Bab 4. Abiku tak setuju

...🍁🍁🍁...

Raihan membalikkan badannya, dia menatap ustadz Arifin dengan tajam. "Abah!"

"Berani kamu teriak sama orang tua? Mau jadi anak durhaka, kamu?" ancamnya pada Raihan, mengingatkan tentang durhaka.

"Maafkan Raihan, Abah.... astagfirullah...." Raihan mengusap dadanya, dia mencoba mengontrol emosinya sendiri.

"Raihan, Abah, Abi dan Salima mengaku salah. Kamu benar, tindakan kami memang tidak menunjukkan bahwa kami adalah orang yang tau agama. Kami malu dinasehati oleh kamu seperti itu. Kami akan meminta maaf kepada keluarga Zahwa."

Salima terlihat tak senang dengan keputusan Arifin. 'Huh, apaan sih Abah? Kenapa mesti minta maaf sama keluarga Zahwa segala?'

Raihan menghela nafas lega mendengar keputusan abahnya. Bahwa artinya pernikahan antara dirinya dan Zahwa akan tetap dilaksanakan. "Alhamdulillah kalau Abah, Abi dan Salima paham apa maksud Raihan. Itu artinya Raihan bisa menikahi Zahwa hari ini juga,"

"APA? Menikah?"

"Iya Abah, Abi...Raihan akan tetap pada keputusan Raihan untuk menikahi Zahwa." Raihan mulai menunjukkan senyuman mengembang di bibirnya.

Terlihat, Arifin dan Iqbal saling menoleh. Mereka pun menggelengkan kepala setelahnya. "Maaf Raihan.... kalau untuk menikah, kamu cari saja perempuan lain."

"A-apa maksud Abi?"

"Kami akan mencarikan jodoh lain untuk kamu, tentunya jodoh yang sesuai dengan kamu. Perempuan baik-baik dan memiliki reputasi baik dan yang paling utama, dia masih suci." usul Iqbal pada anaknya.

"Putri ustadz Burhan, belum menikah...dia cantik, sholehah dan sepertinya seumuran dengan Raihan. Dia juga lulusan pesantren," usul Arifin pada Iqbal.

"Astagfirullah...Abi! Abi meragukan kesucian Zahwa?" mata Raihan terbuka lebar mendengar ucapan Abah dan abinya yang membuat dia tersedak.

"Raihan, pahamilah Abi dan abahmu ini. Kami melakukan semua ini demi kamu juga. Kamu dan Zahwa sudah gak bisa lagi," ucap Iqbal sambil menghela nafas.

"Sudahlah Raihan, besok Abi dan abahmu akan datang kembali ke rumah keluarga Calabria untuk meminta maaf atas sikap kami pada mereka hari ini. Sekarang lebih baik kita beristirahat karena hari sudah mulai sore." Arifin masuk ke dalam kamarnya, dengan membawa tongkat berjalan di tangan kanannya.

Raihan kehilangan kata-kata, dia pun nekat pergi ke rumah Zahwa di saat-saat genting seperti ini. Dia kabur dari rumah tanpa sepengetahuan orang tuanya.

*****

Tak lama kemudian, Raihan sampai didepan rumah Calabria. Rupanya tak mudah baginya untuk menemui Zahwa. Keluarga besarnya yang masih ada di ruang tengah, melarang Raihan untuk bertemu dengan Zahwa terutama Bram dan Zayn.

"Tolong om, izinkan saya bertemu dengan Zahwa. Zayn, tolong izinkan aku bertemu dengan kakakmu! Izinkan aku bicara padanya," ucap Raihan penuh harap.

"Mau apa kamu bertemu dengan adikku? Mau menyakiti dia lagi?" Tanya Zayn sarkas.

Semua atensi tajam mengarah padanya, Raihan berpikir bahwa hal ini wajar saja. Karena setelah apa yang terjadi di rumah itu.

"Aku mohon Zayn, izinkan aku bicara dengan Zahwa." Raihan mengatupkan kedua tangannya seraya memohon.

"Hey! Kamu gak usah ngomong sama Zahwa! Apa lagi yang mau kamu omongin?" Bima yang ada di sana juga ikut emosi pada Raihan, mendengar apa yang terjadi dari Nilam.

"Om, kak Zayn, om Bima...aku mau bicara sama mas Raihan." ucap Zahwa yang sedang berjalan menuruni anak tangga. Ia masih memakai gaun pengantinnya, meski riasan di wajahnya telah dia hapus karena air wudhu.

