Bab 20. Penjelasan Raihan

...🍀🍀🍀...

Kata orang cinta itu indah tapi baginya cinta itu sakit. Mungkin karena dia dikecewakan oleh cinta, lantaran pernikahannya yang gagal. Kali ini dia juga sepertinya kecewa lagi dengan Raihan.

Pria itu mengejarnya sampai keluar dari rumah sakit. "Zahwa! Dengarkan penjelasanku dulu!" seru Raihan memanggil Zahwa.

"Penjelasan apa Mas?" sahut Zahwa seraya bertanya.

Raihan bernafas lega, karena Zahwa masih mau bicara padanya walau dia dalam keadaan marah. "Kita bicara sambil makan siang bareng yuk?" tanyanya Raihan.

Teringat dengan ajakan makan bersama dari Raihan membuat Zahwa mengerutkan keningnya. Dia tiba-tiba teringat dengan kejadian semalam yang hampir merenggut kesuciannya. Di saat Raihan pergi begitu saja tanpa mengabarinya dan dengan bodohnya dia menunggu Raihan disana. Teringat semalam dia jadi kesal, ditambah lagi dengan perjodohan yang dikatakan Salimah, sungguh hatinya terasa panas.

"Ngomong aja disini, Mas. Aku ada janji makan siang lain sebentar lagi." ucap Zahwa sambil melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 12.15 siang. Ya, dia memang ada janji makan siang dengan Selina. Adik sepupunya.

"Oke Zahwa, aku minta maaf karena semalam aku pergi dari restoran. Kamu gak kesana kan? Kamu gak nunggu aku kan?" pertama-tama pria itu meminta maaf dulu akan kejadian semalam.

Zahwa terdiam dengan kedua tangan menyilang di dada. Rasanya sakit mendengar kata maaf dari Raihan. "Jangan bahas itu lagi Mas,"

Membahas kejadian semalam artinya membahas tentang dia dan preman-preman itu. Dia tak mau membahasnya lagi. Rasanya seperti luka Zahwa kembali terbuka. Pikirnya biarkan saja Raihan tak tahu tentang semalam.

"Bagaimana bisa kamu bilang jangan bahas? Sedangkan telpon dan pesan dari ku satupun tidak kamu balas? Aku resah, kamu pasti marah padaku kan?" tanya Raihan dengan rasa bersalah yang ada di benaknya kepada Zahwa.

"Lupakan! Sekarang mas jelasin aja sama aku, perjodohan apa yang di maksud Salimah?" tanyanya tegas, tak mau membahas semalam dan ingin membahas masalah ucapan Salimah saja.

"Tentang itu..." Raihan gelagapan seperti bingung bagaimana menjelaskannya.

"Jangan coba untuk bohong, mas." katanya dengan tatapan tajam pada Raihan.

"Astagfirullah wa...aku gak pernah mau niat bohong sama kamu! Aku akan jelaskan semuanya dengan jujur," tuturnya dengan mata berkaca-kaca.

"Oke, silahkan jelasin. Mas punya waktu 5 menit."

Raihan menjelaskan dengan cepat, singkat tenang perjodohan yang dilakukan keluarganya dengan keluarga Zainab. Dan semalam Raihan di bohongi oleh abahnya yang katanya sedang sakit, lalu dia pulang ke rumah. Ternyata disana malah ada pertemuan dengan keluarga Zainab dan Zainab juga ada di sana. Tapi Raihan tidak menjelaskan kepada Zahwa tentang rencana poligami yang diusulkan oleh Abah dan abinya.

"Jadi ustadz Arifin sama ustadz Iqbal ngejodohin kakak sama anaknya ustadz Burhan? Kak Zainab?"

"Kamu kenal dia?" tanyanya balik.

"Iya, dia teman dekatku...kita satu kampus." jawabnya sambil menghela nafas.

"Oh..."

"Ya udah mas, aku mau pergi dulu. Udah adzan dzuhur."

"Bentar dulu Zahwa! Mas mohon kamu jangan marah ya? Mas dan Zainab menolak perjodohan ini kok, lagian Zainab juga bilang kalau dia punya seseorang yang dia sukai. Mas mohon...hubungan kita tetap terjalin ya?"

