Sudah 1 bulan Aeri berada di rumah yang tidak ada kedamaian baginya, hanya tangisan dan siksaan yang ia dapat. Seringkali ia mencoba untuk kabur dari rumah itu tetapi tidak bisa, baginya rumah itu seperti neraka.
Di kamar yang luas ada seorang pria sedang berdiri di dekat kaca besar dan tinggi dengan segelas jus di tangannya.
“Kenapa aku tiba-tiba memikirkan wanita itu.” Terlintas bayangan seorang wanita di pikirannya. “Sepertinya siksaan yang aku berikan padanya belum seberapa.” Ia minum dengan tatapan keluar kaca. “Apa aku harus menikahinya agar dia lebih menderita? Dan kapanpun aku bisa menceraikannya.” Menyeringai lalu berjalan ke meja untuk meletakkan gelasnya.
Edgar duduk di atas ranjangnya sambil meraih ponsel dan menelpon salah satu Bodyguardnya.
“Minggu depan aku akan menikah, jadi kau dan yang lainnya segera persiapkan mulai sekarang.” Perintahnya di Telpon, membuat orang yang di seberang telpon terkejut dengan ucapannya.
“Me…menikah? Memangnya bos ingin menikah dengan siapa?” tanya Bodyguard 1 masih tidak percaya.
“Wanita yang semalam kalian culik…. Ingat persiapkan semuanya jangan sampai ada yang kurang.” Edgar menegaskan lagi.
“Bos serius ingin menikahi wanita itu?” tanyanya lagi, membuat Edgar membuang nafas dengan kasar.
“Tidak usah banyak bertanya! Lakukan apa yang aku perintahkan tadi.”
“Baik bos. Saya akan melakukan yang terbaik untuk acara spesial anda.” Jawab Bodyguard 1. “Semuanya akan turun langsung untuk menyiapkan semuanya.”
Edgar menyeringai lalu menutup telpon itu dan meletakkan kembali ke dalam saku. “Awal yang bagus.” Gumamnya lalu berjalan keluar dari kamarnya. Ia berjalan menuruni anak tangga sambil menatap ke arah kamar Aeri, hingga ia sampai di garasi mobi.
Sejenak Edgar melihat-lihat mobil yang ada di sana, membuatnya sedikit kebingungan. Ia memutuskan menggunakan mobil berwarna merah dan masuk ke dalam lalu melaju keluar garasi.
“Bagaimana bisa aku memutuskan untuk menikah dengan wanita itu, padahal aku tidak menyukainya.” Pandangan Edgar fokus ke depan. “Ah sudahlah… Ini akan lebih mudah membuatnya menderita.” Melaju hingga markas HEREWOLF.
Edgar berjalan masuk ke dalam markas, ia melihat Bara dan Ernest sedang bersantai di tepi kolam renang, berjalan mendatangi mereka.
“Ekhem.” Edgar berdehem, membuat keduanya menoleh secara bersamaan. Ia duduk di samping Bara.
“Ku pikir kau hari ini tidak ke sini.” Ucap Ernest.
“Minggu depan aku akan menikah dengan wanita itu.” Edgar to the poin.
Ernest menoleh Edgar dan menepuk-nepuk pipinya. “Apa kau gila?” tidak percaya dengan ucapannya.
“Benarkah? Kenapa kau tiba-tiba ingin menikahinya.” Tanya Bara penasaran dengan alasan Edgar.
“Bukankah aku sudah mengatakan alasannya.” Jawab Edgar malas.
“Hanya karena balas dendam? Kenapa dengan cara menikah?” Bara berdiri dan mondar-mandir seperti setrika.
Ernest menatap Bara dengan heran. “Kenapa kau mondar-mandir seperti itu?”
“Tidak ada, aku sedang memikirkan Edgar sedang kerasukan apa.” Bara duduk di antara mereka berdua.
“Jika ingin melampiaskan nafsu mu, kau bisa membayar wanita malam.” Ucap Ernest dengan santai.
