...🍀🍀🍀...
Kata orang cinta itu indah tapi baginya cinta itu sakit. Mungkin karena dia dikecewakan oleh cinta, lantaran pernikahannya yang gagal. Kali ini dia juga sepertinya kecewa lagi dengan Raihan.
Pria itu mengejarnya sampai keluar dari rumah sakit. "Zahwa! Dengarkan penjelasanku dulu!" seru Raihan memanggil Zahwa.
"Penjelasan apa Mas?" sahut Zahwa seraya bertanya.
Raihan bernafas lega, karena Zahwa masih mau bicara padanya walau dia dalam keadaan marah. "Kita bicara sambil makan siang bareng yuk?" tanyanya Raihan.
Teringat dengan ajakan makan bersama dari Raihan membuat Zahwa mengerutkan keningnya. Dia tiba-tiba teringat dengan kejadian semalam yang hampir merenggut kesuciannya. Di saat Raihan pergi begitu saja tanpa mengabarinya dan dengan bodohnya dia menunggu Raihan disana. Teringat semalam dia jadi kesal, ditambah lagi dengan perjodohan yang dikatakan Salimah, sungguh hatinya terasa panas.
"Ngomong aja disini, Mas. Aku ada janji makan siang lain sebentar lagi." ucap Zahwa sambil melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 12.15 siang. Ya, dia memang ada janji makan siang dengan Selina. Adik sepupunya.
"Oke Zahwa, aku minta maaf karena semalam aku pergi dari restoran. Kamu gak kesana kan? Kamu gak nunggu aku kan?" pertama-tama pria itu meminta maaf dulu akan kejadian semalam.
Zahwa terdiam dengan kedua tangan menyilang di dada. Rasanya sakit mendengar kata maaf dari Raihan. "Jangan bahas itu lagi Mas,"
Membahas kejadian semalam artinya membahas tentang dia dan preman-preman itu. Dia tak mau membahasnya lagi. Rasanya seperti luka Zahwa kembali terbuka. Pikirnya biarkan saja Raihan tak tahu tentang semalam.
"Bagaimana bisa kamu bilang jangan bahas? Sedangkan telpon dan pesan dari ku satupun tidak kamu balas? Aku resah, kamu pasti marah padaku kan?" tanya Raihan dengan rasa bersalah yang ada di benaknya kepada Zahwa.
"Lupakan! Sekarang mas jelasin aja sama aku, perjodohan apa yang di maksud Salimah?" tanyanya tegas, tak mau membahas semalam dan ingin membahas masalah ucapan Salimah saja.
"Tentang itu..." Raihan gelagapan seperti bingung bagaimana menjelaskannya.
"Jangan coba untuk bohong, mas." katanya dengan tatapan tajam pada Raihan.
"Astagfirullah wa...aku gak pernah mau niat bohong sama kamu! Aku akan jelaskan semuanya dengan jujur," tuturnya dengan mata berkaca-kaca.
"Oke, silahkan jelasin. Mas punya waktu 5 menit."
Raihan menjelaskan dengan cepat, singkat tenang perjodohan yang dilakukan keluarganya dengan keluarga Zainab. Dan semalam Raihan di bohongi oleh abahnya yang katanya sedang sakit, lalu dia pulang ke rumah. Ternyata disana malah ada pertemuan dengan keluarga Zainab dan Zainab juga ada di sana. Tapi Raihan tidak menjelaskan kepada Zahwa tentang rencana poligami yang diusulkan oleh Abah dan abinya.
"Jadi ustadz Arifin sama ustadz Iqbal ngejodohin kakak sama anaknya ustadz Burhan? Kak Zainab?"
"Kamu kenal dia?" tanyanya balik.
"Iya, dia teman dekatku...kita satu kampus." jawabnya sambil menghela nafas.
"Oh..."
"Ya udah mas, aku mau pergi dulu. Udah adzan dzuhur."
"Bentar dulu Zahwa! Mas mohon kamu jangan marah ya? Mas dan Zainab menolak perjodohan ini kok, lagian Zainab juga bilang kalau dia punya seseorang yang dia sukai. Mas mohon...hubungan kita tetap terjalin ya?"
"Hubungan macam apa Mas?" tanya Zahwa. "Kegagalan pernikahan? Kehancuran pernikahan? Atau--"
Raihan meletakkan jari telunjuknya di bibir Zahwa seraya menghentikannya bicara. "Zahwa...aku mohon, lupakan semua itu ya? Karena aku pasti akan menikahi kamu,"
Ditatapnya pria itu dengan mata berkaca-kaca. "Memangnya mas percaya kalau aku masih suci? Mas--"
"Aku percaya kamu masih suci karena aku tak percaya pada foto-foto itu dan aku gak peduli, makanya aku mau mempertahankan hubungan kita. Jadi aku minta tolong sama kamu, tolong bersabar ya sampai aku bisa meyakinkan semua keluargaku." Pinta Raihan yang dengan tulus dan tekad kuat, masih ingin mempertahankan hubungan mereka berdua.
