POV Raihan
...🍁🍁🍁...
Setahuku, setiap manusia hidup mempunyai hati nurani. Dengan hati tersebut, manusia bisa merasakan berbagai emosi, seperti cinta dan bahagia. Namun tak jarang hati juga, merasakan sakit akibat kesedihan yang mendalam. Berbagai perasaan tersebut dipengaruhi situasi atau kejadian yang di alami seseorang. Kata-kata tentang hati bisa membuat kita menjadi lebih peka terhadap berbagai emosi.
Hati manusia memang seringkali rumit dan sulit dijelaskan lewat kata-kata. Jangankan memahami isi hati orang lain, mengerti isi hati sendiri saja terkadang jadi hal yang sulit dilakukan. Pasalnya, hati dapat merasakan beragam emosi yang dapat berganti dengan mudahnya. Apalagi, setiap orang juga mempunyai tingkat kepekaan hati yang berbeda.
Dan kini hatiku sedang merasakan semua itu ,merasakan betapa rumitnya sesuatu yang berkaitan dengan cinta, bahagia dan luka.
...Kalima Zahwa Jawharah.......
Dia adalah wanita yang aku cintai, pertama kali aku melihatnya di rumah keluarga Calabria. Saat itu dia masih gadis kecil yang polos dan lugu. Tingkahnya menggemaskan dan membuatku tidak bisa melupakannya, apalagi pertemuan pertama kami sangat mengesankan bagiku. Entahlah berkesan baginya juga, atau tidak.
Pertemuan pertama kali adalah di halaman belakang rumah keluarga Calabria, saat itu aku sedang berjalan-jalan di sana. Tiba-tiba saja ada seseorang yang jatuh dari atas, menindih tubuhku. Aku memanggilnya hantu karena dia memakai baju putih dan datang entah datang dari mana.
"Ka-kamu gak mati?" tanya gadis kecil itu dan menatapku dengan kedua mata polosnya.
Aku mencubit pipi tembem gadis kecil itu. "A-aduh...duh sakit tau! Kenapa kamu cubit aku?" gadis kecil itu merintih kesakitan.
"Cantik, kayaknya bukan hantu deh!" ucapku sambil tersenyum. Ya, gadis kecil didepanku ini memang sangat cantik.
Aku kagum baru kali ini aku melihat ada wanita bisa manjat pohon, hebat sekali dan dia juga adalah gadis cantik.
"Aku cantik? Kamu orang ketiga yang bilang aku cantik," kulihat gadis kecil itu tersenyum manis seraya menatapku.
"Lalu orang pertama dan keduanya?" Tanyaku penasaran.
"Papaku sama om Bima," jawab gadis kecil itu jujur. "Kalau kak Rey dan Kak Zayn selalu saja bilang aku embem," gumam gadis kecil itu dengan suara kecilnya dan menggemaskan.
Mata polos kami saling bertatapan cukup lama. Hingga kemudian..."Maaf ya, aku gak sengaja...apa kamu terluka? Apa ada yang sakit?" dia memperhatikan wajahku, mungkin untuk memastikan apa ada yang terluka disana. "Melihat dari perbedaan tinggi kita, kayaknya kamu lebih tua dariku. Jadi aku panggil kakak saja ya, hehe." ucap gadis kecil itu lagi.
Aku pun berdiri dan mengulurkan tanganku padanya. "Rayhan, namaku Rayhan. Kamu siapa?"
"Namaku-" saat dia akan perkenalkan dirinya kepadaku, seseorang sudah lebih dulu memanggil namanya dan secara tidak langsung memberitahukan namanya padaku.
Aku berkenalan dengan Zahwa dan saudara kembarnya Zayn. Keluarga kami juga memiliki hubungan baik dan kerap kalau menjodohkan kami. Saat itu aku hanya menganggap ucapan perjodohan itu hanyalah angin lalu, karena waktu kecil aku belum memikirkannya sama sekali.
Sejak saat itu, aku berteman dengan mereka berdua dan jadi sering berinteraksi dengan mereka berdua. Bahkan aku sengaja pindah sekolah ke tempat dimana Zahwa dan Zayn bersekolah. Awalnya kami hanya berteman, aku juga cukup dekat dengan Zahwa dan Zayn, lalu lama kelamaan rasaku berubah pada Zahwa saat aku menginjak kelas 2 SMA. Ketika aku melihat salah satu temanku naksir padanya dan memberikan surat cinta padanya. Dalam hati aku merasa seperti di tusuk tusuk, rasanya sesak. Ya, saat itu aku menyadari bahwa inilah yang namanya cemburu dan hatiku merasakan yang namanya cinta.
Ya, tidak heran jika Zahwa banyak yang suka, dia cantik, baik, ceria, ramah dan orangnya friendly, walau di sedikit tomboy. Termasuk beberapa temanku yang menyukainya, namun Zahwa menolak mereka karena dia tidak mau pacaran. Kalaupun berhubungan dengan pria, Zahwa mengatakan bahwa dia ingin langsung menikah bukan pacaran.
Kemudian, sampai saat hari kelulusanku, ku putuskan untuk mengatakan cinta pada Zahwa. Tentu saja bukan ajakan berpacaran, tapi ajakan ke arah yang serius. Aku pun merencanakan sesuatu melibatkan saudara kembarnya, yaitu Zayn. Di saat aku mengatakan cinta, Zayn dan teman-temannya membantuku membuat momen berdua bersama Zahwa tepat di hari ulang tahunnya yang ke 16 bertepatan dengan hari kelulusanku.