Bara menepuk bahu Edgar. “Nah benar… kau tidak perlu menjadi seorang suami, menurutku ini suatu keputusan yang sangat bodoh.”
Edgar menatap Bara dan Ernest. “Bukan urusan kalian! Aku kesini hanya memberitahu itu.” Beranjak. “Dan yang suka wanita malam itu kalian berdua! Bukan aku.” Melangkahkan kakinya meninggalkan kolam renang.
Sebelum keluar dari markas, ia pergi ke dapur terlebih dahulu untuk mengambil minuman yang bersoda lalu beranjak keluar.
Ernest menatap Edgar yang sudah menjauh. “Apakah itu benar?”
“Ku rasa begitu.” Sahut Bara sambil meneguk minumannya.
**
Mobil Edgar sudah melaju menuju rumahnya, sesampai di teras rumah ia langsung turun dari mobil dan berjalan dengan tegak ke dalam.
Klekkkk......
Edgar membuka pintu kamar Aeri dan masuk ke dalam. Terlihat Aeri tidak ada di ranjangnya, matanya tertuju pada pintu balkon yang terbuka.
Edgar berdehem membuat Aeri menoleh ke belakang. “Ada apa?” tanya Aeri.
Edgar mendekati Aeri lalu menyentuh dagunya sekilas. “Apa yang sedang kau lakukan disini?” menaikkan satu alisnya.
“A…aku hanya bersantai.” Aeri memundurkan wajahnya agar tidak dengan wajah Edgar.
Menyeringai. “Minggu depan kita akan menikah.” Ucap Edgar dengan santai.
Di saat itu pula Aeri melebarkan bola matanya lalu menelan saliva nya beberapa kali. “Ma… maksudnya.” Memastikan bahwa ia tidak salah dengar.
“Ya kau akan menikah dengan ku.” Edgar tersenyum tanpa ada rasa dosa.
“Ke… kenapa mendadak seperti ini? Apa alasan kau menikahi ku? Bukankah…..” Ucap Aeri terpotong, karena telunjuk Edgar yang menyentuh bibirnya.
Empat mata itu bertemu bertahan beberapa detik. “Apa kau ingin menolak ku?” Aeri menggelengkan kepalanya dengan cepat. “Berarti kau menginginkan ku.” Bisiknya membuat tubuh Aeri merinding.
“Hah? Tidak tidak….” Aeri mendorong tubuh Edgar. “Bukankah banyak wanita diluar sana yang lebih dari ku, kenapa harus aku?”
Edgar mendekatkan lagi wajahnya. “Karena aku hanya menginginkan mu.”
“Menginginkan? Menginginkan aku menderita setiap hari, begitu?” ucap Aeri.
Edgar lebih mendekatkan lagi wajahnya. “Bagaimana Nona?” Aeri tidak bisa menjawab apapun. “Ya benar saja, kau memang menginginkan ku.” Beranjak pergi meninggalkan balkon itu dan keluar dari kamar Aeri.
**
Sudah mendekati hari pernikahan. Hari ini pukul 4 sore, mereka berdua ada jadwal untuk fitting baju pengantin di salah satu butik mewah yang terkenal di kota itu.
Saat ini Aeri dan Edgar dalam perjalanan menuju butik itu bersama supir dan 2 Bodyguard. Sesampai di depan butik, mereka berdua turun dan masuk ke dalam.
“Selamat datang Tuan…..” Pegawai butik tersenyum ramah kepada mereka berdua. “Jas dan gaun kalian sudah selesai, silahkan ikut dengan saya.” Berjalan duluan, diikuti mereka berdua.
Mereka memasuki sebuah ruangan yang luas terlihat ada beberapa gaun pengantin yang mewah di sana. Aeri menatap kagum ke semua gaun itu.
“Nona silahkan di pilih, ini beberapa gaun yang masuk list kami.” Ucap Pegawai butik itu.
“Ini sangat indah.” Aeri tersenyum sambil berjalan ke arah gaun itu. Sejenak ia melihat dan mengamati gaun yang menurutnya bagus dan cocok untuk dirinya.
