...🍁🍁🍁...
Semua orang di rumah sakit itu seperti menjaga jarak dari Zahwa, namun Zahwa berusaha untuk berpikir positif. Mungkin saja semua orang begitu karena kesibukan masing-masing.
Saat jam istirahat, Zahwa berniat pergi ke mushala rumah sakit untuk menunaikan shalat Zuhur di sana. Seperti biasanya, dia mengajak ketigatemannya yang juga dokter magang di rumah sakit itu, namun beda divisi.
"Assalamualaikum," Zahwa mengucapkan salam sembari mengetuk pintu salah satu ruangan di rumah sakit itu. Ruangan yang bertuliskan bagian obygn.
Begitu Zahwa masuk ke dalamnya, suasana yang tadinya ramai menjadi hening. Dia melihat ketiga temannya berada di sana, mereka memandang tajam begitu menyadari kehadiran Zahwa.
Padahal barusan aku denger mereka lagi ngobrol, kenapa pas aku masuk...kok mereka pada diem sih?
"Waalaikumsalam, Zahwa." jawab Zainab, salah satu teman dekat Zahwa di kampusnya. Dia juga berhijab sama seperti Zahwa, wajahnya pun cantik, memiliki kepribadian lembut yang bertolak belakang dengan kepribadian Zahwa.
Hanya Zainab saja di ruangan itu yang membalas salam Zahwa. Sementara dua temannya yang lain tidak membalas salam Zahwa. "Wajib loh hukumnya menjawab salam," ucap Zahwa sambil tersenyum seraya menatap kedua temannya yang lain.
"Waalaikumsalam." jawab kedua teman Zahwa yang lain dengan nada yang malas.
"Nah gitu dong!" Zahwa tetap tersenyum, meski dirinya dicuekin seperti itu.Dia tetap santai dan sabar. "Eh, kalian udah shalat Zuhur? Kita shalat Zuhur yuk, terus makan siang bareng." lanjutnya seraya mengajak ke 3 temannya itu.
"Gak deh, kamu duluan aja. Kita masih ada urusan," jawab Vera, ketus. Vera adalah teman Zahwa yang satu divisi dengan
"Urusan apa? Mending shalat Zuhur dulu yuk biar tenang," tegur Zahwa pada salah satu temannya itu.
"Terserah kita dong mau shalat dulu mau enggak, gak usah sok ngatur deh!" kata Vera sinis.
"Iya gak usah sok suci deh!" ucap Rania ketus.
"Astagfirullahaladzim, aku cuma mengingatkan kalian." Zahwa mengerutkan keningnya, dia yakin memang ada yang salah dengan teman-temannya itu. "Ada apa sih sama sikap kalian? Apa aku ada salah sama kalian?" tanya Zahwa yang tidak tahan lagi dengan sikap orang-orang di sekelilingnya.
"Gak ada salah sih, cuma kamu munafik." Ucap Vera sinis.
"APA?!" Suara Zahwa meninggi mendengar ucapan Vera.
"Zahwa, sabar..." Zainab memegang tangan Zahwa seraya menenangkannya.
"Gak bisa kak Zainab, aku harus tau sebenarnya kenapa semua orang hari ini bersikap buruk padaku!" sungut Zahwa emosi.
"Beneran kamu gak tau kenapa semua orang jauhin kamu?" tanya Lia nyinyir.
"Iya aku gak tau, makanya jelasin dong kenapa?!" Tanya Zahwa kesal.
Lia dan Vera pun menunjukkan sebuah video di ponsel mereka. Disana menunjukkan tentang kegagalan pernikahan Zahwa dan foto-foto Zahwa yang tersebar luas di media sosial. Zahwa marah melihatnya, jika foto itu sudah tersebar di media sosial apa artinya semua orang sudah tau tentangnya.
"Kasihan deh, pernikahannya gagal ya?" ledek Vera pada Zahwa.
"Muna sih jadi orang, sok suci...taunya kotor." ucap Lia ketus.
Zahwa kehilangan kata-kata, dia benar-benar tidak terima dengan foto-foto yang tersebar itu. Zahwa berusaha untuk tidak peduli pada orang-orang yang membicarakan dirinya. Usai shalat Zuhur bersama Zainab, kakak kelas sekaligus teman baiknya itu mengajak Zahwa makan siang di luar.
"Mending kita isi perut aja, jangan dengerin netizen yang maha benar itu. Yang penting kan kenyataannya kamu gak gitu, biar Allah yang menilai."
