Bab 5. Rasa tak biasa

POV Reyndra

...🍀🍀🍀...

Aku hanyalah seorang anak angkat dalam keluarga Calabria, namun lama sekali keluarga ini tidak pernah memperlakukanku seperti anak angkat. Kedua orang tuaku, mama Diana dan papa Bram sangat menyayangiku. Walau sudah mempunyai Selina, adikku yang tak lain adalah anak kandung mereka. Tidak ada perlakuan berbeda dari mereka untukku bahkan setelah kehadirannya.

Kasih sayang mereka tetap sama kepadaku. Selain mama dan papa yang menyayangiku, Oma,Tante Amayra dan om Satria juga menganggapku seperti anak mereka sendiri, kalau ada apa-apa pada Zayn dan Zahwa. Pastilah aku yang berperan untuk menengahi mereka. Aku yang paling dewasa diantara adik-adikku itu, begitulah kata kedua orang tuaku.

"Rey, tolong bujukin Zahwa sama Zayn ya! Mereka berantem lagi tuh." ucap tante Amayra setiap aku yang bertugas melerai.

"Ya Tante," jawabku sembari tersenyum.

Aku selalu berhasil membuat suasana menjadi tenang. Sikapku yang kalem, mungkin membuat semua orang mengira diriku sebagai pribadi yang dewasa. Mama dan papa juga sering bilang begitu.

Tak terasa aku telah lulus dari kuliahku di luar negeri setelah menempuh pendidikan hampir 3 tahun. Aku berhasil meraih gelarku dalam waktu yang cukup cepat. Aku pun kembali ke Indonesia, aku tak sabar bertemu dengan semua anggota keluargaku untuk memberitahu kabar baik ini. Rencananya aku akan mewarisi perusahaan papaku, namun niatku itu hanya untuk sementara saja. Bagaimanapun juga aku sadar diri, aku tidak memiliki ikatan darah dengan mereka. Perusahaan Calabria, lebih berhak untuk Zayn daripada aku.

Aku kembali diam-diam ke rumah tanpa memberitahu keluargaku, tak lupa aku membawa oleh-oleh untuk mereka semua. Terutama untuk adikku Zahwa, aku membawakan banyak oleh-oleh untuknya. Ya, aku sayang sekali pada Zahwa. Selain imut, dia juga menggemaskan dan setiap kali bicara dengannya aku merasa nyaman. Sungguh, diantara semua keluargaku, aku paling tak sabar bertemu Zahwa. Bagaimana keadaannya saat ini setelah 3 tahun lamanya tak bertemu? Terakhir kali aku lihat di masihlah anak SMP yang tubuhnya pendek, mungkin sekarang dia sudah SMA.

Malam itu aku sampai di rumah Calabria, rumah yang telah memberiku banyak kehangatan keluarga. Diam-diam aku memasuki rumah itu dengan jalan yang mengendap-ngendap lewat pintu belakang, dengan kunci yang aku miliki. Aku bermaksud untuk memberikan surprise pada keluargaku.

"Kayaknya mereka udah pada tidur. Hem ya udah deh, besok aja kejutannya. Aku juga ngantuk.... hoaaamm..." Aku berjalan menuju ke arah kamar yang biasanya selalu aku tempati. Dalam hati, besok aku akan pergi ke rumah tante Amayra dan om Satria, untuk bertemu Zayn dan Zahwa.

Namun sepertinya aku harus mengurungkan niatku untuk pergi ke sana. Manakala atensiku mengarah pada seorang wanita cantik, sedang tidur di atas meja belajar kamarku. Hah? Mengapa dia berada di sana?

Ku dekati wanita cantik yang mengenakan piyama tidur dan tanpa hijab dikepalanya. Rambutnya yang hitam terurai panjang, membuat dirinya terlihat semakin indah di pandang mata. Salivaku naik turun melihatnya, Masya Allah.... cantiknya dia.

"Zahwa?" gumamku tak menyangka bahwa wanita itu adalah Zahwa.

Aku yakin saat melihat wajahnya, dia adalah Zahwa. Adik sepupuku, ternyata dia sudah tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik luar biasa.

Entah setan macam apa yang merasuki ku, ku dekatkan wajahku ke arah wajahnya yang tengah tertidur pulas itu. Ku kecup bibirnya sekilas. Mungkin bibir Zahwa belum pernah tersentuh oleh siapapun, aku yang pertama.

Ada rasa manis dan hangat saat benda kenyal milikku terbenam di bibir cantiknya.

