Bab 8. Kasih Sayang Rey

...🍀🍀🍀...

Usai melaksanakan shalat subuh dan mengaji, Zahwa membuka mukena dan menyimpan Al Qur'an kecilnya di tempat yang seharusnya. Kemudian air mata jatuh membasahi pipinya, manakala ia melihat Al Qur'an yang memiliki sampul warna ungu itu.

...Dek, apa Al Qur'an dari Mas sudah sampai? Semoga kamu suka ya dek. Jangan lupa di baca dan diamalkan isinya....

Al Qur'an bersampul ungu warna kesukaannya itu adalah pemberian dari Raihan beberapa bulan yang lalu sebelum Raihan kembali ke Indonesia dan datang bersama keluarganya untuk melamar dirinya.

"Ayo Zahwa, semangat! Kamu tidak boleh galau! Bismillah!" Gadis itu menyeka air matanya. "Ayo kembali pada rutinitasmu," sambungnya lagi.

Mungkin aku dan mas Raihan memang bukan jodoh. Batin Zahwa lalu tersenyum tipis.

Tanpa dia sadari Bram dan Diana melihatnya dari belakang. Mereka merasa iba kepada Zahwa yang pernikahannya gagal, mendapat rasa malu, sakit hati dan kecewa.

"Pa..." lirih Diana pada suaminya, dia ingin menghampiri Zahwa.

"Ma, kita biarkan saja Zahwa sendiri dulu." Bram merangkul istrinya, mereka berdua pun pergi dari sana.

Usai melaksanakan shalat subuh, Zahwa yang belum makan semalaman merasa lapar. Dia memutuskan untuk pergi ke dapur dan memasak beberapa makanan.

Saat dia pergi ke dapur, dia melihat seseorang di sana menata makanan ke atas piring. Makanan itu adalah soft cake coklat, stroberi dan soft cake nanas, di sana juga ada segelas susu coklat.

"Kak Rey?!" Zahwa menepuk pundak Reyndra.

"Aww....!!" Rey terkejut dan tak sengaja menyenggol susu panas di dalam gelas. Susu itu tumpah ke punggung tangannya.

Zahwa melihat punggung tangan Rey dengan panik. "Astagfirullah, kakak...maaf! Aku gak sengaja ngagetin kakak! Sini kak, aku lihat tangannya!"

Gadis itu memegang tangan Rey yang terluka, tangannya merah. Zahwa menarik kakaknya ke dekat wastafel di dekat sana. Kemudian dia menyalakan keran air dan mengucurkan air itu ke punggung tangan Rey. "Duh...pasti sakit ya kak? Maaf ya kak...Zahwa gak sengaja ngagetin kakak."

"Gak apa-apa sayang," jawab Rey sambil tersenyum. Dalam hati Rey meledak-ledak, tangannya di sentuh oleh Zahwa.

"Ah? Kakak bilang apa?!" Zahwa melirik ke arah kakaknya, saat ia merasa ada kata yang janggal dalam ucapan Rey.

Barusan kak Rey bilang sayang?

Rey langsung memalingkan wajahnya, pendidikan wajah yang tersipu malu itu. "Aku bilang, aku gak apa-apa."

Hampir aja ketahuan, astagfirullahaladzim...tahan dirimu Reyndra.

"Eh, aku yakin deh ada kata setelah kata itu?" Tanya Zahwa yang masih mengucurkan air di tangan Rey.

"Kamu salah dengar." sahut Rey cuek seperti biasanya.

"Oh gitu ya?" Kening Zahwa berkerut.

Setelah selesai mengucurkan air cukup lama ke tangan Rey, Zahwa pun meminta Rey untuk duduk dulu sebentar di sana. Zahwa sempat meninggalkan Rey pergi entah kemana. Tak berselang lama, dia kembali dan membawa kotak obat. "Kamu mau ngapain?"

"Kalau aku bawa kotak obat, mau apa?" Tanya Zahwa sembari membuka kotak obat yang dia simpan di pahanya itu.

"Ish...kamu ini kebiasaan deh, kalau ditanya tuh malah nanya balik." Rey terkekeh kecil dengan sikap Zahwa yang masih sama seperti waktu kecil.

"Mana tangannya kak?" Zahwa meminta tangan Rey, di tangannya juga sudah ada salep.

"Wah...kamu minta tanganku? Jangan dong Zahwa, tangan kakak cuma dua...mending kamu ambil hatiku aja!" Canda Rey sambil tertawa kecil.

