Perdebatan di meja makan

Aku menatap rindu kepada sahabat ku ini. Sudah hampir enam bulan kami tidak pernah bertemu, semenjak Dira di angkat menjadi kepala koki di restoran yang ada di hotel Candra. Ya, sampai saat ini mereka masih berpacaran.

"Ris, sekarang Kau mau bagaimana? Apa yang akan Kau lakukan selanjutnya?" tanya Dira kepadaku.

"Aku masih belum tahu, Dira. Yang pasti Aku tidak akan resign dari kantor mas Alfin."

"Kalau begitu Kau bekerja bersama ku saja di hotel Candra. Di sana juga sedang membutuhkan karyawan," ucap Dira.

Jantung ku berdegup kencang ketika mendengar hotel milik Candra. Aku masih teringat akan kejadian waktu itu. Aku tidak ingin menginjakkan kakiku di hotel itu lagi. Apalagi untuk bertemu dengan Candra.

"Aku akan memikirkan nanti, Dira. Saat ini Aku hanya ingin menenangkan hatiku dulu." jawabku.

"Baiklah, kalau begitu Ayo kita sarapan dulu. Mbak Rika pasti sudah membuat sarapan untuk kita." ajak Dira. Aku hanya mengangguk saja.

Aku segera mencuci muka ku kedalam kamar mandi yang ada di kamar. Sementara Dira setia menungguiku. Setelahnya kami menuju ke ruang makan bersama.

Disana sudah ada Reza dan Rika yang sedang menunggu kami.

"Bagaimana Rissa, apakah tidurmu nyenyak?" tanya Ratih.

"Iya mbak, terimakasih sudah mengizinkan ku untuk tinggal di sini untuk sementara," ucapku sungkan. Aku sedikit melirik ke arah Reza yang ternyata dia juga tengah menatap ku. Aku segera mengalihkan pandanganku ke arah lainnya. Aku tidak ingin Rika tahu bahwa Aku sudah mencuri pandang kepada suaminya.

"Kalau begitu Ayo kita sarapan bersama. Mbak sudah sangat lapar." ajak Rika.

Aku dan Dira segera duduk di kursi. Aku melihat Dira yang menatap Reza dengan tatapan sinisnya. Memang, sahabatku ini tidak pernah menyukai suami kakaknya sejak awal. Dira selalu mengatakan bahwa Reza tidak pantas untuk Rika. Karena Reza berasal dari keluarga yang tidak jelas. Dan Reza juga seorang pengangguran.

Kami makan dengan tenang hingga makanan yang tersaji pun tandas. Ku lihat sejak tadi Reza hanya diam saja. Mungkin ia menyadari jika Dira tidak menyukainya.

"Bagaimana masakanku, mas?" Pertanyaan Rika kepada Reza membuat ku menatap ke arah mereka.

Reza menggenggam tangan Rika mesra. Kulihat dia juga menyunggingkan senyumnya menatap istrinya penuh cinta. Ah, sungguh pemandangan yang begitu membuat ku iri. Seandainya Aku memiliki Suami seperti Reza.

Tapi Aku segera memupusnya. Mikir apa sih Aku ini?

Walaupun Aku pernah memergoki Reza membawa wanita pulang ke rumahnya, Aku memakluminya. Dia seorang Suami, dan Rika juga jarang pulang ke rumahnya karena pekerjaannya yang jauh dan mengharuskannya untuk berminggu-minggu di kota lain. Pasti Reza membutuhkan kehangatan yang jarang ia dapatkan dari istrinya.

"Masakanmu selalu enak, Sayang," ucap Reza menatap lembut Rika. Tangan satunya mengulur untuk mengusap pipi istrinya.

"Tentu saja selalu enak, gratis!" ucap Dira penuh penekanan. Tatapannya sinis ke arah Reza.

"Sudahlah, Dira. Kau itu selalu saja berkata ketus kepada kakak iparmu." Rika berusaha membela suaminya.

"Sebenarnya apa sih yang Mbak Rika pertahankan dari Reza? Selama ini kakak yang bekerja, lah dia yang enak-enak menikmati hasilnya, gak rela lah Aku!" sahut Dira ketus.

Aku masih memperhatikan wajah Reza yang nampak cuek saja dengan perdebatan antara kakak dan adik itu. Aku pun juga hanya diam. Aku tidak ingin ikut campur dengan percakapan yang saling menyinggung ini.

"Kamu harus menghormati Reza, Dira. Dia itu suami Mbak. Lagipula mas Reza juga sudah di terima kerja jadi mandor bangunan. Sekarang mas Reza sudah bukan pengangguran lagi," bela Rika.

"Mandor bangunan?" Nada suara Dira tersenyum mengejek. "Seberapa besar sih gajinya? Lebih besar juga gaji Mbak Rika kemana-mana."

Prraangg... Suara sendok yang di jatuhkan ke atas piring dengan kerasnya membuatku begitu terkejut. Reza yang melakukannya. Sudah di pastikan Reza pasti marah mendengar penghinaan dari Dira.

"Sayang, Aku sudah kenyang. Aku akan ke kamar dulu." Suara Reza yang terdengar menahan amarah. Namun ia masih berusaha bersikap lembut kepada istrinya. Aku bagaikan obat nyamuk yang menyaksikan perdebatan antara satu keluarga ini. Sungguh rasanya Aku ingin pergi.