Astagfirullahaladzim! A-apa yang aku lakukan? Apa aku sudah gila?! Ya, mungkin kecupan ini adalah kecupan sayang. Pikirku dalam hati!

Setalah itu, aku bekerja di perusahaan Calabria dan membantu papa mengembangkan bisnisnya. Walau sebenarnya cita-cita ku adalah menjadi seorang dosen. Tapi, demi papaku dan demi keluarga ini, aku menjadi Presdir yang tidak ku sukai.

Suatu hari Tante Amayra memintaku untuk menjemput Zahwa dan Zayn di sekolahnya. Ya, Zayn dan Zahwa sudah menginjak kelas 3 SMA. Pantas saja Zahwa terlihat begitu dewasa, dia memang sudah dewasa sih.

Aku menunggu di depan sekolah tempat Zahwa dan Zayn belajar, 15 menit sebelum bel berbunyi. Tak berselang lama, aku melihat sosok Zahwa yang berhasil membuatku bergetar lagi. Sial! Degup jantung ku lagi-lagi begini setiap aku melihat Zahwa. Darahku berdesir hebat, setiap kali eksistensi gadis itu ada di depan mataku.

Ketika aku akan berjalan mendekat ke arah Zahwa, kulihat seorang pria berseragam putih abu, berwajah tampan mendekatinya. Dia membawa selembar surat pada Zahwa, dengan wajah yang ramah seperti biasanya. Zahwa mengambil surat itu. Entah apa yang mereka bicarakan, tak lama kemudian pria itu pergi dengan wajah tersipu malu.

"Zahwa!" panggilku.

"Kakak! Kok kakak ada disini?" tanya Zahwa dengan keningnya yang berkerut. Matanya uang polos menatap diriku, kepalanya mendongak.

"Pulang sekolah malah pacaran, nanti aku bilangin om Satria loh!" entah dapat keberanian dari mana, mengapa aku mengatakan itu pada Zahwa. Kenapa kesannya seperti aku sedang cemburu?

"Ish...siapa juga yang pacaran?" sangkal Zahwa dengan bibir yang mengerucut, membuat dirinya semakin imut.

"Terus cowok tadi siapa?"

"Temenku,"

"Terus itu apaan?" lirikku pada surat yang ada di tangan Zahwa.

"Nggak, bukan apa-apa! Hehe..." Zahwa menyembunyikan surat itu di belakang tubuhnya.

"Haahhh...ya sudah, ayo masuk ke mobil. Eh, Zayn dimana?" Tanyaku yang tak melihat eksistensi Zayn disana.

"Kak Zayn ada pelajaran tambahan kak! Jadi aku di suruh pulang duluan."

"Ya udah, ayo...kakak anter pulang."

Aku dan Zahwa masuk ke dalam mobil, ku tancap gas menuju ke sebuah rumah makan. Aku memang berencana untuk mengajak Zahwa makan siang lebih dulu. Pastilah adik sepupunya itu lapar baru pulang sekolah.

Seperti biasa aku memanjakannya dengan memesan eskrim kesukaannya, ayam goreng geprek yang menjadi makanan favoritnya. Senang hatiku melihatnya tersenyum bahagia, hatiku juga ikut bahagia.

Hingga pada suatu hari, aku menyadari bahwa rasaku ini bukanlah rasa biasa. Aku tidak hanya menganggap Zahwa sebagai adik sepupuku, tapi dia lebih dari itu didalam hatiku. Hal itu terbukti ketika aku mencoba berpacaran dengan beberapa wanita, namun hubunganku selalu kandas. Karena hanya Zahwa yang terlihat di mataku. Aku semakin cemburu melihatnya seringkali berkirim pesan dengan Raihan yang kuliah di Mesir. Dadaku semakin sesak, aku tau rasa ini tak boleh aku miliki. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi dari rumahku dan pergi ke Singapore untuk urusan bisnis. Berpikir aku bisa melupakan dirinya dengan kepergianku ini. Namun suatu hari kudengar kabar om Satria meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan mobil, aku pulang sebentar ke Jakarta dan menghibur Zahwa yang berduka. Ku peluk gadis itu, mengatakan kata-kata yang mungkin bisa membuatnya tenang. Setelah Zahwa dan semua keluarga ku mulai tenang, 1 bulan kemudian aku kembali ke Singapore. Karena rasaku pada Zahwa malah semakin bertumbuh, aku pun menetap di Singapura selama 3 tahun lamanya.

Sungguh! Aku merasa berdosa pada papa, mama, Tante Amayra dan om Satria. Juga semua orang yang ku sayang. Apa yang akan mereka katakan bila mereka semua tahu aku miliki perasaan seperti ini pada Zahwa? Saat itu aku cukup tau diri, sampai...