"Hubungan macam apa Mas?" tanya Zahwa. "Kegagalan pernikahan? Kehancuran pernikahan? Atau--"

Raihan meletakkan jari telunjuknya di bibir Zahwa seraya menghentikannya bicara. "Zahwa...aku mohon, lupakan semua itu ya? Karena aku pasti akan menikahi kamu,"

Ditatapnya pria itu dengan mata berkaca-kaca. "Memangnya mas percaya kalau aku masih suci? Mas--"

"Aku percaya kamu masih suci karena aku tak percaya pada foto-foto itu dan aku gak peduli, makanya aku mau mempertahankan hubungan kita. Jadi aku minta tolong sama kamu, tolong bersabar ya sampai aku bisa meyakinkan semua keluargaku." Pinta Raihan yang dengan tulus dan tekad kuat, masih ingin mempertahankan hubungan mereka berdua.

Zahwa juga masih memiliki keinginan untuk mempertahankan hubungannya dan Raihan. Tapi kedua keluarga mereka berseteru saat ini, apalagi Amayra yang sekarang secara terang-terangan menolak Raihan.

"Baiklah Mas, Aku akan mencoba untuk memberikan hubungan kita kesempatan. Jangan buat aku lama menunggu, Mas. Jangan kecewakan aku lagi, jangan sakiti aku lagi..."

Pria itu tersenyum sendu, dengan satu tangannya dia menyeka air mata Zahwa yang ternyata sudah turun sampai ke pipinya. "Makasih kamu sudah kasih mas kesempatan. Kamu gak usah khawatir ya soal perjodohan itu, aku sudah menolaknya karena aku hanya ingin kamu yang jadi istriku." ucapnya lembut bersungguh-sungguh dan membuat Zahwa luluh dengan kata-kata manisnya. "Oh ya, dan aku kesini bukan untuk ketemu Zainab...aku kesini buat ketemu kamu dan kebetulan aku berpapasan sama dia dan Salimah." jelasnya lagi pada Zahwa yang memecah kesalahpahaman di antara mereka berdua.

Gadis itu mengangguk pelan, dia akan memegang janji Raihan untuk mempertahankan hubungan mereka. Dan Zahwa juga akan melakukan hal yang sama dengan menjaga hatinya untuk Raihan. "Baik mas, aku paham...maaf ya aku sudah marah. duluan sama kamu."

Semoga saja janjimu itu benar-benar bukan di lidah saja Mas, semoga Allah menyatukan cinta kita berdua. Batin Zahwa berdoa.

"Aku juga minta maaf karena semalam aku meninggalkan kamu. Tapi kamu marah atau kamu cemburu?" godanya pada gadis itu.

"Hehe, apaan sih mas!" Zahwa kembali tersenyum di sela-sela tangisannya.

Raihan tersenyum lega manakala dia melihat wajah cantik Zahwa mulai tersenyum kembali. "Hehe, ya udah, kita shalat dhuhur dulu yuk? Ada mushala kan di dekat sini?" tanya Raihan lembut seraya mengajak Zahwa untuk menunaikan shalat Zuhur.

"Iya Mas, ada di sebelah sana!" tunjuk Zahwa pada mushala yang ada di sebelah kiri ruang UGD.

Mereka pun pergi ke mushala itu bersama dan berpisah saat akan mengambil air wudhu. Usai wudhu dan melaksanakan shalat, Zahwa keluar lebih dulu karena menerima pesan dari Selina yang sudah ada di depan rumah sakit.

"Kakak!" Panggil Selina seraya melambaikan tangannya kepada Zahwa. Zahwa balas tersenyum.

Namun Selina tak sendiri, dia bersama Rey juga disana. "Kakak? Kakak juga disini?" tanya Zahwa menyambut Rey dengan senyuman seperti biasa.

"Iya, Selina katanya ngajak kamu makan siang! Jadi aku mau sekalian ikut kalian makan siang juga!" kata Rey sambil tersenyum.

"Aku pikir presiden dari sebuah perusahaan besar tidak punya waktu makan siang diluar, hahh...ya sudah deh ayo kita makan bersama." ucap Zahwa.

Sebenarnya Rey memang sibuk dengan pekerjaannya sebagai pimpinan perusahaan menggantikan Bram papanya yang sedang pergi ke New York, namun mendengar Selina ingin makan siang dengan Zahwa. Membuat Rey meminta izin kepada sekretarisnya untuk pergi ke luar dan makan siang di luar bersama Zahwa.

