...🍁🍁🍁...
Alangkah bahagianya hati Raihan, mendengar suara lirih Zahwa mengucapkan salam padanya. Matanya berbinar-binar, setelah beberapa hari tak bicara. Akhirnya Zahwa mengangkat telponnya juga.
["Assalamualaikum, mas?"] Zahwa mengulang lagi ucapannya, karena tak terdengar suara apapun dari Raihan di seberang sana.
"Waalaikumsalam dek..."
["Ya, mas...ada apa?"]
"Dek, kenapa dalam beberapa hari ini kamu tidak membalas pesan dan mengangkat telpon dariku? Kamu marah sama, Mas?" tanya Raihan lembut.
["Maaf mas, aku kan sudah bilang kalau aku butuh waktu sendiri."]
"Bagaimana--keadaan kamu sekarang? Apa kamu baik-baik saja? Kamu tidak lupa makan, kan?" tanya Raihan yang sangat mencemaskan keadaan Zahwa.
["Alhamdulillah fisikku baik mas, tapi--hatiku tidak."] jawab Zahwa jujur, gadis itu sedang duduk di meja kerjanya sambil melihat beberapa data pasien.
Raihan menelan salivanya, dia merasa bersalah telah membuat Zahwa terluka.
Ya Allah, aku sudah membuat Zahwa terluka. Aku harus bicara dengannya, aku ingin melihat wajahnya, aku rindu.
"Zahwa, mas mau bicara sama kamu. Bisa kita ketemu? Apa kamu ada waktu?"
["Emang orang tua mas mengizinkan kita bertemu?"]
"Aku sudah dewasa, aku tak perlu izin mereka untuk bertemu dengan siapapun yang ingin aku temui."
["Hem begitu ya mas?"] Zahwa terdengar meragukan ucapan Raihan.
Buktinya saat mereka membawa kamu pergi di hari pernikahan kita, kamu menurut saja. Padahal hari itu kamu bisa langsung menikahiku. Zahwa membatin.
"Zahwa...kita ketemu ya? Kapan kamu ada waktu?"
["Aku pulang jam 7 malam, mas."]
"Aku jemput kamu ya, selesai shalat isya. Boleh kan?"
["Ya udah mas, aku juga gak enak kita diem dieman kayak gini dan kayaknya kita harus bicara."] saran Zahwa pada Raihan.
"Iya, nanti aku jemput kamu setengah 8 ya?" tanya Raihan lembut. Dia senang karena Zahwa masih mau bertemu dengannya.
["Gak usah mas, kita ketemuan aja."]
"Aku jemput kamu aja dek."
["Gak perlu mas, aku takut ada gosip yang lain-lain. Kita ketemuan aja. Mau dimana?"]
"Eungh...ya udah deh. Restoran Mawar ya," jawab Raihan.
["Iya udah mas, aku kerja dulu ya.. Assalamualaikum."]
"Iya, semangat ya Bu dokter! Waalaikumsalam." Katanya menyemangati Zahwa.
Panggilan telpon itu pun tertutup. Raihan kembali mengajar di kelas lainnya, sementara Zahwa juga kembali pada rutinitasnya melakukan pekerjaan magang di rumah sakit sambil mengerjakan skripsinya. Dia sudah akan lulus kuliah dan nantinya dia akan menjadi dokter gigi. Sedangkan Zayn, saudaranya mengambil jurusan bisnis sama seperti Bram dan Reyndra karena nantinya perusahaan akan diteruskan oleh Zayn dan Reyndra akan menggapai cita-citanya setelah itu, yaitu menjadi seorang dokter bedah pada suatu hari nanti, bila Zayn sudah siap memimpin perusahaan.
****
Malam itu, usai melaksanakan shalat isya. Zahwa pergi naik ojeg ke restoran tempat dimana dia dan Raihan akan bertemu. Restoran Mawar, adalah restoran yang selalu disinggung oleh Zahwa dalam emailnya dan Raihan sengaja mengajak Zahwa kesana karena Zahwa pernah mengatakan padanya bahwa dia ingin pergi ke restoran itu bersama Raihan.
Raihan sedang menunggu Zahwa di dalam restoran, dia sudah reservasi satu meja yang memiliki pemandangan indah. "Apa ini ya yang selalu diceritakan Zahwa? Meja dekat kolam ikan...Zahwa kan selalu mengatakannya kalau dia pingin ke restoran ini dan duduk di sini bersamaku."
"Mas, mau pesan makanan sekarang?" tanya seorang pelayan pada Raihan.
"Nanti aja ya mbak, saya nunggu teman saya." jawab Raihan ramah.
Pelayan itu melenggang meninggalkan Raihan yang duduk di sana sendirian. Tak lama kemudian, Raihan merasakan ponselnya bergetar. Dia pun mengambil ponsel itu dari dalam saku celananya. "Salimah?" gumamnya begitu melihat nama Salimah disana.
"Assalamualaikum Salimah.......APA? Innalilahi...ya udah kakak pulang sekarang ya!"