"PFut....kakak ini, candaan kakak gak lucu tau?" Zahwa memegang tangan Rey, lalu di mengeluskan salep berbentuk gel itu pada punggung tangan Rey.

"Kalau candaanku gak lucu? Terus kenapa kamu ketawa?" Rey tersenyum melihat wajah Zahwa yang masih tersenyum itu.

Syukurlah Zahwa tersenyum dan tertawa, tadinya aku sudah khawatir kalau dia akan terus galau.

"Ya...aku cuma pengen ketawa aja." Alibi Zahwa sambil menahan senyumnya.

"Zahwa...apa yang terjadi sama kamu sekarang, pasti sudah takdir dari Allah dan mungkin Raihan bukan jodoh kamu. Tapi, kamu jangan bersedih ya? Kakak yakin kok, kamu akan mendapatkan jodoh yang terbaik dari Allah..." Rey berusaha menghibur Zahwa, meski semua ini terjadi karenanya. Bodoh memang, tapi dia tidak mau Zahwa bersedih.

"Kak, bisa gak jangan bahas dulu jodoh? Sepertinya aku gak akan mikirin soal itu dulu," ucap Zahwa dengan wajah lesunya. Matanya sendu, teringat peristiwa yang masih hangat itu. Kegagalan pernikahannya dengan Raihan, fotonya yang membuat malu keluarga, tentu membuatnya terluka.

Kenapa Zahwa bilang tidak mau memikirkan masalah itu dulu? Apa Zahwa gak mau mikirin soal jodoh dulu?. Rey menatap Zahwa dengan bingung.

"Ma-maaf Zahwa, kakak cuma mau--"

Zahwa mendongak dan melihat ke arah Rey, dia menunjukkan sedikit senyuman di bibir merah tipisnya. "Aku paham kak, makasih ya. Kakak emang kakakku yang paling the best deh." Gadis itu menatap kakak sepupunya dengan hangat. Bagi Zahwa, Rey adalah kakak yang paling dekat dengannya.

Zahwa, apakah kamu akan tetap bersikap seperti ini padaku, setelah kamu tau apa yang aku lakukan?

"Oh ya kak, kenapa kakak udah nyiapin makanan pagi-pagi gini? Kakak lapar ya?"

"Eum...iya aku lapar," Rey menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu.

Sebenarnya makanan itu buat kamu, tapi masa iya aku bilang gitu?

"Beneran? Tapi kan kakak gak suka yang manis-manis." ucap Zahwa sambil meniup niup punggung tangan Rey. Dia tau kakaknya Rey tidak terlalu menyukai makanan yang manis-manis, sebaliknya makanan yang manis-manis itu adalah makanan kesukaannya.

"Ya...aku lagi pengen aja." alibi pria itu dengan suara datarnya.

"Hehe, bilang aja itu buat aku kan?" Tiba-tiba Zahwa bertanya begitu, hingga membuat Rey tercekat.

Masya Allah kak Rey baik banget, pantesan aja kak Rey banyak yang naksir. Sama adiknya aja dia perhatian walau jaim jaim gitu.

"Ish...GeEr banget sih kamu." Rey menyangkalnya lagi.

"Ya udah, kita makan bareng yuk. Kebetulan aku juga udah lapar kak."

Rey mengambil piring berisi beberapa potong soft cake itu. "Hem...ya udah, ini juga aku ambilnya kebanyakan. Kita makan bareng ya, Zahwa,"

Zahwa tersenyum melihat semua soft cake kesukaannya ada di atas piring itu dan semakin memperjelas bahwa Rey memang mengambilkan makanan itu untuknya ."Ish...dasar jaim," cicit Zahwa dengan bibir yang mengerucut.

Rey hanya tersenyum, lalu dia dan Zahwa makan soft cake bersama di dapur. Ditemani dengan segelas susu coklat yang hangat, untuk Zahwa. Sedangkan Rey minum kopi yang dibuatkan Zahwa.

Pria itu senang karena melihat Zahwa tidak menangis dan sedih, ya dia tau bahwa Zahwa adalah wanita yang tegar dan tidak cengeng. Dari kecil Zahwa selalu begitu, bahkan Zayn dulu lebih cengeng darinya.

"Zahwa..."

"Ya kak?" sahut Zahwa yang sedang asik makan soft cake nanas.

