukupi biaya kehidupan mereka sehari-hari,

"Bahri, hari ini adalah hari pertama adikmu Yanur masuk sekolah"ucap nenek Idah,merasa bingung dan kasihan pada cucu nya.

"Iya nek, biar Bahri dan Diana yang menjaganya,dan nenek tak perlu khawatir, Bahri sudah bicara pada kepala sekolah,kalau mulai hari ini Yanur akan sekolah dengan memakai baju biasa untuk sementara waktu." sahut Bahri, mencoba menenangkan nenek nya.

"Kalau begitu, jaga adikmu baik-baik" ucap nenek Idah, merasa lega,Karena nenek Idah khawatir pada Yanur yang sempat takut dan menolak untuk masuk sekolah,karena tak memiliki seragam sekolah, namun karena Bahri yang membujuknya, akhirnya ia mau sekolah.

"Nenek kami berangkat ke sekolah dulu ya" ucap Bahri"mereka pun mengalami tangan nenek nya dan berangkat ke sekolah.

"Alhamdulillah ya Allah, engkau memberikan ku seorang cucu yang sangat pintar dan memiliki pemikiran yang dewasa sebelum waktunya"ucap nenek Idah, merasa bersyukur,karena didik kan orang tua nya,Bahri tumbuh menjadi anak yang berpikiran lebih dewasa dari pada umur nya, ia juga jadi anak yang sangat tangguh dan rajin,ia juga sangat bertanggung jawab, mandiri dan jujur atas apa yang di amanah kan pada nya.

Bahri,Diana dan Yanur berangkat sekolah bersama,setiap hari mereka sekolah dengan berjalan kaki sekitar 1 kilo meter dari rumah nya ke sekolah.

"Ka Bahri,apa di sekolah semua orang baik seperti ka Bahri dan Ka Diana?"tanya Yanur, merasa takut, mereka sambil berjalan dan bergandengan tangan bertiga,Bahri pun mengangguk kan kepalanya.

"Iya Yanur, semua orang di sana baik-baik" sahut Bahri tersenyum, sambil mengusap kepala adik nya.

"Benarkah ka? apa Yanur akan dapat banyak teman?"tanya Yanur antusias,ia merasa senang.

"Iya Yanur"jawab Diana, sambil tersenyum.

"Tapi ka, kenapa Yanur tidak memakai seragam sekolah,sama seperti ka Bahri dan ka Diana?"tanya Yanur, protes, Diana langsung terdiam mendengar nya.

"Yanur,karena hari ini hari pertama kamu sekolah,jadi untuk sementara,kamu pakai baju biasa saja dulu ya,nanti ka Bahri akan berusaha secepat nya membelikan mu baju seragam sekolah"ucap Bahri,mencoba memberikan pengertian pada adik nya.

"Tapi janji ya ka Bahri,ka Bahri akan membelikan baju seragam sekolah untuk Yanur"ucap Yanur, Bahri pun mengangguk kan kepalanya, sambil tersenyum.

"Iya Yanur,ka Bahri janji"sahut Bahri, meyakinkan adik nya, Yanur pun menjadi senang.

Akhirnya mereka pun sampai di sekolah, Bahri mengantar kan Yanur ke dalam kelas nya,dan mencari kan tempat duduk untuk adiknya.

"Yanur,kamu duduk di sini ya,kamu harus belajar dengan rajin,agar ibu dan Ayah bangga"ucap Bahri menasehati adiknya, Yanur mengangguk kan kepalanya.

"Tapi Yanur takut ka"sahut Yanur

"Kamu jangan takut,ada ka Bahri dan ka Diana di sini,dan kelas ka Bahri ada di sebelah"ucap Bahri, menyemangati,sambil mengusap kepala adiknya.

"Kenapa ka Bahri tidak satu kelas dengan Yanur saja,jadi kan kita bisa duduk sama-sama"ucap Yanur, sangat polos, Bahri tertawa mendengar nya,ibu guru yang menghampiri mereka pun ikut tertawa mendengar nya.

"Bahri,apa ini adik kamu?"tanya ibu guru Ani.

