Bab 3. Kekecewaan

...🍁🍁🍁...

Zahwa menatap Bram dengan bingung, apa maksudnya tidak usah? Apa Bram menolak untuk menjelaskan pada keluarga Raihan tentang hal ini?

"Om...apa maksud om gak usah? Kita harus jelasin semuanya sama mas Raihan dan keluarganya kalau semua ini gak benar!" Zahwa masih tetap dengan pendiriannya, dia tidak mau pernikahannya dan Raihan hancur

"Gak usah Zahwa, kita tidak usah menjelaskan kepada mereka!" Bram menolak tegas.

"Tapi kenapa om?" Tanya Zahwa dengan wajah polosnya.

"Zahwa...apa kamu masih mau masuk ke dalam keluarga itu? Lihat kan, topengnya saja kental dengan agama...tapi mereka mengumbar dan menghina kamu, juga keluarga kita di hadapan semua orang. Terutama yang namanya Salimah itu! Mereka sembarangan menjudge kamu, padahal belum tau kebenarannya! Bagi mereka yang penting adalah reputasi keluarga." Bram emosi, sampai dia berdiri dari tempat duduknya.

Terlihat kekecewaan di wajah Bram dan seluruh anggota keluarga Calabria yang lainnya. Merasa dipermalukan, di lempar kotoran ke wajah mereka semua, bahkan Amayra menangis karena sakit hati dengan perlakuan keluarga Raihan pada keluarganya terutama pada Zahwa.

"Tapi om...Zahwa cinta sama mas Raihan!"

"Oke, om tau kamu cinta sama Raihan. Tapi, kamu lihat kan bagaimana perlakuannya keluarganya kepada keluarga kita? Om gak mau kamu hidup di dalam keluarga itu, keluarga fanatik, kental agama namun hatinya picik!"

"Ma, Tante, oma...ayo kita pergi ke rumah Mas Raihan...kita jelaskan semuanya kalau ini gak benar!" Zahwa menatap Tante, Oma dan mamanya yang hanya menundukkan kepala dengan sedih.

"Nggak Zahwa, kita gak usah pergi ke sana." Amayra juga memberikan penolakan yang sama dengan Bram.

"Ma!"

"Mama sakit hati, kamu dihina seperti itu oleh mereka karena selembar foto." Kata Amayra tegas. "Kalau mereka membatalkan pernikahan, ya udah! Kita gak usah jelasin apa-apa sama mereka dan kalau Raihan cinta sama kamu, pasti dia akan bicara sama keluarganya. Tapi.. jangan harap Raihan bisa menikahi anak mama, kalau Raihan tidak bisa membuat orang tuanya minta maaf pada keluarga kita, apalagi Salimah!"

Zahwa terbelalak, melihat mamanya yang selalu penyabar itu kini tampak marah. Tidak seperti dirinya yang biasanya. Semua mata tertuju pada Amayra yang sudah kelewat emosi. Tak terima dengan keluarga Calabria yang dipermalukan, terutama Zahwa yang paling di sakiti.

Amayra memilih pergi dari sana dan menuju ke kamarnya. "Ma...mama...." lirih Zahwa melihat mamanya menaiki anak tangga. Zahwa pun melirik ke arah Diana dan Nilam.

"Zahwa, maaf ya...tapi Tante sama Oma juga sependapat sama mama dan om kamu." ucap Diana pada Zahwa.

"Kenapa sih kalian gak ada yang ngertiin aku?" Zahwa menahan tangisnya, dia yang masih memakai baju pengantinnya berjalan terburu-buru menaiki anak tangga.

Semua orang melihatnya, namun mereka hanya diam. Kecuali Selina, Zayn dan Rey yang memiliki niat untuk menyusul dan menghibur Zahwa.

"Kalian mau kemana? Sudahlah, biarkan saja dulu Zahwa sendiri. Dia butuh untuk menenangkan diri dari semua kejadian ini," ucap Nilam pada ketiga cucunya itu.

