Pov Reyndra
...🍀🍀🍀...
"Rey? Kamu masih ada di sana kan?"
Kudengar suara mamaku yang masih ada di telpon. Aku ambil ponsel yang sempat ku jatuhkan di lantai itu, "Ya, Ma? Rey masih ada disini."
"Rey, kamu bisa kan pulang dulu ke Jakarta?"
"Em...iya Ma, Rey usahakan. Tapi, kapan Zahwa akan menikah?"
"Insya Allah satu minggu lagi."
"Dengan siapa Zahwa akan menikah, Ma?" tanyaku memeranikan diri, siapa pria yang sudah berani melamarnya. Apa Raihan? Pikirku dalam hati.
"Raihan, dia anaknya ustad Iqbal." jawab mama yang membuatku tidak percaya. Bahwa ternyata mereka saling mencintai, ya aku tahu sih. Bahwa sejak kecil mereka sudah di jodoh-jodohkan.
"Oh gitu Ma, makasih informasinya ya." jawabku datar.
Setelah pembicaraanku dengan Mama selesai, aku tutup telepon itu usai mengucapkan salam. Kurebahkan tubuhku di atas ranjang empuk, ku pandangi langit-langit dinding kamar. Pikiranku melayang, terbayang dengan sosok Zahwa dan Raihan yang akan menikah.
Seminggu lagi...mereka akan menikah.
Aku mencoba bodoh amat, ku putuskan untuk menyerah saja. Mencoba mencintai dalam doa dan dalam diam. Berharap perasaanku pada Zahwa akan segera menghilang dengan sendirinya. Namun tak lama kemudian, Zahwa mengirimiku pesan, dia memintaku datang ke pesta pernikahannya. Pesan yang penuh harapan, harapan seorang adik pada kakaknya yang membuatku semakin sakit.
Aku hanya membaca pesan itu tanpa membalasnya, jujur hatiku sangat sakit. Ku putuskan untuk tidak kembali ke Jakarta, aku tak sudi melihat Zahwa dipersunting orang lain. Ah.... sudahlah, aku disini saja.
Semalaman aku tidak tidur, memikirkan Zahwa. Bahkan di setiap doa dalam shalatku, aku berharap agar rasa laknat ini cepat menghilang. Namun setiap kali memejamkan mata usai berdoa, begitu membuka mataku. Aku selalu melihat sosok Zahwa di hadapanku, tersenyum padaku dengan manisnya. Memanggilku kakak dengan suara lirihnya.
Astagfirullahaladzim! Zahwa sudah mau menikah dengan pria lain! Ayolah sadar Reyndra, rasa ini tak boleh kau miliki. Dan Zahwa juga akan menikah dengan pria baik, dari keluarga terpandang, kental agama, Sholeh, lulusan universitas di Mesir. Dia pasti bisa membahagiakan Zahwa dan mereka pasti akan hidup bahagia. Tapi kenapa aku masih tak ikhlas?
Disaat niatku untuk menyerah, aku pun coba berbesar hati untuk pergi ke pernikahannya. 5 hari sebelum hari pernikahan Zahwa, aku tidak langsung pulang ke rumahku. Jujur, aku belum berani melihat suasana rumahku apalagi melihat Zahwa. Aku menginap di apartemen yang sudah ku beli dengan uang tabunganku selama ini.
Apartemen itu tak begitu mewah, tapi lumayanlah untuk ditinggali. Suatu hari ketika aku belanja kebutuhan apartemenku yang kosong tanpa makanan, aku melihat sosok wanita berhijab yang tidak asing sedang duduk bersama teman-temannya dan aku kenal dengan teman-temannya juga.
Ya, wanita itu adalah Salima. Dia teman sekelas Zahwa yang seumuran dengan Zahwa. Dia juga adalah adik Raihan, yang artinya calon adik ipar Zahwa. Aku diam didekat pintu Supermarket, tak sengaja ku dengar ocehan Salima dan teman-temannya.
"Serius kakak kamu mau nikah sama Zahwa?"
"Haha, jadi kamu harus panggil Zahwa kakak ipar dong?"
"Lucu banget deh, ngakak!"
Ketiga teman Salima seperti mengejek Salima yang akan menjadi satu keluarga dengan Zahwa. Apa mungkin Salima tidak suka pada Zahwa? Tapi kenapa? Aku semakin tertarik mendengar obrolan mereka, aku pun jadi menguping.
"Tapi dia gak akan bahagia, masuk ke dalam keluargaku." ucap Salima dengan senyuman sinis dibibirnya.
