Bab 15. Ingkar janji

...🍁🍁🍁...

Alangkah bahagianya hati Raihan, mendengar suara lirih Zahwa mengucapkan salam padanya. Matanya berbinar-binar, setelah beberapa hari tak bicara. Akhirnya Zahwa mengangkat telponnya juga.

["Assalamualaikum, mas?"] Zahwa mengulang lagi ucapannya, karena tak terdengar suara apapun dari Raihan di seberang sana.

"Waalaikumsalam dek..."

["Ya, mas...ada apa?"]

"Dek, kenapa dalam beberapa hari ini kamu tidak membalas pesan dan mengangkat telpon dariku? Kamu marah sama, Mas?" tanya Raihan lembut.

["Maaf mas, aku kan sudah bilang kalau aku butuh waktu sendiri."]

"Bagaimana--keadaan kamu sekarang? Apa kamu baik-baik saja? Kamu tidak lupa makan, kan?" tanya Raihan yang sangat mencemaskan keadaan Zahwa.

["Alhamdulillah fisikku baik mas, tapi--hatiku tidak."] jawab Zahwa jujur, gadis itu sedang duduk di meja kerjanya sambil melihat beberapa data pasien.

Raihan menelan salivanya, dia merasa bersalah telah membuat Zahwa terluka.

Ya Allah, aku sudah membuat Zahwa terluka. Aku harus bicara dengannya, aku ingin melihat wajahnya, aku rindu.

"Zahwa, mas mau bicara sama kamu. Bisa kita ketemu? Apa kamu ada waktu?"

["Emang orang tua mas mengizinkan kita bertemu?"]

"Aku sudah dewasa, aku tak perlu izin mereka untuk bertemu dengan siapapun yang ingin aku temui."

["Hem begitu ya mas?"] Zahwa terdengar meragukan ucapan Raihan.

Buktinya saat mereka membawa kamu pergi di hari pernikahan kita, kamu menurut saja. Padahal hari itu kamu bisa langsung menikahiku. Zahwa membatin.

"Zahwa...kita ketemu ya? Kapan kamu ada waktu?"

["Aku pulang jam 7 malam, mas."]

"Aku jemput kamu ya, selesai shalat isya. Boleh kan?"

["Ya udah mas, aku juga gak enak kita diem dieman kayak gini dan kayaknya kita harus bicara."] saran Zahwa pada Raihan.

"Iya, nanti aku jemput kamu setengah 8 ya?" tanya Raihan lembut. Dia senang karena Zahwa masih mau bertemu dengannya.

["Gak usah mas, kita ketemuan aja."]

"Aku jemput kamu aja dek."

["Gak perlu mas, aku takut ada gosip yang lain-lain. Kita ketemuan aja. Mau dimana?"]

"Eungh...ya udah deh. Restoran Mawar ya," jawab Raihan.

["Iya udah mas, aku kerja dulu ya.. Assalamualaikum."]

"Iya, semangat ya Bu dokter! Waalaikumsalam." Katanya menyemangati Zahwa.

Panggilan telpon itu pun tertutup. Raihan kembali mengajar di kelas lainnya, sementara Zahwa juga kembali pada rutinitasnya melakukan pekerjaan magang di rumah sakit sambil mengerjakan skripsinya. Dia sudah akan lulus kuliah dan nantinya dia akan menjadi dokter gigi. Sedangkan Zayn, saudaranya mengambil jurusan bisnis sama seperti Bram dan Reyndra karena nantinya perusahaan akan diteruskan oleh Zayn dan Reyndra akan menggapai cita-citanya setelah itu, yaitu menjadi seorang dokter bedah pada suatu hari nanti, bila Zayn sudah siap memimpin perusahaan.

****

Malam itu, usai melaksanakan shalat isya. Zahwa pergi naik ojeg ke restoran tempat dimana dia dan Raihan akan bertemu. Restoran Mawar, adalah restoran yang selalu disinggung oleh Zahwa dalam emailnya dan Raihan sengaja mengajak Zahwa kesana karena Zahwa pernah mengatakan padanya bahwa dia ingin pergi ke restoran itu bersama Raihan.

Raihan sedang menunggu Zahwa di dalam restoran, dia sudah reservasi satu meja yang memiliki pemandangan indah. "Apa ini ya yang selalu diceritakan Zahwa? Meja dekat kolam ikan...Zahwa kan selalu mengatakannya kalau dia pingin ke restoran ini dan duduk di sini bersamaku."