"Iya, Oma." hanya Zayn yang menjawab mewakili Rey dan Selina yang diam saja sambil menatap kepergian Zahwa.

"Lebih baik kita bereskan semua ini karena pernikahannya batal." ucap Nilam sakit hati melihat dekorasi, pelaminan di rumahnya yang sudah di tata rapi untuk acara pernikahan Zahwa.

Selina dan Zayn terlihat lesu saat mendengar ucapan omanya, mereka juga sakit hati sama seperti Zahwa dan anggota keluarga yang lainnya.

"Rey, bantu papa selidiki foto itu!" Ujar Bram pada anaknya. Rey melihat ke arah papanya.

"Mau apa kamu selidiki foto itu, pa?" Tanya Diana pada suaminya heran.

"Tentu saja mempidanakan orang yang sudah memfitnah Zahwa. Foto itu pasti editan...aku tidak akan biarkan anggota keluarga kita di hina. Aku akan merasa bersalah pada alm Satria, kalau aku tidak bisa melindungi Zahwa dan Zayn."

Bram teringat dengan pesan adiknya yang telah tiada. Pesannya untuk menjaga kedua anaknya, menjadi sosok papa untuk Zahwa dan Zayn.

...Kak, aku titip Zayn dan Zahwa ya...kalau ini adalah saat terakhirku...kelak tolong jadilah wali nikah Zahwa dan Raihan. Karena usiaku mungkin tak akan sampai pada hari itu....

"Ya Allah... Satria, kamu pasti akan sedih kalau melihat apa yang terjadi pada hari ini." pria paruh baya itu memegang dadanya, teringat adiknya.

"Assalamualaikum," suara salam lebih dari satu orang terdengar dari ambang pintu rumah mewah itu.

"Waalaikumsalam," jawab Bram, Nilam, Rey, Diana, Selina dan Zayn yang masih berada disana.

"Maaf ya kami telat. Tapi kok para tamu udah gak ada ya?" tanya Bima, adik Bram yang baru saja datang dari luar kota. Dia bersama anak dan istrinya.

"Iya, ini baru jam 11 siang." jawab Ken, suami Anna. Yang tak lain adalah cucu menantu pertama di keluarga itu.

Semua anggota keluarga Calabria, terdiam dan menunjukkan wajah sedih mereka yang membuat Bima, Fania, Ken dan Anna bingung.

"Ada apa sih?" tanya Anna dengan kening berkerut, menatap semua orang di sana yang galau.

*****

Sementara itu Zahwa berada di dalam kamarnya, dia mengurung diri. Merebahkan tubuhnya di atas ranjang dengan posisi tengkurap. Air matanya yang hangat membasahi bantal.

Sakit, hati Zahwa melihat dekorasi kamar itu. Kamar yang tadinya akan menjadi kamar pengantinnya bersama Raihan. Namun semua harapan itu musnah. Hari yang harusnya menjadi hari terindah, menjadi hari yang paling menyakitkan.

"Ya Allah, kenapa semua ini harus terjadi padaku? Siapa orang jahat yang sudah membuat foto itu?!"

*****

Rumah Raihan, yang tak jauh dari pesantren Ar-Rasyid.

"Abi, Abah sama Salima keterlaluan!" Raihan menumpahkan kemarahannya begitu sampai di dalam rumah. Dia tidak mau sampai marah-marah di luar rumah, apalagi di rumah Zahwa. Pantang baginya untuk melampiaskan emosi di depan semua orang. Baginya hal itu adalah hal yang tidak baik.

"Raihan, berani kamu bicara seperti itu kepada Abah sama Abi mu?!" Arifin menatap tajam ke arah Rayhan yang bicara dengan nada suara meninggi, menyalahkan keluarganya.