"Kamu belepotan tuh," tunjuk Rey pada bibir Zahwa.

"Belepotan?" gadis itu mengusap-usap pipinya yang katanya belepotan itu.

"Ih...ya ampun, bukan disitu." Rey gemas melihat Zahwa membersihkan area yang salah.

"Disini?" Zahwa mengusap lagi pipi sebelah kanannya dengan mata polos yang membuat Rey semakin gemas.

"Haha, kamu ini. Sini!" Rey menarik kursi yang di duduki Zahwa, hingga mereka berdekatan. Kemudian Rey mengusap noda di sudut bibir Zahwa dengan tangan kosong. "Aku kan tunjuk ke bibir, bukan pipi! Dasar Nemo bodoh!"

Tiba-tiba saja Rey terdiam dan memandangi Zahwa. Sampai kedua atensi mereka bertemu pandang.

"Zahwa! Rey! Kalian lagi ngapain?!"

Suara itu membuat Zahwa dan Rey saling menjauh. Rey bahkan mendorong kursi Zahwa, hingga Zahwa jatuh ke lantai.

"Aduh!!"

...*****...

Terpopuler

Comments

manisa

manisa

zayn

2023-06-28

0

Ramadhani Kania

Ramadhani Kania

ayo Zayn gangguin mrk saat berdua...jngn biarkn mek berjodoh....