"Zahwa, aku ikut makan siang sama kamu juga ya..." ucap seorang pria yang berdiri tepat di belakang Zahwa.

Pria yang kehadirannya sangat mengganggu di mata Reyndra. Sampai-sampai pria itu menatap sinis padanya.

Kenapa dia ada disini?

...****...

Terpopuler

Comments

Dirmayanti Maryam

Dirmayanti Maryam

bgt bodoh.y kmu zahwa yg msih berharap dg pria keturunan tukang poligami. ingat zahwa kmu seorg dr gigi yg punya harga diri, cinta sih cinta ttpi klo harga diri dikorbankn demi menyatukn cinta mending pergi deh🙂

2022-10-11

4

Ara Aulia

Ara Aulia

wah wah d rebutin 2 cowo 🤭🤭🤭

2022-09-24

0

Ara Aulia

Ara Aulia

tapi sayangnya itu kayanya cuma mimpi zahwa

2022-09-24

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Lupakan Zahwa
2 Bab 2. Batalnya pernikahan
3 Bab 3. Kekecewaan
4 Bab 4. Abiku tak setuju
5 Bab 5. Rasa tak biasa
6 Bab 6. Alasan Rey
7 Bab 7. Zahwa patah hati
8 Bab 8. Kasih Sayang Rey
9 Bab 9. Gemasnya Zahwa
10 Bab 10. Berujung Ricuh
11 Bab 11. Lakukan saja poligami!
12 Bab 12. Apa salahku?
13 Bab 13. Nitizen maha benar
14 Bab 14. Awal mula jatuh cinta
15 Bab 15. Ingkar janji
16 Bab 16. Emosi Rey
17 Bab 17. Bodoh! Orang itu kamu
18 Bab 18. Ksatria kuda putih
19 Bab 19. Kecewanya Zahwa
20 Bab 20. Penjelasan Raihan
21 Bab 21. Kejepit pintu mobil
22 Bab 22. Alasan Salimah
23 Bab 23. Tumben marah?
24 Bab 24. Sindiran Raihan
25 Bab 25. Cinta sejati hanya sekali
26 Bab 26. Pilihan Raihan
27 Bab 27. Berita duka
28 Bab 28. Raihan sudah menikah
29 Bab 29. Selamat untuk kalian
30 Bab 30. Piktor
31 Bab 31. Usaha dan doa
32 Bab 32. Urusan kita sudah selesai, mas
33 Bab 33. Penyesalan Zainab
34 Bab 34. Uangku uangmu juga
35 Bab 35. Peka lah Zahwa
36 Bab 36. Pergi kemah
37 Bab 37. Penolakan
38 Bab 38. Jatuh dari tebing
39 Bab 39. Zahwa hilang
40 Bab 40. Syukurlah Tarzania
41 Bab 41. Demi Zahwa
42 Bab 42. Aku cinta kamu Zahwa
43 Bab 43. Rey nekat
44 Bab 44. Apa kalian bertengkar?
45 Bab 45. Kita bukan saudara lagi
46 Bab 46. Ikuti kata hati kamu
47 Bab 47. Kecurigaan Selina
48 Bab 48. Ini tidak boleh terjadi
49 Bab 49. Bertambah satu dukungan
50 Bab 50. Modus dua pria
51 Bab 51. Suntik menyuntik
52 Bab 52. Jadi keluarga Calabria?
53 Bab 53. Trik tarik ulur
54 Bab 54. Akhirnya...
55 Bab 55. Bukan cinta terlarang
56 Bab 56. Drama Salimah, Aini kesal
57 Bab 57. Hadiah untuk Zahwa
58 Bab 58. Calon istriku, Zahwa
59 Bab 59. Coret aku
60 Bab 60. Sabar sebentar lagi
61 Bab 61. Calon imamku
62 Bab 62. Otw kondangan?
63 Bab 63. Status FB dan move on
64 Bab 64. Patah hati dan Kasmaran
65 Bab 65. Kamu gak bisa tidur sayang?
66 Bab 66. Bidadari surgaku
67 Bab 67. Salah tingkah
68 Bab 68. Khitbah
69 Bab 69. Tak sabar menantikan hari itu
70 Bab 70. Zayn cemburu