"Rai? Kamu masih betah di Singapore ya nak? Bisa gak kamu pulang dulu? Seminggu aja." tanya mama Diana padaku, lewat telpon.

"Ada apa, Ma?" Tanyaku mendengar suara mama yang aneh. "Apa terjadi sesuatu? Mama, papa, Oma, sakit? Atau..." pikiranku langsung ke mana-mana, manakala Mama yang tak biasanya menghubungiku. Hari ini Dia meminta aku untuk pulang.

"Nggak Rey, kami sehat-sehat aja kok. Cuma ini tentang Zahwa," jawab mamaku.

Zahwa? Ada apa dengannya? Aku langsung menanyakan pada mamaku. Mungkinkah sesuatu pada Zahwa?

"Zahwa kenapa ma? Apa dia sakit?" Tanyaku cemas.

"Rai, Zahwa adik kamu akan segera menikah. Jadi, kamu harus pulang ya, nak."

Astagfirullahaladzim!

Aku memekik terkejut, mendengar jawaban mamaku. Apa katanya? Zahwa akan menikah? Tubuhku langsung terduduk di atas ranjang, aku gemetar hebat. Ku jatuhkan ponselku tak sengaja ke lantai.

SUNGGUH!

Hatiku bagai tersayat sayat mendengar wanita yang masih kucintai akan segera menikah dengan pria lain.

...*****...

Terpopuler

Comments

manisa

manisa

zahwa

2023-06-25

0

Neyna 🎭🖌️

Neyna 🎭🖌️

semangat irma 💪💕💕

2022-10-10

0

lina

lina

cinta tak harus memiliki tpi rasanya sakit, cara haram oun d lakuin buat dptin cinta itu cewe, bkn cinta yg d dot tp cuma tubuhnya doang, htnya mh msh milik orang laen 😭😭

