"Mulai hari ini kau ku pecat." Ucap sang manager yang ada di depannya.
Manager coffe shop itu pergi meninggalkan Aeri dan Al.
"Sungguh aku benar-benar tidak sengaja menumpahkan minuman itu." Gumam Aeri.
Al mengelus lengan Aeri. "Ayo kita pergi dari sini, tenangkan dulu pikiran mu."
Mereka melangkahkan kaki menuruni anak tangga. Sebelum keluar, Al izin dulu kepada seseorang bahwa ia hari ini pulang lebih awal.
Beberapa menit yang lalu hujan sudah reda.
Al membawa Aeri ke sebuah taman dekat dengan coffe shop itu. Dan duduk di sebuah gazebo kecil.
"Tenangkan dirimu, semuanya akan baik-baik saja." Ucap Al Tersenyum.
"Pria itu...." Aeri menangis sesenggukan di samping Al.
Al meraih kepala Aeri dan meletakkan di dada bidangnya. "Kau tidak perlu takut, ada aku yang akan menemanimu disini." Mengelus lengan Aeri.
Cukup lama Aeri menangis di pelukan Al. Ia merasa hidupnya sangat buruk.
Beberapa menit kemudian Aeri sudah mulai tenang.
"Apa kau mau pulang?" tanya Al.
Aeri hanya mengangguk sambil mengusap air matanya.
Al dan Aeri sudah di perjalanan pulang. Al berinisiatif ingin mengantar Aeri sampai rumahnya.
"Apa kau ingin membeli sesuatu?" tanya Al.
Aeri menggelengkan kepalanya. "Tidak ada."
Al melihat ada gerobak ice cream. "Apa kau ingin makan ice cream?"
"Hm…..Boleh." Aeri tersenyum.
Mereka berdua singgah terlebih dahulu ke tempat orang jualan ice cream. Setelah itu melanjutkan perjalanan pulang.
Di tengah perjalanan tiba-tiba hujan turun dengan sangat deras awalnya Al ingin mengajak berteduh tetapi Aeri menolaknya.
Mereka berdua berlari sambil main air hujan, hingga mereka tiba di depan teras rumah Aeri dengan keadaan baju yang basah.
Aeri menarik tangan Al menuju kursi yang ada di terasnya. "Mampir dulu, kamu pasti kedinginan."
Al hanya mengangguk lalu duduk di kursi itu.
Aeri beranjak lalu mengambil kunci rumahnya dan berjalan masuk ke dalam.
Beberapa saat kemudian Aeri keluar sambil membawa satu gelas air hangat.
Aeri menyerahkan gelas kepada Al. "Silahkan minum ini dulu, maaf hanya ini yang ada di rumahku."
Al mengambil gelasnya. "Tidak apa-apa, terimakasih ya." Meminum minumannya.
"Tunggu sebentar, aku mau ke kamar untuk mengganti pakaian." Aeri beranjak dan pergi ke kamarnya.
15 menit kemudian Aeri keluar lagi mendatangi Al. Terlihat diluar hujannya sudah mulai reda.
Al berdiri. "Aku pulang dulu ya."
Aeri menatap keluar memastikan bahwa hujan sudah reda. "Oh iya."
"Apa kamu malam ini ada kesibukan?" tanya Al.
"Kesibukan?" Aeri berpikir sejenak. "Tidak ada." Sambungnya.
"Malam ini aku akan menjemputmu." Al Tersenyum.
"Hah? Mau kemana?"
"Ikut saja." Al tersenyum.
Aeri mengangguk. "Baiklah."
Al pun pergi meninggalkan rumah Aeri.
"Dia memang sangat baik." Gumam Aeri sambil berjalan masuk ke dalam rumahnya.
**
Waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam. Saat ini Aeri dan Al sudah di perjalanan menuju ke sebuah tempat menggunakan scoopy. Hingga mereka berdua sampai di salah satu tempat wahana.
Aeri menatap tempat wahana yang lumayan banyak orang. "Kita kesini?"
Al menoleh ke belakang lalu mengangguk. "Ayo turun." Melepaskan helmnya dan turun dari scoopy.
Aeri kesusahan melepas helmnya beberapa kali ia mencoba tetap tidak bisa.
Al mendekati Aeri lalu membantu Aeri untuk melepaskan helmnya sambil tersenyum. Saat ini wajah mereka berdua sangat dekat.
Aeri menelan ludahnya. "Ayo." Ajaknya lalu turun dari Scoopy.