"Kenapa sih kak? Kakak harusnya berterima kasih loh padaku, aku sudah membuat kakak tidak salah jalan dengan memilih wanita itu. Kan aku sudah bilang, kalau Zahwa itu bukan wanita baik-baik." Salima tersenyum ketus, dia sangat ingin mendapatkan tanda terima kasih dari kakaknya bukannya dimarahi.

"Astagfirullahaladzim...ya Allah ampuni dosa-dosa keluargaku ini." Raihan mendesah tak menyangka bahwa keluarganya yang kental agama akan membuatnya begitu malu.

"Apa yang harus diampuni? Raihan, kamu tuh harusnya bersyukur karena tidak jadi menikah dengannya. Apa jadinya bila anak Abi yang sholeh menikahi wanita seperti itu?"

"Abi...apa maksud Abi dengan wanita seperti itu?! Raihan ingin tau!" Raihan bicara sampai mengeraskan kerongkongannya sendiri.

"Ya...tanpa Abi jelaskan, kamu juga lihat sendiri kan bagaimana dia di foto-foto itu! Astagfirullah Raihan, kalau kamu menikah dengannya bagaimana reputasi pesantren kita?"

"Hahaha...Abi, apa Abi lupa? Abi yang sudah menjodohkan aku dan Zahwa dari kecil, katanya Abi percaya bahwa keluarga mereka adalah keluarga baik-baik...lalu sekarang? Hanya karena foto Zahwa yang belum jelas kebenarannya, Abi langsung memetakan pernikahan aku dan Zahwa.. Abi, Abah dan Salimah, kalian juga menghina keluarga Calabria..."

"Raihan, kami tidak menghina tapi itu semua fakta!"

"Abi sama Abah yang paling tau tentang adab menegur orang lain, walaupun memang orang itu salah. Tapi pantaskah dimarahi dan dihina di depan semua orang?"

Raihan yang memiliki pengetahuan sekolah di Mesir, dia berani menegur keluarganya yang telah berbuat salah.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَومٌ مِّن قَوْمٍ عَسَى أَن يَكُونُوا خَيْراً مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاء مِّن نِّسَاء عَسَى أَن يَكُنَّ خَيْراً مِّنْهُنَّ وَلَا تَلْمِزُوا أَنفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ بِئْسَ الاِسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki mencela kumpulan yang lain, boleh jadi yang dicela itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan mencela kumpulan lainnya, boleh jadi yang dicela itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim “ (QS. Al Hujuraat :11)

Mendengar lantunan ayat suci Alquran dibacakan oleh Raihan tentang ayat menghina orang lain, membuat Iqbal dan ustadz Arifin terdiam.

"Abah, sama Abi...juga kamu Salimah! Kalian sadar kan? Kalau kalian sudah dzalim pada Zahwa dan keluarganya. Haahh... sudahlah, Raihan tidak akan menjelaskan panjang lebar lagi...Raihan yakin kalau abah dan Abi paling tau tentang agama bandingkan dengan aku. Terserah anggapan kalian tentang Zahwa bagaimana, aku akan tetap menikahinya!"

Raihan peduli bagaimana reputasi dan anggapan keluarganya tentang Zahwa, dia percaya kepada Zahwa dan sangat mencintainya.

Pria itu hendak melangkah pergi keluar dari rumahnya, namun Arifin menghentikannya. "Raihan, kamu mau kemana?!"

"Mau ke rumah Zahwa." jawab Raihan kesal.

"Tidak! Kamu tidak boleh pergi!" Arifin, sang kakek melarang tegas Raihan untuk pergi dari sana.

Raihan menatap kakeknya dengan kesal. "Muhammad Raihan Abizar! Abah tidak setuju kamu menikah dengan gadis yang bernama Zahwa itu!"

...*****...

