Bab 14. Awal mula jatuh cinta

POV Raihan

...🍁🍁🍁...

Setahuku, setiap manusia hidup mempunyai hati nurani. Dengan hati tersebut, manusia bisa merasakan berbagai emosi, seperti cinta dan bahagia. Namun tak jarang hati juga, merasakan sakit akibat kesedihan yang mendalam. Berbagai perasaan tersebut dipengaruhi situasi atau kejadian yang di alami seseorang. Kata-kata tentang hati bisa membuat kita menjadi lebih peka terhadap berbagai emosi.

Hati manusia memang seringkali rumit dan sulit dijelaskan lewat kata-kata. Jangankan memahami isi hati orang lain, mengerti isi hati sendiri saja terkadang jadi hal yang sulit dilakukan. Pasalnya, hati dapat merasakan beragam emosi yang dapat berganti dengan mudahnya. Apalagi, setiap orang juga mempunyai tingkat kepekaan hati yang berbeda.

Dan kini hatiku sedang merasakan semua itu ,merasakan betapa rumitnya sesuatu yang berkaitan dengan cinta, bahagia dan luka.

...Kalima Zahwa Jawharah.......

Dia adalah wanita yang aku cintai, pertama kali aku melihatnya di rumah keluarga Calabria. Saat itu dia masih gadis kecil yang polos dan lugu. Tingkahnya menggemaskan dan membuatku tidak bisa melupakannya, apalagi pertemuan pertama kami sangat mengesankan bagiku. Entahlah berkesan baginya juga, atau tidak.

Pertemuan pertama kali adalah di halaman belakang rumah keluarga Calabria, saat itu aku sedang berjalan-jalan di sana. Tiba-tiba saja ada seseorang yang jatuh dari atas, menindih tubuhku. Aku memanggilnya hantu karena dia memakai baju putih dan datang entah datang dari mana.

"Ka-kamu gak mati?" tanya gadis kecil itu dan menatapku dengan kedua mata polosnya.

Aku mencubit pipi tembem gadis kecil itu. "A-aduh...duh sakit tau! Kenapa kamu cubit aku?" gadis kecil itu merintih kesakitan.

"Cantik, kayaknya bukan hantu deh!" ucapku sambil tersenyum. Ya, gadis kecil didepanku ini memang sangat cantik.

Aku kagum baru kali ini aku melihat ada wanita bisa manjat pohon, hebat sekali dan dia juga adalah gadis cantik.

"Aku cantik? Kamu orang ketiga yang bilang aku cantik," kulihat gadis kecil itu tersenyum manis seraya menatapku.

"Lalu orang pertama dan keduanya?" Tanyaku penasaran.

"Papaku sama om Bima," jawab gadis kecil itu jujur. "Kalau kak Rey dan Kak Zayn selalu saja bilang aku embem," gumam gadis kecil itu dengan suara kecilnya dan menggemaskan.

Mata polos kami saling bertatapan cukup lama. Hingga kemudian..."Maaf ya, aku gak sengaja...apa kamu terluka? Apa ada yang sakit?" dia memperhatikan wajahku, mungkin untuk memastikan apa ada yang terluka disana. "Melihat dari perbedaan tinggi kita, kayaknya kamu lebih tua dariku. Jadi aku panggil kakak saja ya, hehe." ucap gadis kecil itu lagi.

Aku pun berdiri dan mengulurkan tanganku padanya. "Rayhan, namaku Rayhan. Kamu siapa?"

"Namaku-" saat dia akan perkenalkan dirinya kepadaku, seseorang sudah lebih dulu memanggil namanya dan secara tidak langsung memberitahukan namanya padaku.

Aku berkenalan dengan Zahwa dan saudara kembarnya Zayn. Keluarga kami juga memiliki hubungan baik dan kerap kalau menjodohkan kami. Saat itu aku hanya menganggap ucapan perjodohan itu hanyalah angin lalu, karena waktu kecil aku belum memikirkannya sama sekali.