71 Bab 71. Salimah marah
72 Bab 72. Jalan diatas kaca
73 Bab 73. Ingin cepat hamil
74 Bab 74. Aku menunggumu kak
75 Bab 75. Tawaran perjodohan
76 Bab 76. Kurang gercep
77 Bab 77. Rey marah
78 Bab 78. Kebohongan terbongkar
79 Bab 79. Pernikahan Rey Zahwa (1)
80 Bab 80. Pernikahan Rey Zahwa (Sah)
81 Bab 81. Semoga bahagia
82 Bab 82. Mimpi jadi nyata
83 Bab 83. Penyatuan
84 Bab 84. Memilih merahasiakan
85 Bab 85. Bulan madu ke Korea (1)
86 Bab 86. Bulan madu ke Korea (part 2)
87 Bab 87. Taman danau Ilsan
88 Bab 88. Foto bareng Opa
89 Bab 89. Pesan Rekaman suara
90 Bab 90. Perang dingin
91 Bab 91. Permintaan maaf
92 Bab 92. Jangan lama-lama ngambeknya
93 Bab 93. Bad mood
94 Bab 94. Belum tiga hari
95 Bab 95. Kesabaran Rey
96 Bab 96. Makasih Nemo sayang
97 Bab 97. Wanita bercadar
98 Bab 98. Ditusuk
99 Bab 99. Penolong Zahwa
100 Bab 100. Selina menangis
101 Bab 101. Pergilah dari hidupku
102 Bab 102. Acara syukuran
103 Bab 103. Selamat garis dua
104 Bab 104. Bau parfum wanita
105 Bab 105. Bumil ngambek
106 Bab 106. Melabrak Rivano Irfan
107 Bab 107. Gegabah
108 Bab 108. Kekecewaan keluarga
109 Bab 109. Meminta pertanggungjawaban
110 Bab 110. Tidak mau menikah
111 Bab 111. Cerita malaikat tak bersayap
112 Bab 112. Apa ini karmaku?
113 Bab 113. Semangat Selina
114 Bab 114. Irfan meminta maaf
115 Bab 115. Menolak digugurkan
116 Bab 116. Pertolongan Attar
117 Bab 117. Innalilahi...
118 Bab 118. Semua sayang Selina
119 Bab 119. Akhir Rivano
120 Bab 120. Akhirnya siuman
121 Bab 121. Perubahan Selina
122 Bab 122. Sah juga
123 Bab 123. Malam pertama Aini Zayn
124 Bab 124. Selina pergi
125 Bab 125. Welcome baby (End)
126 Novel baru, baca penting!
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Bab 1. Lupakan Zahwa
2
Bab 2. Batalnya pernikahan
3
Bab 3. Kekecewaan
4
Bab 4. Abiku tak setuju
5
Bab 5. Rasa tak biasa
6
Bab 6. Alasan Rey
7
Bab 7. Zahwa patah hati
8
Bab 8. Kasih Sayang Rey
9
Bab 9. Gemasnya Zahwa
10
Bab 10. Berujung Ricuh
11
Bab 11. Lakukan saja poligami!
12
Bab 12. Apa salahku?
13
Bab 13. Nitizen maha benar
14
Bab 14. Awal mula jatuh cinta
15
Bab 15. Ingkar janji
16
Bab 16. Emosi Rey
17
Bab 17. Bodoh! Orang itu kamu
18
Bab 18. Ksatria kuda putih
19
Bab 19. Kecewanya Zahwa
20
Bab 20. Penjelasan Raihan
21
Bab 21. Kejepit pintu mobil
22
Bab 22. Alasan Salimah
23
Bab 23. Tumben marah?
24
Bab 24. Sindiran Raihan
25
Bab 25. Cinta sejati hanya sekali
26
Bab 26. Pilihan Raihan
27
Bab 27. Berita duka
28
Bab 28. Raihan sudah menikah
29
Bab 29. Selamat untuk kalian
30
Bab 30. Piktor
31
Bab 31. Usaha dan doa
32
Bab 32. Urusan kita sudah selesai, mas
33
Bab 33. Penyesalan Zainab
34
Bab 34. Uangku uangmu juga
35
Bab 35. Peka lah Zahwa
36
Bab 36. Pergi kemah
37
