Bab 13. Nitizen maha benar

...🍁🍁🍁...

Semua orang di rumah sakit itu seperti menjaga jarak dari Zahwa, namun Zahwa berusaha untuk berpikir positif. Mungkin saja semua orang begitu karena kesibukan masing-masing.

Saat jam istirahat, Zahwa berniat pergi ke mushala rumah sakit untuk menunaikan shalat Zuhur di sana. Seperti biasanya, dia mengajak ketigatemannya yang juga dokter magang di rumah sakit itu, namun beda divisi.

"Assalamualaikum," Zahwa mengucapkan salam sembari mengetuk pintu salah satu ruangan di rumah sakit itu. Ruangan yang bertuliskan bagian obygn.

Begitu Zahwa masuk ke dalamnya, suasana yang tadinya ramai menjadi hening. Dia melihat ketiga temannya berada di sana, mereka memandang tajam begitu menyadari kehadiran Zahwa.

Padahal barusan aku denger mereka lagi ngobrol, kenapa pas aku masuk...kok mereka pada diem sih?

"Waalaikumsalam, Zahwa." jawab Zainab, salah satu teman dekat Zahwa di kampusnya. Dia juga berhijab sama seperti Zahwa, wajahnya pun cantik, memiliki kepribadian lembut yang bertolak belakang dengan kepribadian Zahwa.

Hanya Zainab saja di ruangan itu yang membalas salam Zahwa. Sementara dua temannya yang lain tidak membalas salam Zahwa. "Wajib loh hukumnya menjawab salam," ucap Zahwa sambil tersenyum seraya menatap kedua temannya yang lain.

"Waalaikumsalam." jawab kedua teman Zahwa yang lain dengan nada yang malas.

"Nah gitu dong!" Zahwa tetap tersenyum, meski dirinya dicuekin seperti itu.Dia tetap santai dan sabar. "Eh, kalian udah shalat Zuhur? Kita shalat Zuhur yuk, terus makan siang bareng." lanjutnya seraya mengajak ke 3 temannya itu.

"Gak deh, kamu duluan aja. Kita masih ada urusan," jawab Vera, ketus. Vera adalah teman Zahwa yang satu divisi dengan

"Urusan apa? Mending shalat Zuhur dulu yuk biar tenang," tegur Zahwa pada salah satu temannya itu.

"Terserah kita dong mau shalat dulu mau enggak, gak usah sok ngatur deh!" kata Vera sinis.

"Iya gak usah sok suci deh!" ucap Rania ketus.

"Astagfirullahaladzim, aku cuma mengingatkan kalian." Zahwa mengerutkan keningnya, dia yakin memang ada yang salah dengan teman-temannya itu. "Ada apa sih sama sikap kalian? Apa aku ada salah sama kalian?" tanya Zahwa yang tidak tahan lagi dengan sikap orang-orang di sekelilingnya.

"Gak ada salah sih, cuma kamu munafik." Ucap Vera sinis.

"APA?!" Suara Zahwa meninggi mendengar ucapan Vera.

"Zahwa, sabar..." Zainab memegang tangan Zahwa seraya menenangkannya.

"Gak bisa kak Zainab, aku harus tau sebenarnya kenapa semua orang hari ini bersikap buruk padaku!" sungut Zahwa emosi.

"Beneran kamu gak tau kenapa semua orang jauhin kamu?" tanya Lia nyinyir.

"Iya aku gak tau, makanya jelasin dong kenapa?!" Tanya Zahwa kesal.

Lia dan Vera pun menunjukkan sebuah video di ponsel mereka. Disana menunjukkan tentang kegagalan pernikahan Zahwa dan foto-foto Zahwa yang tersebar luas di media sosial. Zahwa marah melihatnya, jika foto itu sudah tersebar di media sosial apa artinya semua orang sudah tau tentangnya.

"Kasihan deh, pernikahannya gagal ya?" ledek Vera pada Zahwa.

"Muna sih jadi orang, sok suci...taunya kotor." ucap Lia ketus.

Zahwa kehilangan kata-kata, dia benar-benar tidak terima dengan foto-foto yang tersebar itu. Zahwa berusaha untuk tidak peduli pada orang-orang yang membicarakan dirinya. Usai shalat Zuhur bersama Zainab, kakak kelas sekaligus teman baiknya itu mengajak Zahwa makan siang di luar.