Sejak saat itu, aku berteman dengan mereka berdua dan jadi sering berinteraksi dengan mereka berdua. Bahkan aku sengaja pindah sekolah ke tempat dimana Zahwa dan Zayn bersekolah. Awalnya kami hanya berteman, aku juga cukup dekat dengan Zahwa dan Zayn, lalu lama kelamaan rasaku berubah pada Zahwa saat aku menginjak kelas 2 SMA. Ketika aku melihat salah satu temanku naksir padanya dan memberikan surat cinta padanya. Dalam hati aku merasa seperti di tusuk tusuk, rasanya sesak. Ya, saat itu aku menyadari bahwa inilah yang namanya cemburu dan hatiku merasakan yang namanya cinta.

Ya, tidak heran jika Zahwa banyak yang suka, dia cantik, baik, ceria, ramah dan orangnya friendly, walau di sedikit tomboy. Termasuk beberapa temanku yang menyukainya, namun Zahwa menolak mereka karena dia tidak mau pacaran. Kalaupun berhubungan dengan pria, Zahwa mengatakan bahwa dia ingin langsung menikah bukan pacaran.

Kemudian, sampai saat hari kelulusanku, ku putuskan untuk mengatakan cinta pada Zahwa. Tentu saja bukan ajakan berpacaran, tapi ajakan ke arah yang serius. Aku pun merencanakan sesuatu melibatkan saudara kembarnya, yaitu Zayn. Di saat aku mengatakan cinta, Zayn dan teman-temannya membantuku membuat momen berdua bersama Zahwa tepat di hari ulang tahunnya yang ke 16 bertepatan dengan hari kelulusanku.

Kulihat Zahwa berdiri di tengah aula sekolah sendirian di bawah kegelapan. Tak lama kemudian lampu pun menyala berkelap kelip, itulah kejutan yang aku, Zayn dan semua teman-temannya buat. Lalu kulihat wajah cantiknya tersenyum terpana melihat semua itu. Kami semua keluar dari tempat persembunyian, mengucapkan selamat ulang tahun sambil membawa kue coklat bercampur stroberi dengan lilin menyala. Memang acara seperti ini bukan tradisi dalam agama Islam, akan tetapi anggap saja lah sebagai seru-seruan.

Zahwa terlihat bahagia dengan kejutan yang diberikan oleh kami semua. Setelah memakan kue dan mendapat ucapan selamat, aku mengajak Zahwa bicara berdua dan memberanikan diriku. Aku tau memang salah dan dosa bila berduaan seperti ini dengan seorang yang bukan muhrim ku, akan tetapi aku tak bisa menahan untuk mengatakannya pada Zahwa. "Kak, ada apa kakak ngajak aku kemari? Kita gak boleh berduaan loh kak..." bisik Zahwa dengan suara lirihnya yang membuatku semakin terpesona.

"Iya dek, aku tau...bentar aja ya. Aku gak akan ngapa-ngapain kok." Kutatap Zahwa dengan gugup, kugaruk kepalaku yang tak gatal itu.

"Terus...mau ngapain kakak ajak aku kemari?" tanya Zahwa padaku.

Aku mengambil nafas, kemudian menghelanya. "Zahwa...aku sayang sama kamu."

Kulihat wajah Zahwa merah merona, dia tercengang dengan mata membulat. Haahhhh... akhirnya aku menyatakan cintaku pada Zahwa. "Kak Raihan..."

"Tunggu! Jangan ngomong dulu. Aku dulu yang ngomong ya," ucapku menyela. Sebenarnya aku takut dengan penolakan, makanya aku meminta Zahwa untuk diam dulu.

"Aku cuma mau bilang kalau aku suka sama kakak juga, tapi aku gak mau pacaran!"

Masya Allah... Allahuakbar!