"Zahwa! Ngapain kamu ngomong sama dia? Gak usah!" Ujar Bram pada keponakannya.

Kini Zahwa sudah berada diantara keempat pria itu. Terlihat matanya yang sembab, luka yang disebabkan oleh Raihan dan keluarganya. Raihan menatap Zahwa dengan sedih, dia tidak ingin melihat Zahwa menangis apalagi karena dirinya.

"Om....Zahwa mau bicara sebentar sama mas Raihan, tolong biarkan kami bicara berdua." Pinta Zahwa pada kedua om nya itu.

Bima dan Bram tetap melarang dan meminta Raihan untuk pergi saja. Namun Rey datang dan membujuk papa juga omnya untuk mengizinkan Zahwa berbicara dengan Raihan. "Udahlah pah, om, Zayn...biarkan Zahwa bicara sama Raihan. Siapa tau ada kabar penting yang ingin Raihan sampaikan?" Rey menatap ke arah Raihan dengan biasa saja, berbeda dengan tetapan semua orang yang tajam ke arahnya.

Kak Rey, memang selalu membantuku. Zahwa merasa senang karena Rey membantunya bicara.

Hanya dengan beberapa patah kata dari Rey, mampu membuat ketiga pria itu menyetujui ucapannya. Akhirnya, Zahwa dan Raihan diberikan privasi berdua saja untuk berbicara. Namun bicaranya tidak di dalam ruangan, Mereka bicara di taman, dan dilihat oleh Zayn, Rey, Bima dan Bram.

"Mas, percayalah aku masih suci..." Zahwa memulai pembicaraan, dia berharap agar Raihan percaya padanya.

"Aku percaya sama kamu dek," ucap Raihan pada Zahwa, ditatapnya wanita itu dengan lembut.

Dek, adalah panggilan sayang dari Raihan untuk Zahwa. Selama berada di Mesir, Raihan selalu memanggil Zahwa dengan sebutan Dek.

"Alhamdulillah...lalu bagaimana dengan pernikahan kita, Mas? Om Iqbal, sama Abah Arifin? Salima?" Tanya Zahwa pada Raihan.

"Maaf Zahwa, Abi-ku tidak setuju dengan pernikahan kita..."

Jantung Zahwa serasa berhenti saat itu juga, dia menatap Raihan dengan tatapan sedih dan tak percaya. "Mas....apa kamu tidak akan menikahiku karena foto-foto itu? Apa mereka percaya dengan foto-foto itu?!" Air mata Zahwa turun tak tertahankan.

"Tidak dek..." tangan Raihan akan menggapai pipi Zahwa yang sudah basah oleh air mata itu, namun Zahwa segera menghindar.

"Jadi...mas akan menikahiku atau tidak?!" Tanya Zahwa membutuhkan ketegasan.

"Aku belum tau. Karena aku butuh waktu untuk membujuk keluargaku, dek..."

"Belum tau? Mas... kamu hanya tinggal jawab iya atau tidak saja, tolong tegas, Mas!" Pinta Zahwa sedih.

"Maaf Zahwa, aku tidak bisa membantah perkataan orang tuaku...aku tidak bisa menjadi anak durhaka."

Zahwa menundukkan kepalanya, itu bisa mungkin dia berusaha menahan butiran kristal yang hampir jatuh lagi itu. "Baiklah Mas, kalau ini pilihan kamu..."

Ya Allah sakit sekali hatiku ini...

"Tidak dek...aku mencintai kamu, ketika waktunya tiba...aku yakin keluargaku pasti akan bisa menerimamu!" Raihan masih belum rela melepaskan Zahwa, padahal keputusan keluarganya sudah mutlak. Bahwa dia tidak boleh berhubungan lagi dengan Zahwa.

"Udahlah mas, aku tau kalau keluarga Mas... menginginkan menantu yang sempurna. Sedangkan aku? Apa aku? Siapa aku? Aku bukan lulusan pesantren, aku bukan anak ustadz....aku cuma Zahwa, seorang yang berprofesi sebagai dokter gigi. Aku tidak sempurna, aku tidak seperti, Mas!" Zahwa menangis, sakit hati.

"Maafin aku dek....maafin aku."