Terpopuler

Comments

revinurinsani

revinurinsani

lahh kok paham agama tapi kenapa kayak gitu yah

2023-11-01

1

manisa

manisa

iqbal jadi sebal

2023-06-24

0

manisa

manisa

hais

2023-06-23

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Lupakan Zahwa
2 Bab 2. Batalnya pernikahan
3 Bab 3. Kekecewaan
4 Bab 4. Abiku tak setuju
5 Bab 5. Rasa tak biasa
6 Bab 6. Alasan Rey
7 Bab 7. Zahwa patah hati
8 Bab 8. Kasih Sayang Rey
9 Bab 9. Gemasnya Zahwa
10 Bab 10. Berujung Ricuh
11 Bab 11. Lakukan saja poligami!
12 Bab 12. Apa salahku?
13 Bab 13. Nitizen maha benar
14 Bab 14. Awal mula jatuh cinta
15 Bab 15. Ingkar janji
16 Bab 16. Emosi Rey
17 Bab 17. Bodoh! Orang itu kamu
18 Bab 18. Ksatria kuda putih
19 Bab 19. Kecewanya Zahwa
20 Bab 20. Penjelasan Raihan
21 Bab 21. Kejepit pintu mobil
22 Bab 22. Alasan Salimah
23 Bab 23. Tumben marah?
24 Bab 24. Sindiran Raihan
25 Bab 25. Cinta sejati hanya sekali
26 Bab 26. Pilihan Raihan
27 Bab 27. Berita duka
28 Bab 28. Raihan sudah menikah
29 Bab 29. Selamat untuk kalian
30 Bab 30. Piktor
31 Bab 31. Usaha dan doa
32 Bab 32. Urusan kita sudah selesai, mas
33 Bab 33. Penyesalan Zainab
34 Bab 34. Uangku uangmu juga
35 Bab 35. Peka lah Zahwa
36 Bab 36. Pergi kemah
37 Bab 37. Penolakan
38 Bab 38. Jatuh dari tebing
39 Bab 39. Zahwa hilang
40 Bab 40. Syukurlah Tarzania
41 Bab 41. Demi Zahwa
42 Bab 42. Aku cinta kamu Zahwa
43 Bab 43. Rey nekat
44 Bab 44. Apa kalian bertengkar?
45 Bab 45. Kita bukan saudara lagi
46 Bab 46. Ikuti kata hati kamu
47 Bab 47. Kecurigaan Selina
48 Bab 48. Ini tidak boleh terjadi
49 Bab 49. Bertambah satu dukungan
50 Bab 50. Modus dua pria
51 Bab 51. Suntik menyuntik
52 Bab 52. Jadi keluarga Calabria?
53 Bab 53. Trik tarik ulur
54 Bab 54. Akhirnya...
55 Bab 55. Bukan cinta terlarang
56 Bab 56. Drama Salimah, Aini kesal
57 Bab 57. Hadiah untuk Zahwa
58 Bab 58. Calon istriku, Zahwa
59 Bab 59. Coret aku
60 Bab 60. Sabar sebentar lagi
61 Bab 61. Calon imamku
62 Bab 62. Otw kondangan?
63 Bab 63. Status FB dan move on
64 Bab 64. Patah hati dan Kasmaran
65 Bab 65. Kamu gak bisa tidur sayang?
66 Bab 66. Bidadari surgaku
67 Bab 67. Salah tingkah
68 Bab 68. Khitbah
69 Bab 69. Tak sabar menantikan hari itu
70 Bab 70. Zayn cemburu
71 Bab 71. Salimah marah
72 Bab 72. Jalan diatas kaca
73 Bab 73. Ingin cepat hamil
74 Bab 74. Aku menunggumu kak
75 Bab 75. Tawaran perjodohan
76 Bab 76. Kurang gercep
77 Bab 77. Rey marah
78 Bab 78. Kebohongan terbongkar
79 Bab 79. Pernikahan Rey Zahwa (1)
80 Bab 80. Pernikahan Rey Zahwa (Sah)
81 Bab 81. Semoga bahagia