Ya Allah, benarkah yang kudengar ini? Zahwa juga suka padaku. Sumpah! Saat ini jantungku berdegup dengan kencang, sulit sekali ku kendalikan perasaan yang akan meledak ini. Zahwa ternyata memiliki perasaan yang sama denganku, syukurlah.

"Zahwa... kakak gak akan ngajak kamu pacaran. Kakak hanya ingin bilang kalau kakak sayang sama kamu, kakak ingin.. kelak kamu jadi makmum kakak."

Zahwa menatapku dengan kening berkerut. "Kakak akan pergi sekolah ke Kairo setelah ini, kakak harap kamu mau nunggu kakak. Dan setelah kakak pulang, kakak akan bicara kepada orang tua kamu."

Seolah memahami ucapanku, Zahwa tersenyum manis. Dia menganggukkan kepalanya. Mungkin tak perlu lagi diucapkan dengan kata-kata, karena kami sudah saling mengerti kemana hubungan arah hubungan kami. Aku berniat melamarnya setelah lulus kuliah, aku ingin menjadikan Zahwa satu-satunya permaisuri dalam hidupku. Mengikatnya dengan hubungan pernikahan.

Ya, setelah itu aku pergi ke Kairo untuk melanjutkan pendidikanku. Selama di sana, aku dan Zahwa selalu berkabar via email, saling mengirim foto satu sama lain. Setelah terpisah 4 tahun lamanya, aku kembali ke Jakarta dan langsung meminta keluargaku melamar Zahwa. Mereka setuju, lalu melamar Zahwa untukku.

Semua baik-baik saja, sampai foto yang dibawa Salimah membawa kontroversi besar di hari pernikahanku dan Zahwa. Jujur, sebenarnya aku tak peduli foto itu benar atau tidak. Aku tidak meragukan kesuciannya sama sekali, tapi keluargaku terlalu fanatik. Zahwa patah hati, bisa kurasakan itu...karena aku pun begitu.

Kemudian aku menangkap sesuatu yang salah pada keluargaku, ketika Abah dan Abi mengatakan bahwa mereka sudah menjodohkan aku dengan putri ustadz Burhan. Apakah mereka memang sudah merencanakan ini dari awal? Astagfirullah! Kalau memang benar, mereka benar-benar keterlaluan. Syarat tentang poligami itu juga tak bisa aku terima. Aku tau sakitnya wanita yang di poligami, contohnya Almh ibuku. Aku tau mau menyakiti hati seorang wanita dengan menduakannya.

Akan tetapi aku berusaha tak peduli ucapan Abah dan abiku. Karena aku akan berjuang untuk cintaku dan Zahwa dan sebisa mungkin menghindari poligami.

Hari ini usai mengajar, aku berencana menghubungi Zahwa. Aku berharap Zahwa menjawabnya, karena sudah 2 hari sejak kami ada masalah. Gadis cantik yang telah memikat hatiku itu tidak menjawab pesan ataupun telpon dariku.

Bismillah, semoga Zahwa mengangkat telponku.

Tut....Tut....

Kudengar ada suara dering sambung. Tak lama kemudian....

"Assalamualaikum..."

...*****...

Terpopuler

Comments

Ramadhani Kania

Ramadhani Kania

klwrgamu gk pntez d sebut ustadz Raihan krn gk beradap dan berakhlak baik...rus e tabbayun dlu bukan mlh mempermlukn orang kyk g2...