Aeri mendekati gaun yang berwarna biru muda. “Sepertinya gaun ini cocok untuk ku.”
Pegawai butik mendekati Aeri dan menyuruhnya untuk segera mencoba. Aeri pun pergi ke ruangan ganti, Edgar yang saat ini sedang mencoba beberapa jas juga menunggu Aeri menggunakan gaun itu.
5 menit kemudian Aeri keluar dengan gaun berwarna biru muda yang sangat cantik, benar saja gaun itu cocok untuk dirinya. Membuat Edgar sedikit terkagum melihatnya.
Pegawai butik tersenyum. “Kau terlihat sangat cantik menggunakan gaun itu.”
Aeri berkaca dan menatap dirinya. “Apakah ini aku?” terkagum melihat dirinya sendiri.
“Kau pilih gaun itu saja.” Ucap Edgar tiba-tiba sambil melepaskan jas yang ia coba tadi.
Setelah selesai memilih jas dan gaun mereka berdua kembali masuk ke dalam mobil lalu meninggalkan tempat itu. tetapi tidak langsung pulang ke rumah, mereka singgah ke sebuah restoran untuk makan hingga malam.
Aeri masuk ke dalam kamarnya lalu merebahkan tubuhnya sejenak mengatur nafas. “Besok adalah hari pernikahan ku, yang entah nantinya akan seperti apa.” Beberapa saat kemudian ia tertidur dan memasuki lama bawah sadar.
**
Pagi yang sangat cerah tapi tidak secerah hati seorang wanita yang sedang duduk melamun di atas ranjang kamarnya. Hari ini adalah hari pernikahannya, acaranya akan di mulai sore hari.
Aeri selalu menanti sebuah takdir baik akan datang kepadanya, sampai saat ini takdir baik itu belum juga datang. Bahkan ia selalu bertanya dengan hatinya, kapan takdir baik itu datang?
Dari pagi hingga Siang ini, Aeri hanya di dalam kamar, ia tidak ingin melihat wajah pria yang akan menikah dengannya.
Tap……. Tap……. Tap…….
Klekkkk....
Edgar mendekati Aeri dan duduk di atas ranjang. “2 jam lagi acaranya di mulai, segera bersiaplah.” Perintahnya lalu mendekatkan wajahnya dan berbisik. “Jangan membuatku malu!” beranjak pergi.
Setelah mendengar apa yang di katakan oleh Edgar, Aeri terdiam tidak bisa berkata-kata lagi. Tiba-tiba seseorang datang ke kamarnya dan menyuruhnya untuk segera di rias dan persiapan yang lainnya.
Aeri pun keluar dari kamar, Ia masuk ke salah satu ruangan dan duduk di depan cermin untuk melihat dirinya yang akan di rias. Beberapa orang mulai memoles beberapa make up di wajahnya. “Kenapa wajah mu seperti tidak senang?” tanya Casey salah satu orang yang sedang merias wajahnya.
“Hah? Tidak ada, saya sangat senang.” Aeri menghiasi bibirnya dengan senyuman.
Setelah Aeri selesai di rias, ia pun beranjak dan masuk ke salah satu ruangan lain untuk mengenakan gaun indahnya. Setengah jam kemudian Aeri keluar dari ruangan itu menuju tempat yang menjadi acaranya sore ini.
Terlihat Edgar sudah berdiri untuk menyambut Aeri.
Sore ini Aeri mengenakan gaun berwarna biru muda, rambut di sanggul dan hiasan aksesori membuatnya terlihat sangat cantik, perlahan Aeri berjalan ke arah Edgar.
“Dia terlihat sangat cantik mengenakan gaun itu.” Ucap Bara yang berada di samping Edgar.
Acara pun di mulai hingga selesai. Tamu undangan yang berhadir tidak terlalu banyak karena keinginan Edgar sendiri.
...- First time saya membuat cerita seperti ini, maaf jika dalam penulisan banyak kekurangan...
...- Jika suka dengan ceritanya, jangan lupa dukung terus karya ini dengan cara like, vote, gift dan favorit. Terimakasih...
...Bersambung.........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments