Bab 2

Reza menurunkan ku tepat di depan rumah. Dia juga berterima kasih kepadaku. Namun, Aku memalingkan wajah ku. Reza menatapku tepat di mataku. Hal yang sungguh luar biasa menurut ku. Pria yang begitu urakan bak preman pasar itu mengucapkan terima kasih. Ternyata dia masih memiliki adab dengan mengucapkan terima kasih.

Seperginya Reza menuju rumahnya, Aku terburu buru memasuki rumah dengan nafas yang memburu. Aroma tubuh Reza dan postur tubuhnya terus saja membayangiku. Aku sudah tidak sabar untuk melampiaskannya pada suamiku.

Aku melangkah menuju kamar mencari keberadaan suamiku. Suara gemericik air membuatku yakin jika suamiku sedang mandi. Tapi Aku heran karena suamiku jarang sekali mandi pagi di saat sedang libur bekerja. Karena dia pasti akan mandi agak siangan.

Aku mulai duduk di depan meja rias untuk membersihkan makeup. Aku kembali membayangkan tubuh Reza yang terus saja membuat ku bergelora. Sudah ku putuskan bahwa Aku akan meminta jatah pada suamiku. Kalaupun dia tidak mau, Aku akan menggodanya hingga dia mau.

Namun, sejurus kemudian Aku mencium wangi parfum wanita. Bau parfum itu bukanlah milikku. Mungkinkah? Ah, Aku tidak ingin berpikir macam-macam yang hanya akan membuat suamiku marah nantinya.

Aku mendengar pintu kamar mandi yang hendak terbuka. Aku bersiap menyambut suamiku. Tapi dia sedikitpun tidak melirikku. Dia berjalan sambil mengeringkan rambutnya dengan handuknya. Mungkin Dia tidak melihat ku.

Aku mendekatinya dan memeluknya dari belakang. Dia tersentak kaget, Aku mencium wangi sabun dari tubuh suamiku.

"Mas, Aku kangen banget sama mas. Kita lakukan sekarang yuk?" ajakku dengan suara menggoda.

Perlahan dia melepaskan pelukan tanganku. Ia berjalan dan duduk di pinggir kasur, menatap ku. Aku pun mengikutinya dan ikut duduk di sampingnya.

"Aku lelah. Lebih baik besok saja kita melakukannya. Kau tahu kan kalau Aku capek, habis pulang kerja dari luar kota," ucap mas Alfin cuek.

Namun Aku tidak ingin tinggal diam. Sudah hampir satu bulan Aku tidak mendapatkan kehangatan dari suamiku. Pokoknya Aku harus bisa merayu suamiku untuk memberikan jatah padaku.

"Mas, kita sudah tidak melakukannya selama hampir satu bulan loh. Aku kangen sama mas Alfin," ucap ku manja. Tanganku sudah melakukan keahliannya. Dan suamiku sepertinya tergoda dengan perlakuan ku.

Yes, akhirnya Aku akan mendapatkan apa yang sudah ku tunggu-tunggu selama hampir satu bulan ini.

Namun lagi-lagi semuanya tidak sesuai dengan ekspektasi yang ku bayangkan. Baru lima menit saja suamiku langsung tumbang setelah mendapatkan puncaknya. Sementara Aku masih belum mendapatkannya. Kecewa, pasti.

Aku melihat suamiku yang sudah terlelap pulas. Rasanya Aku sangat jengkel dengannya yang tidak pernah mengerti diriku. Rasanya Aku sudah tidak berselera lagi. Aku segera memakai pakaian ku kembali dan berjalan keluar menuju dapur. Aku ingin minum air dingin untuk mendinginkan diriku.

Kursi meja makan ku duduki sembari meminum air dingin yang barusan ku ambil dari kulkas. Pikirkan ku melayang memikirkan pernikahan ku dengan mas Alfin. Rasanya dia tidak pernah menganggap ku sebagai istrinya. Sejujurnya Aku juga tahu kalau mas Alfin juga sering main wanita di luar sana.

Sering sekali Aku mendapati kemeja mas Alfin yang tercium bau parfum wanita dan juga noda lipstik.

Aku sadar diri bahwa Aku hanyalah wanita yang beruntung sehingga bisa menikah dengan anak majikan ku. Ya, sebelumnya Aku hanyalah seorang pembantu di rumah Mama mas Alfin.

