Syifa membuka pintu rumahnya dan mengeluarkan motornya. Menutup kembali pintu rumah lalu bergegas berangkat ke puskesmas. Hanya perlu beberapa menit untuk sampai di puskesmas. Tidak ada yang istimewa dengan pagi itu. Semuanya berjalan seperti biasanya.
Para pegawai puskesmas itu melakukan apel pagi sekaligus berjemur di bawah sinar matahari. Seorang pemuda dengan paras lumayan enak dipandang, menghampiri Syifa. Membuat wanita itu agak risih dengan kehadirannya. Bukan apa-apa, dia malas meladeni pria itu karena dirinya pernah dilabrak oleh seorang wanita yang mengaku memiliki hubungan dengan Aan.
Namanya Aan Setiawan, seorang ahli IT di puskesmas tempat Syifa bekerja. Tampan, berperawakan agak hitam tapi manis. Matanya sipit seperti orang china, perawakannya tinggi semampai. Banyak wanita yang mengidam-idamkan menjadi pacar Aan, tapi tidak dengan bidan satu ini.
Yang ada rasa malas meladeni dan risih jika didekati. Mereka memang pernah dekat, tapi tidak sampai menjalin suatu hubungan. Karena tiga bulan lalu, Syifa pernah didatangi seorang wanita yang mengaku tengah menjalin hubungan dengan Aan. Wanita itu menyuruh Syifa untuk tahu diri dan sadar posisinya. Syifa bukan tipe orang suka meributkan hal sepele seperti itu. Toh, dirinya dan Aan juga memang tidak memiliki hubungan.
Sejak saat itu dia mulai menjauhinya. Menjaga jarak adalah cara terbaik menghindari pertengkaran.
"Fa, malam minggu jalan yuk?" ajak Aan saat tubuhnya sudah di samping Syifa.
"Lagi corona!" jawab Syifa bersungut-sungut.
Aan merutuki dirinya sendiri. Betapa bodohnya dia karena lupa bahwa mereka sedang dalam keadaan pandemi.
"Kalau aku main ke tempatmu?" tawar Aan lagi. Mencoba merayu kesempatan yang ada.
Syifa menoleh dan menatapnya tajam. Tanpa menjawab pertanyaan Aan, dia langsung melengos. Apel telah selesai, Syifa langsung meninggalkan barisan. Malas meladeni Aan.
Dia segera menuju ruangan KIA dan duduk dengan tenang. Memulai pekerjaannya sebagai bidan. Semenjak ada pandemi, seluruh kegiatan menjadi sangat terbatas. Posyandu balita ditiadakan di setiap desa wilayah kerja puskesmas tersebut. Kelas ibu hamil juga ditiadakan. Semua kegiatan terfokus di puskesmas.
Angka kejadian Covid di Indonesia semakin meningkat pesat. Membuat para tenaga medis kewalahan. Adanya beberapa regulasi baru membuat mereka semakin tidak memiliki waktu untuk diri mereka sendiri. IGD Puskesmas dituntut untuk buka 24 jam meskipun bukan tipe rawat inap.
"Fa, rujuk pasien positif Covid, yok!" ajak Pak Yoyok.
"Hoghey. Siap-siap dulu ya, Pak?" jawabnya semangat.
"Sip! Buruan yak!"
Syifa segera mengambil baju hazmat dan bersiap. Dengan dibantu temannya dia sudah siap secepat kilat. Segera menuju ambulance dan berangkat menuju rumah sakit rujukan.
Matahari semakin tinggi, Syifa baru saja selesai merujuk pasien. Segera dia melepas baju hazmat itu sesuai prosedur. Dengan menyemprot dirinya menggunakan larutan desinfektan, dan melepasnya, dan membuang di tempat sampah medis.
Jam pelayanan poli sudah selesai. Syifa bisa lebih bersantai. Dia memilih duduk selonjoran di bawah dan bermain ponsel. Dia kembali teringat akan pemilik akun IG Prajuritperang_90. Ada pesan masuk lagi! Entah mengapa hatinya senang mendapat pesan masuk dari akun itu.
Syifa segera membukanya. Dia tersenyum membaca pesan itu. Sebuah pesan yang berisi tentang candaan tetapi syarat akan bau perhatian.
Prajuritperang_90 : Assalamuaaikum, apa kabar? Semoga harimu menyenangkan. Jangan lupa makan. Kamu boleh abaikan aku, tapi jangan abaikan kesehatanmu.
Syifa dibuat melayang-layang akan pesan itu. Membuat hatinya merekah. Hanya karena sebuah pesan? Bahkan dia saja belum tahu rupa orang itu. Tidak ingin melewatkan kesempatan, dia segera membalas pesan itu.
Syifazahro : Waalaikum salan. Makasih. Kamu siapa sih? Kamu kenal aku darimana? Kamu teman SD? SMP? Atau SMA aku? Please, jangan buat aku penasaran!
Prajuritperang_90 : Cieee ... Mulai penasaran sama aku, ya? Tunggu aku pulang ya! Ingat! Jaga itu hati hanya untuk aku! Jangan main sama laki-laki lain. Aku janji, nanti saat pulang aku akan menemuimu. Tanpa kabar apapun.