Aeri dan Al memasuki kawasan tempat wahana, terlihat banyak sekali wahana yang ada di sana.
Al meraih tangan Aeri lalu menggenggam tangannya. Aeri yang merasakan tangannya di genggam ia pun menatap sejenak genggaman itu.
"Apa kamu tidak suka aku menggenggam tanganmu seperti ini." Tanya Al sambil menggoyangkan genggamannya.
"Hah? Tidak tidak." Ucap Aeri.
"Baguslah, silahkan kau bersenang-senang malam ini , aku akan menemani mu." Al tersenyum ke arah wahana. "Dan juga menghibur mu." Menatap Aeri.
Aeri hanya mengangguk dan tersenyum.
"Dia begitu baik kepadaku. Dia membawa ku ke tempat seperti ini agar aku bisa lupa dengan kejadian tadi." Batin Aeri sambil menatap Al.
"Apa kau ingin naik itu?" Al menunjuk wahana kuda-kuda.
Aeri terkekeh dan mengangguk. "Ayo."
Aeri dan Al menaiki wahana kuda-kudaan, daritadi pandangan pandangan Al tidak lepas dari Aeri. "Dia adalah wanita yang ceria, manis dan cantik. Sayangnya takdir hidupnya begitu buruk." Al bergumam didalam hati.
Malam ini Aeri begitu senang karena masih ada orang yang peduli dengan hidupnya dan memberikan hiburan.
Selesai sudah permainan wahana itu, Aeri dan Al memutuskan untuk duduk di sebuah tempat di dekat danau kecil yang ada di sana, tempatnya tidak terlalu terang dan juga tidak gelap.
Mereka berdua sedang duduk melihat ke arah danau. Tiba-tiba Al berdiri. "Tunggu sebentar." Beranjak pergi.
"Dia mau kemana?" gumam Aeri lalu menatap ke depan sambil tersenyum. "Kapan takdir baik itu datang kepadaku?" tidak terasa air matanya turun membasahi pipi, ia langsung mengusapnya.
"Hahahaha aku cengeng sekali." Aeri mengusap lagi air matanya yang turun.
15 menit kemudian Al kembali membawa sesuatu, yaitu permen berbentuk hati.
Al menyerahkan permen itu kepada Aeri. "Ini buat kamu." Duduk di samping Aeri. "Aku harap suasana hatimu cepat membaik dengan permen ini."
Aeri mengambilnya lalu tersenyum. "Terimakasih ya."
"Dunia memang kejam, kita tidak bisa mengharapkan kebahagiaan." Ucap Al tiba-tiba.
Aeri menoleh. "Maksudnya?" tanyanya yang tidak mengerti apa yang di katakan oleh Al sambil membuka bungkus permen lalu memakannya.
Sesaat Al menoleh Aeri sambil tersenyum lalu mengalihkan pandangannya ke depan. "Ya, karena ketika kita sudah mendapatkan kebahagiaan pasti setelah itu ada kesedihan."
"Jadi menurut mu kebahagiaan hanya bersifat sementara?"
Al mengangguk.
obrolan mereka berlanjut hingga pulang.
**
Pagi dengan cuaca yang tidak terlalu panas. Edgar yang masih betah di bawah selimut tebalnya dan ranjang yang sangat empuk.
Perlahan Edgar membuka matanya sambil menguap, menatap ke arah jam yang ada di nakas menunjukkan pukul 9 pagi.
Edgar pun bangun lalu menggerakkan kepalanya ke kiri dan kanan. Setelah itu beranjak dari ranjangnya, ia berjalan menuju kamar mandi. Setengah jam kemudian Edgar selesai dan keluar dari kamar mandi.
Tidak membutuhkan waktu yang sangat lama, Edgar sudah siap untuk pergi. Ia keluar dari kamarnya dan menuruni anak tangga.
Saat ini di Ruang tengah sudah ada Ernest dan Bara yang sedang bersantai main PS.
Edgar melangkahkan kakinya menuju ruang tengah sambil bersiul. Ia duduk disamping Ernest yang sedang fokus dengan PS nya. "Bara?" panggilnya.
"Iya?" sesaat Bara menoleh Edgar lalu kembali lagi dengan PS nya.
"Cari foto wanita yang bekerja di coffe shop itu." Perintahnya, tiba-tiba membuat kedua orang itu berhenti main dan mendekatinya.