"Iya bu guru,ini adik saya nama nya Yanur,hari ini hari pertama nya masuk sekolah"sahut Bahri dengan sopan,ibu guru Ani tersenyum menatap Yanur.

"Yanur,kamu kan baru masuk sekolah, jadi kelas kamu di sini, sedang kan ka Bahri kan sudah kelas 4, jadi kelas ka Bahri ada di sebelah"sahut Bahri, menjelaskan.

"Iya,apa yang di katakan Kaka kamu itu benar,lagi pula kan di sini banyak teman nya, saya juga bisa jadi teman Yanur"sahut ibu Ani, Yanur menatap dalam pada ibu guru Ani, mencari ketulusan.

"Yanur, perkenalkan nama saya ibu Ani,dan mulai sekarang saya guru nya Yanur,jadi Yanur gak perlu takut ya"ucap ibu Ani sambil tersenyum, Yanur pun langsung mengangguk kan kepalanya sambil tersenyum, Bahri pun akhirnya merasa lega, meninggalkan adik nya.

"Terima kasih ibu guru "ucap Bahri sopan.

"Iya Bahri,sama-sama, kamu tak perlu khawatir,biar ibu yang akan menjaga adik mu, dan sebaiknya, kamu cepat masuk ke kelas mu,karena sebentar lagi pelajaran akan di mulai"sahut ibu Ani, Bahri mengangguk kan kepalanya.

"Baik ibu guru"sahut Bahri dan langsung keluar dari kelas Yanur menuju ke kelas nya.

*

*

*

Di rumah.

Nenek Idah sedang gelisah,ia memikirkan nasib cucu-cucu nya yang masih kecil -kecil, ia kasihan pada Bahri yang berusaha banting tulang mencari nafkah untuk mereka, sedang kan Burhan Ayah tiri mereka tidak kelihatan batang hidungnya sampai sekarang.

"Aku harus ke rumah Burhan sekarang" gumam nenek Idah,lalu langsung beranjak hendak pergi.

"Fahru,kamu main dulu ke sebelah ya,di rumah bibi Fitri,soal nya nenek ada perlu sebentar "ucap nenek Idah, Fahru pun mengerti dan mengangguk kan kepalanya.

"Baik nek"sahut Fahru, dan langsung berlari ke sebelah rumahnya,bibi Fitri adalah sepupu Ayah nya.

Nenek Idah pun langsung pergi menuju rumah Burhan dan ingin bicara pada nya, sampai di sana nenek Idah merasa bingung, karena rumah itu terlihat sangat sepi, nenek Idah pun mencoba mengucapkan salam, namun tak ada jawaban.

"Kemana Burhan dan ibu murni pergi?"batin nenek Idah, merasa bingung.

"Eh..nek Idah,cari ibu murni dan Burhan ya?" tanya ibu sari tetangga Burhan,nenek Idah mengangguk kan kepalanya.

"Iya,tapi sepertinya tidak ada orang"sahut nenek Idah.

"Iya nek Idah,rumah ini sudah kosong satu bulan yang lalu, mereka seperti nya sudah pindah"sahut ibu sari.

Deg.

Nenek Idah pun langsung terkejut mendengar nya.

"Pindah? kemana pindah nya bu?"tanya nenek Idah penasaran.

"Seperti nya pindah ke kota nek Idah,karena waktu itu, saya sempat nanya sama ibu murni,kata nya mau ke kota,saya pikir cuma mau jalan-jalan saja,tapi sudah satu bulan ini, mereka gak balik-balik lagi ke sini"sahut ibu sari, memberi tahu,nenek Idah pun merasa sangat sedih mendengar nya, ternyata cucu-cucu nya sudah di tinggal kan oleh Burhan,nenek Idah tak menyangka, ternyata Burhan bukan lah laki-laki yang baik dan bertanggung jawab,nenek Idah pun merasa sangat kecewa.

"Baik lah, kalau begitu saya pamit bu sari, terima kasih sudah memberi tahu saya"ucap nenek Idah, sambil tersenyum.

