Langkah Aurora pelan membawanya ke sebuah ruangan yaitu perpustakaan. Ia akan mengunjungi tempat itu dan mencari koleksi buku yang yang dapat ia gunakan.
Sekalian berharap menemukan novel di sana. Sudah lama dirinya tidak membaca novel terakhir ia membaca novel dan malah menariknya masuk dan berada di tempat ini.
Entahlah siapa tahu ketika Aurora membaca novel dan ia bisa kembali lagi ke tempat asalnya. Terdengar konyol namun sebuah harapan pasti setiap orang memilikinya.
Meskipun harapan itu adalah sesuatu yang tidak akan mungkin. Tapi ada kehendak sang kuasa tentunya bisa saja menjadi mungkin.
Wanita itu menghela napas panjang dan memejamkan mata. Kebetulan ketiga pangeran itu sedang pergi dan Aurora bebas membolos dari pekerjaannya tanpa diketahui oleh ketiga pangeran tersebut.
Wanita itu terus melangkah hingga ia bertemu dengan seorang wanita yang sangat anggun serta para pelayan yang mengikuti dirinya. Aurora mengernyit kening heran, itu bukanlah ratu Sofia? Ada apa dengan ratu tersebut hingga berjalan di dekat sini? Apakah karena ingin mengunjungi istana Agustus.
Demi Tuhan diceritakan di dalam novel bahwa ratu Sofia sangat kejam jika dia tidak suka maka habislah sesuatu yang tak disukainya itu.
Bagaimana jika nanti dia tidak menyukai Aurora? Apakah Aurora juga akan menjadi targetnya? Jika benar begitu sungguh malang nasib Aurora.
Namun Aurora tidak akan membiarkan begitu saja. Jika Sofia akan menyakitinya maka dirinya juga sama bisa menyakiti.
Mata Sofia menatap Aurora dan ia menajamkan indera penglihatannya. Pemandangan Aurora yang seorang budak jelas sudah merusak mood Sofia.
"Kau budak Agustus? Kenapa kau berkeliaran dengan bebas di istana? Di sini bukan tempat mu," ucapnya dingin membuat Aurora menciut.
Kenapa semua orang yang ada di dalam novel ini layaknya kulkas? Sangat dingin dan irit berbicara. Seolah ucapan yang keluar dari mulut mereka adalah emas.
Wanita itu menundukkan kepala. Hanya itu yang bisa dilakukan Aurora karena ia tak berani menyela ratu Sofia.
"Di mana Agustus?"
"Pangeran Agustus ada di ruangan bawah tanah."
Tiba-tiba wajah Sofia muram. Wanita itu merasa tidak tenang. Aurora tidak mengerti apa yang tengah dikhawatirkan oleh ratu tersebut.
"Sialan." Umpatan yang keluar dari mulut ratu Sofia masih dapat didengar oleh Aurora.
Ia terkesiap mendengar seorang ratu mengeluarkan kata-kata kasar terlebih itu untuk anaknya sendiri. Eh Aurora melupakan jika ratu Sofia hanyalah ibu tiri dari Agustus dan Oceanus, sifatnya juga kejam. Ternyata dengan membaca novel itu Aurora bisa mengetahui segala hal yang ada di sini tanpa ia mencari tahu.
Kini Aurora juga paham kegelisahan apa yang dirasakan ratu Sofia. Ia adalah salah satu pemberontak yang berasal dari Euthoria. Ratu Sofia masih memiliki darah keluarga dengan kerjaan Euthoria.
Bukannya raja tidak tahu apa yang dilakukan oleh ratu Sofia. Tetapi lebih tepatnya ia membiarkan dan sesekali menasehati ratu Sofia.
Hal itu membuat rasa benci di dada para pangeran.
"Kau ingin bekerja untuk ku?"
Pasti menawarkan Aurora sebuah iming-iming dan melakukan pengkhianatan. Sebenarnya Aurora bisa saja karena ia membenci Agustus. Tetapi ia tahu jika ratu Sofia sangat licik dan bisa saja suatu hari akan berbalik menyerang dirinya.
"Bekerja seperti apa?"
"Kau tidak akan lagi menjadi budak dan aku juga akan menghadiahkan mu berbagai harta benda. Kau yakin ingin menolaknya? Kau bisa mendapatkan itu semua jika kau melaporkan setiap hal yang dilakukan oleh pangeran Agustus."
"Maafkan saya Ratu, saya tidak bisa."
Bagi orang yang tak tahu pasti mengira Aurora setia kepada majikannya nyatanya ia menolak karena ia membenci ratu Sofia.
___________
Kekesalan Aurora nyatanya tak berhenti di situ saja. Ia masih mengingat wajah angkuh milik ratu Sofia yang tak tahu malu itu.