Tapi Aku begitu salut dengan Reza. Dia pria berandalan, tapi di depan wanita yang ia cintai ia berusaha keras untuk tidak meluapkan emosinya. Sungguh beruntung sekali Rika menjadi istri Reza.

Rika menatap tajam Dira yang begitu cuek walaupun mengetahui Rika menatapnya tajam. Lalu Rika segera menyusul Reza ke kamarnya.

Aku menatap Dira yang sedang asyik menghabiskan makanannya. "Dira. Kenapa sepertinya Kau begitu membenci mas Reza? Apa mas Reza pernah berbuat jahat padamu?" Aku mencoba bertanya kepada Dira tentang apa alasan dia yang begitu membenci Reza.

"Tidak pernah. Aku tidak suka saja mempunyai kakak ipar yang miskin dan berandalan seperti dia. Kita juga tidak tahu kan asal usul Reza seperti apa," ucap Dira masih menghina.

"Tapi kita tidak tahu bagaimana nasib seseorang, Dira. Siapa tahu saja mas Reza akan berhasil nanti," sangkal ku.

"Apaan sih Rissa. Nggak banget deh ngomongin pria miskin kayak Reza. Lebih baik Aku mengajakmu liburan saja. Kau mau kan?"

"Tapi Aku sedang tidak berselera untuk liburan, Dira. Kau tahu sendiri kan bagaimana keadaan ku saat ini."

"Maka dari itu, Kau bisa merifresh pikiran kamu. Kita akan ke Bali, Kau mau kan? Bali kan tempat favorit kamu sejak dulu." Ucapan Dira membuatku berbinar. Aku memang sangat menyukai Bali. Pantai Kuta adalah tempat favorit ku. Namun Bali juga menjadi tempat menyakitkan untukku. Karena di sanalah Aku kehilangan keperawanan ku.

Dan sialnya, Aku juga ingin sekali ke sana. Aku ingin berteriak sekencang-kencangnya di pantai untuk meluapkan segala keluh kesah ku menghadapi hidup ini. Dan akhirnya Aku pun menyetujui ajakan Dira.

"Yes, akhirnya sahabat ku ini ikut juga. Kalau begitu besok Aku akan menjemputmu di sini, Rissa."

"Loh, kamu nggak menginap disini?" tanyaku heran.

"Tentu tidaklah, Aku lama-lama akan mual jika terus bertemu dengan suami Mbak Rika," ucap Dira membuatku menggelengkan kepalaku.

"Kalau begitu Aku mau keluar sebentar mencari udara segar. Kau mau ikut," tawar Dira.

Aku menggelengkan kepalaku. Rasanya Aku ingin berdiam diri saja di rumah Mbak Rika. Apalagi ada Reza yang membuat ku semakin betah di rumah ini.

Jujur, Aku begitu mengagumi Reza. Walaupun Dia pria berandalan nakal, tapi entah kenapa ada sesuatu yang berbeda dari dalam dirinya.

"Ya sudah, kalau begitu Aku keluar sendirian saja. Mau nitip apa? Biar nanti Aku belikan?"

Aku kembali menggelengkan kepalaku ketika Dira kembali menawariku sesuatu. Aku tidak ingin merepotkannya.

"Aku tidak ingin apapun, Dira. Kau sebaiknya istirahat saja, pasti Kau lelah. Tapi Kau mau istirahat di mana?" Aku lupa menanyakan dimana Dira akan menginap.

"Kau tenang saja Rissa, Aku bisa menginap di kosan temanku nanti," jawabnya. Aku hanya mengangguk saja. "Yasudah, Aku pergi dulu, sampai jumpa besok BESTie," ucap Dira melambaikan tangannya padaku yang ku balas dengan lambaian tangan juga.

Setelah Dira pergi, Aku pun membereskan piring kotor yang ada di atas meja makan. Aku tidak ingin di bilang tidak tahu diri karena sudah menumpang di rumah ini dan tidak melakukan apapun. Jadi ku putuskan untuk membantu pekerjaan di rumah ini.

Setelah selesai pun, Aku berniat untuk kembali ke kamarku. Jantung ku berdegup kencang kala melewati kamar Rika. Pendengaran ku menangkap suara d.e.s.a.h.an yang saling bersahutan. Suara Rika dan Reza yang saat ini saling memadu kasih.

Gila, ini masih pagi dan mereka sudah melakukan hal yang begitu panas saja. Apa mereka tidak malu jika Aku mendengar kegiatan mereka yang saat ini memancing libido ku?

Tak ingin terlarut dalam fantasi liar ku tentang mereka, Aku segera melanglang buana menuju ke kamar ku.

***

Terpopuler

Comments

Vita Zhao

Vita Zhao

rissa keluar ajah dari rumah Rika, cari kosan aja, dan lebih baik kamu resign dari kantor Alvin, cari kerja lain, hiduplah mandiri kamu wanita kuat rissa.

dan aku penasaran dg kekasih dira yg sudah menodai rissa😏.

ya ampun reza dan Rika bikin otak travelling ajah deh😅😅

2022-08-04

3

Widi

Widi

Lanjut thorr

2022-08-04

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!