2022-09-15

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Lupakan Zahwa
2 Bab 2. Batalnya pernikahan
3 Bab 3. Kekecewaan
4 Bab 4. Abiku tak setuju
5 Bab 5. Rasa tak biasa
6 Bab 6. Alasan Rey
7 Bab 7. Zahwa patah hati
8 Bab 8. Kasih Sayang Rey
9 Bab 9. Gemasnya Zahwa
10 Bab 10. Berujung Ricuh
11 Bab 11. Lakukan saja poligami!
12 Bab 12. Apa salahku?
13 Bab 13. Nitizen maha benar
14 Bab 14. Awal mula jatuh cinta
15 Bab 15. Ingkar janji
16 Bab 16. Emosi Rey
17 Bab 17. Bodoh! Orang itu kamu
18 Bab 18. Ksatria kuda putih
19 Bab 19. Kecewanya Zahwa
20 Bab 20. Penjelasan Raihan
21 Bab 21. Kejepit pintu mobil
22 Bab 22. Alasan Salimah
23 Bab 23. Tumben marah?
24 Bab 24. Sindiran Raihan
25 Bab 25. Cinta sejati hanya sekali
26 Bab 26. Pilihan Raihan
27 Bab 27. Berita duka
28 Bab 28. Raihan sudah menikah
29 Bab 29. Selamat untuk kalian
30 Bab 30. Piktor
31 Bab 31. Usaha dan doa
32 Bab 32. Urusan kita sudah selesai, mas
33 Bab 33. Penyesalan Zainab
34 Bab 34. Uangku uangmu juga
35 Bab 35. Peka lah Zahwa
36 Bab 36. Pergi kemah
37 Bab 37. Penolakan
38 Bab 38. Jatuh dari tebing
39 Bab 39. Zahwa hilang
40 Bab 40. Syukurlah Tarzania
41 Bab 41. Demi Zahwa
42 Bab 42. Aku cinta kamu Zahwa
43 Bab 43. Rey nekat
44 Bab 44. Apa kalian bertengkar?
45 Bab 45. Kita bukan saudara lagi
46 Bab 46. Ikuti kata hati kamu
47 Bab 47. Kecurigaan Selina
48 Bab 48. Ini tidak boleh terjadi
49 Bab 49. Bertambah satu dukungan
50 Bab 50. Modus dua pria
51 Bab 51. Suntik menyuntik
52 Bab 52. Jadi keluarga Calabria?
53 Bab 53. Trik tarik ulur
54 Bab 54. Akhirnya...
55 Bab 55. Bukan cinta terlarang
56 Bab 56. Drama Salimah, Aini kesal
57 Bab 57. Hadiah untuk Zahwa
58 Bab 58. Calon istriku, Zahwa
59 Bab 59. Coret aku
60 Bab 60. Sabar sebentar lagi
61 Bab 61. Calon imamku
62 Bab 62. Otw kondangan?
63 Bab 63. Status FB dan move on
64 Bab 64. Patah hati dan Kasmaran
65 Bab 65. Kamu gak bisa tidur sayang?
66 Bab 66. Bidadari surgaku
67 Bab 67. Salah tingkah
68 Bab 68. Khitbah
69 Bab 69. Tak sabar menantikan hari itu
70 Bab 70. Zayn cemburu
71 Bab 71. Salimah marah
72 Bab 72. Jalan diatas kaca
73 Bab 73. Ingin cepat hamil
74 Bab 74. Aku menunggumu kak
75 Bab 75. Tawaran perjodohan
76 Bab 76. Kurang gercep
77 Bab 77. Rey marah
78 Bab 78. Kebohongan terbongkar
79 Bab 79. Pernikahan Rey Zahwa (1)
80 Bab 80. Pernikahan Rey Zahwa (Sah)
81 Bab 81. Semoga bahagia
82 Bab 82. Mimpi jadi nyata
83 Bab 83. Penyatuan
84 Bab 84. Memilih merahasiakan
85 Bab 85. Bulan madu ke Korea (1)
86 Bab 86. Bulan madu ke Korea (part 2)
87 Bab 87. Taman danau Ilsan
88 Bab 88. Foto bareng Opa
89 Bab 89. Pesan Rekaman suara
90 Bab 90. Perang dingin
91 Bab 91. Permintaan maaf
92 Bab 92. Jangan lama-lama ngambeknya
93 Bab 93. Bad mood
94 Bab 94. Belum tiga hari
95 Bab 95. Kesabaran Rey
96 Bab 96. Makasih Nemo sayang
97 Bab 97. Wanita bercadar
98 Bab 98. Ditusuk
99 Bab 99. Penolong Zahwa
100 Bab 100. Selina menangis
101 Bab 101. Pergilah dari hidupku
102 Bab 102. Acara syukuran
103 Bab 103. Selamat garis dua
104 Bab 104. Bau parfum wanita
105 Bab 105. Bumil ngambek
106 Bab 106. Melabrak Rivano Irfan
107 Bab 107. Gegabah
108 Bab 108. Kekecewaan keluarga
109 Bab 109. Meminta pertanggungjawaban
110 Bab 110. Tidak mau menikah
111 Bab 111. Cerita malaikat tak bersayap
112 Bab 112. Apa ini karmaku?
113 Bab 113. Semangat Selina
114 Bab 114. Irfan meminta maaf
115 Bab 115. Menolak digugurkan
116 Bab 116. Pertolongan Attar
117 Bab 117. Innalilahi...
118 Bab 118. Semua sayang Selina
119 Bab 119. Akhir Rivano
120 Bab 120. Akhirnya siuman
121 Bab 121. Perubahan Selina
122 Bab 122. Sah juga
123 Bab 123. Malam pertama Aini Zayn
124 Bab 124. Selina pergi
125 Bab 125. Welcome baby (End)
126 Novel baru, baca penting!
