"Buru buatkan susu nya. " Perintah Saphira pada Firza yang sedang menuangkan susu bubuk pada botol yang hampir penuh sebotol.
"Nih.. sudah kan? " Tunjuk Firza pada Saphira.
"Ini apa nggak kebanyakan susu nya? " Tanya Saphira.
"Kalau hanya beberapa sendok nggak manis, cepat tuangkan air hangat nya. " Jawab Firza menyuruh Saphira.
Saphira menyeduh susu dalam botol dari sebuah dispenser, lalu mengocok nya dan memberikan nya pada Niko yang sedang berbaring di sofa depan TV.
Niko meminum susu nya dan melihat botol nya yang isinya sangat kental, lalu menatap ke arah Saphira dan Firza.
"Kenapa bro? " Tanya Firza.
"Ini susu nya berapa sendok? " Tanya Niko.
"Om penuhin sampai sebotol. " Jawab Firza.
Niko menepuk jidat nya dan geleng - geleng kepala, dan melipat kan kedua tangan nya di dada.
"Om ini nggak ngerti cara tuangkan susu bubuk ke botol ya? "
"Memang nya kenapa? "
"Seharusnya ada takaran nya, bukan main asal tuang. Kalau Mamah tahu pasti bakalan marah. Ini terlalu kental, Om coba deh minum nih susu. " Ucap Niko memberikan botol susu pada Firza untuk meminum nya.
"Om buatkan lagi ya, kamu kenapa nggak kasih tahu Sapi? " Ucap Firza pada Saphira.
"Yeeeee saya kan belum punya anak, jadi mana tahu takaran susu nya. " Ucap Saphira.
"Om cobain , nanti Mamah marah kalau susu nya terbuang. " Niko memaksa Firza untuk meminum susu dari botol susu nya.
"Nggak sayang, nanti karet dot nya nggak steril kalau Om minum. Tante Saphira nanti buat lagi. " Bujuk Firza.
"Yeeee sana buatkan, Niko minta nya sama Om nya. " Ucap Saphira.
"Cepetan Om, cobain dulu. " Niko memaksa Firza untuk meminum nya.
"Nggak Niko, jangan ya. " Ucap Firza.
"Sini Niko biar Tante yang masukin ke dalam mulut nya. " Ucap Saphira.
"Jangan macam - macam Saphira, itu punya niko nanti nggak steril lagi loh bekas saya. "
"Kan Niko punya stok botol banyak tuh di atas meja makan ada 7 lagi botol susu. " Ucap Saphira.
"Ya tapi jangan Saphira. "
"Udah buruan. "
"Jangan Saphira...!!! "
"Buruan...!!! "
Saphira memaksa Firza untuk meminum susu dari botol susu milik Niko, hingga tubuh Firza di dorong oleh Saphira hingga terlentang dan Saphira menduduki tubuh Firza sambil mengarahkan botol susu nya pada mulut Firza.
Firza terus membungkam mulut nya, karena Saphira terus memaksa nya untuk meminum nya dari botol.
Mmmmmppphhhh
"Cepat buka mulut nya..!!! " Ucap Saphira.
CUP
Mata Saphira dan Firza membulat lebar saat tubuh Saphira jatuh menindih nya dan tepat bibir Saphira mengecup bibir Firza hingga botol susu yang di pegang Saphira jatuh.
"Yeeeeeee...... Om Tante ciuman...!!! "
Niko yang mendorong tubuh Saphira hingga jatuh mengenai Firza.
Aaaaarrrrgghhh
Puih... puih..
Kedua nya mengusap bibir nya dengan kasar lalu menatap ke arah Niko yang tanpa rasa bersalah.
"Niko... kenapa kamu dorong Tante? " Bentak Saphira kesal.
"Niko, kamu bandel ya. " Bentak Firza.
Huuuuaaaaaaaa
"Mamah.... Papah....!!!! " Niko menangis saat di bentak oleh Firza dan Saphira.
"Sayang, cup... cup.. jangan nangis ya. Kamu sih bentak ponakan saya. " Ucap Saphira sambil menenangkan Niko.
"Ya maaf, maaf in Om nya." Ucap Firza.
Hiks... hiks.. hiks..
"Tante sama Om kenapa bentak Niko, mamah papah nggak pernah bentak Niko. Hiks.. hiks... hiks.. " Ucap Niko sambil sesenggukan.