2023-04-19

0

Vita Zhao

Vita Zhao

ya ampun so sweet banget kisah cinta raihan dan zahwa, sungguh tega saliman dan kedua pria paham agama itu yang ingin menjodohkan raihan dg wanita lain dan malah menyuruh raihan berpoligami, benar2 tak punya perasaan😏, pada ujung2nya raihan akan tetap jadi anak yang baik dan patuh dg perintah iqbal dan arifin😏

2022-08-27

0

Shara

Shara

Kasihan Zahwa melihat riwayat keluarganya yang poligami

2022-08-23

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Lupakan Zahwa
2 Bab 2. Batalnya pernikahan
3 Bab 3. Kekecewaan
4 Bab 4. Abiku tak setuju
5 Bab 5. Rasa tak biasa
6 Bab 6. Alasan Rey
7 Bab 7. Zahwa patah hati
8 Bab 8. Kasih Sayang Rey
9 Bab 9. Gemasnya Zahwa
10 Bab 10. Berujung Ricuh
11 Bab 11. Lakukan saja poligami!
12 Bab 12. Apa salahku?
13 Bab 13. Nitizen maha benar
14 Bab 14. Awal mula jatuh cinta
15 Bab 15. Ingkar janji
16 Bab 16. Emosi Rey
17 Bab 17. Bodoh! Orang itu kamu
18 Bab 18. Ksatria kuda putih
19 Bab 19. Kecewanya Zahwa
20 Bab 20. Penjelasan Raihan
21 Bab 21. Kejepit pintu mobil
22 Bab 22. Alasan Salimah
23 Bab 23. Tumben marah?
24 Bab 24. Sindiran Raihan
25 Bab 25. Cinta sejati hanya sekali
26 Bab 26. Pilihan Raihan
27 Bab 27. Berita duka
28 Bab 28. Raihan sudah menikah
29 Bab 29. Selamat untuk kalian
30 Bab 30. Piktor
31 Bab 31. Usaha dan doa
32 Bab 32. Urusan kita sudah selesai, mas
33 Bab 33. Penyesalan Zainab
34 Bab 34. Uangku uangmu juga
35 Bab 35. Peka lah Zahwa
36 Bab 36. Pergi kemah
37 Bab 37. Penolakan
38 Bab 38. Jatuh dari tebing
39 Bab 39. Zahwa hilang
40 Bab 40. Syukurlah Tarzania
41 Bab 41. Demi Zahwa
42 Bab 42. Aku cinta kamu Zahwa
43 Bab 43. Rey nekat
44 Bab 44. Apa kalian bertengkar?
45 Bab 45. Kita bukan saudara lagi
46 Bab 46. Ikuti kata hati kamu
47 Bab 47. Kecurigaan Selina
48 Bab 48. Ini tidak boleh terjadi
49 Bab 49. Bertambah satu dukungan
50 Bab 50. Modus dua pria
51 Bab 51. Suntik menyuntik
52 Bab 52. Jadi keluarga Calabria?
53 Bab 53. Trik tarik ulur
54 Bab 54. Akhirnya...
55 Bab 55. Bukan cinta terlarang
56 Bab 56. Drama Salimah, Aini kesal
57 Bab 57. Hadiah untuk Zahwa
58 Bab 58. Calon istriku, Zahwa
59 Bab 59. Coret aku
60 Bab 60. Sabar sebentar lagi
61 Bab 61. Calon imamku
62 Bab 62. Otw kondangan?
63 Bab 63. Status FB dan move on
64 Bab 64. Patah hati dan Kasmaran
65 Bab 65. Kamu gak bisa tidur sayang?
66 Bab 66. Bidadari surgaku
67 Bab 67. Salah tingkah
68 Bab 68. Khitbah
69 Bab 69. Tak sabar menantikan hari itu
70 Bab 70. Zayn cemburu
71 Bab 71. Salimah marah
72 Bab 72. Jalan diatas kaca
73 Bab 73. Ingin cepat hamil
74 Bab 74. Aku menunggumu kak
75 Bab 75. Tawaran perjodohan