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Bab 1. Lupakan Zahwa
2
Bab 2. Batalnya pernikahan
3
Bab 3. Kekecewaan
4
Bab 4. Abiku tak setuju
5
Bab 5. Rasa tak biasa
6
Bab 6. Alasan Rey
7
Bab 7. Zahwa patah hati
8
Bab 8. Kasih Sayang Rey
9
Bab 9. Gemasnya Zahwa
10
Bab 10. Berujung Ricuh
11
Bab 11. Lakukan saja poligami!
12
Bab 12. Apa salahku?
13
Bab 13. Nitizen maha benar
14
Bab 14. Awal mula jatuh cinta
15
Bab 15. Ingkar janji
16
Bab 16. Emosi Rey
17
Bab 17. Bodoh! Orang itu kamu
18
Bab 18. Ksatria kuda putih
19
Bab 19. Kecewanya Zahwa
20
Bab 20. Penjelasan Raihan
21
Bab 21. Kejepit pintu mobil
22
Bab 22. Alasan Salimah
23
Bab 23. Tumben marah?
24
Bab 24. Sindiran Raihan
25
Bab 25. Cinta sejati hanya sekali
26
Bab 26. Pilihan Raihan
27
Bab 27. Berita duka
28
Bab 28. Raihan sudah menikah
29
Bab 29. Selamat untuk kalian
30
Bab 30. Piktor
31
Bab 31. Usaha dan doa
32
Bab 32. Urusan kita sudah selesai, mas
33
Bab 33. Penyesalan Zainab
34
Bab 34. Uangku uangmu juga
35
Bab 35. Peka lah Zahwa
36
Bab 36. Pergi kemah
37
Bab 37. Penolakan
38
Bab 38. Jatuh dari tebing
39
Bab 39. Zahwa hilang
40
Bab 40. Syukurlah Tarzania
41
Bab 41. Demi Zahwa
42
Bab 42. Aku cinta kamu Zahwa
43
Bab 43. Rey nekat
44
Bab 44. Apa kalian bertengkar?
45
Bab 45. Kita bukan saudara lagi
46
Bab 46. Ikuti kata hati kamu
47
Bab 47. Kecurigaan Selina
48
Bab 48. Ini tidak boleh terjadi
49
Bab 49. Bertambah satu dukungan
50
Bab 50. Modus dua pria
51
Bab 51. Suntik menyuntik
52
Bab 52. Jadi keluarga Calabria?
53
Bab 53. Trik tarik ulur
54
Bab 54. Akhirnya...
55
Bab 55. Bukan cinta terlarang
56
Bab 56. Drama Salimah, Aini kesal
57
Bab 57. Hadiah untuk Zahwa
58
Bab 58. Calon istriku, Zahwa
59
Bab 59. Coret aku
60
Bab 60. Sabar sebentar lagi
61
Bab 61. Calon imamku
62
Bab 62. Otw kondangan?
63
Bab 63. Status FB dan move on
64
Bab 64. Patah hati dan Kasmaran
65
Bab 65. Kamu gak bisa tidur sayang?
66
Bab 66. Bidadari surgaku
67
Bab 67. Salah tingkah
68
Bab 68. Khitbah
69
Bab 69. Tak sabar menantikan hari itu
70
Bab 70. Zayn cemburu
71
Bab 71. Salimah marah
72
Bab 72. Jalan diatas kaca
73
Bab 73. Ingin cepat hamil
74
Bab 74. Aku menunggumu kak
75
Bab 75. Tawaran perjodohan
76
Bab 76. Kurang gercep
77
Bab 77. Rey marah
78
Bab 78. Kebohongan terbongkar
79
Bab 79. Pernikahan Rey Zahwa (1)
80
Bab 80. Pernikahan Rey Zahwa (Sah)
81
Bab 81. Semoga bahagia
82
Bab 82. Mimpi jadi nyata
83
Bab 83. Penyatuan
84
Bab 84. Memilih merahasiakan
85
Bab 85. Bulan madu ke Korea (1)
86
Bab 86. Bulan madu ke Korea (part 2)
87
Bab 87. Taman danau Ilsan
88
Bab 88. Foto bareng Opa
89
Bab 89. Pesan Rekaman suara
90
Bab 90. Perang dingin
91
Bab 91. Permintaan maaf
92
Bab 92. Jangan lama-lama ngambeknya
93
Bab 93. Bad mood
94
Bab 94. Belum tiga hari
95
Bab 95. Kesabaran Rey
96
Bab 96. Makasih Nemo sayang
97
Bab 97. Wanita bercadar
98
Bab 98. Ditusuk
99
Bab 99. Penolong Zahwa
100
Bab 100. Selina menangis
101
Bab 101. Pergilah dari hidupku
102
Bab 102. Acara syukuran
103
Bab 103. Selamat garis dua
104
Bab 104. Bau parfum wanita
105
Bab 105. Bumil ngambek
106
Bab 106. Melabrak Rivano Irfan
107
Bab 107. Gegabah
108
Bab 108. Kekecewaan keluarga
109
Bab 109. Meminta pertanggungjawaban
110
Bab 110. Tidak mau menikah
111
Bab 111. Cerita malaikat tak bersayap
112
Bab 112. Apa ini karmaku?
113
Bab 113. Semangat Selina
114
Bab 114. Irfan meminta maaf
115
Bab 115. Menolak digugurkan
116
Bab 116. Pertolongan Attar
117
Bab 117. Innalilahi...
118
Bab 118. Semua sayang Selina
119
Bab 119. Akhir Rivano
120
Bab 120. Akhirnya siuman
121
Bab 121. Perubahan Selina
122
Bab 122. Sah juga
123
Bab 123. Malam pertama Aini Zayn
124
Bab 124. Selina pergi
125
Bab 125. Welcome baby (End)
126
Novel baru, baca penting!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!