"Om sama Tante nggak bentak Niko, tadi kenapa Niko dorong tubuh Tante Saphira hingga bentur nih bibir Om yang kena gigi tonggos nya jadi ada bengkak sedikit. " Ucap Firza yang sebenarnya tidak terkena gigi melainkan bibir mereka saling bersentuhan.
"Yeeee... enak saja tonggos, bibir segini rata nya. " Ucap Saphira kesal.
"Maaf kan Tante sama Om ya sayang. " Ucap Saphira.
"Niko jangan mengadu sama Mamah Papah ya, nanti Om kasih uang. "
Seketika tangis Niko berhenti dan mengarahkan telapak tangan nya pada Firza.
"Mana Om uang sogok an nya? " Ucap Niko.
"Mudah benar memberhentikan tangisan kamu. " Ucap Firza langsung membuka isi dompet nya dan mata Saphira melirik isi dompet Firza namun segera Firza menutupinya.
"Nih, seratus ribu. " Firza menyerahkan selembar seratus ribuan.
"Yeeee... asik...!!! " Niko berjingkrak kesenangan.
"Sekarang Niko bobo ya sudah malam banget." Ucap Saphira.
"Bobonya di temanin sama Om dan Tante tapi nanti Tante dongeng in Niko dulu. "
"Iya sekarang masuk kamar dulu. "
****
Didalam kamar tidur Niko, ketiga nya berbaring bersama. Saphira sambil mengusap kepala Niko membacakan dongeng dari buku cerita hingga mata Niko mulai mengantuk, sedangkan Firza memeluk tubuh Niko dengan memiringkan tubuh nya.
Sesekali Firza menatap Saphira, jarak yang sangat dekat membuat Firza mengalihkan ketidaknyamanannya dengan terus memeluk Niko keponakan nya.
Niko sudah tertidur pulas, dan melihat Firza pun sudah tertidur sambil memeluk tubuh Niko.
Saphira pun beranjak dari kamar tidur Niko dan berjalan ke arah Sofa, lalu merebahkan tubuh nya yang sudah lelah.
Firza terbangun dari tidur nya dan melihat hanya dia berdua di dalam kamar, lantas Firza pun bangun.
Saat akan berjalan ke arah dapur ingin minum, Firza melihat Saphira tengah tertidur namun dengan tubuh yang menggigil, dengan segera Firza mencari selimut untuk Saphira.
Tubuh Saphira pun di selimuti oleh Firza hingga terlihat Saphira mengeratkan selimutnya, saat menatap ke arah bibir Saphira, Firza menyentuh bibir nya mengingat tadi bibir mereka saling bersentuhan.
*****
"Mam, apa cara ini berhasil? " Tanya Juni.
"Pasti berhasil, biasa mereka ribut harus mengurus Niko. " Udah Ibu Meri.
"Saya pantau cek CCTV mereka mengurus Niko bersama dan memang ada perdebatan sih, tapi ada beberapa adegan yang harus Mami Papi lihat. " Ucap Imelda.
Juni mengambil ponsel milik istrinya dan melihat secara bersamaan rekaman CCTV dari rumah nya. Mata mereka membulat saat Saphira dan Firza berciuman, dan adegan Firza menyelimuti Saphira.
"Kalian lihat kan, mereka tadi itu apa. " Ucap Ibu Meri senang.
"Jadi yang kalian rencanakan berhasil? " Ucap Pak Hilman.
"Kita harus perlihatkan CCTV nya, dan Mami sudah mantap untuk satukan mereka. " Ucap Ibu Meri.
"Apa Firza punya rasa sebenarnya sama Saphira ya? " Ucap Juni.
"Bisa jadi sih Bang, kalau dia benci Saphira nggak mungkin dia akan selimut kan Saphira." Ucap Imelda.
"So, lanjutkan rumah rencana pernikahan mereka. " Ucap Pak Hilman.
"Pasti, itu kita harus segera siapkan pernikahan mereka. " Ucap Ibu Meri.
"Mami Papi apa tidak terlalu terburu - buru, mereka saja belum tentu saling suka. " Ucap Juni dan di iya kan oleh Imelda.
"Dari sikap saja sudah jelas, kalau sudah jadi satu pasti benih - benih cinta akan keluar."
"Itu bagi Mami, nggak bagi mereka. " Ucap Juni.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
susi 2020
🤩🤩
2023-10-18
0
susi 2020
😂😂
2023-10-18
0
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
yes rencananya hampir berhasil...semoga setelah ini rasa itu tumbuh 😁
2022-08-09
2