POV Reyndra
...🍀🍀🍀...
Aku hanyalah seorang anak angkat dalam keluarga Calabria, namun lama sekali keluarga ini tidak pernah memperlakukanku seperti anak angkat. Kedua orang tuaku, mama Diana dan papa Bram sangat menyayangiku. Walau sudah mempunyai Selina, adikku yang tak lain adalah anak kandung mereka. Tidak ada perlakuan berbeda dari mereka untukku bahkan setelah kehadirannya.
Kasih sayang mereka tetap sama kepadaku. Selain mama dan papa yang menyayangiku, Oma,Tante Amayra dan om Satria juga menganggapku seperti anak mereka sendiri, kalau ada apa-apa pada Zayn dan Zahwa. Pastilah aku yang berperan untuk menengahi mereka. Aku yang paling dewasa diantara adik-adikku itu, begitulah kata kedua orang tuaku.
"Rey, tolong bujukin Zahwa sama Zayn ya! Mereka berantem lagi tuh." ucap tante Amayra setiap aku yang bertugas melerai.
"Ya Tante," jawabku sembari tersenyum.
Aku selalu berhasil membuat suasana menjadi tenang. Sikapku yang kalem, mungkin membuat semua orang mengira diriku sebagai pribadi yang dewasa. Mama dan papa juga sering bilang begitu.
Tak terasa aku telah lulus dari kuliahku di luar negeri setelah menempuh pendidikan hampir 3 tahun. Aku berhasil meraih gelarku dalam waktu yang cukup cepat. Aku pun kembali ke Indonesia, aku tak sabar bertemu dengan semua anggota keluargaku untuk memberitahu kabar baik ini. Rencananya aku akan mewarisi perusahaan papaku, namun niatku itu hanya untuk sementara saja. Bagaimanapun juga aku sadar diri, aku tidak memiliki ikatan darah dengan mereka. Perusahaan Calabria, lebih berhak untuk Zayn daripada aku.
Aku kembali diam-diam ke rumah tanpa memberitahu keluargaku, tak lupa aku membawa oleh-oleh untuk mereka semua. Terutama untuk adikku Zahwa, aku membawakan banyak oleh-oleh untuknya. Ya, aku sayang sekali pada Zahwa. Selain imut, dia juga menggemaskan dan setiap kali bicara dengannya aku merasa nyaman. Sungguh, diantara semua keluargaku, aku paling tak sabar bertemu Zahwa. Bagaimana keadaannya saat ini setelah 3 tahun lamanya tak bertemu? Terakhir kali aku lihat di masihlah anak SMP yang tubuhnya pendek, mungkin sekarang dia sudah SMA.
Malam itu aku sampai di rumah Calabria, rumah yang telah memberiku banyak kehangatan keluarga. Diam-diam aku memasuki rumah itu dengan jalan yang mengendap-ngendap lewat pintu belakang, dengan kunci yang aku miliki. Aku bermaksud untuk memberikan surprise pada keluargaku.
"Kayaknya mereka udah pada tidur. Hem ya udah deh, besok aja kejutannya. Aku juga ngantuk.... hoaaamm..." Aku berjalan menuju ke arah kamar yang biasanya selalu aku tempati. Dalam hati, besok aku akan pergi ke rumah tante Amayra dan om Satria, untuk bertemu Zayn dan Zahwa.
Namun sepertinya aku harus mengurungkan niatku untuk pergi ke sana. Manakala atensiku mengarah pada seorang wanita cantik, sedang tidur di atas meja belajar kamarku. Hah? Mengapa dia berada di sana?
Ku dekati wanita cantik yang mengenakan piyama tidur dan tanpa hijab dikepalanya. Rambutnya yang hitam terurai panjang, membuat dirinya terlihat semakin indah di pandang mata. Salivaku naik turun melihatnya, Masya Allah.... cantiknya dia.
"Zahwa?" gumamku tak menyangka bahwa wanita itu adalah Zahwa.
Aku yakin saat melihat wajahnya, dia adalah Zahwa. Adik sepupuku, ternyata dia sudah tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik luar biasa.
Entah setan macam apa yang merasuki ku, ku dekatkan wajahku ke arah wajahnya yang tengah tertidur pulas itu. Ku kecup bibirnya sekilas. Mungkin bibir Zahwa belum pernah tersentuh oleh siapapun, aku yang pertama.
Ada rasa manis dan hangat saat benda kenyal milikku terbenam di bibir cantiknya.
Astagfirullahaladzim! A-apa yang aku lakukan? Apa aku sudah gila?! Ya, mungkin kecupan ini adalah kecupan sayang. Pikirku dalam hati!
Setalah itu, aku bekerja di perusahaan Calabria dan membantu papa mengembangkan bisnisnya. Walau sebenarnya cita-cita ku adalah menjadi seorang dosen. Tapi, demi papaku dan demi keluarga ini, aku menjadi Presdir yang tidak ku sukai.
Suatu hari Tante Amayra memintaku untuk menjemput Zahwa dan Zayn di sekolahnya. Ya, Zayn dan Zahwa sudah menginjak kelas 3 SMA. Pantas saja Zahwa terlihat begitu dewasa, dia memang sudah dewasa sih.
Aku menunggu di depan sekolah tempat Zahwa dan Zayn belajar, 15 menit sebelum bel berbunyi. Tak berselang lama, aku melihat sosok Zahwa yang berhasil membuatku bergetar lagi. Sial! Degup jantung ku lagi-lagi begini setiap aku melihat Zahwa. Darahku berdesir hebat, setiap kali eksistensi gadis itu ada di depan mataku.