"Iya nek Idah sama-sama"sahut ibu sari, mengangguk kan kepalanya sambil tersenyum.

Nenek Idah pun langsung pulang dengan hati yang sangat sedih.

"Ya Allah, sungguh malang nasib cucu-cucu ku"gumam nenek Idah, sambil mengusap air mata nya.

ini contoh visual nenek Idah yang sedang menganyam ya.

...****************...

Bersambung

Beri semangat nya dong buat author, kasih like dan komen nya yaaa 🥰

Dan baca episode selanjutnya ❤️

Terpopuler

Comments

Amina

Amina

semangat terus ya ummi buat novelnya 😉😉

2022-08-16

4

Amina

Amina

oke umii 👍🏻👍🏻

2022-08-16

3

Amina

Amina

contoh nya cocok buat Nene Idah ☺️

2022-08-16

3

lihat semua
Episodes
1 BAHRI
2 Jadi yatim
3 Kecemasan hati seorang ibu
4 membujuk
5 mengambil keputusan
6 Menikah kembali
7 Hamil
8 Jadi yatim piatu
9 Di tinggalkan
10 Baju seragam sekolah untuk Yanur
11 Tak ingin di pisahkan
12 Atap bucor
13 Fahru sakit
14 membalas Budi
15 Berangkat
16 Pembawa hoki
17 Mencoba menghasud
18 Di fitnah
19 Di bawa ke rumah sakit
20 Di dorong dari kapal
21 Selamat
22 Hilang
23 lanjutan kehilangan dan terbongkar nya kebenaran.
24 Pulang kampung
25 Keberhasilan Bahri
26 pertemuan Bahri dan bos Ali
27 Lamaran untuk Diana
28 Pernikahan Diana
29 Ternyata parasit
30 perceraian
31 kesedihan Bahri
32 Mengajak jalan-jalan
33 Bertemu lagi
34 Meminta restu
35 lamaran ke 2 untuk Diana
36 Hari pernikahan
37 Humairah
38 Jatuh cinta
39 melamar anak kyai
40 Ijab qobul
41 Nenek Idah jatuh sakit
42 Fahru tak ingin lanjut sekolah
43 Meninggal nya nenek tercinta
44 Di gugat
45 Pemakaman dan do'a untuk nenek Idah
46 pengambilan hak
47 Hamil
48 Kehilangan lagi
49 Mulai berubah
50 Melahirkan
51 Kehilangan pekerjaan
52 kepergian kyai
53 Salah paham
54 Meminta maaf
55 Kecelakaan
56 Di rumah sakit
57 Kesedihan dan kebahagiaan Humairah
58 melahirkan
59 Bisa berjalan kembali dan dapat pekerjaan
60 Iri Dengki
61 Rencana jahat
62 Meminjam uang
63 Dalang kejahatan
64 Kerja dengan koh Ali
65 Rendah hati
66 Merasa was-was
67 Mei Waktu nya sekolah
68 Ingin berhutang
69 meminta pekerjaan
70 Bos rotan
71 Perkara telur sengsara
72 Ngidam aneh
73 Silaturahmi ke rumah koh Ali
74 Hadiah dari koh Ali
75 Fahru merengek minta nikah
76 Membujuk Bahri
77 Berdebat
78 Berdamai
79 Pengganti Bos Rotan Baru
80 Terpeleset dari kapal
81 Sebuah jam tangan dan bros
82 Merasa gundah
83 Fahru mengeluh
84 Kecemasan Humairah
85 Melihat maling
86 Memilih diam
87 Merasa curiga
88 Ternyata selingkuh
89 Egois
90 Terbongkar
91 Menggerebek plakor
92 Perdebatan
93 Memohon maaf
94 Menggadaikan
95 Melahirkan
96 Kecerdasan Muhammad Ali
97 Cemburu
98 Ketahuan
99 Menebus
100 Tenggelam
101 Kenyataan pahit
102 Depresi
103 Berobat
104 Ingin mengambil alih
105 Berangkat Haji
106 Kekacauan di kapal
107 Kabar buruk
108 Ingin bercerai
109 Bahri mengambil keputusan
110 Pulang ke tanah air
111 Menolak keras
112 Takut
113 Perjuangan Melahirkan
114 Meninggal
115 Usaha Dimas
116 Gunjingan para tetangga
117 Di suruh melamar
118 Kabur
119 Berdebat dengan tetangga
120 Hari pernikahan
121 Pindah
122 Perkelahian
123 Rencana yang gagal
124 Tamat
Episodes