"Untuk apa kau mencari foto wanita itu?" tanya Bara dengan heran. "Bagaimana cara mendapatkan foto wanita itu?" bingung.
"Ku tunggu di rumah!" Edgar berdiri lalu beranjak pergi.
"Apa kau ingin pulang sekarang ?Di dapur masih ada daging, tadi kami pesan." Ucap Ernest.
"Aku makan di rumah saja." Sahut Edgar sambil berjalan keluar.
"Untuk apa Edgar meminta foto wanita itu?" tanya Ernest kepada Bara yang sedang memasang jaketnya.
Bara mengangkat kedua bahunya. "Aku juga tidak tahu."
"Apa jangan-jangan dia sedang merencanakan sesuatu?" ucap Ernest dengan sembarang.
Bara beranjak. "Mungkin saja." Mengambil kunci motor yang ada di atas meja. "Aku pergi dulu." Melangkahkan kakinya keluar.
**
Mobil Edgar sudah memasuki kawasan komplek nya, hingga tidak lama kemudian mobilnya sudah di depan gerbang yang sangat tinggi.
Tin... Tin... Tin.....
Edgar membunyikan klakson beberapa kali sehingga security yang mendengarnya langsung membukakan gerbang.
Mobil Edgar pun memasuki ke halaman rumah. Security membungkukkan setengah badannya dan kembali menutup gerbang itu, kini mobil Edgar sudah terparkir di teras.
Kepala pelayan yang daritadi menunggu kedatangan Edgar di teras, ia membukakan pintu mobil Edgar. "Selamat pagi Tuan."
Edgar keluar dari dalam mobil. "Ya!"
Kepala pelayan menutup kembali pintu mobilnya.
Edgar melemparkan kunci mobil itu kepada kepala pelayan dengan sigap ia menangkap kunci itu.
Edgar melangkahkan kakinya masuk ke
dalam rumah, diiringi kepala pelayan dari belakang.
"Maaf, kemarin ada yang mencari Tuan." Ucapnya, membuat Edgar menghentikan langkahnya.
Edgar menoleh ke belakang. "Siapa?"
"Kalau tidak salah namanya Tuan Mike."
"Oh okay." Melanjutkan langkah dan memberi kode kepada kepala pelayan dengan tangannya agar tidak mengikutinya.
Edgar berjalan menuju ruang kerjanya, ia membuka pintu lalu menutup kembali.
Edgar pun duduk di kursi kebesarannya. "Untuk apa dia mencari ku?" gumamnya. "Kerjasama?" sambungnya. "Ya benar saja pasti dia ingin mengajak kerjasama."
Edgar menyandarkan tubuhnya ke belakang sejenak ia menarik nafas lalu membuangnya. "Kenapa wajah wanita itu selalu ada di pikiran ku? aku sangat membencinya." Sambil memainkan pulpen yang ada di tangannya
Tidak menunggu waktu yang lama, Bara pun datang sesuai perintah Edgar untuk mencari foto wanita yang bekerja di coffe shop itu.
Bara membuka pintu lalu berjalan mendekatinya dan meletakkan foto wanita itu di depannya. "Aku mendapatkannya sangat gampang." Ucap Bara.
Edgar mengambil foto itu lalu mengangguk. "Cepat juga kau mendapatkan foto ini."
"Memangnya mau kau apakan foto itu?" tanyanya bingung.
"Hm.... tidak ada. Segeralah urus pengiriman barang untuk hari ini." Perintahnya kepada Bara.
"Baiklah, aku pergi dulu."
Bara pergi meninggalkan ruang kerja Edgar.
Edgar sedang memandangi foto wanita yang ada di tangannya sambil memutar foto itu.
"Kau selalu membuat masalah denganku." Mengamati foto itu. "Dan kau masih berani menampakkan wajahmu di depanku. Apa kau ingin ku buat menderita?" menyeringai. "Wanita yang malang, ku rasa kau akan mendapatkan nasib buruk."
...-First time saya membuat cerita seperti ini, maaf jika dalam penulisan banyak kekurangan...
...- Jika suka dengan ceritanya, jangan lupa dukung terus karya ini dengan cara like, vote, gift dan favorit. Terimakasih...
...Bersambung...........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Ariyani Nurreza
ketemu di jln secara tdk sengaja ujung2 ny ky nyimpen dendam si Edgar itu..hdehh ad mslh ap kau Edgar knp kejam sm Aeri..
2023-07-01
2
Yusria Mumba
kasiang aeri,
2023-01-15
2