Ketika aku akan berjalan mendekat ke arah Zahwa, kulihat seorang pria berseragam putih abu, berwajah tampan mendekatinya. Dia membawa selembar surat pada Zahwa, dengan wajah yang ramah seperti biasanya. Zahwa mengambil surat itu. Entah apa yang mereka bicarakan, tak lama kemudian pria itu pergi dengan wajah tersipu malu.
"Zahwa!" panggilku.
"Kakak! Kok kakak ada disini?" tanya Zahwa dengan keningnya yang berkerut. Matanya uang polos menatap diriku, kepalanya mendongak.
"Pulang sekolah malah pacaran, nanti aku bilangin om Satria loh!" entah dapat keberanian dari mana, mengapa aku mengatakan itu pada Zahwa. Kenapa kesannya seperti aku sedang cemburu?
"Ish...siapa juga yang pacaran?" sangkal Zahwa dengan bibir yang mengerucut, membuat dirinya semakin imut.
"Terus cowok tadi siapa?"
"Temenku,"
"Terus itu apaan?" lirikku pada surat yang ada di tangan Zahwa.
"Nggak, bukan apa-apa! Hehe..." Zahwa menyembunyikan surat itu di belakang tubuhnya.
"Haahhh...ya sudah, ayo masuk ke mobil. Eh, Zayn dimana?" Tanyaku yang tak melihat eksistensi Zayn disana.
"Kak Zayn ada pelajaran tambahan kak! Jadi aku di suruh pulang duluan."
"Ya udah, ayo...kakak anter pulang."
Aku dan Zahwa masuk ke dalam mobil, ku tancap gas menuju ke sebuah rumah makan. Aku memang berencana untuk mengajak Zahwa makan siang lebih dulu. Pastilah adik sepupunya itu lapar baru pulang sekolah.
Seperti biasa aku memanjakannya dengan memesan eskrim kesukaannya, ayam goreng geprek yang menjadi makanan favoritnya. Senang hatiku melihatnya tersenyum bahagia, hatiku juga ikut bahagia.
Hingga pada suatu hari, aku menyadari bahwa rasaku ini bukanlah rasa biasa. Aku tidak hanya menganggap Zahwa sebagai adik sepupuku, tapi dia lebih dari itu didalam hatiku. Hal itu terbukti ketika aku mencoba berpacaran dengan beberapa wanita, namun hubunganku selalu kandas. Karena hanya Zahwa yang terlihat di mataku. Aku semakin cemburu melihatnya seringkali berkirim pesan dengan Raihan yang kuliah di Mesir. Dadaku semakin sesak, aku tau rasa ini tak boleh aku miliki. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi dari rumahku dan pergi ke Singapore untuk urusan bisnis. Berpikir aku bisa melupakan dirinya dengan kepergianku ini. Namun suatu hari kudengar kabar om Satria meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan mobil, aku pulang sebentar ke Jakarta dan menghibur Zahwa yang berduka. Ku peluk gadis itu, mengatakan kata-kata yang mungkin bisa membuatnya tenang. Setelah Zahwa dan semua keluarga ku mulai tenang, 1 bulan kemudian aku kembali ke Singapore. Karena rasaku pada Zahwa malah semakin bertumbuh, aku pun menetap di Singapura selama 3 tahun lamanya.
Sungguh! Aku merasa berdosa pada papa, mama, Tante Amayra dan om Satria. Juga semua orang yang ku sayang. Apa yang akan mereka katakan bila mereka semua tahu aku miliki perasaan seperti ini pada Zahwa? Saat itu aku cukup tau diri, sampai...
"Rai? Kamu masih betah di Singapore ya nak? Bisa gak kamu pulang dulu? Seminggu aja." tanya mama Diana padaku, lewat telpon.
"Ada apa, Ma?" Tanyaku mendengar suara mama yang aneh. "Apa terjadi sesuatu? Mama, papa, Oma, sakit? Atau..." pikiranku langsung ke mana-mana, manakala Mama yang tak biasanya menghubungiku. Hari ini Dia meminta aku untuk pulang.
"Nggak Rey, kami sehat-sehat aja kok. Cuma ini tentang Zahwa," jawab mamaku.
Zahwa? Ada apa dengannya? Aku langsung menanyakan pada mamaku. Mungkinkah sesuatu pada Zahwa?
"Zahwa kenapa ma? Apa dia sakit?" Tanyaku cemas.
"Rai, Zahwa adik kamu akan segera menikah. Jadi, kamu harus pulang ya, nak."
Astagfirullahaladzim!
Aku memekik terkejut, mendengar jawaban mamaku. Apa katanya? Zahwa akan menikah? Tubuhku langsung terduduk di atas ranjang, aku gemetar hebat. Ku jatuhkan ponselku tak sengaja ke lantai.
SUNGGUH!
Hatiku bagai tersayat sayat mendengar wanita yang masih kucintai akan segera menikah dengan pria lain.
...*****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
manisa
zahwa
2023-06-25
0
Neyna 🎭🖌️
semangat irma 💪💕💕
2022-10-10
0
lina
cinta tak harus memiliki tpi rasanya sakit, cara haram oun d lakuin buat dptin cinta itu cewe, bkn cinta yg d dot tp cuma tubuhnya doang, htnya mh msh milik orang laen 😭😭
2022-09-15
1