Updated 124 Episodes

1
BAHRI
2
Jadi yatim
3
Kecemasan hati seorang ibu
4
membujuk
5
mengambil keputusan
6
Menikah kembali
7
Hamil
8
Jadi yatim piatu
9
Di tinggalkan
10
Baju seragam sekolah untuk Yanur
11
Tak ingin di pisahkan
12
Atap bucor
13
Fahru sakit
14
membalas Budi
15
Berangkat
16
Pembawa hoki
17
Mencoba menghasud
18
Di fitnah
19
Di bawa ke rumah sakit
20
Di dorong dari kapal
21
Selamat
22
Hilang
23
lanjutan kehilangan dan terbongkar nya kebenaran.
24
Pulang kampung
25
Keberhasilan Bahri
26
pertemuan Bahri dan bos Ali
27
Lamaran untuk Diana
28
Pernikahan Diana
29
Ternyata parasit
30
perceraian
31
kesedihan Bahri
32
Mengajak jalan-jalan
33
Bertemu lagi
34
Meminta restu
35
lamaran ke 2 untuk Diana
36
Hari pernikahan
37
Humairah
38
Jatuh cinta
39
melamar anak kyai
40
Ijab qobul
41
Nenek Idah jatuh sakit
42
Fahru tak ingin lanjut sekolah
43
Meninggal nya nenek tercinta
44
Di gugat
45
Pemakaman dan do'a untuk nenek Idah
46
pengambilan hak
47
Hamil
48
Kehilangan lagi
49
Mulai berubah
50
Melahirkan
51
Kehilangan pekerjaan
52
kepergian kyai
53
Salah paham
54
Meminta maaf
55
Kecelakaan
56
Di rumah sakit
57
Kesedihan dan kebahagiaan Humairah
58
melahirkan
59
Bisa berjalan kembali dan dapat pekerjaan
60
Iri Dengki
61
Rencana jahat
62
Meminjam uang
63
Dalang kejahatan
64
Kerja dengan koh Ali
65
Rendah hati
66
Merasa was-was
67
Mei Waktu nya sekolah
68
Ingin berhutang
69
meminta pekerjaan
70
Bos rotan
71
Perkara telur sengsara
72
Ngidam aneh
73
Silaturahmi ke rumah koh Ali
74
Hadiah dari koh Ali
75
Fahru merengek minta nikah
76
Membujuk Bahri
77
Berdebat
78
Berdamai
79
Pengganti Bos Rotan Baru
80
Terpeleset dari kapal
81
Sebuah jam tangan dan bros
82
Merasa gundah
83
Fahru mengeluh
84
Kecemasan Humairah
85
Melihat maling
86
Memilih diam
87
Merasa curiga
88
Ternyata selingkuh
89
Egois
90
Terbongkar
91
Menggerebek plakor
92
Perdebatan
93
Memohon maaf
94
Menggadaikan
95
Melahirkan
96
Kecerdasan Muhammad Ali
97
Cemburu
98
Ketahuan
99
Menebus
100
Tenggelam
101
Kenyataan pahit
102
Depresi
103
Berobat
104
Ingin mengambil alih
105
Berangkat Haji
106
Kekacauan di kapal
107
Kabar buruk
108
Ingin bercerai
109
Bahri mengambil keputusan
110
Pulang ke tanah air
111
Menolak keras
112
Takut
113
Perjuangan Melahirkan
114
Meninggal
115
Usaha Dimas
116
Gunjingan para tetangga
117
Di suruh melamar
118
Kabur
119
Berdebat dengan tetangga
120
Hari pernikahan
121
Pindah
122
Perkelahian
123
Rencana yang gagal
124
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!