"Aku gak butuh kata maaf kamu Mas, aku butuh kepastian! Dan mungkin kepastian itu jawabannya adalah tidak! Aku hargain pilihan kamu yang lebih memilih keluarga di bandingkan aku." Zahwa menunjukkan jarinya ke arah Raihan dengan gemetar.

Raihan bingung, dia juga menangis sama seperti Zahwa. Bagaimana bisa semua keadaan yang harusnya indah malah menjadi menyakitkan untuk mereka.

*****

Selagi Zahwa dan Raihan ada di dalam pembicaraan yang sengit. Rey pergi ke kamarnya, dia menelepon seseorang.

"Assalamualaikum........ya, ternyata kamu benar. Kakak kamu lebih memilih keluarga daripada Zahwa......... terimakasih Salima." terlihat senyuman bahagia dibibirnya.

...*****...

Terpopuler

Comments

revinurinsani

revinurinsani

waaahhh Rey sekongkol sama salima

2023-11-01

1

Ramadhani Kania

Ramadhani Kania

wah ternyata Rey d blik semua itu....tp apapun itu q ttp gk suka dg klwrga ustd Iqbal....

2023-04-14

0

🍾⃝ᴘᴀͩᴛᷞɴͧᴏᷠᴢͣ Aja

🍾⃝ᴘᴀͩᴛᷞɴͧᴏᷠᴢͣ Aja

rey sama salima pelakunya? apa maksudnya?

