Theon menggelengkan kepalanya dan membatin dengan tatapan malas, “Sungguh, aku sama sekali tidak terkejut. Itu adalah makananku sehari-hari. Selain itu, apabila aku mengeluarkan api, itu akan membuat lapangan sekolah ini akan mengalami kerusakan yang cukup parah. Sensor asap juga akan membuat fire alarm akan berbunyi dan membuat sebuah kegaduhan penduduk di sekitar sekolahan. Cctv juga akan bisa melihat api dengan jelas karena api terdapat unsur cahaya, sehingga bisa melihat siapa yang mengendalikan api.”
Dia berpikir keras, bagaimana caranya melawan Rolland yang mengoceh memamerkan kekuatan elemennya. Dia berpikir andai saja elemen lainnya akan bangkit sehingga bisa melawan Rolland dengan cukup mudah. Saat ini dia berusaha keras untuk mengeluarkan elemen non api, tapi hasilnya adalah nihil, elemennya belum ada yang bisa dikeluarkan.
“Mau bagaimana lagi, lagipula aku sudah terbiasa untuk menghadapi seseorang tanpa elemental sekalipun.” Ucap Theon sambil mengangkat kedua tangannya dan memasang kuda-kuda seperti orang yang hendak bertarung.
Rolland langsung melangkahkan kakinya mengarah ke arah Theon sambil mengayunkan tangannya yang terdapat sebuah spiral angin.
“Langkah bayangan!”
Theon terkejut dengan matanya yang terbuka lebar, secara refleks dia melompat ke belakang saat ada sebuah bayangan yang bergerak dengan cukup cepat dari belakang Theon menuju depan Rolland. Sehingga Theon sendiri bisa melihat dengan jelas, bayangan di antara kegelapan seperti ini.
Dia melihat, bayangan tersebut tercipta sosok wanita cantik dengan rambut terurai, tangan kanananya juga mengeluarkan elemen kegelapan yang mana hendak dipukulkan ke arah Rolland. Tidak hanya itu saja, dengan begitu cepat, tangan kiri wanita tersebut menggapai kerah baju milik Rolland hingga tidak bisa lari kemana-mana.
Rolland terkejut sesaat setelah dia melihat tangan yang berwarna gelap, bahkan lebih gelap dibandingkan dengan kondisi di sekitar yang mana tangan tersebut memukul kepalanya. Selain itu, angin spiral yang ada di tangannya juga menghilang bersamaan dia terlempar dengan begitu jauh.
“Kau benar-benar pengecut. Kekuatan elemen kau gunakan kepada seseorang yang tidak memiliki elemental? Kalian boleh bertarung, namun secara seimbang, jika musuhmu tidak memiliki elemental, maka bertarunglah secara adil.” Teriak wanita tersebut dengan tatapan yang begitu dingin.
“Rena? Kau Rena? Memiliki elemental kegelapan?” Tanya Theon di belakang wanita tersebut yang tidak lain memang Rena.
“Elemen berwarna hitam? Elemen apa itu, bukankah hanya ada lima elemen yang umum? Sepertinya itu sihir non elemental.” Rolland berdiri dengan wajahnya yang menghitam sebagian, mungkin karena luka lebam, serta pukulan kegelapan milik Rena.
“Ini aneh, sepertinya di dunia ini hanya ada kekuatan lima elemental, bahkan Rolland saja tidak mengerti apa yang elemen Rena keluarkan. Itu artinya, sebenarnya tidak ada kekuatan elemen kegelapan yang dikendalikan seseorang. Tapi mengapa Rena bisa?” Theon membatin dengan kebingungan.
“Aku mendengar ucapanmu, Rolland. Bahwa kau menantang Theon bertarung satu lawan satu di malam minggu. Aku yang prihatin, akhirnya ikut menuju ke sini dan menikmati pertarungannya. Tapi karena kau bertarung menggunakan elemen secara tidak adil, maka aku tidak bisa tinggal diam.” Rena berkata dengan nada yang tinggi.
Rolland menggertakkan giginya, dia sudah merasa kalah namun tidak mau mengakuinya terus terang di depan Theon. Sehingga, dengan menanggung malu, Rolland pergi dengan perasaan kesal meninggalkan mereka berdua, meninggalkan lapangan sekolahan ini dan memilih untuk pulang.
Usai Rolland pergi, Rena berbalik badan dan menatap sinis Theon, dia berjalan perlahan ke arah Theon dan memukul pundak Theon dengan cukup keras, sembari berkata, “Entah kau mengerti atau tidak, jika bukan karena Rena sebelumnya yang menyukaimu aku tidak akan menuju ke sini, jika bukan karena ingatan Rena yang selalu prihatin denganmu, maka aku tidak akan menuju ke sini. Entahlah, kau mengerti atau tidak tentang apa yang ku ucapkan.”