76 Bab 76. Kurang gercep
77 Bab 77. Rey marah
78 Bab 78. Kebohongan terbongkar
79 Bab 79. Pernikahan Rey Zahwa (1)
80 Bab 80. Pernikahan Rey Zahwa (Sah)
81 Bab 81. Semoga bahagia
82 Bab 82. Mimpi jadi nyata
83 Bab 83. Penyatuan
84 Bab 84. Memilih merahasiakan
85 Bab 85. Bulan madu ke Korea (1)
86 Bab 86. Bulan madu ke Korea (part 2)
87 Bab 87. Taman danau Ilsan
88 Bab 88. Foto bareng Opa
89 Bab 89. Pesan Rekaman suara
90 Bab 90. Perang dingin
91 Bab 91. Permintaan maaf
92 Bab 92. Jangan lama-lama ngambeknya
93 Bab 93. Bad mood
94 Bab 94. Belum tiga hari
95 Bab 95. Kesabaran Rey
96 Bab 96. Makasih Nemo sayang
97 Bab 97. Wanita bercadar
98 Bab 98. Ditusuk
99 Bab 99. Penolong Zahwa
100 Bab 100. Selina menangis
101 Bab 101. Pergilah dari hidupku
102 Bab 102. Acara syukuran
103 Bab 103. Selamat garis dua
104 Bab 104. Bau parfum wanita
105 Bab 105. Bumil ngambek
106 Bab 106. Melabrak Rivano Irfan
107 Bab 107. Gegabah
108 Bab 108. Kekecewaan keluarga
109 Bab 109. Meminta pertanggungjawaban
110 Bab 110. Tidak mau menikah
111 Bab 111. Cerita malaikat tak bersayap
112 Bab 112. Apa ini karmaku?
113 Bab 113. Semangat Selina
114 Bab 114. Irfan meminta maaf
115 Bab 115. Menolak digugurkan
116 Bab 116. Pertolongan Attar
117 Bab 117. Innalilahi...
118 Bab 118. Semua sayang Selina
119 Bab 119. Akhir Rivano
120 Bab 120. Akhirnya siuman
121 Bab 121. Perubahan Selina
122 Bab 122. Sah juga
123 Bab 123. Malam pertama Aini Zayn
124 Bab 124. Selina pergi
125 Bab 125. Welcome baby (End)
126 Novel baru, baca penting!
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Bab 1. Lupakan Zahwa
2
Bab 2. Batalnya pernikahan
3
Bab 3. Kekecewaan
4
Bab 4. Abiku tak setuju
5
Bab 5. Rasa tak biasa
6
Bab 6. Alasan Rey
7
Bab 7. Zahwa patah hati
8
Bab 8. Kasih Sayang Rey
9
Bab 9. Gemasnya Zahwa
10
Bab 10. Berujung Ricuh
11
Bab 11. Lakukan saja poligami!
12
Bab 12. Apa salahku?
13
Bab 13. Nitizen maha benar
14
Bab 14. Awal mula jatuh cinta
15
Bab 15. Ingkar janji
16
Bab 16. Emosi Rey
17
Bab 17. Bodoh! Orang itu kamu
18
Bab 18. Ksatria kuda putih
19
Bab 19. Kecewanya Zahwa
20
Bab 20. Penjelasan Raihan
21
Bab 21. Kejepit pintu mobil
22
Bab 22. Alasan Salimah
23
Bab 23. Tumben marah?
24
Bab 24. Sindiran Raihan
25
Bab 25. Cinta sejati hanya sekali
26
Bab 26. Pilihan Raihan
27
Bab 27. Berita duka
28
Bab 28. Raihan sudah menikah
29
Bab 29. Selamat untuk kalian
30
Bab 30. Piktor
31
Bab 31. Usaha dan doa
32
Bab 32. Urusan kita sudah selesai, mas
33
Bab 33. Penyesalan Zainab
34
Bab 34. Uangku uangmu juga
35
Bab 35. Peka lah Zahwa
36
Bab 36. Pergi kemah
37
Bab 37. Penolakan
38
Bab 38. Jatuh dari tebing
39
Bab 39. Zahwa hilang
40