Zahwa juga masih memiliki keinginan untuk mempertahankan hubungannya dan Raihan. Tapi kedua keluarga mereka berseteru saat ini, apalagi Amayra yang sekarang secara terang-terangan menolak Raihan.
"Baiklah Mas, Aku akan mencoba untuk memberikan hubungan kita kesempatan. Jangan buat aku lama menunggu, Mas. Jangan kecewakan aku lagi, jangan sakiti aku lagi..."
Pria itu tersenyum sendu, dengan satu tangannya dia menyeka air mata Zahwa yang ternyata sudah turun sampai ke pipinya. "Makasih kamu sudah kasih mas kesempatan. Kamu gak usah khawatir ya soal perjodohan itu, aku sudah menolaknya karena aku hanya ingin kamu yang jadi istriku." ucapnya lembut bersungguh-sungguh dan membuat Zahwa luluh dengan kata-kata manisnya. "Oh ya, dan aku kesini bukan untuk ketemu Zainab...aku kesini buat ketemu kamu dan kebetulan aku berpapasan sama dia dan Salimah." jelasnya lagi pada Zahwa yang memecah kesalahpahaman di antara mereka berdua.
Gadis itu mengangguk pelan, dia akan memegang janji Raihan untuk mempertahankan hubungan mereka. Dan Zahwa juga akan melakukan hal yang sama dengan menjaga hatinya untuk Raihan. "Baik mas, aku paham...maaf ya aku sudah marah. duluan sama kamu."
Semoga saja janjimu itu benar-benar bukan di lidah saja Mas, semoga Allah menyatukan cinta kita berdua. Batin Zahwa berdoa.
"Aku juga minta maaf karena semalam aku meninggalkan kamu. Tapi kamu marah atau kamu cemburu?" godanya pada gadis itu.
"Hehe, apaan sih mas!" Zahwa kembali tersenyum di sela-sela tangisannya.
Raihan tersenyum lega manakala dia melihat wajah cantik Zahwa mulai tersenyum kembali. "Hehe, ya udah, kita shalat dhuhur dulu yuk? Ada mushala kan di dekat sini?" tanya Raihan lembut seraya mengajak Zahwa untuk menunaikan shalat Zuhur.
"Iya Mas, ada di sebelah sana!" tunjuk Zahwa pada mushala yang ada di sebelah kiri ruang UGD.
Mereka pun pergi ke mushala itu bersama dan berpisah saat akan mengambil air wudhu. Usai wudhu dan melaksanakan shalat, Zahwa keluar lebih dulu karena menerima pesan dari Selina yang sudah ada di depan rumah sakit.
"Kakak!" Panggil Selina seraya melambaikan tangannya kepada Zahwa. Zahwa balas tersenyum.
Namun Selina tak sendiri, dia bersama Rey juga disana. "Kakak? Kakak juga disini?" tanya Zahwa menyambut Rey dengan senyuman seperti biasa.
"Iya, Selina katanya ngajak kamu makan siang! Jadi aku mau sekalian ikut kalian makan siang juga!" kata Rey sambil tersenyum.
"Aku pikir presiden dari sebuah perusahaan besar tidak punya waktu makan siang diluar, hahh...ya sudah deh ayo kita makan bersama." ucap Zahwa.
Sebenarnya Rey memang sibuk dengan pekerjaannya sebagai pimpinan perusahaan menggantikan Bram papanya yang sedang pergi ke New York, namun mendengar Selina ingin makan siang dengan Zahwa. Membuat Rey meminta izin kepada sekretarisnya untuk pergi ke luar dan makan siang di luar bersama Zahwa.
"Zahwa, aku ikut makan siang sama kamu juga ya..." ucap seorang pria yang berdiri tepat di belakang Zahwa.
Pria yang kehadirannya sangat mengganggu di mata Reyndra. Sampai-sampai pria itu menatap sinis padanya.
Kenapa dia ada disini?
...****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Dirmayanti Maryam
bgt bodoh.y kmu zahwa yg msih berharap dg pria keturunan tukang poligami. ingat zahwa kmu seorg dr gigi yg punya harga diri, cinta sih cinta ttpi klo harga diri dikorbankn demi menyatukn cinta mending pergi deh🙂
2022-10-11
4
Ara Aulia
wah wah d rebutin 2 cowo 🤭🤭🤭
2022-09-24
0
Ara Aulia
tapi sayangnya itu kayanya cuma mimpi zahwa
2022-09-24
1