Tiba - tiba Pak Farhan memegang dada nya, dan Ibu Soraya menjerit saat itu juga Pak Farhan pingsan.
"Pah... bangun Pah.. bangun...!!! " Teriak Ibu Soraya.
"Papah... bangun Pah... bangun..!!! " Ucap Firza.
"Imelda lalu langsung memberikan pertolongan dengan sangat panik.
" Mas Farhan.. bangun Mas. " Ucap Ibu Meri ikut panik.
"Lebih baik kita cepat bawa ke rumah sakit. " Ucap Pak Hilman.
Saphira menatap semua orang sama sibuk memberikan pertolongan pada Pak Farhan.
"Apakah jantung papah kambuh? " Tanya Firza panik.
"Iya, jantung Papah kambuh. " Jawab Imelda.
Saphira hanya diam menatap ke arah Pak Farhan yang belum juga sadar.
"Papah pasti kaget atau tiba - tiba stress. " Ucap Firza.
"Lebih baik cepat di bawa ke rumah sakit. " Ucap Imelda.
"Abang siapkan mobil dulu. " Ucap Juni.
*****
Saphira hanya diam di kala semua keluarga tengah sibuk kesana kemari di rumah sakit, bahkan kedua orang tua nya bahkan kedua Abang nya pun sibuk mengurus Pak Farhan.
"Mau, Papah Farhan gimana? " Tanya Saphira.
"Masih belum sadar. " Jawab Ibu Meri.
Braaakk
"Suara keras dari pintu kamar rawat terbuka dengan kasar dan Ibu Soraya menghampiri Saphira dan Ibu Meri.
" Masuk lah nak, Papah Farhan ingin bertemu kamu. "
Saphira menatap ke arah Mamah nya lantas Ibu Meri mengangguk kan kepala nya. Saat masuk kedalam kamar terlihat Firza menggenggam tangan Pak Farhan serta wajah semua nya tampak serius.
"Kemari nak. " Panggil Pak Farhan pada Saphira.
Saphira pun mendekati Pak Farhan yang tengah berbaring, dan Saphira mendekat.
"Iya Pah, kenapa? " Tanya Saphira.
"Nak, menikah lah dengan Firza. Papah ingin melihat anak Papah menikah, Papah ingin kamu yang menjadi pendamping istri nya. Waktu papah tak banyak, papah ingin melihat kalian menikah. " Jawab Pak Farhan.
"Tapi, Saphira. "
"Sssttt, turuti permintaan Papah nya Firza. " Bisik Juni.
Firza hanya menundukkan kepalanya dengan menutupi wajahnya di telapak tangan Pak Farhan.
"Harus ya Om, saya menikah sama Firza. "
Tiba - tiba Pak Farhan memegang dada nya dengan nafas yang tiba - tiba sesak, dengan segera Imelda melakukan tindakan pada Papah nya.
"Saphira, apa kamu tidak bisa membuat Papah saya ini tenang dan tidak terbebani. Apa susah nya kamu tinggal bilang iya saja, menuruti kata Papah. " Ucap Imelda geram.
"Tapi kak..?? " Ucap Saphira.
"Kalau kamu tidak mau juga nggak apa - apa, tapi kalau sampai papah tiada permintaan nya tidak terkabul kan jangan sampai kamu menyesali nya. " Ucap Firza.
"Maaf saya tidak bisa. " Ucap Saphira yang langsung di tarik tangan nya dengan kasar oleh Pak Himan keluar dari kamar rawat.
"Kamu apa - apaan sih Saphira, apa salah nya kamu terima lamaran si Firza, kalau kamu sudah punya pilihan sih nggak masalah tapi ini kamu belum punya pilihan sama sekali. Kamu seharusnya beruntung ada yang mau, dari pada kamu nggak laku."
"Loh kok Papi ngomong nya begitu sih, hanya Allah belum kasih saja jodoh buat Saphira."
"Coba kalau kamu di posisi Papah Firza, sesuatu di ujung akhir hayat tapi tak tersampaikan. Bagaimana reaksi orang yang tidak bisa memenuhi keinginan nya, pasti akan menyesal seumur hidup. Nak, Firza itu baik, pilihan Papah Mamah adalah yang terbaik buat kamu. " Ucap Pak Hilman.
"Tapi Pah, saya. "
"Kenapa, karena tidak cinta? Cinta akan datang sendiri saat kalian sudah bersama."
"Saphira nggak bisa. "
"Pap, cepat masuk. Mas Farhan. " Panggil Ibu Meri.
Saphira ikut masuk, terlihat isak tangis di dalam kamar rawat tersebut dan terlihat Pak Farhan tampak terlihat memejamkan matanya.