"Mas, mau pesan makanan sekarang?" tanya seorang pelayan pada Raihan.

"Nanti aja ya mbak, saya nunggu teman saya." jawab Raihan ramah.

Pelayan itu melenggang meninggalkan Raihan yang duduk di sana sendirian. Tak lama kemudian, Raihan merasakan ponselnya bergetar. Dia pun mengambil ponsel itu dari dalam saku celananya. "Salimah?" gumamnya begitu melihat nama Salimah disana.

"Assalamualaikum Salimah.......APA? Innalilahi...ya udah kakak pulang sekarang ya!"

Entah apa yang dibicarakan Raihan dengan adiknya itu, tanpa peduli keadaan dan tanpa peduli janjinya dengan Zahwa. Raihan pergi dengan buru-buru dari sana. Tepat saat Raihan pergi dengan menaiki motor maticnya meninggalkan restoran tersebut, Zahwa datang ke sana.

Seorang pelayan menyambutnya, Zahwa pun duduk di meja yang katanya sudah dipesan oleh Raihan. Tak terasa dua jam lebih dia menunggu di restoran itu dan Raihan tak kunjung datang. Waktu sudah menunjukkan pukul 22.00.

Beberapa kali Zahwa menghubungi Raihan, menelepon dan memberikannya pesan. Namun tak ada jawaban dari Raihan. "Kamu kemana sih, Mas? Kenapa kamu ingkar janji? Kenapa kamu gak ada kabar sama sekali?" gumam Zahwa kecewa. Apalagi melihat di restoran itu sudah tidak ada siapa-siapa lagi selain dirinya.

"Maaf mbak, restoran sudah mau tutup." ucap si pelayan itu pada Zahwa.

Tanpa bicara apapun, Zahwa membawa tas gendongnya di punggung. Lalu dia pergi dari restoran itu dengan kesal. Dia mencari kendaraan untuk pulang, ia bermaksud untuk memesan taksi atau ojek online. Namun hpnya mati disaat-saat seperti ini. "Ish...ya Allah, kenapa ponselku malah mati di saat saat seperti ini? Aku akan mau telpon kak Zayn atau pesan taksi online. Terus aku pulang pakai apa dong?"

Zahwa pun melangkah pergi menuju ke jalan besar, pikirnya siapa tahu ada ojek di sana. Akan tetapi jalanan sepi, Zahwa tak tahu jalanan akan sesepi itu di sana. "Sepi banget disini, dingin juga. Ya udah deh, jalan dikit lagi ke depan sana...siapa tau ada kendaraan."

Gadis itu melangkah ditengah sepinya malam, tak ada satupun kendaraan yang lewat di sana. Memang restoran Mawar itu cukup jauh dari keramaian, kalau restoran itu sudah tutup maka keadaan jalan itu akan sepi. Ketika Zahwa berjalan ke jalan besar, di tengah jalan dia melihat beberapa orang pria tengah minum-minum, ada dua orang dari mereka yang tergeletak di aspal.

"Astagfirullah...gimana ini?" gumam Zahwa yang mulai merasakan ada yang tidak beres di sana. Pria-pria yang jalan sempoyongan itu sedang mabuk.

Zahwa memutuskan untuk membalikkan badannya. Ya, dia memang bisa bela diri. Tapi untuk melawan 5 orang pria yang sedang mabuk dan memiliki kekuatan besar, rasanya tidak mungkin Zahwa akan menang.

"Hey! Manis, mau kemana?" goda seorang pria berjanggut pada Zahwa.

"Astagfirullah!" Zahwa terkejut, manakala dua orang pria yang mabuk itu sudah berada di hadapannya dan menghadang jalannya.

Zahwa memilih menghindar, dia berniat berjalan menuju ke jalan ramai yang ada kendaraan. Namun ke lima orang pria itu menghadang jalannya. "Mau kemana sayang? Main sama Abang yuk?"

"Tolong pak, saya mau pulang! Jangan ganggu saya," ucap Zahwa tegas, sambil melangkah pergi. Akan tetapi salah seorang dari mereka menarik tas gendong Zahwa dan membuat gadis itu terhentak ke belakang. "Akhh!"

"Mau kemana, sayang?"

"Jangan buru-buru dong, main sama Abang sini?" salah satu dari pria itu menyentuh dagu Zahwa.