Mama mertuaku sangatlah baik padaku. Beliau sering sekali bercerita padaku tentang mas Alfin yang sering sekali bermain dengan banyak sekali wanita. Dia juga sering mabuk-mabukan. Lalu kemudian Mama mertua menjodohkan kami. Tadinya Aku sempat menolaknya, tapi karena mas Alfin menyetujuinya, jadi Aku pun pasrah.

Mama mertuaku meminta tolong pada ku untuk merubah anaknya agar menjadi lebih baik lagi. Dan Aku menyetujuinya karena Aku begitu sungkan padanya. Dia adalah majikan ku.

Setelah malam pertama ku dan mas Alfin sesuai menikah. Mas Alfin sudah jarang menyentuhku. Ya, Aku sadar jika dia pasti kecewa karena dirinya bukanlah pria pertama yang mengambil keperawanan ku. Makanya dia sering sekali memarahiku tanpa alasan. Dia selalu mengungkit tentang masalah itu berulang kali.

Hatiku begitu mencelos dengan hinaan yang ia lontarkan ketika mas Alfin marah padaku. Aku akui diriku memang salah. Aku tidak bisa menjaga kesucian ku, tapi ketika Aku menjadi istri mas Alfin, sekalipun Aku tak pernah berselingkuh darinya. Aku selalu melayani dan menyiapkan semua kebutuhannya. Salahkah Aku jika mengharapkan cinta dari suamiku?

Tanpa terasa buliran air mata membasahi pipiku. Dan tepat di saat ini sebuah suara lembut mengagetkan ku. Aku pun segera mengusap air mataku dengan cepat dan menoleh ke arah suara tersebut.

"Mama? Kapan datangnya, kenapa Mama tidak mengabari ku kalau mau datang?" tanya ku berusaha menampilkan senyum terbaik ku di depan Mama mertuaku.

Mama tersenyum berjalan mendekati ku.

"Mama hanya mampir, Sayang . Mama tahu Alfin sudah pulang pagi ini. Di mana dia? Mama ingin bertemu dengannya." Mama berkata sembari mencari keberadaan suamiku.

"Mas Alfin masih lelah Mam, jadi dia sedang tidur sekarang." ucap ku berkilah.

Mama mertuaku memicingkan matanya.

"Tidur? Kenapa malah tidur? Seharusnya kalian itu bermesraan setelah sebulan tidak bertemu. Bagaimana kalian bisa memiliki anak jika seperti ini," ucap Mama membuat ku menundukkan kepala. Sorot mata Mama nampak begitu jengkel.

Ucapan Mama begitu menohok hatiku. Seharusnya memang kami seperti itu, namun putramu yang sepertinya tidak ingin melakukannya dengan menantumu ini Mam. Aku hanya mampu menjawabnya dalam hati.

"Kalau begitu Mama akan membangunkannya. Tunggulah disini, dia tidak boleh selalu seenaknya kepadamu." Mama sudah mulai melangkahkan kakinya hendak ke kamar mas Alfin. Namun aku menghentikannya.

"Ma, kumohon, biarkan mas Alfin istirahat. Aku tidak ingin dia marah jika tidurnya terganggu." ucap ku berusaha menahan Mama.

Mama menghela nafasnya. Dapat ku lihat dari tatapannya bahwa dia menatapku dengan pandangan miris. Mama mengetahui tentang anaknya yang mungkin juga belum berubah. Mama menggenggam hangat tangan ku dan kembali mengajakku duduk.

"Rissa. Maafkan Mama karena sudah membuat mu menahan luka dalam pernikahan mu dengan putra Mama. Tapi Mama sangat memohon padamu agar Kau tetap bertahan dengan putra Mama apapun yang terjadi. Kau mau kan, Nak?" Mama berkata sembari mengusap lembut rambut ku.

Aku tercenung sesaat mencerna permintaan Mama mertuaku. Dia begitu baik sekali padaku. Bahkan ia lebih menyayangi ku daripada mas Alfin. Aku dapat merasakan kasih sayang seorang ibu darinya.

Aku pun tidak tega jika melihat Mama terlihat begitu sedih. Hingga tanpa sadar Aku menganggukkan kepala menyetujuinya.

