Akhirnya Aku memutuskan hubungan ku dengan Candra. Hubungan yang tidak sehat karena Candra hanya menjadikan ku pelampiasan nafsunya saja. Dia tidak hanya melakukannya dengan ku, tapi dengan para wanita kampus lainnya. Sakit rasanya hatiku. Sampai-sampai Aku langsung menerima tawaran almarhum Mama Lidia untuk menikah dengan Alfin waktu itu.
Aku baru merasakan perbedaannya. Alfin tidak pernah memperlakukan ku seperti Candra memperlakukan ku. Candra sangat tahu bagaimana memanjakan ku. Aku benar-benar di manjakan dengan sentuhan Candra. Sementara Alfin, jangan di tanya lagi. Pria itu begitu kecewa padaku hingga ia tidak pernah memanjakan ku.
"Kau masih menyimpan nomor ku kan? Hubungi Aku jika Kau menginginkan miliku ini menghujam milikmu. Aku akan memuaskan mu hingga Kau puas," ucap Candra blak-blakan.
Terdengar begitu kurang ajar. Namun entah kenapa membuat tubuhku memanas. Kenangan panas saat bersamanya kembali terkenang di otakku. Tahan, Rissa. Kau harus bisa menahannya.
Candra terkekeh setelah mengatakan hal itu. Kemudian dia kembali membaur bersama teman-teman selancarnya. Aku merasakan sedikit lega.
Setidaknya Aku bisa meredam hawa panas dalam tubuhku akibat berdekatan dengan Candra. Bagaimana Aku yang kurang belaian ini mudah terangsang hanya dengan kata-kata seperti itu.
"Candra!"
Dira sudah kembali. Dia berdiri di sampingku dan berteriak memanggil nama Candra. Sorotan matanya terlihat menatap Candra dengan tatapan kagumnya.
"Rissa, ini es kelapa mudanya. Aku mau menyusul Candra dulu."
Dira menyerahkan pesanan ku dan berlari ke arah mereka. Terlihat bulatan belakangnya yang terlihat naik turun akibat dirinya yang berlari. Sementara Aku menatap sahabatku itu dengan perasaan was-was. Begitu tergila-gilanya Dira kepada Candra hingga dia mengabaikan ku.
Aku meminum es kelapa muda itu karena memang Aku begitu haus. Terik matahari begitu membuatku kehausan. Sementara Aku tersedak tatkala Aku melihat Candra yang meremas bulatan belakang milik Dira.
Bukannya marah, Dira malah terlihat kesenangan. Dira telah di butakan oleh cintanya kepada Candra sampai rela di pegang-pegang. Dira belum sadar jika Candra adalah seorang buaya darat. Aku takut Dira akan di sakiti oleh Candra.
Beberapa teman-teman Candra sedang melakukan pertandingan surfing. Banyak orang yang bersorak-sorai. Apalagi kaum hawa. Mereka segera merapat ke pinggir pantai dan menyoraki mereka.
Tapi Aku tidak memperdulikan pertandingan tersebut. Yang ku perhatikan adalah Dira. Saat ini dia menjadi korban tangan nakal Candra. Bahkan Candra memberikan ciuman di beberapa bagian tubuh Dira. Dan bodohnya Dira menerimanya begitu saja.
Sore hari pertandingan itu selesai. Satu persatu orang-orang sudah meninggalkan pantai. Kini yang tersisa hanya Candra dan kawan-kawannya, juga Dira di tengah-tengah mereka. Salah satu dari mereka ku lihat sedang membawa beberapa botol minuman beralkohol.
Aku ingin sekali mendekati mereka dan menarik Dira keluar dari para pria itu. Tapi tampaknya Dira begitu menikmati kebersamaan bersama mereka. Ku putuskan untuk mengawasinya saja dari kejauhan.
Dari kejauhan Aku merasa begitu cemas. Dan semua itu terbukti di saat Candra seolah mencekoki Dira dengan minuman alkohol itu hingga Dira terlihat begitu mabuk.
Lalu ku lihat mereka yang beralih ke sebuah gubuk yang agak jauh dari pantai. Candra memapah tubuh mabuk Dira ke sana. Namun kulihat teman-teman Candra yang sudah mulai beranjak pergi karena hari semakin petang. Namun tak ku temukan Candra dan Dira. Kemana mereka? Aku merasakan kecemasan luar biasa. Ku putuskan untuk mencari mereka. Aku tidak ingin Candra menjebak Dira.
Aku terus menyusuri setiap tempat dengan panik. Sebenarnya kemana Candra membawa Dira? Hingga Aku mendengar suara erangan dari ruang ganti yang terdapat jauh dari pantai. Aku mulai mendekati suara itu dengan berdebar.
Mataku terbelalak kala melihat adegan di hadapan ku.
"Candra! Apa yang Kau lakukan?!"
Candra menghujam Dira dengan posisi berdiri. Hal yang sama yang pernah kita lakukan dulu. Pria itu menjadikan Dira korban selanjutnya.
Bibirku kelu, Aku memanggil Dira dan mengatakan jika Candra bukankah pria baik-baik. Tapi nampaknya jatuh cinta menutup semua inderanya. Dira yang sudah sangat menginginkan Candra. Terlebih dirinya yang sedang mabuk menjadikan Dira begitu liar di hadapan buaya darat itu.
Sungguh Aku gagal menjaga Dira dari rayuan buaya itu.
Pandanganku tak berpaling sekalipun Candra melirikku. Sorot matanya begitu nakal seolah-olah merayuku, meruntuhkan imanku. Namun sisi lain dari diriku berpegang teguh, tidak ingin tergoda. Harga diriku harus ku jaga. Cukup sekali Aku menjadi wanita bodoh di masalaluku.
Aku yang tadinya menahan nafas karena menyaksikan mereka pun menghembuskannya dengan bebas. Aku akan tetap bertahan. Jadi ku putuskan untuk beranjak dari sana. Membiarkan mereka bercinta sebanyak yang mereka inginkan.
Aku menunggu mereka di gazebo kayu yang dekat dari sana. Aku menangis memikirkan Dira. Hingga Aku terkejut ketika ada tangan kekar yang menarikku dan membuat ku menabrak dada bidangnya.
Mataku terbelalak melihat siapa yang ada di depan ku.
"Kau lihat kan posisi tadi? Persis yang kita lakukan dulu. Dan sekarang Aku menginginkan mu," ucap pria itu. Seketika Aku langsung naik pitam.
Plak... Aku menampar pria di depan ku.
Candra terbelalak ketika Aku menamparnya. Dia tidak menyangka Aku akan menamparnya.
"Sudah gila kamu!"
"Aku gila? Kamu yang gila! Kau tega sekali memaksa Dira yang sedang mabuk."
"Aku tidak memaksanya, dia yang memintanya!"
"Tapi seharusnya kamu menolaknya. Kamu tidak memikirkan Dira bagaimana nanti jika dia mengetahui bahwa sudah tidak perawan lagi?!"
"Aku akan tanggung jawab padanya." jawab Candra santai.
Aku tersenyum remeh menatapnya. Sejak kapan buaya darat mengenal kata tanggung jawab? Yang ada setelah mendapatkan akan di buang begitu saja.
"Kamu jangan main-main, Dira itu adalah saudara ku. Kalau kamu sampai berani macam-macam maka Aku akan...."
"Akan Apa? Kamu tidak usah khawatir dengan mengancam ku segala. Kalau Aku bilang akan tanggung jawab, ya Aku akan bertanggung jawab nanti."
"Aku akan memegang kata-kata mu, Candra. Jangan pernah Kau mengecewakan Dira!"
"Iya-iya, cerewet amat. Sekarang buka bajumu!" ucap Candra membuat ku tergelak.
"Dasar buaya darat! Aku akan berteriak jika Kau masih disini! Cepat antar Dira ke kosannya!" Aku meninggikan suara ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Dear Cindy
lanjut thor 🙄
2022-08-11
1