Hah, percuma aku ngomong sama orang mabuk. Zahwa mendesis kesal.

BUK!!

Sebuah bogem mentah mendarat pada pria yang baru saja menyentuh dagunya itu. Ya, Zahwa yang melakukannya. "Saya bilang jangan ganggu saya, saya mau PULANG!"

Tiba-tiba saja 4 orang pria mabuk itu, memegangi Zahwa dengan erat. "Lepaskan saya! LEPAS!" Zahwa berusaha melepaskan dirinya dari pria-pria itu.

Ya Allah! Mereka cukup kuat! Tapi aku tau Engkau lebih kuat, engkau pemilik segala kekuatan di bumi ini. Hamba mohon, selamatkan hamba dari setan berwujud manusia ini.

"Ayo sayang, main sama abang-abang ya..."

Zahwa menegang ketika mereka mengunci tangan dan kaki Zahwa dengan erat, dsm dia harus meminta pertolongan pada siapa. Sedangkan di sana tidak ada siapa-siapa.

...****...

Terpopuler

Comments

Ramadhani Kania

Ramadhani Kania

Raihan gk da akhlak....😡

2023-04-19

0

Ara Aulia

Ara Aulia

bahaya ada bae y

2022-09-22

0

Vita Zhao

Vita Zhao

aduh semoga ada yg nolong zahwa🥺🥺.
raihan kamu keterlaluan pergi tanpa meninggalkan pesan kepada zahwa.

