...🍀🍀🍀...
"Eh! Zahwa, kamu gak apa-apa?" Nilam menghampiri Zahwa yang jatuh dengan terduduk. Dia merasa bersalah karena sudah mengagetkan mereka berdua yang sedang makan di dapur.
"Aduh...sakit, Oma..." rintih Zahwa yang akan berpegangan pada Nilam.
"Maaf ya...Oma gak sengaja ngagetin kalian berdua. Lagian sih kamu Rey! Kok kamu dorong Zahwa?" Nilam menatap Rey, memang benar pria itu yang mendorong Zahwa.
Reaksinya memang berlebihan karena dia takut kalau semua orang tau perasaannya pada Zahwa. Dia punya niat untuk mengatakan perasaannya tapi bukan sekarang, itu untuk nanti dan di saat yang tepat.
Rey langsung menarik Zahwa dengan kedua tangan kekarnya, dia menatap cemas pada gadis berhijab merah itu. Zahwa sudah berdiri dengan sedikit membungkuk. "Hiss..."
"Kenapa? Mana yang sakit? Sini aku periksa..."
"Jangan kak...aduh..." rintih gadis itu meringis.
"Rey, coba kamu periksa apa Zahwa ada Alika dimana gitu? Kamu dorong dia keras banget loh!" Kata Nilam cemas pada cucu perempuannya itu.
"Zahwa, mana yang sakit? Sini biar aku elus, eh salah---aku periksa ya?"
"Ish...kak Rey mesum ah!"
"Eh, kok aku malah dibilang mesum sih?" Rey dan Nilam terheran heran mendengar ucapan Zahwa yang mengatai Rey mesum.
"Mungkin punggungnya, Rey.." tuduh Nilam seraya melirik ke punggung Zahwa.
Rey hendak menyentuh punggung Zahwa, maksudnya baik untuk melihat apa ada yang luka atau keseleo. Namun, saat akan menyentuh gadis itu. Dengan cepat Zahwa menampik tangan Rey. "Bukan punggung kak, tapi pantatku yang sakit! Pantat!" Zahwa kesal.
Oma dan kakak sepupunya itu langsung terdiam dengan wajah merah, terutama Rey. Pipinya yang berwarna putih bersih itu kini memiliki warna merah seperti memakai pemerah pipi.
"Pantat?" gumam Rey.
Zahwa segera berlari dari sana dengan terburu-buru sambil memegang pantatnya, dia naik ke kamarnya yang ada di lantai dua. Nilam langsung tertawa melihat Zahwa yang malu-malu dan tampak menggemaskan di matanya. "Ya ampun, anak itu... PFut...selalu saja deh bikin gemas."
"Iya Oma, dia imut banget kan?"
Nilam mengangguk dan tersenyum, dia membenarkan ucapan Rey tentang Zahwa. "Oh ya Rey, kamu kan yang paling dekat dengan Zahwa dari kecil. Jadi kamu bisa kan menghibur Zahwa? Dia baru saja mengalami hal yang buruk dan menyakitkan. Oma gak mau dia sedih terus."
"Iya Oma,"
Pasti Oma, Rey pasti akan membuat Zahwa kembali tersenyum dan Rey akan membuat Zahwa bahagia. ucapnya tulus dalam hati.
"Eh...Oma sepertinya salah minta sama kamu ya? Setelah dipikir-pikir bukannya udah ini kamu mau balik ke Singapore?" Nilam ingat bahwa Rey sebelumnya tinggal di Singapura untuk urusan bisnis dan dia kembali ke Jakarta hanya karena pernikahan Zahwa.
"Nggak Oma, urusan Singapore udah beres. Rey akan kembali mengurus perusahaan yang ada di Jakarta."
Tentu aku harus disini, Oma. Aku akan melakukan perjuangan cinta.
"Alhamdulillah...Oma senang banget karena kamu kembali ke rumah ini lagi." Nilam merangkul tubuh cucunya itu dengan penuh kasih sayang.