Aurora salah satu pembenci tokoh Sofia yang sangat angkuh dan keji ketika ia ingin naik tahta.
Tak sadarkah dirinya ia naik tahta karena menyingkirkan orang yang tak berdosa. Ternyata karma itu nyata dan ratu Sofia tidak bisa hamil dan hingga ia tak memiliki penerus.
Bayangkan jika ada mungkin akan menjadi saingan Agustus. Nyatanya Agustus lah orang yang membuat mandul ratu Sofia.
Ia memberikan racun yang bisa menyebabkan kemandulan. Pria itu masih menyimpan dendam hanya saja transparan ia menyembunyikannya.
Pria itu pandai berakting padahal naytanya banyak sekali rencana yang ada di otak pria tersebut.
Aurora lantas melanjutkan berjalan ke tempat perpisahan sebelum nanti Agustus datang dan ia bisa gawat nanti.
"Sangat menyebalkan kenapa harus bertemu dengan nenek sihir itu."
Aurora pun menghela napas panjang dan ia masuk ke dalam perpisahan itu melalui jalan rahasia yang ditemukan oleh Aurora.
Aurora menghela napas panjang ketika sudah sampai di dalam perpustakaan tersebut.
Wanita itu masuk dan langsung mencari buku yang enak untuk dibacanya. Pilihan Aurora jatuh kepada sebuah buku yang menceritakan sebuah legenda.
Dari sekian banyak buku hanya itu buku satu-satunya yang dianggap Aurora adalah sebuah cerita fiksi.
Wanita tersebut meraih buku itu lalu duduk di kursi dan meletakkan buku tersebut di atas meja.
"Ternyata ada juga buku seperti ini. Sudah lama aku tak membacanya, ku harap pengarangnya menyajikan cerita yang sangat menarik tidak abal-abalan hingga menarik ku ke dalam sebuah novel."
Katakanlah Aurora sedang kesal karena berada di tempat ini. Ia pun melampiaskan hal itu dengan sindiran.
Saking asik membaca kisah tersebut Aurora tak menyadari jika dari tadi ada ketiga pangeran yang memperhatikan Aurora.
Mereka juga mendengar komentar Aurora mengenai tokoh-tokoh itu di dalam novel tersebut.
Mereka terkejut ketika mengetahui bahwa Aurora benar bisa membaca. Mereka pikir budak itu hanya tertarik dengan novel itu tanpa tahu apa isi dari novel tersebut.
Agustus, Oceanus, dan Sargon menghampiri Aurora. Saat itu pula Aurora tersadar dan ia sangat syok mengetahui mereka ada di sini dan dirinya sudah ditangkap basah.
Apakah mereka saat ini hendak menghukumnya?
"Pa...Pange...Pangeran!!!" ujar Aurora dan langsung bersujud memohon ampun. Bahkan napasnya terputus-putus saking terkejutnya melihat mereka ada di depannya.
Bagaikan hantu datang tanpa diundang membuat Aurora merasakan napasnya sangat sesak.
Sargon dari tadi tertarik dengan Aurora. Ia mulai merasakan itu ketika menyadari jika Aurora sangat mirip dengan penari balet tersebut. Namun rasa benci tetap menguasai jiwa Sargon.
"Agustus!" Agustus mengangkat satu alisnya. "Kau sudah menjadikannya budak, sekarang aku meminta giliran ku untuk dia bekerja di tempat ku."
Oceanus dan Agustus sontak menatap ke arah Aurora. Aurora yang semula bersujud langsung mengangkat kepalanya. Bekerja di istana Sargon? Oh Tuhan yang ada dirinya akan mati berdiri mendapatkan intimidasi setiap hari dari Sargon.
"Apa yang kau katakan Sargon?" cerca Oceanus tidak terima.
"Kenapa?"
"Jika kau ingin menjadikannya budak, maka aku juga ingin menjadikannya budak. Giliran ku terlebih dahulu."
"Oceanus! Aku yang mengatakannya lebih dulu dan aku juga lebih tua dari mu!!"
"Tapi pangkat ku lebih dari kau Sargon!!"
"Kau!!!"
"Sudahlah kita akan mendengarkan keputusan Agustus." Semua orang melirik Agustus yang dari tadi berwajah datar.
"AKU TIDAK MENGIZINKAN SIAPA PUN DARI KALIAN MENJADIKANNYA BUDAK. AURORA AKAN MENJADI BUDAK KU SEUMUR HIDUPNYA. SELURUH DARINYA MILIK KU. HANYA AKU YANG BOLEH MENJADIKAN BUDAK!!" ucapan tegas dari Agustus membuat orang terdiam. Pria itu tampak tengah mengklaim kepemilikannya.
___________
Tbc
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Uswatun Khasanah
seeeuuummuuuurrrr hhhiiiddduuuppp... oh... tidakkk...
2022-08-09
0