2022-08-27

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Lupakan Zahwa
2 Bab 2. Batalnya pernikahan
3 Bab 3. Kekecewaan
4 Bab 4. Abiku tak setuju
5 Bab 5. Rasa tak biasa
6 Bab 6. Alasan Rey
7 Bab 7. Zahwa patah hati
8 Bab 8. Kasih Sayang Rey
9 Bab 9. Gemasnya Zahwa
10 Bab 10. Berujung Ricuh
11 Bab 11. Lakukan saja poligami!
12 Bab 12. Apa salahku?
13 Bab 13. Nitizen maha benar
14 Bab 14. Awal mula jatuh cinta
15 Bab 15. Ingkar janji
16 Bab 16. Emosi Rey
17 Bab 17. Bodoh! Orang itu kamu
18 Bab 18. Ksatria kuda putih
19 Bab 19. Kecewanya Zahwa
20 Bab 20. Penjelasan Raihan
21 Bab 21. Kejepit pintu mobil
22 Bab 22. Alasan Salimah
23 Bab 23. Tumben marah?
24 Bab 24. Sindiran Raihan
25 Bab 25. Cinta sejati hanya sekali
26 Bab 26. Pilihan Raihan
27 Bab 27. Berita duka
28 Bab 28. Raihan sudah menikah
29 Bab 29. Selamat untuk kalian
30 Bab 30. Piktor
31 Bab 31. Usaha dan doa
32 Bab 32. Urusan kita sudah selesai, mas
33 Bab 33. Penyesalan Zainab
34 Bab 34. Uangku uangmu juga
35 Bab 35. Peka lah Zahwa
36 Bab 36. Pergi kemah
37 Bab 37. Penolakan
38 Bab 38. Jatuh dari tebing
39 Bab 39. Zahwa hilang
40 Bab 40. Syukurlah Tarzania
41 Bab 41. Demi Zahwa
42 Bab 42. Aku cinta kamu Zahwa
43 Bab 43. Rey nekat
44 Bab 44. Apa kalian bertengkar?
45 Bab 45. Kita bukan saudara lagi
46 Bab 46. Ikuti kata hati kamu
47 Bab 47. Kecurigaan Selina
48 Bab 48. Ini tidak boleh terjadi
49 Bab 49. Bertambah satu dukungan
50 Bab 50. Modus dua pria
51 Bab 51. Suntik menyuntik
52 Bab 52. Jadi keluarga Calabria?
53 Bab 53. Trik tarik ulur
54 Bab 54. Akhirnya...
55 Bab 55. Bukan cinta terlarang
56 Bab 56. Drama Salimah, Aini kesal
57 Bab 57. Hadiah untuk Zahwa
58 Bab 58. Calon istriku, Zahwa
59 Bab 59. Coret aku
60 Bab 60. Sabar sebentar lagi
61 Bab 61. Calon imamku
62 Bab 62. Otw kondangan?
63 Bab 63. Status FB dan move on
64 Bab 64. Patah hati dan Kasmaran
65 Bab 65. Kamu gak bisa tidur sayang?
66 Bab 66. Bidadari surgaku
67 Bab 67. Salah tingkah
68 Bab 68. Khitbah
69 Bab 69. Tak sabar menantikan hari itu
70 Bab 70. Zayn cemburu
71 Bab 71. Salimah marah
72 Bab 72. Jalan diatas kaca
73 Bab 73. Ingin cepat hamil
74 Bab 74. Aku menunggumu kak
75 Bab 75. Tawaran perjodohan
76 Bab 76. Kurang gercep
77 Bab 77. Rey marah
78 Bab 78. Kebohongan terbongkar
79 Bab 79. Pernikahan Rey Zahwa (1)
80 Bab 80. Pernikahan Rey Zahwa (Sah)
81 Bab 81. Semoga bahagia
82 Bab 82. Mimpi jadi nyata
83 Bab 83. Penyatuan
84 Bab 84. Memilih merahasiakan
85 Bab 85. Bulan madu ke Korea (1)
86 Bab 86. Bulan madu ke Korea (part 2)
87 Bab 87. Taman danau Ilsan
88 Bab 88. Foto bareng Opa
89 Bab 89. Pesan Rekaman suara
90 Bab 90. Perang dingin
91 Bab 91. Permintaan maaf
92 Bab 92. Jangan lama-lama ngambeknya
93 Bab 93. Bad mood
94 Bab 94. Belum tiga hari
95 Bab 95. Kesabaran Rey
96 Bab 96. Makasih Nemo sayang
97 Bab 97. Wanita bercadar
98 Bab 98. Ditusuk
99 Bab 99. Penolong Zahwa
100 Bab 100. Selina menangis
101 Bab 101. Pergilah dari hidupku
102 Bab 102. Acara syukuran
103 Bab 103. Selamat garis dua
104 Bab 104. Bau parfum wanita
105 Bab 105. Bumil ngambek
106 Bab 106. Melabrak Rivano Irfan
107 Bab 107. Gegabah
108 Bab 108. Kekecewaan keluarga
109 Bab 109. Meminta pertanggungjawaban
110 Bab 110. Tidak mau menikah
111 Bab 111. Cerita malaikat tak bersayap
112 Bab 112. Apa ini karmaku?
113 Bab 113. Semangat Selina
114 Bab 114. Irfan meminta maaf
115 Bab 115. Menolak digugurkan
116 Bab 116. Pertolongan Attar
117 Bab 117. Innalilahi...
118 Bab 118. Semua sayang Selina
119 Bab 119. Akhir Rivano
120 Bab 120. Akhirnya siuman
121 Bab 121. Perubahan Selina
122 Bab 122. Sah juga
123 Bab 123. Malam pertama Aini Zayn
124 Bab 124. Selina pergi
125 Bab 125. Welcome baby (End)
126 Novel baru, baca penting!