"Mending kita isi perut aja, jangan dengerin netizen yang maha benar itu. Yang penting kan kenyataannya kamu gak gitu, biar Allah yang menilai."

"Ya kak, bener. Tapi aku masih heran, kenapa sih masih ada orang yang julid sama orang lain dan gangguin aku sampe kayak gini? Gak ada kerjaan tuh orang," ucap Zahwa yang lalu menyeruput jus stroberi dari gelasnya. Wajah cantiknya masih memperlihatkan kekesalan.

"Yang sabar Zahwa, aku yakin...suatu saat nanti Allah akan menunjukkan kepada kamu, siapa yang sudah melakukan semua ini. Atau mungkin Allah punya rencana di balik batalnya pernikahan kamu." Nasihat Zainab perihal masalah Zahwa yang gagal menikah. "Oh ya, kalau cowok itu emang cinta sama kamu...dia pasti akan perjuangkan kamu. Aku yakin deh."

"Kak Zainab benar juga, aku harap dia seperti itu. Karena aku masih berharap kalau kami bisa bersama." ucapnya berharap agar dia bisa bersatu dengan Raihan.

"Kalau kalian jodoh, apapun dan bagaimanapun caranya...Allah pasti akan menyatukan kalian." ucap Zainab seraya menyemangati Zahwa.

"Insya Allah kak, kakak makasih ya udah dengerin ceritaku." Zahwa tersenyum, ia merasa lebih baik ketika bicara dengan Zainab, kakak kelasnya itu. "Kakak emang yang terbaik! Temenku yang terbaik deh!" Zahwa memuji Zainab seraya mengacungkan jempolnya.

Semoga kamu memang mau berjuang untuk cinta kita, Mas Raihan.

Dreett...

Ponsel Zainab yang ada di tas selempangnya bergetar, Zainab mengambil ponsel itu lalu melihat ada panggilan masuk. Dia langsung mengangkatnya. "Waalaikumsalam Abi.....apa? Perjodohan? Abi, Zainab kan udah bilang kalau Zainab mau cari jodoh sendiri dan Zainab belum kepikiran kesana.......Besok sore?........ya udah deh, insyaallah Zainab kesana....... Waalaikumsalam."

Usai bicara dengan abinya, Zainab segera menutup telponnya. Dia menghela nafas panjang. "Haahhhh...."

"Kenapa kak? Kakak mau dijodohin ya?" Goda Zahwa sambil tersenyum pada Zainab.

"Iya nih, males banget."

"Hehe...aku juga dulu di jodohin kak, tapi ya gak berlangsung lancar."

"Tapi kan kalian saling cinta, insya Allah kalian masih bisa bersatu kok. Aku yakin kalian itu jodoh! Nah kalau aku, aku gak mau di jodohin sama orang yang gak di kenal dan gak aku cinta."

"Eh...tapi siapa tau kalau udah tau orangnya langsung jatuh cinta." Goda Zahwa lagi.

"Haha...kamu ini dasar!" ucap Zainab terkekeh kecil.

Setelah makan siang Zainab dan Zahwa kembali ke rutinitas mereka masing-masing bekerja di rumah sakit sebagai dokter magang dan Zahwa berusaha untuk tidak peduli pada pandangan orang terhadapnya, meski hatinya tidak nyaman.

"Bismillah ya Allah, fokus kerja aja...fokus kerja aja..." Zahwa mengelus dada, dia pun kembali mendata pasien sakit gigi yang datang untuk mengunjungi dokter Irina.

...*****...

Di tempat lain, Raihan juga melakukan rutinitasnya sebagai dosen muda di sebuah kampus UIN Jakarta. Selama mengajar, Raihan merasa tidak nyaman memikirkan Zahwa dan bagaimana meyakinkan abi dan abahnya untuk mengizinkannya menikahi Zahwa tanpa ada poligami.

Dan disaat seperti itu, Raihan malah menerima kabar dari abahnya bahwa akan ada pertemuan dengan ustad Burhan dan putri bungsunya besok sore.