"Apa maksudnya, Salima?" tanya seorang temannya.
"Kak Raihan bukan cuma akan menikah dengannya saja. Abi sama Abahku sudah menjodohkan kak Raihan dengan wanita lain lagi. Dia bakalan di madu, hahaha..."
Aku yang berada di balik pintu, tercekat mendengar ucapannya.
"Serius? Tapi kan kakak kamu cinta banget sama Zahwa, mereka udah bucin dari kecil."
"Cinta? Iya sih kak Raihan cinta banget sama si Zahwa, tapi apalah artinya cinta itu kalau kak Raihan sangat patuh sama Abi dan abahku. Pasti kak Raihan akan menikah dengan gadis pilihan mereka, akhirnya si Zahwa di madu deh. Ya ,persis kayak Abi-ku yang punya istri dua...alm mama ku sama umi Fatimah."
Mendengar itu aku jadi teringat, bahwa memang benar ustad Iqbal memiliki dua istri. Bahkan abahnya ustad Arifin memiliki 3 istri. Apakah Raihan juga akan begitu? Tapi bukankah dia berjanji akan jadikan Zahwa satu-satunya wanita di dalam hidupnya?
"Oh iya ya, kayaknya poligami dalam keluarga kamu itu biasa ya. Abah kamu juga istrinya 3 kan?"
Kulihat Salima mengangguk, nampaknya wanita itu tidak berbohong. Mengingat riwayat poligami pria didalam keluarganya, bukan hal yang tidak mungkin jika suatu saat nanti Raihan akan menikah lagi dan memadu Zahwa. Sungguh, aku tak rela bila hal itu terjadi.
Walaupun Zahwa bukan denganku, tapi dia tidak boleh dengan Raihan. Pria yang mungkin akan memadu cintanya suatu saat nanti. Tidak, aku tidak akan membiarkan itu terjadi kepada Zahwa. Seberapa dalam cinta mereka, aku tidak mau Zahwa terluka.
Cukup berdiri lama di sana, setelah kulihat satu persatu teman Salima pergi dari sana. Lalu aku menghampiri Salima, dengan niat yang didorong oleh hati.
Sebut saja aku tidak tahu diri, atau apalah itu. Aku tak peduli, yang penting Zahwa bahagia dan terhindar dari yang namanya luka. Bertaruh dengan diriku sendiri, aku dan Salimah merencanakan sebuah konspirasi. Ya, bisa terbilang jahat ataupun licik caraku ini. Aku memotret Zahwa yang sedang tidur tanpa hijabnya dan diriku disana dengan pakaian serba hitam. Ya, aku memang jahat telah merusak reputasi wanita yang kucintai.
Anggap saja ini adalah ujian cinta bagi mereka, jika apa yang dikatakan Salima itu benar. Bahwa Raihan lebih memilih keluarganya daripada Zahwa, berarti cintanya pada Zahwa tidak sedalam itu. Dan keluarga Raihan sangat mementingkan reputasi.
Lalu pada hari pernikahan, semuanya terbukti dengan jelas. Kulihat bahwa Raihan memilih pergi bersama orang tuanya tanpa mempedulikan perasaan Zahwa yang menangis dan semua keluargaku yang tampak kecewa. Jujur aku sedih, rasa bersalah juga ada di dalam hatiku melihat Zahwa menangis sedih. Tapi ku lakukan semua ini demi dirinya juga.
Dan jika seandainya semua orang tahu bahwa akulah pria di foto itu, aku siap mendapatkan vonis atau penghukuman dari keluargaku. Kebencian dari mereka, kekecewaan mereka, pasti akan kurasakan suatu hari nanti. Aku siap jika harus di mintain pertanggungjawaban kelak. Karena aku memang bersalah telah membuat Zahwa gagal menikah dengan Raihan. Apalagi Zayn, sepertinya dia sudah menyadari perasaanku pada Zahwa.
Baiklah, ini jalan dari Allah bahwa aku memang harus memperjuangkan perasaanku pada Zahwa yang tak kunjung habis ini.
...****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
manisa
rayhan
2023-06-26
1
Ramadhani Kania
wah terlalu pemgecut kmu Rayndra....kcang yg lpa pd kulitnya...😡
2023-04-19
0
🍾⃝ᴘᴀͩᴛᷞɴͧᴏᷠᴢͣ Aja
owwh trnyata niatnya supaya zahqa ga dipoligami n gak sakit karna poligami nantinya?...
2022-10-16
2