Kulihat Zahwa berdiri di tengah aula sekolah sendirian di bawah kegelapan. Tak lama kemudian lampu pun menyala berkelap kelip, itulah kejutan yang aku, Zayn dan semua teman-temannya buat. Lalu kulihat wajah cantiknya tersenyum terpana melihat semua itu. Kami semua keluar dari tempat persembunyian, mengucapkan selamat ulang tahun sambil membawa kue coklat bercampur stroberi dengan lilin menyala. Memang acara seperti ini bukan tradisi dalam agama Islam, akan tetapi anggap saja lah sebagai seru-seruan.
Zahwa terlihat bahagia dengan kejutan yang diberikan oleh kami semua. Setelah memakan kue dan mendapat ucapan selamat, aku mengajak Zahwa bicara berdua dan memberanikan diriku. Aku tau memang salah dan dosa bila berduaan seperti ini dengan seorang yang bukan muhrim ku, akan tetapi aku tak bisa menahan untuk mengatakannya pada Zahwa. "Kak, ada apa kakak ngajak aku kemari? Kita gak boleh berduaan loh kak..." bisik Zahwa dengan suara lirihnya yang membuatku semakin terpesona.
"Iya dek, aku tau...bentar aja ya. Aku gak akan ngapa-ngapain kok." Kutatap Zahwa dengan gugup, kugaruk kepalaku yang tak gatal itu.
"Terus...mau ngapain kakak ajak aku kemari?" tanya Zahwa padaku.
Aku mengambil nafas, kemudian menghelanya. "Zahwa...aku sayang sama kamu."
Kulihat wajah Zahwa merah merona, dia tercengang dengan mata membulat. Haahhhh... akhirnya aku menyatakan cintaku pada Zahwa. "Kak Raihan..."
"Tunggu! Jangan ngomong dulu. Aku dulu yang ngomong ya," ucapku menyela. Sebenarnya aku takut dengan penolakan, makanya aku meminta Zahwa untuk diam dulu.
"Aku cuma mau bilang kalau aku suka sama kakak juga, tapi aku gak mau pacaran!"
Masya Allah... Allahuakbar!
Ya Allah, benarkah yang kudengar ini? Zahwa juga suka padaku. Sumpah! Saat ini jantungku berdegup dengan kencang, sulit sekali ku kendalikan perasaan yang akan meledak ini. Zahwa ternyata memiliki perasaan yang sama denganku, syukurlah.
"Zahwa... kakak gak akan ngajak kamu pacaran. Kakak hanya ingin bilang kalau kakak sayang sama kamu, kakak ingin.. kelak kamu jadi makmum kakak."
Zahwa menatapku dengan kening berkerut. "Kakak akan pergi sekolah ke Kairo setelah ini, kakak harap kamu mau nunggu kakak. Dan setelah kakak pulang, kakak akan bicara kepada orang tua kamu."
Seolah memahami ucapanku, Zahwa tersenyum manis. Dia menganggukkan kepalanya. Mungkin tak perlu lagi diucapkan dengan kata-kata, karena kami sudah saling mengerti kemana hubungan arah hubungan kami. Aku berniat melamarnya setelah lulus kuliah, aku ingin menjadikan Zahwa satu-satunya permaisuri dalam hidupku. Mengikatnya dengan hubungan pernikahan.
Ya, setelah itu aku pergi ke Kairo untuk melanjutkan pendidikanku. Selama di sana, aku dan Zahwa selalu berkabar via email, saling mengirim foto satu sama lain. Setelah terpisah 4 tahun lamanya, aku kembali ke Jakarta dan langsung meminta keluargaku melamar Zahwa. Mereka setuju, lalu melamar Zahwa untukku.
Semua baik-baik saja, sampai foto yang dibawa Salimah membawa kontroversi besar di hari pernikahanku dan Zahwa. Jujur, sebenarnya aku tak peduli foto itu benar atau tidak. Aku tidak meragukan kesuciannya sama sekali, tapi keluargaku terlalu fanatik. Zahwa patah hati, bisa kurasakan itu...karena aku pun begitu.
Kemudian aku menangkap sesuatu yang salah pada keluargaku, ketika Abah dan Abi mengatakan bahwa mereka sudah menjodohkan aku dengan putri ustadz Burhan. Apakah mereka memang sudah merencanakan ini dari awal? Astagfirullah! Kalau memang benar, mereka benar-benar keterlaluan. Syarat tentang poligami itu juga tak bisa aku terima. Aku tau sakitnya wanita yang di poligami, contohnya Almh ibuku. Aku tau mau menyakiti hati seorang wanita dengan menduakannya.
Akan tetapi aku berusaha tak peduli ucapan Abah dan abiku. Karena aku akan berjuang untuk cintaku dan Zahwa dan sebisa mungkin menghindari poligami.
Hari ini usai mengajar, aku berencana menghubungi Zahwa. Aku berharap Zahwa menjawabnya, karena sudah 2 hari sejak kami ada masalah. Gadis cantik yang telah memikat hatiku itu tidak menjawab pesan ataupun telpon dariku.
Bismillah, semoga Zahwa mengangkat telponku.
Tut....Tut....
Kudengar ada suara dering sambung. Tak lama kemudian....
"Assalamualaikum..."
...*****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Ramadhani Kania
klwrgamu gk pntez d sebut ustadz Raihan krn gk beradap dan berakhlak baik...rus e tabbayun dlu bukan mlh mempermlukn orang kyk g2...
2023-04-19
0
Vita Zhao
ya ampun so sweet banget kisah cinta raihan dan zahwa, sungguh tega saliman dan kedua pria paham agama itu yang ingin menjodohkan raihan dg wanita lain dan malah menyuruh raihan berpoligami, benar2 tak punya perasaan😏, pada ujung2nya raihan akan tetap jadi anak yang baik dan patuh dg perintah iqbal dan arifin😏
2022-08-27
0
Shara
Kasihan Zahwa melihat riwayat keluarganya yang poligami
2022-08-23
0