"Terimakasih, Rissa. Kau adalah gadis yang sangat baik," ucap Mama dan ku balas tersenyum.

"Kalau begitu Mama pulang dulu ya. Ada yang harus Mama kerjakan di butik." pamit Mama. Aku pun mengangguk. Mama kembali mengusap lembut rambut panjang ku. Masih dengan tatapan sendunya, Mama tiba-tiba memeluk ku membuat ku terkejut.

"Terimakasih karena sudah mau bertahan menghadapi putra Mama," ucap Mama. Kemudian ia melepaskan pelukannya dan benar-benar pergi.

***

Satu Minggu berlalu

Mas Alfin jarang pulang ke rumah setelah kembali dari luar kota waktu itu. Dia mengatakan padaku bahwa dia sedang ada perjalanan bisnis lagi ke Bogor. Tapi jarak Bogor begitu dekat, tapi dia mengatakan akan menginap di hotel.

Aku merasa kecewa karena mas Alfin lebih memilih menginap di hotel dari pada di rumah bersama ku. Mas Alfin seakan menjauhiku.

Aku suka berpikir mungkinkah mas Alfin sedang bersama wanita lainnya? Hatiku mencelos memikirkan semua itu. Aku memutuskan untuk berangkat bekerja daripada pikiran buruk ku terus menyiksaku.

Seperti biasa, pagi ini Aku melihat Reza yang sedang mencuci motor gede miliknya hanya dengan menggunakan bokser dan bertelanjang dada. Sungguh pemandangan yang begitu menggodaku. Tapi Aku mempercepat langkah ku agar tidak melihatnya.

Tiba-tiba Aku dikejutkan dengan suara bariton Reza yang begitu seksi. Membuat tubuh ku meremang seketika kala mendengarnya memanggil namaku. Aku menghentikan langkahku dan membalikkan tubuh ku menatap kakak ipar ku itu. Sungguh begitu menggodaku, tubuh kekar berotot nya membuat ku susah untuk menelan ludah ku sendiri. Namun Aku berusaha bersikap biasa saja.

"Ya, ada apa?" ucapku datar.

Dia menatapku dengan tatapan penuh arti. "Aku ingin berbicara denganmu. Ini tentang hal yang Kau lihat beberapa waktu lalu," ucapnya dengan tatapan serius.

Aku salah tingkah dibuatnya. Beberapa hari lalu tanpa sengaja Aku memergokinya telah bersenggama dengan seorang wanita, dan itu bukan kakakku.

"Apa yang mau Kau katakan, katakan saja sebelum Aku mengadukannya kepada kak Rika," Aku mengancamnya. Namun pria itu malah tersenyum miring.

"Kalau Kau berani mengatakannya kepada istriku, Aku tidak akan segan untuk membuat suamimu terluka. Mungkin sedikit memberinya pukulan," ucap Reza tersenyum puas.

Aku mendelik mendengar ucapannya yang akan menyakiti mas Alfin. Dia memang pria gila, preman begajulan itu mengancam ku rupanya. Aku tidak ingin dia melakukan itu kepada suamiku. Dengan berat hati Aku menghela nafas panjang.

"Lalu apa yang Kau inginkan?" tanya ku.

"Rahasiakan apa yang Kau lihat. Aku mencintai istriku dan tidak ingin kehilangannya. Sebentar lagi dia pulang, jadi jangan berkata macam-macam," ucap Reza.

Ada rasa kecewa ketika Reza mengatakan bahwa dia begitu mencintai istrinya. Aku merutuki pikiran ku ini. Sudah seharusnya kan jika Reza mencintai istrinya. "Ba-baiklah, Aku tidak akan menceritakannya kepada Kak Rika." ucap ku.

"Good girl," ucap Reza tersenyum puas. Bola matanya menatap ku lekat, membuat ku begitu salah tingkah. Tidak ingin tergoda, Aku pun segera pergi dari sana dan meninggalkan Reza yang masih menatap ku.

Terpopuler

Comments

Nur Evida

Nur Evida

miris banget nasib Rissa

2022-11-23

0

mom arzy

mom arzy

kayanya suamimu abis kikuk2 sama wanita lain yg datang kerumah... 🤔🤔🤔

2022-10-10

0

Widi

Widi

Jangan sampai alfin selingkuh sama rika thorr

2022-08-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!