2022-10-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Lupakan Zahwa
2 Bab 2. Batalnya pernikahan
3 Bab 3. Kekecewaan
4 Bab 4. Abiku tak setuju
5 Bab 5. Rasa tak biasa
6 Bab 6. Alasan Rey
7 Bab 7. Zahwa patah hati
8 Bab 8. Kasih Sayang Rey
9 Bab 9. Gemasnya Zahwa
10 Bab 10. Berujung Ricuh
11 Bab 11. Lakukan saja poligami!
12 Bab 12. Apa salahku?
13 Bab 13. Nitizen maha benar
14 Bab 14. Awal mula jatuh cinta
15 Bab 15. Ingkar janji
16 Bab 16. Emosi Rey
17 Bab 17. Bodoh! Orang itu kamu
18 Bab 18. Ksatria kuda putih
19 Bab 19. Kecewanya Zahwa
20 Bab 20. Penjelasan Raihan
21 Bab 21. Kejepit pintu mobil
22 Bab 22. Alasan Salimah
23 Bab 23. Tumben marah?
24 Bab 24. Sindiran Raihan
25 Bab 25. Cinta sejati hanya sekali
26 Bab 26. Pilihan Raihan
27 Bab 27. Berita duka
28 Bab 28. Raihan sudah menikah
29 Bab 29. Selamat untuk kalian
30 Bab 30. Piktor
31 Bab 31. Usaha dan doa
32 Bab 32. Urusan kita sudah selesai, mas
33 Bab 33. Penyesalan Zainab
34 Bab 34. Uangku uangmu juga
35 Bab 35. Peka lah Zahwa
36 Bab 36. Pergi kemah
37 Bab 37. Penolakan
38 Bab 38. Jatuh dari tebing
39 Bab 39. Zahwa hilang
40 Bab 40. Syukurlah Tarzania
41 Bab 41. Demi Zahwa
42 Bab 42. Aku cinta kamu Zahwa
43 Bab 43. Rey nekat
44 Bab 44. Apa kalian bertengkar?
45 Bab 45. Kita bukan saudara lagi
46 Bab 46. Ikuti kata hati kamu
47 Bab 47. Kecurigaan Selina
48 Bab 48. Ini tidak boleh terjadi
49 Bab 49. Bertambah satu dukungan
50 Bab 50. Modus dua pria
51 Bab 51. Suntik menyuntik
52 Bab 52. Jadi keluarga Calabria?
53 Bab 53. Trik tarik ulur
54 Bab 54. Akhirnya...
55 Bab 55. Bukan cinta terlarang
56 Bab 56. Drama Salimah, Aini kesal
57 Bab 57. Hadiah untuk Zahwa
58 Bab 58. Calon istriku, Zahwa
59 Bab 59. Coret aku
60 Bab 60. Sabar sebentar lagi
61 Bab 61. Calon imamku
62 Bab 62. Otw kondangan?
63 Bab 63. Status FB dan move on
64 Bab 64. Patah hati dan Kasmaran
65 Bab 65. Kamu gak bisa tidur sayang?
66 Bab 66. Bidadari surgaku
67 Bab 67. Salah tingkah
68 Bab 68. Khitbah
69 Bab 69. Tak sabar menantikan hari itu
70 Bab 70. Zayn cemburu
71 Bab 71. Salimah marah
72 Bab 72. Jalan diatas kaca
73 Bab 73. Ingin cepat hamil
74 Bab 74. Aku menunggumu kak
75 Bab 75. Tawaran perjodohan
76 Bab 76. Kurang gercep
77 Bab 77. Rey marah
78 Bab 78. Kebohongan terbongkar
79 Bab 79. Pernikahan Rey Zahwa (1)
80 Bab 80. Pernikahan Rey Zahwa (Sah)
81 Bab 81. Semoga bahagia
82 Bab 82. Mimpi jadi nyata
83 Bab 83. Penyatuan
84 Bab 84. Memilih merahasiakan
85 Bab 85. Bulan madu ke Korea (1)
86 Bab 86. Bulan madu ke Korea (part 2)
87 Bab 87. Taman danau Ilsan
88 Bab 88. Foto bareng Opa
89 Bab 89. Pesan Rekaman suara
90 Bab 90. Perang dingin
91 Bab 91. Permintaan maaf
92 Bab 92. Jangan lama-lama ngambeknya
93 Bab 93. Bad mood
94 Bab 94. Belum tiga hari
95 Bab 95. Kesabaran Rey
96 Bab 96. Makasih Nemo sayang
97 Bab 97. Wanita bercadar
98 Bab 98. Ditusuk
99 Bab 99. Penolong Zahwa
100 Bab 100. Selina menangis
101 Bab 101. Pergilah dari hidupku
102 Bab 102. Acara syukuran
103 Bab 103. Selamat garis dua
104 Bab 104. Bau parfum wanita
105 Bab 105. Bumil ngambek
106 Bab 106. Melabrak Rivano Irfan
107 Bab 107. Gegabah
108 Bab 108. Kekecewaan keluarga
109 Bab 109. Meminta pertanggungjawaban
110 Bab 110. Tidak mau menikah
111 Bab 111. Cerita malaikat tak bersayap
112 Bab 112. Apa ini karmaku?
113 Bab 113. Semangat Selina
114 Bab 114. Irfan meminta maaf
115 Bab 115. Menolak digugurkan
116 Bab 116. Pertolongan Attar
117 Bab 117. Innalilahi...
118 Bab 118. Semua sayang Selina
119 Bab 119. Akhir Rivano
120 Bab 120. Akhirnya siuman
121 Bab 121. Perubahan Selina
122 Bab 122. Sah juga
123 Bab 123. Malam pertama Aini Zayn
124 Bab 124. Selina pergi
125 Bab 125. Welcome baby (End)
126 Novel baru, baca penting!