"Wah...ada apa ini? Kenapa mama sama Rey udah ada di dapur pagi-pagi begini?" Tanya Amayra yang baru saja keluar dari kamarnya, dia berniat untuk memasak sarapan. Walau hatinya masih galau karena kejadian kemarin.
"Hehe gak apa-apa, lagi lihat gemesnya Zahwa barusan." Nilam terkekeh seraya menatap menantunya itu.
Kening Amayra berkerut. "Apa? Gemesnya Zahwa?"
"Iya, tadi karena Rey dia bisa kembali tersenyum dan gemesin banget, May." celetuk Nilam seraya menatap Rey yang tersenyum.
Rey memang selalu menjadi penyejuk di rumah ini, sejak kehadirannya dalam keluarga ini. Dia bahkan selalu bisa membuat Zahwa tertawa, menjaga Zahwa dan Zayn...orangnya dewasa dan bisa diandalkan. Batin Amayra bangga pada Rey.
"Makasih ya Rey, kamu emang kakak yang baik! Tante minta bantuannya ya, tolong hibur Zahwa dan buat dia melupakan semua kenangan buruknya." ucap Amayra seraya menepuk bahu Rey.
"Iya tante, insyaallah...Rey usahakan." Rey menganggukkan kepala.
Amayra dan Nilam tersenyum pada Rey.
*****
Siang itu, Zahwa sedang mengemasi barang-barangnya. Dia, saudara kembar dan juga ibunya sudah berunding akan kembali ke rumah lama mereka. Memang mereka hanya sementara saja tinggal di rumah besar itu, tadinya sampai pernikahan Zahwa selesai dan Raihan membawa Zahwa pergi dari sana.
Namun rencana hanya rencana, pernikahan itu sudah gagal. Yang ada hanya hancurnya hati yang menghantam perasaan Zahwa juga semua anggota keluarga Calabria. Satu hal lagi, Zayn mengatakan bahwa foto-foto Zahwa adalah asli dan bukan editan. Foto itu diambil di kamar Zahwa. Siapakah yang melakukannya? Mereka tidak tahu, teman Zayn yang ahli teknologi saja tak tahu. Mungkin hanya Salima saja yang tau orangnya.
Ketika Zahwa selesai berkemas, dia melihat Rey berada di ambang pintu. "Nemo, apa pantatmu masih sakit?" Goda Rey yang sontak saja membuat Zahwa malu dan tersenyum.
"Ih! Kakak apaan sih?" bibir Zahwa mengerucut.
"Oh ya, kamu mau pulang ya?" Tanya Rey melihat Zahwa sudah menggandeng tas gendong nya.
"Iya kak, aku mau pulang. Terus udah ini--"
"Kak!" Selina tiba-tiba datang dan menghampiri Zahwa di kamar itu.
"Selina, ada apa? Kok kamu ngos-ngosan gitu sih?" Tanya Rey heran melihat adiknya begitu.
"Itu...kak...kak Raihan, ustad Iqbal, ustadz Arifin sama kak Salima ada di bawah!" Ucap Selina terburu-buru.
Zahwa dan Rey saling melirik satu sama lain, ada rasa tidak senang mendengar kedatangan keluarga Raihan kesana. Rasa tidak senang di hati Zahwa dan Rey, mungkin rasa marah.
...*****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Dirmayanti Maryam
klo mau maafkn kluarga rehan dan reyhan tak apa ttpi utk menikah dg reyhan tdk usah krn nnt nya dy akn mengikuti kemauan ortu.y utk dinikahkn lgi dg wanita lain jgn pernh mau dimadu jk wanita tdk punya kesalahan atw kekurangan dl hal berumah tangga krn poligami it sm sj dg perselingkuhan yg dilegalkan🙂
2022-10-11
1
lina
ada rasa m ank u s zahwa
2022-09-21
1
lina
org jatoh d kata gemes 🙈🙈🙈🙈
2022-09-21
1