"Ya Allah, aku tidak mau dijodohkan dengan wanita lain. Aku hanya ingin Zahwa...baiklah, besok aku tidak akan pergi ke perjodohan itu...tidak akan!" Raihan menggelengkan kepalanya, dia memutuskan untuk membangkang pada orang tuanya. "Ya Allah ampuni hamba,"

...****...

...Bonus visual Reyndra ...

...Bonus visual Muhammad Raihan Abizar...

Terpopuler

Comments

Ramadhani Kania

Ramadhani Kania

wah Zainab nie yg mau d jidohkn dg Raihan..

2023-04-19

1

Ara Aulia

Ara Aulia

keren visualnya

2022-09-22

0

Ara Aulia

Ara Aulia

gmn jadinya klo zahwa tau org yg mao d jodohin ke Zaenab itu clon lakinya yg ggl?

2022-09-22

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Lupakan Zahwa
2 Bab 2. Batalnya pernikahan
3 Bab 3. Kekecewaan
4 Bab 4. Abiku tak setuju
5 Bab 5. Rasa tak biasa
6 Bab 6. Alasan Rey
7 Bab 7. Zahwa patah hati
8 Bab 8. Kasih Sayang Rey
9 Bab 9. Gemasnya Zahwa
10 Bab 10. Berujung Ricuh
11 Bab 11. Lakukan saja poligami!
12 Bab 12. Apa salahku?
13 Bab 13. Nitizen maha benar
14 Bab 14. Awal mula jatuh cinta
15 Bab 15. Ingkar janji
16 Bab 16. Emosi Rey
17 Bab 17. Bodoh! Orang itu kamu
18 Bab 18. Ksatria kuda putih
19 Bab 19. Kecewanya Zahwa
20 Bab 20. Penjelasan Raihan
21 Bab 21. Kejepit pintu mobil
22 Bab 22. Alasan Salimah
23 Bab 23. Tumben marah?
24 Bab 24. Sindiran Raihan
25 Bab 25. Cinta sejati hanya sekali
26 Bab 26. Pilihan Raihan
27 Bab 27. Berita duka
28 Bab 28. Raihan sudah menikah
29 Bab 29. Selamat untuk kalian
30 Bab 30. Piktor
31 Bab 31. Usaha dan doa
32 Bab 32. Urusan kita sudah selesai, mas
33 Bab 33. Penyesalan Zainab
34 Bab 34. Uangku uangmu juga
35 Bab 35. Peka lah Zahwa
36 Bab 36. Pergi kemah
37 Bab 37. Penolakan
38 Bab 38. Jatuh dari tebing
39 Bab 39. Zahwa hilang
40 Bab 40. Syukurlah Tarzania
41 Bab 41. Demi Zahwa
42 Bab 42. Aku cinta kamu Zahwa
43 Bab 43. Rey nekat
44 Bab 44. Apa kalian bertengkar?
45 Bab 45. Kita bukan saudara lagi
46 Bab 46. Ikuti kata hati kamu
47 Bab 47. Kecurigaan Selina
48 Bab 48. Ini tidak boleh terjadi
49 Bab 49. Bertambah satu dukungan
50 Bab 50. Modus dua pria
51 Bab 51. Suntik menyuntik
52 Bab 52. Jadi keluarga Calabria?
53 Bab 53. Trik tarik ulur
54 Bab 54. Akhirnya...
55 Bab 55. Bukan cinta terlarang
56 Bab 56. Drama Salimah, Aini kesal
57 Bab 57. Hadiah untuk Zahwa
58 Bab 58. Calon istriku, Zahwa
59 Bab 59. Coret aku
60 Bab 60. Sabar sebentar lagi
61 Bab 61. Calon imamku
62 Bab 62. Otw kondangan?
63 Bab 63. Status FB dan move on
64 Bab 64. Patah hati dan Kasmaran
65 Bab 65. Kamu gak bisa tidur sayang?
66 Bab 66. Bidadari surgaku
67 Bab 67. Salah tingkah
68 Bab 68. Khitbah
69 Bab 69. Tak sabar menantikan hari itu
70 Bab 70. Zayn cemburu
71 Bab 71. Salimah marah