Entah apa yang dibicarakan Raihan dengan adiknya itu, tanpa peduli keadaan dan tanpa peduli janjinya dengan Zahwa. Raihan pergi dengan buru-buru dari sana. Tepat saat Raihan pergi dengan menaiki motor maticnya meninggalkan restoran tersebut, Zahwa datang ke sana.
Seorang pelayan menyambutnya, Zahwa pun duduk di meja yang katanya sudah dipesan oleh Raihan. Tak terasa dua jam lebih dia menunggu di restoran itu dan Raihan tak kunjung datang. Waktu sudah menunjukkan pukul 22.00.
Beberapa kali Zahwa menghubungi Raihan, menelepon dan memberikannya pesan. Namun tak ada jawaban dari Raihan. "Kamu kemana sih, Mas? Kenapa kamu ingkar janji? Kenapa kamu gak ada kabar sama sekali?" gumam Zahwa kecewa. Apalagi melihat di restoran itu sudah tidak ada siapa-siapa lagi selain dirinya.
"Maaf mbak, restoran sudah mau tutup." ucap si pelayan itu pada Zahwa.
Tanpa bicara apapun, Zahwa membawa tas gendongnya di punggung. Lalu dia pergi dari restoran itu dengan kesal. Dia mencari kendaraan untuk pulang, ia bermaksud untuk memesan taksi atau ojek online. Namun hpnya mati disaat-saat seperti ini. "Ish...ya Allah, kenapa ponselku malah mati di saat saat seperti ini? Aku akan mau telpon kak Zayn atau pesan taksi online. Terus aku pulang pakai apa dong?"
Zahwa pun melangkah pergi menuju ke jalan besar, pikirnya siapa tahu ada ojek di sana. Akan tetapi jalanan sepi, Zahwa tak tahu jalanan akan sesepi itu di sana. "Sepi banget disini, dingin juga. Ya udah deh, jalan dikit lagi ke depan sana...siapa tau ada kendaraan."
Gadis itu melangkah ditengah sepinya malam, tak ada satupun kendaraan yang lewat di sana. Memang restoran Mawar itu cukup jauh dari keramaian, kalau restoran itu sudah tutup maka keadaan jalan itu akan sepi. Ketika Zahwa berjalan ke jalan besar, di tengah jalan dia melihat beberapa orang pria tengah minum-minum, ada dua orang dari mereka yang tergeletak di aspal.
"Astagfirullah...gimana ini?" gumam Zahwa yang mulai merasakan ada yang tidak beres di sana. Pria-pria yang jalan sempoyongan itu sedang mabuk.
Zahwa memutuskan untuk membalikkan badannya. Ya, dia memang bisa bela diri. Tapi untuk melawan 5 orang pria yang sedang mabuk dan memiliki kekuatan besar, rasanya tidak mungkin Zahwa akan menang.
"Hey! Manis, mau kemana?" goda seorang pria berjanggut pada Zahwa.
"Astagfirullah!" Zahwa terkejut, manakala dua orang pria yang mabuk itu sudah berada di hadapannya dan menghadang jalannya.
Zahwa memilih menghindar, dia berniat berjalan menuju ke jalan ramai yang ada kendaraan. Namun ke lima orang pria itu menghadang jalannya. "Mau kemana sayang? Main sama Abang yuk?"
"Tolong pak, saya mau pulang! Jangan ganggu saya," ucap Zahwa tegas, sambil melangkah pergi. Akan tetapi salah seorang dari mereka menarik tas gendong Zahwa dan membuat gadis itu terhentak ke belakang. "Akhh!"
"Mau kemana, sayang?"
"Jangan buru-buru dong, main sama Abang sini?" salah satu dari pria itu menyentuh dagu Zahwa.
Hah, percuma aku ngomong sama orang mabuk. Zahwa mendesis kesal.
BUK!!
Sebuah bogem mentah mendarat pada pria yang baru saja menyentuh dagunya itu. Ya, Zahwa yang melakukannya. "Saya bilang jangan ganggu saya, saya mau PULANG!"
Tiba-tiba saja 4 orang pria mabuk itu, memegangi Zahwa dengan erat. "Lepaskan saya! LEPAS!" Zahwa berusaha melepaskan dirinya dari pria-pria itu.
Ya Allah! Mereka cukup kuat! Tapi aku tau Engkau lebih kuat, engkau pemilik segala kekuatan di bumi ini. Hamba mohon, selamatkan hamba dari setan berwujud manusia ini.
"Ayo sayang, main sama abang-abang ya..."
Zahwa menegang ketika mereka mengunci tangan dan kaki Zahwa dengan erat, dsm dia harus meminta pertolongan pada siapa. Sedangkan di sana tidak ada siapa-siapa.
...****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Ramadhani Kania
Raihan gk da akhlak....😡
2023-04-19
0
Ara Aulia
bahaya ada bae y
2022-09-22
0
Vita Zhao
aduh semoga ada yg nolong zahwa🥺🥺.
raihan kamu keterlaluan pergi tanpa meninggalkan pesan kepada zahwa.
2022-08-27
1