"Ya kak, bener. Tapi aku masih heran, kenapa sih masih ada orang yang julid sama orang lain dan gangguin aku sampe kayak gini? Gak ada kerjaan tuh orang," ucap Zahwa yang lalu menyeruput jus stroberi dari gelasnya. Wajah cantiknya masih memperlihatkan kekesalan.
"Yang sabar Zahwa, aku yakin...suatu saat nanti Allah akan menunjukkan kepada kamu, siapa yang sudah melakukan semua ini. Atau mungkin Allah punya rencana di balik batalnya pernikahan kamu." Nasihat Zainab perihal masalah Zahwa yang gagal menikah. "Oh ya, kalau cowok itu emang cinta sama kamu...dia pasti akan perjuangkan kamu. Aku yakin deh."
"Kak Zainab benar juga, aku harap dia seperti itu. Karena aku masih berharap kalau kami bisa bersama." ucapnya berharap agar dia bisa bersatu dengan Raihan.
"Kalau kalian jodoh, apapun dan bagaimanapun caranya...Allah pasti akan menyatukan kalian." ucap Zainab seraya menyemangati Zahwa.
"Insya Allah kak, kakak makasih ya udah dengerin ceritaku." Zahwa tersenyum, ia merasa lebih baik ketika bicara dengan Zainab, kakak kelasnya itu. "Kakak emang yang terbaik! Temenku yang terbaik deh!" Zahwa memuji Zainab seraya mengacungkan jempolnya.
Semoga kamu memang mau berjuang untuk cinta kita, Mas Raihan.
Dreett...
Ponsel Zainab yang ada di tas selempangnya bergetar, Zainab mengambil ponsel itu lalu melihat ada panggilan masuk. Dia langsung mengangkatnya. "Waalaikumsalam Abi.....apa? Perjodohan? Abi, Zainab kan udah bilang kalau Zainab mau cari jodoh sendiri dan Zainab belum kepikiran kesana.......Besok sore?........ya udah deh, insyaallah Zainab kesana....... Waalaikumsalam."
Usai bicara dengan abinya, Zainab segera menutup telponnya. Dia menghela nafas panjang. "Haahhhh...."
"Kenapa kak? Kakak mau dijodohin ya?" Goda Zahwa sambil tersenyum pada Zainab.
"Iya nih, males banget."
"Hehe...aku juga dulu di jodohin kak, tapi ya gak berlangsung lancar."
"Tapi kan kalian saling cinta, insya Allah kalian masih bisa bersatu kok. Aku yakin kalian itu jodoh! Nah kalau aku, aku gak mau di jodohin sama orang yang gak di kenal dan gak aku cinta."
"Eh...tapi siapa tau kalau udah tau orangnya langsung jatuh cinta." Goda Zahwa lagi.
"Haha...kamu ini dasar!" ucap Zainab terkekeh kecil.
Setelah makan siang Zainab dan Zahwa kembali ke rutinitas mereka masing-masing bekerja di rumah sakit sebagai dokter magang dan Zahwa berusaha untuk tidak peduli pada pandangan orang terhadapnya, meski hatinya tidak nyaman.
"Bismillah ya Allah, fokus kerja aja...fokus kerja aja..." Zahwa mengelus dada, dia pun kembali mendata pasien sakit gigi yang datang untuk mengunjungi dokter Irina.
...*****...
Di tempat lain, Raihan juga melakukan rutinitasnya sebagai dosen muda di sebuah kampus UIN Jakarta. Selama mengajar, Raihan merasa tidak nyaman memikirkan Zahwa dan bagaimana meyakinkan abi dan abahnya untuk mengizinkannya menikahi Zahwa tanpa ada poligami.
Dan disaat seperti itu, Raihan malah menerima kabar dari abahnya bahwa akan ada pertemuan dengan ustad Burhan dan putri bungsunya besok sore.
"Ya Allah, aku tidak mau dijodohkan dengan wanita lain. Aku hanya ingin Zahwa...baiklah, besok aku tidak akan pergi ke perjodohan itu...tidak akan!" Raihan menggelengkan kepalanya, dia memutuskan untuk membangkang pada orang tuanya. "Ya Allah ampuni hamba,"
...****...
...Bonus visual Reyndra ...
...Bonus visual Muhammad Raihan Abizar...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Ramadhani Kania
wah Zainab nie yg mau d jidohkn dg Raihan..
2023-04-19
1
Ara Aulia
keren visualnya
2022-09-22
0
Ara Aulia
gmn jadinya klo zahwa tau org yg mao d jodohin ke Zaenab itu clon lakinya yg ggl?
2022-09-22
1