Bab 40. Syukurlah Tarzania
41
Bab 41. Demi Zahwa
42
Bab 42. Aku cinta kamu Zahwa
43
Bab 43. Rey nekat
44
Bab 44. Apa kalian bertengkar?
45
Bab 45. Kita bukan saudara lagi
46
Bab 46. Ikuti kata hati kamu
47
Bab 47. Kecurigaan Selina
48
Bab 48. Ini tidak boleh terjadi
49
Bab 49. Bertambah satu dukungan
50
Bab 50. Modus dua pria
51
Bab 51. Suntik menyuntik
52
Bab 52. Jadi keluarga Calabria?
53
Bab 53. Trik tarik ulur
54
Bab 54. Akhirnya...
55
Bab 55. Bukan cinta terlarang
56
Bab 56. Drama Salimah, Aini kesal
57
Bab 57. Hadiah untuk Zahwa
58
Bab 58. Calon istriku, Zahwa
59
Bab 59. Coret aku
60
Bab 60. Sabar sebentar lagi
61
Bab 61. Calon imamku
62
Bab 62. Otw kondangan?
63
Bab 63. Status FB dan move on
64
Bab 64. Patah hati dan Kasmaran
65
Bab 65. Kamu gak bisa tidur sayang?
66
Bab 66. Bidadari surgaku
67
Bab 67. Salah tingkah
68
Bab 68. Khitbah
69
Bab 69. Tak sabar menantikan hari itu
70
Bab 70. Zayn cemburu
71
Bab 71. Salimah marah
72
Bab 72. Jalan diatas kaca
73
Bab 73. Ingin cepat hamil
74
Bab 74. Aku menunggumu kak
75
Bab 75. Tawaran perjodohan
76
Bab 76. Kurang gercep
77
Bab 77. Rey marah
78
Bab 78. Kebohongan terbongkar
79
Bab 79. Pernikahan Rey Zahwa (1)
80
Bab 80. Pernikahan Rey Zahwa (Sah)
81
Bab 81. Semoga bahagia
82
Bab 82. Mimpi jadi nyata
83
Bab 83. Penyatuan
84
Bab 84. Memilih merahasiakan
85
Bab 85. Bulan madu ke Korea (1)
86
Bab 86. Bulan madu ke Korea (part 2)
87
Bab 87. Taman danau Ilsan
88
Bab 88. Foto bareng Opa
89
Bab 89. Pesan Rekaman suara
90
Bab 90. Perang dingin
91
Bab 91. Permintaan maaf
92
Bab 92. Jangan lama-lama ngambeknya
93
Bab 93. Bad mood
94
Bab 94. Belum tiga hari
95
Bab 95. Kesabaran Rey
96
Bab 96. Makasih Nemo sayang
97
Bab 97. Wanita bercadar
98
Bab 98. Ditusuk
99
Bab 99. Penolong Zahwa
100
Bab 100. Selina menangis
101
Bab 101. Pergilah dari hidupku
102
Bab 102. Acara syukuran
103
Bab 103. Selamat garis dua
104
Bab 104. Bau parfum wanita
105
Bab 105. Bumil ngambek
106
Bab 106. Melabrak Rivano Irfan
107
Bab 107. Gegabah
108
Bab 108. Kekecewaan keluarga
109
Bab 109. Meminta pertanggungjawaban
110
Bab 110. Tidak mau menikah
111
Bab 111. Cerita malaikat tak bersayap
112
Bab 112. Apa ini karmaku?
113
Bab 113. Semangat Selina
114
Bab 114. Irfan meminta maaf
115
Bab 115. Menolak digugurkan
116
Bab 116. Pertolongan Attar
117
Bab 117. Innalilahi...
118
Bab 118. Semua sayang Selina
119
Bab 119. Akhir Rivano
120
Bab 120. Akhirnya siuman
121
Bab 121. Perubahan Selina
122
Bab 122. Sah juga
123
Bab 123. Malam pertama Aini Zayn
124
Bab 124. Selina pergi
125
Bab 125. Welcome baby (End)
126
Novel baru, baca penting!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!