"Saya terima lamaran Firza. "
Semua mata tertuju pada Saphira termasuk Pak Farhan pun langsung bangun hingga membuat Saphira membulat lebar matanya.
"Papah Farhan sudah sadar? " Tanya Saphira dan langsung tubuh Pak Farhan di tidur kan lagi dengan paksa oleh Ibu Soraya.
"Nggak sayang, Papah belum sadar. Mungkin tadi reflek kejang. " Jawab Ibu Soraya asal bicara.
"Alhamdulillah, Terima kasih dek. " Ucap Imelda langsung memeluk tubuh Saphira.
"Saya terima, tapi dengan syarat. "
"Syarat nya apa sayang? " Tanya Ibu Soraya.
"Saya tidak mau tinggal serumah sama Firza." Jawab Saphira.
"Sayang, pernikahan macam apa ini? " Ucap Ibu Meri.
"Biarkan saya kasih waktu untuk bisa menerima nya setelah menikah nanti. "
*****
"Bagaimana akting Papah hah.. keren kan? " Tanya Pak Farhan yang pura - pura sakit terkena serangan jantung.
"Bagus apaan, Papah hampir saja ketahuan karena bangun, yang bagus itu kita - kita kerja sama nya bagus dan membuat Saphira yakin kalau ini permintaan terakhir. " Ucap Ibu Soraya.
"Tapi anak saya Mas, jeng Soraya tidak mau tinggal dengan Firza bagaimana? " Tanya Ibu Meri.
"Ya Paksa, orang sudah menikah masa minta pisah. " Jawab Ibu Soraya.
"Sudah, intinya Saphira mau menikah sama Firza, dan Firza setelah menikah kamu coba ambil hati dia agar dia juga menerima kamu." Ucap Pak Hilman.
"Ini keterlaluan nggak sih, bohongin Saphira seperti ini memaksa menikah sama saya. " Ucap Firza.
"Nggak keterlaluan, ini bagian rencana yang tujuan nya baik juga untuk dia. " Ucap Ibu Meri.
"Sekarang siapkan pernikahan mereka, kamu siapkan berkas nya dan juga berkas Saphira. " Ucap Pak Farhan.
****
"Mami."
"Eh.. sayang, Mami kira kamu sudah pulang dari tadi. "
"Sudah main sandiwara yang membuat panik."
"Sandiwara apa sih, nggak ada. "
"Sudah jangan bohong, saya tahu Papah Farhan pura - pura sakit, saya bukan anak kecil di saat Papah Farhan tadi sempat bangun. Dengan cara ini kalian memaksa saya untuk menikah sama Firza, Mami Papi juga mendukung nya. "
"Nak, hanya dia pria yang cocok untuk kamu. Firza juga sangat sayang sama kamu. Nggak. akan pernah ada sosok pria seperti dia. Jalani saja dulu, kalau sudah menikah pasti cinta akan tumbuh dengan sendiri nya. "Ucap Ibu Meri.
"Setelah menikah saya nggak mau tinggal satu atap sama dia. "
"Kok begitu sih, bagaimana nanti akan hadir nya suatu hubungan. "
"Ok, Saphira turuti apa kata Mami sama Papi. Tapi ingat kalau suatu saat Saphira nggak cocok, Mami Papi jangan halangi Saphira untuk minta cerai. " Ucap Saphira.
"Iya, Mami Papi setuju. Tapi kamu coba dulu ya. "Ucap Ibu Meri.
*****
Awwwwww
" Sakit Saphira.... sakit...!!! " Teriak Firza saat tangan Saphira mencubit keras lengan Firza.
"Senang ya senang hah.. berhasil ya biar saya setuju menikah sama kamu. "
"Saya nggak tahu ide itu benar, saat tahu bohongan ya sudah ikuti permainan mereka."
"Akh... pokok nya ngeselin.. "
Awwwwww
"Sakit Saphira jangan di gigit ih, lepasin bisa - bisa saya rabies. " Teriak Firza.
"Lepas ih mulut kamu. "
"Ooolong... "
"Lepas...!! "
"Oooolong..!!! "
"Apaan sih, yang jelas cepat lepasin. " Firza berusaha mendorong kepala Saphira namun tertahan.
"Tolong lepasin nya pelan - pelan, ini kawat gigi nyangkut benang kemeja kamu di kawat narik nya susah. "
"Kamu sejak kapan pakai behel lagi? "
"Cepat ini kawat nyangkut, cari apa kek biar lepas. "
.
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
susi 2020
😂😂
2023-10-18
0
susi 2020
🤣🤣
2023-10-18
0
Nurmila Karyadi
dasar saphira sok jual mahal
2022-08-07
0