2023-04-19

0

lina

lina

pikiran nya bner2 nganggp rey kk y

2022-09-21

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Lupakan Zahwa
2 Bab 2. Batalnya pernikahan
3 Bab 3. Kekecewaan
4 Bab 4. Abiku tak setuju
5 Bab 5. Rasa tak biasa
6 Bab 6. Alasan Rey
7 Bab 7. Zahwa patah hati
8 Bab 8. Kasih Sayang Rey
9 Bab 9. Gemasnya Zahwa
10 Bab 10. Berujung Ricuh
11 Bab 11. Lakukan saja poligami!
12 Bab 12. Apa salahku?
13 Bab 13. Nitizen maha benar
14 Bab 14. Awal mula jatuh cinta
15 Bab 15. Ingkar janji
16 Bab 16. Emosi Rey
17 Bab 17. Bodoh! Orang itu kamu
18 Bab 18. Ksatria kuda putih
19 Bab 19. Kecewanya Zahwa
20 Bab 20. Penjelasan Raihan
21 Bab 21. Kejepit pintu mobil
22 Bab 22. Alasan Salimah
23 Bab 23. Tumben marah?
24 Bab 24. Sindiran Raihan
25 Bab 25. Cinta sejati hanya sekali
26 Bab 26. Pilihan Raihan
27 Bab 27. Berita duka
28 Bab 28. Raihan sudah menikah
29 Bab 29. Selamat untuk kalian
30 Bab 30. Piktor
31 Bab 31. Usaha dan doa
32 Bab 32. Urusan kita sudah selesai, mas
33 Bab 33. Penyesalan Zainab
34 Bab 34. Uangku uangmu juga
35 Bab 35. Peka lah Zahwa
36 Bab 36. Pergi kemah
37 Bab 37. Penolakan
38 Bab 38. Jatuh dari tebing
39 Bab 39. Zahwa hilang
40 Bab 40. Syukurlah Tarzania
41 Bab 41. Demi Zahwa
42 Bab 42. Aku cinta kamu Zahwa
43 Bab 43. Rey nekat
44 Bab 44. Apa kalian bertengkar?
45 Bab 45. Kita bukan saudara lagi
46 Bab 46. Ikuti kata hati kamu
47 Bab 47. Kecurigaan Selina
48 Bab 48. Ini tidak boleh terjadi
49 Bab 49. Bertambah satu dukungan
50 Bab 50. Modus dua pria
51 Bab 51. Suntik menyuntik
52 Bab 52. Jadi keluarga Calabria?
53 Bab 53. Trik tarik ulur
54 Bab 54. Akhirnya...
55 Bab 55. Bukan cinta terlarang
56 Bab 56. Drama Salimah, Aini kesal
57 Bab 57. Hadiah untuk Zahwa
58 Bab 58. Calon istriku, Zahwa
59 Bab 59. Coret aku
60 Bab 60. Sabar sebentar lagi
61 Bab 61. Calon imamku
62 Bab 62. Otw kondangan?
63 Bab 63. Status FB dan move on
64 Bab 64. Patah hati dan Kasmaran
65 Bab 65. Kamu gak bisa tidur sayang?
66 Bab 66. Bidadari surgaku
67 Bab 67. Salah tingkah
68 Bab 68. Khitbah
69 Bab 69. Tak sabar menantikan hari itu
70 Bab 70. Zayn cemburu
71 Bab 71. Salimah marah
72 Bab 72. Jalan diatas kaca
73 Bab 73. Ingin cepat hamil
74 Bab 74. Aku menunggumu kak
75 Bab 75. Tawaran perjodohan
76 Bab 76. Kurang gercep
77 Bab 77. Rey marah
78 Bab 78. Kebohongan terbongkar
79 Bab 79. Pernikahan Rey Zahwa (1)
80 Bab 80. Pernikahan Rey Zahwa (Sah)
81 Bab 81. Semoga bahagia
82 Bab 82. Mimpi jadi nyata
83 Bab 83. Penyatuan
84 Bab 84. Memilih merahasiakan
85 Bab 85. Bulan madu ke Korea (1)
86 Bab 86. Bulan madu ke Korea (part 2)
87 Bab 87. Taman danau Ilsan
88 Bab 88. Foto bareng Opa
89 Bab 89. Pesan Rekaman suara
90 Bab 90. Perang dingin
91 Bab 91. Permintaan maaf
92 Bab 92. Jangan lama-lama ngambeknya
93 Bab 93. Bad mood
94 Bab 94. Belum tiga hari
95 Bab 95. Kesabaran Rey
96 Bab 96. Makasih Nemo sayang
97 Bab 97. Wanita bercadar
98 Bab 98. Ditusuk
99 Bab 99. Penolong Zahwa
100 Bab 100. Selina menangis
101 Bab 101. Pergilah dari hidupku
102 Bab 102. Acara syukuran
103 Bab 103. Selamat garis dua
104 Bab 104. Bau parfum wanita
105 Bab 105. Bumil ngambek
106 Bab 106. Melabrak Rivano Irfan
107 Bab 107. Gegabah
108 Bab 108. Kekecewaan keluarga
109 Bab 109. Meminta pertanggungjawaban
110 Bab 110. Tidak mau menikah
111 Bab 111. Cerita malaikat tak bersayap
112 Bab 112. Apa ini karmaku?
113 Bab 113. Semangat Selina
114 Bab 114. Irfan meminta maaf
115 Bab 115. Menolak digugurkan
116 Bab 116. Pertolongan Attar
117 Bab 117. Innalilahi...
118 Bab 118. Semua sayang Selina
119 Bab 119. Akhir Rivano
120 Bab 120. Akhirnya siuman
121 Bab 121. Perubahan Selina
122 Bab 122. Sah juga
123 Bab 123. Malam pertama Aini Zayn
124 Bab 124. Selina pergi
125 Bab 125. Welcome baby (End)
126 Novel baru, baca penting!