82 Bab 82. Mimpi jadi nyata
83 Bab 83. Penyatuan
84 Bab 84. Memilih merahasiakan
85 Bab 85. Bulan madu ke Korea (1)
86 Bab 86. Bulan madu ke Korea (part 2)
87 Bab 87. Taman danau Ilsan
88 Bab 88. Foto bareng Opa
89 Bab 89. Pesan Rekaman suara
90 Bab 90. Perang dingin
91 Bab 91. Permintaan maaf
92 Bab 92. Jangan lama-lama ngambeknya
93 Bab 93. Bad mood
94 Bab 94. Belum tiga hari
95 Bab 95. Kesabaran Rey
96 Bab 96. Makasih Nemo sayang
97 Bab 97. Wanita bercadar
98 Bab 98. Ditusuk
99 Bab 99. Penolong Zahwa
100 Bab 100. Selina menangis
101 Bab 101. Pergilah dari hidupku
102 Bab 102. Acara syukuran
103 Bab 103. Selamat garis dua
104 Bab 104. Bau parfum wanita
105 Bab 105. Bumil ngambek
106 Bab 106. Melabrak Rivano Irfan
107 Bab 107. Gegabah
108 Bab 108. Kekecewaan keluarga
109 Bab 109. Meminta pertanggungjawaban
110 Bab 110. Tidak mau menikah
111 Bab 111. Cerita malaikat tak bersayap
112 Bab 112. Apa ini karmaku?
113 Bab 113. Semangat Selina
114 Bab 114. Irfan meminta maaf
115 Bab 115. Menolak digugurkan
116 Bab 116. Pertolongan Attar
117 Bab 117. Innalilahi...
118 Bab 118. Semua sayang Selina
119 Bab 119. Akhir Rivano
120 Bab 120. Akhirnya siuman
121 Bab 121. Perubahan Selina
122 Bab 122. Sah juga
123 Bab 123. Malam pertama Aini Zayn
124 Bab 124. Selina pergi
125 Bab 125. Welcome baby (End)
126 Novel baru, baca penting!
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Bab 1. Lupakan Zahwa
2
Bab 2. Batalnya pernikahan
3
Bab 3. Kekecewaan
4
Bab 4. Abiku tak setuju
5
Bab 5. Rasa tak biasa
6
Bab 6. Alasan Rey
7
Bab 7. Zahwa patah hati
8
Bab 8. Kasih Sayang Rey
9
Bab 9. Gemasnya Zahwa
10
Bab 10. Berujung Ricuh
11
Bab 11. Lakukan saja poligami!
12
Bab 12. Apa salahku?
13
Bab 13. Nitizen maha benar
14
Bab 14. Awal mula jatuh cinta
15
Bab 15. Ingkar janji
16
Bab 16. Emosi Rey
17
Bab 17. Bodoh! Orang itu kamu
18
Bab 18. Ksatria kuda putih
19
Bab 19. Kecewanya Zahwa
20
Bab 20. Penjelasan Raihan
21
Bab 21. Kejepit pintu mobil
22
Bab 22. Alasan Salimah
23
Bab 23. Tumben marah?
24
Bab 24. Sindiran Raihan
25
Bab 25. Cinta sejati hanya sekali
26
Bab 26. Pilihan Raihan
27
Bab 27. Berita duka
28
Bab 28. Raihan sudah menikah
29
Bab 29. Selamat untuk kalian
30
Bab 30. Piktor
31
Bab 31. Usaha dan doa
32
Bab 32. Urusan kita sudah selesai, mas
33
Bab 33. Penyesalan Zainab
34
Bab 34. Uangku uangmu juga
35
Bab 35. Peka lah Zahwa
36
Bab 36. Pergi kemah
37
Bab 37. Penolakan
38
Bab 38. Jatuh dari tebing
39
Bab 39. Zahwa hilang
40
Bab 40. Syukurlah Tarzania
41
Bab 41. Demi Zahwa
42
Bab 42. Aku cinta kamu Zahwa
43