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Bab 1. Lupakan Zahwa
2
Bab 2. Batalnya pernikahan
3
Bab 3. Kekecewaan
4
Bab 4. Abiku tak setuju
5
Bab 5. Rasa tak biasa
6
Bab 6. Alasan Rey
7
Bab 7. Zahwa patah hati
8
Bab 8. Kasih Sayang Rey
9
Bab 9. Gemasnya Zahwa
10
Bab 10. Berujung Ricuh
11
Bab 11. Lakukan saja poligami!
12
Bab 12. Apa salahku?
13
Bab 13. Nitizen maha benar
14
Bab 14. Awal mula jatuh cinta
15
Bab 15. Ingkar janji
16
Bab 16. Emosi Rey
17
Bab 17. Bodoh! Orang itu kamu
18
Bab 18. Ksatria kuda putih
19
Bab 19. Kecewanya Zahwa
20
Bab 20. Penjelasan Raihan
21
Bab 21. Kejepit pintu mobil
22
Bab 22. Alasan Salimah
23
Bab 23. Tumben marah?
24
Bab 24. Sindiran Raihan
25
Bab 25. Cinta sejati hanya sekali
26
Bab 26. Pilihan Raihan
27
Bab 27. Berita duka
28
Bab 28. Raihan sudah menikah
29
Bab 29. Selamat untuk kalian
30
Bab 30. Piktor
31
Bab 31. Usaha dan doa
32
Bab 32. Urusan kita sudah selesai, mas
33
Bab 33. Penyesalan Zainab
34
Bab 34. Uangku uangmu juga
35
Bab 35. Peka lah Zahwa
36
Bab 36. Pergi kemah
37
Bab 37. Penolakan
38
Bab 38. Jatuh dari tebing
39
Bab 39. Zahwa hilang
40
Bab 40. Syukurlah Tarzania
41
Bab 41. Demi Zahwa
42
Bab 42. Aku cinta kamu Zahwa
43
Bab 43. Rey nekat
44
Bab 44. Apa kalian bertengkar?
45
Bab 45. Kita bukan saudara lagi
46
Bab 46. Ikuti kata hati kamu
47
Bab 47. Kecurigaan Selina
48
Bab 48. Ini tidak boleh terjadi
49
Bab 49. Bertambah satu dukungan
50
Bab 50. Modus dua pria
51
Bab 51. Suntik menyuntik
52
Bab 52. Jadi keluarga Calabria?
53
Bab 53. Trik tarik ulur
54
Bab 54. Akhirnya...
55
Bab 55. Bukan cinta terlarang
56
Bab 56. Drama Salimah, Aini kesal
57
Bab 57. Hadiah untuk Zahwa
58
Bab 58. Calon istriku, Zahwa
59
Bab 59. Coret aku
60
Bab 60. Sabar sebentar lagi
61
Bab 61. Calon imamku
62
Bab 62. Otw kondangan?
63
Bab 63. Status FB dan move on
64
Bab 64. Patah hati dan Kasmaran
65
Bab 65. Kamu gak bisa tidur sayang?
66
Bab 66. Bidadari surgaku
67
Bab 67. Salah tingkah
68
Bab 68. Khitbah
69
Bab 69. Tak sabar menantikan hari itu
70
Bab 70. Zayn cemburu
71
Bab 71. Salimah marah
72
Bab 72. Jalan diatas kaca
73
Bab 73. Ingin cepat hamil
74
Bab 74. Aku menunggumu kak
75
Bab 75. Tawaran perjodohan
76
Bab 76. Kurang gercep
77
Bab 77. Rey marah
78
Bab 78. Kebohongan terbongkar
79
Bab 79. Pernikahan Rey Zahwa (1)
80
Bab 80. Pernikahan Rey Zahwa (Sah)
81
Bab 81. Semoga bahagia
82
Bab 82. Mimpi jadi nyata
83
Bab 83. Penyatuan
84
Bab 84. Memilih merahasiakan
85
Bab 85. Bulan madu ke Korea (1)
86
Bab 86. Bulan madu ke Korea (part 2)
87
Bab 87. Taman danau Ilsan
88
Bab 88. Foto bareng Opa
89
Bab 89. Pesan Rekaman suara
90
Bab 90. Perang dingin
91
Bab 91. Permintaan maaf
92
Bab 92. Jangan lama-lama ngambeknya
93
Bab 93. Bad mood
94
Bab 94. Belum tiga hari
95
Bab 95. Kesabaran Rey
96
Bab 96. Makasih Nemo sayang
97
Bab 97. Wanita bercadar
98
Bab 98. Ditusuk
99
Bab 99. Penolong Zahwa
100
Bab 100. Selina menangis
101
Bab 101. Pergilah dari hidupku
102
Bab 102. Acara syukuran
103
Bab 103. Selamat garis dua
104
Bab 104. Bau parfum wanita
105
Bab 105. Bumil ngambek
106
Bab 106. Melabrak Rivano Irfan
107
Bab 107. Gegabah
108
Bab 108. Kekecewaan keluarga
109
Bab 109. Meminta pertanggungjawaban
110
Bab 110. Tidak mau menikah
111
Bab 111. Cerita malaikat tak bersayap
112
Bab 112. Apa ini karmaku?
113
Bab 113. Semangat Selina
114
Bab 114. Irfan meminta maaf
115
Bab 115. Menolak digugurkan
116
Bab 116. Pertolongan Attar
117
Bab 117. Innalilahi...
118
Bab 118. Semua sayang Selina
119
Bab 119. Akhir Rivano
120
Bab 120. Akhirnya siuman
121
Bab 121. Perubahan Selina
122
Bab 122. Sah juga
123
Bab 123. Malam pertama Aini Zayn
124
Bab 124. Selina pergi
125
Bab 125. Welcome baby (End)
126
Novel baru, baca penting!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!