Bab 37. Penolakan
38
Bab 38. Jatuh dari tebing
39
Bab 39. Zahwa hilang
40
Bab 40. Syukurlah Tarzania
41
Bab 41. Demi Zahwa
42
Bab 42. Aku cinta kamu Zahwa
43
Bab 43. Rey nekat
44
Bab 44. Apa kalian bertengkar?
45
Bab 45. Kita bukan saudara lagi
46
Bab 46. Ikuti kata hati kamu
47
Bab 47. Kecurigaan Selina
48
Bab 48. Ini tidak boleh terjadi
49
Bab 49. Bertambah satu dukungan
50
Bab 50. Modus dua pria
51
Bab 51. Suntik menyuntik
52
Bab 52. Jadi keluarga Calabria?
53
Bab 53. Trik tarik ulur
54
Bab 54. Akhirnya...
55
Bab 55. Bukan cinta terlarang
56
Bab 56. Drama Salimah, Aini kesal
57
Bab 57. Hadiah untuk Zahwa
58
Bab 58. Calon istriku, Zahwa
59
Bab 59. Coret aku
60
Bab 60. Sabar sebentar lagi
61
Bab 61. Calon imamku
62
Bab 62. Otw kondangan?
63
Bab 63. Status FB dan move on
64
Bab 64. Patah hati dan Kasmaran
65
Bab 65. Kamu gak bisa tidur sayang?
66
Bab 66. Bidadari surgaku
67
Bab 67. Salah tingkah
68
Bab 68. Khitbah
69
Bab 69. Tak sabar menantikan hari itu
70
Bab 70. Zayn cemburu
71
Bab 71. Salimah marah
72
Bab 72. Jalan diatas kaca
73
Bab 73. Ingin cepat hamil
74
Bab 74. Aku menunggumu kak
75
Bab 75. Tawaran perjodohan
76
Bab 76. Kurang gercep
77
Bab 77. Rey marah
78
Bab 78. Kebohongan terbongkar
79
Bab 79. Pernikahan Rey Zahwa (1)
80
Bab 80. Pernikahan Rey Zahwa (Sah)
81
Bab 81. Semoga bahagia
82
Bab 82. Mimpi jadi nyata
83
Bab 83. Penyatuan
84
Bab 84. Memilih merahasiakan
85
Bab 85. Bulan madu ke Korea (1)
86
Bab 86. Bulan madu ke Korea (part 2)
87
Bab 87. Taman danau Ilsan
88
Bab 88. Foto bareng Opa
89
Bab 89. Pesan Rekaman suara
90
Bab 90. Perang dingin
91
Bab 91. Permintaan maaf
92
Bab 92. Jangan lama-lama ngambeknya
93
Bab 93. Bad mood
94
Bab 94. Belum tiga hari
95
Bab 95. Kesabaran Rey
96
Bab 96. Makasih Nemo sayang
97
Bab 97. Wanita bercadar
98
Bab 98. Ditusuk
99
Bab 99. Penolong Zahwa
100
Bab 100. Selina menangis
101
Bab 101. Pergilah dari hidupku
102
Bab 102. Acara syukuran
103
Bab 103. Selamat garis dua
104
Bab 104. Bau parfum wanita
105
Bab 105. Bumil ngambek
106
Bab 106. Melabrak Rivano Irfan
107
Bab 107. Gegabah
108
Bab 108. Kekecewaan keluarga
109
Bab 109. Meminta pertanggungjawaban
110
Bab 110. Tidak mau menikah
111
Bab 111. Cerita malaikat tak bersayap
112
Bab 112. Apa ini karmaku?
113
Bab 113. Semangat Selina
114
Bab 114. Irfan meminta maaf
115
Bab 115. Menolak digugurkan
116
Bab 116. Pertolongan Attar
117
Bab 117. Innalilahi...
118
Bab 118. Semua sayang Selina
119
Bab 119. Akhir Rivano
120
Bab 120. Akhirnya siuman
121
Bab 121. Perubahan Selina
122
Bab 122. Sah juga
123
Bab 123. Malam pertama Aini Zayn
124
Bab 124. Selina pergi
125
Bab 125. Welcome baby (End)
126
Novel baru, baca penting!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!