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Bab 1. Lupakan Zahwa
2
Bab 2. Batalnya pernikahan
3
Bab 3. Kekecewaan
4
Bab 4. Abiku tak setuju
5
Bab 5. Rasa tak biasa
6
Bab 6. Alasan Rey
7
Bab 7. Zahwa patah hati
8
Bab 8. Kasih Sayang Rey
9
Bab 9. Gemasnya Zahwa
10
Bab 10. Berujung Ricuh
11
Bab 11. Lakukan saja poligami!
12
Bab 12. Apa salahku?
13
Bab 13. Nitizen maha benar
14
Bab 14. Awal mula jatuh cinta
15
Bab 15. Ingkar janji
16
Bab 16. Emosi Rey
17
Bab 17. Bodoh! Orang itu kamu
18
Bab 18. Ksatria kuda putih
19
Bab 19. Kecewanya Zahwa
20
Bab 20. Penjelasan Raihan
21
Bab 21. Kejepit pintu mobil
22
Bab 22. Alasan Salimah
23
Bab 23. Tumben marah?
24
Bab 24. Sindiran Raihan
25
Bab 25. Cinta sejati hanya sekali
26
Bab 26. Pilihan Raihan
27
Bab 27. Berita duka
28
Bab 28. Raihan sudah menikah
29
Bab 29. Selamat untuk kalian
30
Bab 30. Piktor
31
Bab 31. Usaha dan doa
32
Bab 32. Urusan kita sudah selesai, mas
33
Bab 33. Penyesalan Zainab
34
Bab 34. Uangku uangmu juga
35
Bab 35. Peka lah Zahwa
36
Bab 36. Pergi kemah
37
Bab 37. Penolakan
38
Bab 38. Jatuh dari tebing
39
Bab 39. Zahwa hilang
40
Bab 40. Syukurlah Tarzania
41
Bab 41. Demi Zahwa
42
Bab 42. Aku cinta kamu Zahwa
43
Bab 43. Rey nekat
44
Bab 44. Apa kalian bertengkar?
45
Bab 45. Kita bukan saudara lagi
46
Bab 46. Ikuti kata hati kamu
47
Bab 47. Kecurigaan Selina
48
Bab 48. Ini tidak boleh terjadi
49
Bab 49. Bertambah satu dukungan
50
Bab 50. Modus dua pria
51
Bab 51. Suntik menyuntik
52
Bab 52. Jadi keluarga Calabria?
53
Bab 53. Trik tarik ulur
54
Bab 54. Akhirnya...
55
Bab 55. Bukan cinta terlarang
56
Bab 56. Drama Salimah, Aini kesal
57
Bab 57. Hadiah untuk Zahwa
58
Bab 58. Calon istriku, Zahwa
59
Bab 59. Coret aku
60
Bab 60. Sabar sebentar lagi
61
Bab 61. Calon imamku
62
Bab 62. Otw kondangan?
63
Bab 63. Status FB dan move on
64
Bab 64. Patah hati dan Kasmaran
65
Bab 65. Kamu gak bisa tidur sayang?
66
Bab 66. Bidadari surgaku
67
Bab 67. Salah tingkah
68
Bab 68. Khitbah
69
Bab 69. Tak sabar menantikan hari itu
70
Bab 70. Zayn cemburu
71
Bab 71. Salimah marah
72
Bab 72. Jalan diatas kaca
73
Bab 73. Ingin cepat hamil
74
Bab 74. Aku menunggumu kak
75
Bab 75. Tawaran perjodohan
76
Bab 76. Kurang gercep
77
Bab 77. Rey marah
78
Bab 78. Kebohongan terbongkar
79
Bab 79. Pernikahan Rey Zahwa (1)
80
Bab 80. Pernikahan Rey Zahwa (Sah)
81
Bab 81. Semoga bahagia
82
Bab 82. Mimpi jadi nyata
83
Bab 83. Penyatuan
84
Bab 84. Memilih merahasiakan
85
Bab 85. Bulan madu ke Korea (1)
86
Bab 86. Bulan madu ke Korea (part 2)
87
Bab 87. Taman danau Ilsan
88
Bab 88. Foto bareng Opa
89
Bab 89. Pesan Rekaman suara
90
Bab 90. Perang dingin
91
Bab 91. Permintaan maaf
92
Bab 92. Jangan lama-lama ngambeknya
93
Bab 93. Bad mood
94
Bab 94. Belum tiga hari
95
Bab 95. Kesabaran Rey
96
Bab 96. Makasih Nemo sayang
97
Bab 97. Wanita bercadar
98
Bab 98. Ditusuk
99
Bab 99. Penolong Zahwa
100
Bab 100. Selina menangis
101
Bab 101. Pergilah dari hidupku
102
Bab 102. Acara syukuran
103
Bab 103. Selamat garis dua
104
Bab 104. Bau parfum wanita
105
Bab 105. Bumil ngambek
106
Bab 106. Melabrak Rivano Irfan
107
Bab 107. Gegabah
108
Bab 108. Kekecewaan keluarga
109
Bab 109. Meminta pertanggungjawaban
110
Bab 110. Tidak mau menikah
111
Bab 111. Cerita malaikat tak bersayap
112
Bab 112. Apa ini karmaku?
113
Bab 113. Semangat Selina
114
Bab 114. Irfan meminta maaf
115
Bab 115. Menolak digugurkan
116
Bab 116. Pertolongan Attar
117
Bab 117. Innalilahi...
118
Bab 118. Semua sayang Selina
119
Bab 119. Akhir Rivano
120
Bab 120. Akhirnya siuman
121
Bab 121. Perubahan Selina
122
Bab 122. Sah juga
123
Bab 123. Malam pertama Aini Zayn
124
Bab 124. Selina pergi
125
Bab 125. Welcome baby (End)
126
Novel baru, baca penting!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!