...🍀🍀🍀...
Mengenai poligami, memang seorang pria diperbolehkan untuk menikah lebih dari satu kali dan ada beberapa konteks yang memperbolehkan seorang pria melakukan poligami. Namun bagi Raihan, pembahasan poligami ini sudah sangat menyakitkan. Dia tidak mau seperti ayah dan abinya yang memiliki istri lebih dari 1, dia hanya ingin memiliki satu istri dan orangnya adalah Zahwa saja.
Dia tau bagaimana rasanya ibunya, Almh umi Fatimah saat abinya menikah lagi dengan umi Annisa, uminya Salimah. Raihan melihat rasa sakit di wajah uminya walau uminya tidak mengatakannya. Bagi seorang pemuka agama seperti Abah dan abinya mungkin poligami adalah sebuah tradisi. Tapi Raihan tidak sepaham dengan mereka!
Lantaran ia melihat bagaimana sikap abinya saat memiliki dua istri. Bagaimana Iqbal membagi waktu untuk kedua istrinya? Bagaimana adanya rasa cemburu diantara kedua istrinya? Walaupun abinya itu bersikap baik, tapi tidak selalu adil untuk kedua istrinya. Ya, Raihan menolak poligami dengan melihat sikap keluarganya sendiri. Lalu sekarang dia diminta untuk berpoligami? Jelaslah Raihan menolak semua itu.
Ia tidak bicara lagi setelah mendengar ucapan abahnya dan memilih masuk ke dalam kamar. Rasanya percuma juga bicara dengan orang yang keras kepala dan tak mau kalah. Di dalam kamar, dia membuka laci nakas disamping tempat tidurnya.
Raihan mengambil foto Zahwa yang dibingkai rapi, foto Zahwa yang dia cetak saat Zahwa mengirimkan padanya foto lewat email. Zahwa tengah mengenakan hijab berwarna dusty, wanita itu tersenyum lebar di dalam foto tersebut. Raihan tersenyum getir memandang foto Zahwa. "Aku...harus gimana Zahwa? Cinta itu harus di perjuangkan, tapi aku harus melawan restu orang tua...aku gak mau jadi anak durhaka sama orang tua. Tapi mas cinta sama kamu, Zahwa." Raihan memeluk foto itu di dalam dekapannya. Sungguh hatinya resah harus bagaimana, niatnya ingin berjuang untuk Zahwa. Namun keadaan seolah tak memberi izin padanya.
Syarat agar keluarganya mengizinkan dia menikahi Zahwa, adalah poligami. Sungguh hal ini membuat Raihan berat. Apalagi bila Zahwa yang mendengarnya secara langsung.
****
🍀Di rumah keluarga Calabria 🍀
Sebagai anggota keluarga yang paling tua dan dituakan, Bram dan Nilam mengultimatum Zahwa dan semua keluarganya untuk tidak berhubungan lagi dengan keluarga Raihan. Bodoh amatlah mau disebut memutus tali silaturahmi atau bagaimana, yang memulai masalah adalah keluarga Raihan.
"Zahwa, ingat ya! Kalaupun kamu harus menikah, kamu gak boleh menikah sama anak ustad Iqbal itu!" Tegas Bram pada keponakannya.
Mas, aku harus bagaimana? Haruskah kita melawan restu kedua orang tua kita?
Zahwa terdiam mendengarkan ucapan om dan omanya. Kali ini mamanya juga ikut melarang, memang lebih baik Zahwa untuk melupakan perasaannya pada Raihan. Andaikata Raihan mau berjuang dan melawan keluarganya, Amayra juga tetap tak mau menerima Raihan sebagai menantunya. Ia tak mau anaknya berada didalam keluarga yang fanatik agama dan nantinya pergerakan Zahwa akan terbatas di sana. Sedangkan Zahwa adalah anak yang bebas dan tidak mau terikat. Dia juga seorang dokter gigi magang di rumah sakit, kalau seandainya dia menikah dengan Raihan. Dia pasti akan berakhir menjadi ibu rumah tangga yang berada di rumah, soalnya seperti ini Almh ibu Raihan.
"Cukup om! Oma, mama! Aku gak mau bahas ini lagi, sementara ini aku mau bahas jodoh jodohan dulu. Aku mau fokus kerja aja." ucap Zahwa ingin menyudahi semuanya. Lebih baik dia fokus pada pekerjaannya, lagi pula usianya baru akan menginjak 22 tahun.
Rey melihatnya dengan tatapan sayu, tidak tega rasanya melihat Zahwa bersedih. Terbesit rasa bersalah di hatinya juga, karena dialah dalang di balik semua ini. Dalam hati dia bertanya-tanya, jika Raihan berjuang untuk Zahwa. Lalu perkataan Salimah tentang Raihan yang akan poligami itu berarti salah.
****
Setelah itu Zahwa kembali ke rutinitasnya, dua hari dia tidak pergi ke rumah sakit tempatnya bekerja. Rumah sakit yang sama dengan Rumah sakit tempat Diana, tantenya bekerja.
Ketika Zahwa kembali magang di rumah sakit, dia menyapa orang-orang seperti biasanya. Dari mulai resepsionis, suster, dokter-dokter. Namun ada yang berbeda dari sikap mereka semua pada Zahwa. Semula sikap ramah itu berubah menjadi sinis dan dingin.
"Selamat pagi dokter Irina," sapa Zahwa pada atasannya dengan ramah.
Dokter Irina, adalah tutor sekaligus atasannya di rumah sakit itu. Dia adalah dokter gigi senior. Dia selalu ramah pada Zahwa tapi kali ini sikapnya terasa dingin. Bahkan sapaannya saja tidak dibalas. Dokter Irina hanya membalasnya dengan tatapan dingin.
Ada apa dengan semua orang? Kenapa mereka bersikap seperti ini padaku? Jelas ini bukan perasaanku aja kan? Ya Allah, apa salahku, sih?
...*****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Ramadhani Kania
kasian Zahwa....fitnah memang sangt kejam....q berhrp mek dpt karmanya nanti....
2023-04-19
0
Ara Aulia
tau dr mana itu org rmh sakit
2022-09-21
0
Ara Aulia
jangan, tar ora bahagia u ma Raihan, kenyang nangis
2022-09-21
0