72 Bab 72. Jalan diatas kaca
73 Bab 73. Ingin cepat hamil
74 Bab 74. Aku menunggumu kak
75 Bab 75. Tawaran perjodohan
76 Bab 76. Kurang gercep
77 Bab 77. Rey marah
78 Bab 78. Kebohongan terbongkar
79 Bab 79. Pernikahan Rey Zahwa (1)
80 Bab 80. Pernikahan Rey Zahwa (Sah)
81 Bab 81. Semoga bahagia
82 Bab 82. Mimpi jadi nyata
83 Bab 83. Penyatuan
84 Bab 84. Memilih merahasiakan
85 Bab 85. Bulan madu ke Korea (1)
86 Bab 86. Bulan madu ke Korea (part 2)
87 Bab 87. Taman danau Ilsan
88 Bab 88. Foto bareng Opa
89 Bab 89. Pesan Rekaman suara
90 Bab 90. Perang dingin
91 Bab 91. Permintaan maaf
92 Bab 92. Jangan lama-lama ngambeknya
93 Bab 93. Bad mood
94 Bab 94. Belum tiga hari
95 Bab 95. Kesabaran Rey
96 Bab 96. Makasih Nemo sayang
97 Bab 97. Wanita bercadar
98 Bab 98. Ditusuk
99 Bab 99. Penolong Zahwa
100 Bab 100. Selina menangis
101 Bab 101. Pergilah dari hidupku
102 Bab 102. Acara syukuran
103 Bab 103. Selamat garis dua
104 Bab 104. Bau parfum wanita
105 Bab 105. Bumil ngambek
106 Bab 106. Melabrak Rivano Irfan
107 Bab 107. Gegabah
108 Bab 108. Kekecewaan keluarga
109 Bab 109. Meminta pertanggungjawaban
110 Bab 110. Tidak mau menikah
111 Bab 111. Cerita malaikat tak bersayap
112 Bab 112. Apa ini karmaku?
113 Bab 113. Semangat Selina
114 Bab 114. Irfan meminta maaf
115 Bab 115. Menolak digugurkan
116 Bab 116. Pertolongan Attar
117 Bab 117. Innalilahi...
118 Bab 118. Semua sayang Selina
119 Bab 119. Akhir Rivano
120 Bab 120. Akhirnya siuman
121 Bab 121. Perubahan Selina
122 Bab 122. Sah juga
123 Bab 123. Malam pertama Aini Zayn
124 Bab 124. Selina pergi
125 Bab 125. Welcome baby (End)
126 Novel baru, baca penting!
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Bab 1. Lupakan Zahwa
2
Bab 2. Batalnya pernikahan
3
Bab 3. Kekecewaan
4
Bab 4. Abiku tak setuju
5
Bab 5. Rasa tak biasa
6
Bab 6. Alasan Rey
7
Bab 7. Zahwa patah hati
8
Bab 8. Kasih Sayang Rey
9
Bab 9. Gemasnya Zahwa
10
Bab 10. Berujung Ricuh
11
Bab 11. Lakukan saja poligami!
12
Bab 12. Apa salahku?
13
Bab 13. Nitizen maha benar
14
Bab 14. Awal mula jatuh cinta
15
Bab 15. Ingkar janji
16
Bab 16. Emosi Rey
17
Bab 17. Bodoh! Orang itu kamu
18
Bab 18. Ksatria kuda putih
19
Bab 19. Kecewanya Zahwa
20
Bab 20. Penjelasan Raihan
21
Bab 21. Kejepit pintu mobil
22
Bab 22. Alasan Salimah
23
Bab 23. Tumben marah?
24
Bab 24. Sindiran Raihan
25
Bab 25. Cinta sejati hanya sekali
26
Bab 26. Pilihan Raihan
27
Bab 27. Berita duka
28
Bab 28. Raihan sudah menikah
29
Bab 29. Selamat untuk kalian
30
Bab 30. Piktor
31
Bab 31. Usaha dan doa
32
Bab 32. Urusan kita sudah selesai, mas
33
Bab 33. Penyesalan Zainab
34
Bab 34. Uangku uangmu juga
35
Bab 35. Peka lah Zahwa
36
Bab 36. Pergi kemah
37
Bab 37. Penolakan
38