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Bab 1. Lupakan Zahwa
2
Bab 2. Batalnya pernikahan
3
Bab 3. Kekecewaan
4
Bab 4. Abiku tak setuju
5
Bab 5. Rasa tak biasa
6
Bab 6. Alasan Rey
7
Bab 7. Zahwa patah hati
8
Bab 8. Kasih Sayang Rey
9
Bab 9. Gemasnya Zahwa
10
Bab 10. Berujung Ricuh
11
Bab 11. Lakukan saja poligami!
12
Bab 12. Apa salahku?
13
Bab 13. Nitizen maha benar
14
Bab 14. Awal mula jatuh cinta
15
Bab 15. Ingkar janji
16
Bab 16. Emosi Rey
17
Bab 17. Bodoh! Orang itu kamu
18
Bab 18. Ksatria kuda putih
19
Bab 19. Kecewanya Zahwa
20
Bab 20. Penjelasan Raihan
21
Bab 21. Kejepit pintu mobil
22
Bab 22. Alasan Salimah
23
Bab 23. Tumben marah?
24
Bab 24. Sindiran Raihan
25
Bab 25. Cinta sejati hanya sekali
26
Bab 26. Pilihan Raihan
27
Bab 27. Berita duka
28
Bab 28. Raihan sudah menikah
29
Bab 29. Selamat untuk kalian
30
Bab 30. Piktor
31
Bab 31. Usaha dan doa
32
Bab 32. Urusan kita sudah selesai, mas
33
Bab 33. Penyesalan Zainab
34
Bab 34. Uangku uangmu juga
35
Bab 35. Peka lah Zahwa
36
Bab 36. Pergi kemah
37
Bab 37. Penolakan
38
Bab 38. Jatuh dari tebing
39
Bab 39. Zahwa hilang
40
Bab 40. Syukurlah Tarzania
41
Bab 41. Demi Zahwa
42
Bab 42. Aku cinta kamu Zahwa
43
Bab 43. Rey nekat
44
Bab 44. Apa kalian bertengkar?
45
Bab 45. Kita bukan saudara lagi
46
Bab 46. Ikuti kata hati kamu
47
Bab 47. Kecurigaan Selina
48
Bab 48. Ini tidak boleh terjadi
49
Bab 49. Bertambah satu dukungan
50
Bab 50. Modus dua pria
51
Bab 51. Suntik menyuntik
52
Bab 52. Jadi keluarga Calabria?
53
Bab 53. Trik tarik ulur
54
Bab 54. Akhirnya...
55
Bab 55. Bukan cinta terlarang
56
Bab 56. Drama Salimah, Aini kesal
57
Bab 57. Hadiah untuk Zahwa
58
Bab 58. Calon istriku, Zahwa
59
Bab 59. Coret aku
60
Bab 60. Sabar sebentar lagi
61
Bab 61. Calon imamku
62
Bab 62. Otw kondangan?
63
Bab 63. Status FB dan move on
64
Bab 64. Patah hati dan Kasmaran
65
Bab 65. Kamu gak bisa tidur sayang?
66
Bab 66. Bidadari surgaku
67
Bab 67. Salah tingkah
68
Bab 68. Khitbah
69
Bab 69. Tak sabar menantikan hari itu
70
Bab 70. Zayn cemburu
71
Bab 71. Salimah marah
72
Bab 72. Jalan diatas kaca
73
Bab 73. Ingin cepat hamil
74
Bab 74. Aku menunggumu kak
75
Bab 75. Tawaran perjodohan
76
Bab 76. Kurang gercep
77
Bab 77. Rey marah
78
Bab 78. Kebohongan terbongkar
79
Bab 79. Pernikahan Rey Zahwa (1)
80
Bab 80. Pernikahan Rey Zahwa (Sah)
81
Bab 81. Semoga bahagia
82
Bab 82. Mimpi jadi nyata
83
Bab 83. Penyatuan
84
Bab 84. Memilih merahasiakan
85
Bab 85. Bulan madu ke Korea (1)
86
Bab 86. Bulan madu ke Korea (part 2)
87
Bab 87. Taman danau Ilsan
88
Bab 88. Foto bareng Opa
89
Bab 89. Pesan Rekaman suara
90
Bab 90. Perang dingin
91
Bab 91. Permintaan maaf
92
Bab 92. Jangan lama-lama ngambeknya
93
Bab 93. Bad mood
94
Bab 94. Belum tiga hari
95
Bab 95. Kesabaran Rey
96
Bab 96. Makasih Nemo sayang
97
Bab 97. Wanita bercadar
98
Bab 98. Ditusuk
99
Bab 99. Penolong Zahwa
100
Bab 100. Selina menangis
101
Bab 101. Pergilah dari hidupku
102
Bab 102. Acara syukuran
103
Bab 103. Selamat garis dua
104
Bab 104. Bau parfum wanita
105
Bab 105. Bumil ngambek
106
Bab 106. Melabrak Rivano Irfan
107
Bab 107. Gegabah
108
Bab 108. Kekecewaan keluarga
109
Bab 109. Meminta pertanggungjawaban
110
Bab 110. Tidak mau menikah
111
Bab 111. Cerita malaikat tak bersayap
112
Bab 112. Apa ini karmaku?
113
Bab 113. Semangat Selina
114
Bab 114. Irfan meminta maaf
115
Bab 115. Menolak digugurkan
116
Bab 116. Pertolongan Attar
117
Bab 117. Innalilahi...
118
Bab 118. Semua sayang Selina
119
Bab 119. Akhir Rivano
120
Bab 120. Akhirnya siuman
121
Bab 121. Perubahan Selina
122
Bab 122. Sah juga
123
Bab 123. Malam pertama Aini Zayn
124
Bab 124. Selina pergi
125
Bab 125. Welcome baby (End)
126
Novel baru, baca penting!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!