...~Happy Reading~...
Hari berganti dengan hari, minggu pun berganti dengan bulan. Kini, Nasya sudah mulai menikmati hidup nya, bekerja sambil kuliah. Ia juga sudah bertemu dengan dua sahabat nya. Bahkan, kini ia bertemu lagi dengan satu gadis yang ikut bergabung dengan para sahabat nya.
Kini, keempat gadis itu tengah menikmati makan malam di sebuah warung tenda di pinggir jalan. Ini adalah perdana Nasya makan malam di luar bersama para sahabat nya. Sebelumnya, ia juga sudah izin kepada Adnan bahwa dirinya akan pulang telat. Dan Adnan pun mencoba memahami, toh tadi memang Nasya pergi sore bukan dari pagi.
“Anak- anak kamu bagaimana Sya? Udah mendingan?” tanya Aqila membuka pembicaraan.
Beberapa hari yang lalu, Nasya sempat bercerita, bahwa Ryana masih begitu sulit untuk akrab dengan nya. Setiap hari, selalu ada yang di lakukan oleh anak itu untuk menjahili Nasya. Salah satu nya, ketika Nasya mencuci pakaian dengan menggunakan tangan, saat itu cucian nya tengah ia tinggal untuk membuatkan susu sembari ia merendam nya dengan pewangi. Namun, siapa sangka bahwa cucian Nasya kembali di tuangkan deterjen oleh Ryana. Tak hanya deterjen, namun juga Ryana menambahkan nya dengan tepung serbaguna.
Ingin marah, namun Nasya tidak bisa. Ia juga tidak ingin mengadu, hanya bisa pasrah dan membiarkan nya begitu saja. Namun, lama kelamaan, Nasya juga lelah. Beruntung, Ryan selalu menghibur nya dan membantu nya.
“Ya begitulah. Dia masih dendam sama aku,” jawab Nasya sembari memakan nasi goreng nya.
“Dendam kenapa?” tanya Nuna, sahabat baru Nasya.
“Gara gara ada aku, Olin nya pulang kampung. Padahal biasanya juga Olin gak tinggal di sana Biarlah, seperti nya anak itu memang membutuhkan orang untuk ia salahkan,” ujar Nasya menghela nafas dengan berat.
"Gila, tapi itu udah lama banget Sya!" ucap Aqila sedikit terkejut.
"Intinya, dia belum bisa menerima kehadiran aku. Gitu aja," keluh Nasya, menghela nafas nya dengan berat.
“Kamu sabar banget sih Sya, kalau aku di posisi kamu aku milih pulang. Beneran deh,” kata Riska menggelengkan kepala nya.
“Tapi kamu harus tetap semangat ya Sya. Ada kami yang akan selalu bantu kamu. Kalau kamu butuh apapun mau cerita atau apa, kamu bisa hubungi kami,” imbuh Aqila lalu menggenggam tangan Nasya.
Dan keempat nya pun melanjutkan makan malam nya sambil sesekali tertawa bercanda. Setelah puas makan, Nasya pun di antar kan oleh Nuna menuju rumah Adnan. Ya di antara keempat gadis itu, hanya Nuna yang memiliki mobil. Aqila sebenarnya juga memiliki mobil di kampung, hanya saja ia tidak mau memakai nya. Ia takut karena baginya jalanan ibu kota jauh lebih menyeramkan daripada di kampung nya.
“Ini rumah bos kamu, Sya?” tanya Nuna sedikit mengerutkan dahi ketika sudah sampai di halaman rumah.
“Kenapa Na?”
“Gapapa sih, besar juga ya, aku gak bisa bayangin kalau anak asuh kamu mengajak mu bermain petak umpet seperti yang kamu sering ceritain. Pasti sulit banget nyari nya,” kata Nuna bergidik sendiri membayangkan bagaimana lelah nya Nasya selama bekerja.
“Hahaha gak kok, ya udah aku masuk dulu ya. Bos aku ngintip dari jendela, gak enak kalau kelamaan di mobil. Kamu hati hati ya Na, dan terimakasih,” ucap Nasya tulus, tak lupa ia cipika cipiki dengan Nuna, sebelum akhirnya turun dari mobil.
Setelah memastikan mobil Nuna pergi, Nasya segera memasuki rumah Adnan. Dan betapa terkejut nya ia ketika melihat majikan nya sudah duduk di sofa ruang tamu. Padahal, tadi ia melihat dengan jelas bahwa Adnan tengah menatap nya dari balkon di kamar atas.
Deg!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Indri Sukawati
bang Adnan usia 28 udah punya sikembar usia 7 tahun, berarti nikahnya paling tidak 20 tahun ya.... itupun kalo istri langsung hamidun.
2023-04-01
1
Katherina Ajawaila
semoga ngk diomelin plng nya telat
2023-03-30
0
Nok Denok
view,,pakdu
2023-03-09
0