Bab 38. Jatuh dari tebing
39
Bab 39. Zahwa hilang
40
Bab 40. Syukurlah Tarzania
41
Bab 41. Demi Zahwa
42
Bab 42. Aku cinta kamu Zahwa
43
Bab 43. Rey nekat
44
Bab 44. Apa kalian bertengkar?
45
Bab 45. Kita bukan saudara lagi
46
Bab 46. Ikuti kata hati kamu
47
Bab 47. Kecurigaan Selina
48
Bab 48. Ini tidak boleh terjadi
49
Bab 49. Bertambah satu dukungan
50
Bab 50. Modus dua pria
51
Bab 51. Suntik menyuntik
52
Bab 52. Jadi keluarga Calabria?
53
Bab 53. Trik tarik ulur
54
Bab 54. Akhirnya...
55
Bab 55. Bukan cinta terlarang
56
Bab 56. Drama Salimah, Aini kesal
57
Bab 57. Hadiah untuk Zahwa
58
Bab 58. Calon istriku, Zahwa
59
Bab 59. Coret aku
60
Bab 60. Sabar sebentar lagi
61
Bab 61. Calon imamku
62
Bab 62. Otw kondangan?
63
Bab 63. Status FB dan move on
64
Bab 64. Patah hati dan Kasmaran
65
Bab 65. Kamu gak bisa tidur sayang?
66
Bab 66. Bidadari surgaku
67
Bab 67. Salah tingkah
68
Bab 68. Khitbah
69
Bab 69. Tak sabar menantikan hari itu
70
Bab 70. Zayn cemburu
71
Bab 71. Salimah marah
72
Bab 72. Jalan diatas kaca
73
Bab 73. Ingin cepat hamil
74
Bab 74. Aku menunggumu kak
75
Bab 75. Tawaran perjodohan
76
Bab 76. Kurang gercep
77
Bab 77. Rey marah
78
Bab 78. Kebohongan terbongkar
79
Bab 79. Pernikahan Rey Zahwa (1)
80
Bab 80. Pernikahan Rey Zahwa (Sah)
81
Bab 81. Semoga bahagia
82
Bab 82. Mimpi jadi nyata
83
Bab 83. Penyatuan
84
Bab 84. Memilih merahasiakan
85
Bab 85. Bulan madu ke Korea (1)
86
Bab 86. Bulan madu ke Korea (part 2)
87
Bab 87. Taman danau Ilsan
88
Bab 88. Foto bareng Opa
89
Bab 89. Pesan Rekaman suara
90
Bab 90. Perang dingin
91
Bab 91. Permintaan maaf
92
Bab 92. Jangan lama-lama ngambeknya
93
Bab 93. Bad mood
94
Bab 94. Belum tiga hari
95
Bab 95. Kesabaran Rey
96
Bab 96. Makasih Nemo sayang
97
Bab 97. Wanita bercadar
98
Bab 98. Ditusuk
99
Bab 99. Penolong Zahwa
100
Bab 100. Selina menangis
101
Bab 101. Pergilah dari hidupku
102
Bab 102. Acara syukuran
103
Bab 103. Selamat garis dua
104
Bab 104. Bau parfum wanita
105
Bab 105. Bumil ngambek
106
Bab 106. Melabrak Rivano Irfan
107
Bab 107. Gegabah
108
Bab 108. Kekecewaan keluarga
109
Bab 109. Meminta pertanggungjawaban
110
Bab 110. Tidak mau menikah
111
Bab 111. Cerita malaikat tak bersayap
112
Bab 112. Apa ini karmaku?
113
Bab 113. Semangat Selina
114
Bab 114. Irfan meminta maaf
115
Bab 115. Menolak digugurkan
116
Bab 116. Pertolongan Attar
117
Bab 117. Innalilahi...
118
Bab 118. Semua sayang Selina
119
Bab 119. Akhir Rivano
120
Bab 120. Akhirnya siuman
121
Bab 121. Perubahan Selina
122
Bab 122. Sah juga
123
Bab 123. Malam pertama Aini Zayn
124
Bab 124. Selina pergi
125
Bab 125. Welcome baby (End)
126
Novel baru, baca penting!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!