Syifazahro : Pret! Apaan sih? Dah lah kalo nggak mau kasih tau!
Prajuritperang_90 : Jangan marah sekarang! Aku nggak bisa lihat wajahmu! Nanti saja waktu aku pulang, biar puas lihat wajah kamu saat marah. Calm down. Hihihi. Aku pamit! Wassalamu'alaikum.
Syifa melihat status akun tersebut sudah offline. Membuatnya menghembuskan napas kasar. Dia bisa mati penasaran karena tidak mendapatkan petunjuk siapa pemilik akun itu. Ditambah lagi sosok pengagum rahasianya yang selalu menitipkan salam lewat Bang Burhan.
Rani melihat ekspresi frustasi keluar dari wajah Syifa. Membuatnya ingin tahu penyebabnya.
"Kenapa, Fa?" tanya Rani ikut selonjoran di lantai.
Syifa menoleh tanpa menjawab. Malah menyandarkan kepalanya di bahu Rani.
"Ih, ditanya kenapa malah begini!"
"Kak, aku dibuat penasaran sama seseorang!"
Rani langsung semangat mendengarkannya, "Siapa, Fa? Kakak kenal?"
Syifa hanya menggeleng, "Aku saja tidak kenal, bagaimana Kakak bisa kenal? Tapi, menurut tebakan aku mereka adalah orang yang sama!"
"Maksudnya?"
Syifa berdecak karena Rani tidak paham dengan maksud ceritanya.
"Si penggemar rahasia sama satu ini!" Syifa menunjukkan isi pesannya bersama akun Prajuritperang_90 itu. Rani membaca chat itu dan menahan tawanya. Menurutnya itu adalah romantis yang dibalut dengan keluguan dan kelucuan.
"Ciee ... buruan ketemuan sih!"
Syifa hanya berdecak. Padahal di pesan itu sudah tertera keterangan bahwa pemilik akun itu sedang tidak berada di dekat Syifa. Bagaimana mungkin dia bisa minta bertemu?
"Mita kapan balik dari BPBD sih?" Syifa mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Entah, mane lah aku ni tau? Nanti die balik, kau pula yang disuruh gantikan!" jawab Rani. (Entah, mana lah aku ini tahu? Nanti dia balik, kamu lagi yang disuruh gantikan!)
Paramita Ayu, dia juga seorang bidan yang sedang ditugaskan di BPBD sebagai rumah sakit darurat tanggap Covid. Setiap puskesmas mengirimkan dua orang anggotanya untuk menjadi tenaga medis disana. Dan akan terjadi rolingan atau pergantian setiap tiga bulan sekali.
"Ndak bise lah, kite kan habis ini pelatihan vaksinator, Kakak!"
"Oh iya, lupa pula aku nin! Hahaha."
Rani melihat jam tangannya. Waktunya untuk bergegas pulang. Dia dan Syifa segera membereskan barang bawaannya. Lalu melakukan finger print sesuai waktu yang ditentukan. Setelahnya mereka pulang.
***
Sedang di belahan dunia yang berbeda, seorang pria sedang menjaga keamanan suatu daerah. Suasananya mencekam dalam balutan gelap gulita. Hanya cayaha bintang yang berpendar indah menghiasi angkasa. Damai dan tenang bila melihatya.
Jodha Prawira, seorang anggota pasukan Garuda yang sedang ditugaskan di Libanon, negara yang berbatasan dengan Suriah dan Palestina itu hanya mampu memendam rindu terhadap sosok cantik itu. Sosok perempuan yang mampu menyihir hatinya sehingga terus menerus memikirkannya. Ketulusan hati, kelembutannya saat bertutur kata, dan sikap pedulinya terhadap sesama membuatnya jatuh cinta terhadap sosok itu.
Namun sayang, dia belum bisa mendekatinya secara nyata. Karena jarak memisahkan raga mereka. Hanya melalui sosial media lah dia dapat bersua dengan sosok cantik itu. Itupun kalau keberuntungan berpihak padanya. Dalam hal sinyal maupun waktu.
Namun tenang saja, sebentar lagi kloternya akan digantikan dengan pasukan Garuda yang lainnya. Ingin sekali waktu dia putar secepat mungkin, agar segera tiba hari itu. Hari dimana dia bisa menemui sosok pujaan hatinya dekat secara fisik, dan dapat mendengar dan melihatnya.
"Kulangitkan do'aku hanya untukmu, Syifa Zahratus Sita. Semoga memang akulah garis jodohmu. Aamiin!"
***
Aku mungkin memang bukan seseorang yang kamu impikan,
tapi bolehkah aku memimpikanmu untuk menjadi kenyataan?
Meskipun aku tahu, perihal jodoh itu adalah takdir Tuhan,
tetapi berjodoh denganmu, itu adalah takdir yang kurindukan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
rorosableng
semoga sifa tak terhoda dengan ilalang yang subur di kebon orang.
2024-04-30
0
Ibunya'Nur5
Sifa yg digodain,drQ yg mesem² sendiiriiii.....aduhhhhh Thor drmu buat daku baperan
2023-12-23
1
Bunda Aish
duh... Syifa....baper ga tuh ......so sweet kata²nya
2023-01-21
1