Bab 43. Rey nekat
44
Bab 44. Apa kalian bertengkar?
45
Bab 45. Kita bukan saudara lagi
46
Bab 46. Ikuti kata hati kamu
47
Bab 47. Kecurigaan Selina
48
Bab 48. Ini tidak boleh terjadi
49
Bab 49. Bertambah satu dukungan
50
Bab 50. Modus dua pria
51
Bab 51. Suntik menyuntik
52
Bab 52. Jadi keluarga Calabria?
53
Bab 53. Trik tarik ulur
54
Bab 54. Akhirnya...
55
Bab 55. Bukan cinta terlarang
56
Bab 56. Drama Salimah, Aini kesal
57
Bab 57. Hadiah untuk Zahwa
58
Bab 58. Calon istriku, Zahwa
59
Bab 59. Coret aku
60
Bab 60. Sabar sebentar lagi
61
Bab 61. Calon imamku
62
Bab 62. Otw kondangan?
63
Bab 63. Status FB dan move on
64
Bab 64. Patah hati dan Kasmaran
65
Bab 65. Kamu gak bisa tidur sayang?
66
Bab 66. Bidadari surgaku
67
Bab 67. Salah tingkah
68
Bab 68. Khitbah
69
Bab 69. Tak sabar menantikan hari itu
70
Bab 70. Zayn cemburu
71
Bab 71. Salimah marah
72
Bab 72. Jalan diatas kaca
73
Bab 73. Ingin cepat hamil
74
Bab 74. Aku menunggumu kak
75
Bab 75. Tawaran perjodohan
76
Bab 76. Kurang gercep
77
Bab 77. Rey marah
78
Bab 78. Kebohongan terbongkar
79
Bab 79. Pernikahan Rey Zahwa (1)
80
Bab 80. Pernikahan Rey Zahwa (Sah)
81
Bab 81. Semoga bahagia
82
Bab 82. Mimpi jadi nyata
83
Bab 83. Penyatuan
84
Bab 84. Memilih merahasiakan
85
Bab 85. Bulan madu ke Korea (1)
86
Bab 86. Bulan madu ke Korea (part 2)
87
Bab 87. Taman danau Ilsan
88
Bab 88. Foto bareng Opa
89
Bab 89. Pesan Rekaman suara
90
Bab 90. Perang dingin
91
Bab 91. Permintaan maaf
92
Bab 92. Jangan lama-lama ngambeknya
93
Bab 93. Bad mood
94
Bab 94. Belum tiga hari
95
Bab 95. Kesabaran Rey
96
Bab 96. Makasih Nemo sayang
97
Bab 97. Wanita bercadar
98
Bab 98. Ditusuk
99
Bab 99. Penolong Zahwa
100
Bab 100. Selina menangis
101
Bab 101. Pergilah dari hidupku
102
Bab 102. Acara syukuran
103
Bab 103. Selamat garis dua
104
Bab 104. Bau parfum wanita
105
Bab 105. Bumil ngambek
106
Bab 106. Melabrak Rivano Irfan
107
Bab 107. Gegabah
108
Bab 108. Kekecewaan keluarga
109
Bab 109. Meminta pertanggungjawaban
110
Bab 110. Tidak mau menikah
111
Bab 111. Cerita malaikat tak bersayap
112
Bab 112. Apa ini karmaku?
113
Bab 113. Semangat Selina
114
Bab 114. Irfan meminta maaf
115
Bab 115. Menolak digugurkan
116
Bab 116. Pertolongan Attar
117
Bab 117. Innalilahi...
118
Bab 118. Semua sayang Selina
119
Bab 119. Akhir Rivano
120
Bab 120. Akhirnya siuman
121
Bab 121. Perubahan Selina
122
Bab 122. Sah juga
123
Bab 123. Malam pertama Aini Zayn
124
Bab 124. Selina pergi
125
Bab 125. Welcome baby (End)
126
Novel baru, baca penting!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!