Menyesal

"Tapi Aku tadi belum keluar, Rissa. Aku butuh kamu untuk mengeluarkannya." Ucapan Candra membuat ku mendelik. Sungguh pria di depan ku ini benar-benar buaya darat.

"Tolong! Tolong!" teriakku. Candra tampak panik. Seketika dia membungkam mulut ku.

Dengan kasar Aku melepaskan bungkaman tangan Candra.

"Apa-apaan sih! Kamu pikir semua wanita bisa kamu bodohi! Sudah cukup Kau mempermainkan ku selama ini!" Aku berteriak tepat di depan wajahnya.

Candra melihat ke sekitar, buru-buru pria itu segera pergi sebelum ada yang memergokinya.

"Dasar! Badan aja yang gede. Tapi takut dengan resikonya!" Aku mencibir.

Setelah memastikan bahwa Candra benar-benar pergi, Aku segera mengambil baju ganti ku. Mungkin pakaian yang ku pakai tadi yang membuat Candra menjadi nafsu. Begitupun dengan Dira.

Lain kali Aku akan menggunakan pakaian yang lebih sopan lagi. Aku bukan remaja yang suka mengumbar aurat lagi. Karena sekarang Aku sudah dewasa. Aku harus bisa menjaga martabat ku.

Aku keluar dari toilet. Agak jauh dari keramaian. Mungkin mereka tidak mendengar teriakkan ku tadi.

Aku mau melanjutkan langkah ku. Namun Aku teringat dengan sahabatku. Ku putuskan untuk ke tempat tadi. Namun dari kejauhan nampak Candra sedang menggendong Dira yang kini tertidur. Rupanya pria itu masih bertanggungjawab kepada Dira yang kini sudah tidak suci lagi.

Aku ke loker mengambil barang-barang Dira. Lalu segera berjalan kembali menuju mobil. Sementara Candra mengikuti di belakang.

"Aku akan mengantar kalian sampai rumah." Candra berucap setelah memasukkan Dira ke mobil.

"Tidak! Aku bisa pulang sendiri bersama Dira." tolak ku dengan tegas.

Tapi ini sudah malam, Rissa. Perjalanan masih sangat jauh."

"Lalu kenapa?! Aku lebih nyaman pulang sendiri dari pada di antar pria kurang ajar seperti kamu!"

Aku begitu marah. Baru sadar Aku bahwa wajah Dira begitu pucat. Dira pucat karena mabuk, kelelahan dan pasti juga karena merasakan sakit pada intinya. Aku bisa melihat dari wajahnya yang meringis sakit.

"Rissa, tolong biarkan Aku mengantarkan kalian. Aku khawatir dengan kondisi Dira." Pria itu memohon.

"Sudah ku tegaskan, tidak! Lebih baik kamu pulang saja sana!"

Aku sudah sangat marah. Candra terlihat terkejut melihatku. Mungkin dia tidak menyangka Aku akan semarah ini.

Tentu saja Aku sangat marah. Candra sudah mengambil kesucian Dira di saat tidak sadar.

Aku kembali membenahi posisi tidur Dira. Menutupi tubuh Dira dengan jaket yang ada di mobil. Aku menatap dalam wajah sahabatku ini. Sementara Candra masih berdiri di tempatnya. Sepertinya pria itu menyesal.

Aku menegakkan tubuhku. Sesaat ku pandang Candra. Tanpa kata Aku langsung menutup pintu mobil belakang itu. Meninggalkan Candra yang tak beralih dari tempatnya.

Perasaan ku serasa campur aduk. Sesekali Aku menatap Dira dari dalam spion dalam. Tak terasa mataku menganak sungai. Aku terisak. Penyesalan baru kurasakan.

Kenapa Aku begitu lemah mempertahankan iman ku? Mempertahankan nafsu yang terlalu menggebu. Dan Aku yang tidak bisa tegas bila di hadapkan dengan Candra yang selalu menggodaku. Sampai Aku seperti orang bodoh ketika membiarkan Candra menyetubuhi Dira. Padahal Aku bisa memanggil orang-orang. Atau setidaknya Aku bisa memarahi pria itu untuk menghentikannya.

Sekarang Candra sudah merenggut kesucian Dira.

Aku memperhatikan spion samping. Terlihat mobil Candra berada di belakang dengan laju pelan.

Akhirnya Aku sampai di sebuah rumah sederhana. Rumah yang sebelumnya kami tempati sebelum Rika menikah. Ini adalah rumah peninggalan Ayah.

Aku memutuskan membawa Dira kemari. Aku ingin menemaninya hingga bangun nanti.

Rumah ini masih terawat. Karena Rika selalu menyuruh seseorang untuk membersihkannya berapa hari sekali.

"Biarkan Aku membantumu mengangkat Dira ke dalam," tawar pria itu. Aku hanya diam. Membiarkan pria itu mengangkat tubuh Dira. Karena tidak mungkin juga Aku mengangkatnya. Tenagaku tidak cukup untuk mengangkat tubuh Dira.

Aku menyuruh Candra untuk membawa Dira ke kamar Dira. Dan membaringkannya di sana.

"Aku akan menemani kalian."

"Tidak! Lebih baik kamu pulang saja!" Aku berkata sangat tegas.

***

Nb:

Next siang ya. Masih ada banyak misteri yang belum terkuak. Terkadang banyak sekali orang-orang yang melakukan kepura-puraan. 😁😁

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!