Theon berpikir sebentar, apa itu maksudnya mengenai Rena sebelumnya? Tapi dia segera melupakannya karena mungkin saja Rena sebelumnya adalah Rena yang belum mengalami kecelakaan. Lebih tepatnya, Rena yang sekarang mengalami cedera otak sehingga menjadikan dia perubahan sikap yang berbeda dibandingkan Rena sebelumnya.
“Rena, bisakah kau menceritakan kekuatan yang kalian berdua keluarkan?” Theon memulai pembicaraan dengan Rena yang hendak berjalan pergi meninggalkan Theon.
“Apa pedulimu? Itu tidak terlalu penting bagimu yang tak tahu apa-apa sebelumnya.”
“Maka dari itu, aku penasaran.” Jawab Theon dengan datar.
Rena menghela napas, “Jika bukan karena Rena menyukaimu maka aku sebenarnya tidak peduli. Baiklah jika begitu, sambil berjalan pulang bersama, tak masalah kan?”
“Baiklah.”
Keduanya akhirnya keluar dari sekolahan tanpa ada yang mengetahui, bahkan satpam sekalipun yang masih terlelap tidur walaupun terdapat keributan besar.
Suasana kota juga terlihat masih ramai pada tengah malam seperti ini, maklum saja, ini adalah malam minggu yang penuh kebebasan, karena esok tidak ada sekolah bagi seluruh siswa. Sehingga di malam minggu seperti ini, mereka memilih untuk bermain dan menikmati masa bersama temannya.
“Sebenarnya, di dunia ini ada kekuatan besar yang hanya dimiliki oleh satu dari seribu orang, yaitu kekuatan elemental. Kekuatan tersebut seperti mengendalikan salah satu atau kedua dari elemen api, air, angin, petir, serta tanah, dan itu menurun dari orang tua. Seperti keluarga Jark, mereka mendominasi elemen petir, hanya saja tadi Rolland menggunakan kemampuan elemen ibunya. Dan keluargaku, Shon mendominasi elemen air.” Rena menjelaskan kepada Theon yang berpura-pura bodoh.
“Seperti cerita fiksi saja, lantas, mengapa kau menggunakan elemen kegelapan? Bukankah di dunia ini hanya lima pengendalian elemen saja?” Theon kembali bertanya.
Rena tersentak kaget dan menatap wajah Theon secara spontan di saat mereka berjalan kaki, dengan penuh penasaran, Rena justru balik bertanya, “Bagaimana kau tahu kekuatan yang ku gunakan tadi?”
Merasa salah bicara, Theon berpikir sejenak, dia seharusnya tampak bodoh seperti tidak mengetahui apa-apa agar dirinya bisa menggali informasi mengenai elemental yang ada di dunia ini. Dengan sebuah alasan, dirinya berkata, “Aku melihatnya seperti unsur yang gelap, jadi aku menebaknya itu adalah elemen kegelapan.”
“Kau tidak salah, yang ku gunakan tadi adalah elemental kegelapan, sama sekali tidak ada di dunia ini. Jika kau mengerti apa yang ku katakan tadi, seharusnya kau mengerti apa yang ku ucapkan kali ini. Sayangnya kau adalah manusia biasa.” Jawab Rena.
“Kenapa semua orang tidak tahu mengenai kekuatan tersebut? bahkan menganggap bahwa kekuatan diluar nalar seperti itu adalah takhayul?” Theon masih penasaran. Mengenai, apa yang dikatakan oleh Rena, Theon sedikit mengerti, namun dia tidak bertanya secara terus terang sekarang juga.
Itulah mengapa dia tidak bertanya mengapa Rena bisa mengeluarkan elemen kegelapan, sedangkan di dunia ini hanya ada lima elemen dasar. Hanya saja dirinya tidak yakin bahwa apa yang dia pikirkan benar, setidaknya dia membutuhkan bukti yang lain mengenai kebenaran Rena.
“Itu karena petinggi dunia menutup semuanya. Jadi, apabila kami menunjukkannya di depan publik, maka kami akan dibunuh dengan senjata modern. Itu bertujuan, agar manusia lebih fokus menggunakan kemampuan otak mereka demi kemajuan zaman yang terus diperbarui. Sehingga, apabila ternyata mereka atau manusia tahu kekuatan ini ada, mereka akan berusaha untuk menguasai kekuatan di luar nalar, yang membuat otak mereka menjadi keterbelakangan. Padahal, kekuatan elemental seperti ini tidak bisa dibangkitkan dengan cara apapun.”
Theon mengerti, tampaknya dia tahu mengapa kekuatan di luar nalar seperti pengendalian elemental di bilang mitos oleh mayarakat. Karena, beberapa pihak menutupinya agar masyarakat lebih fokus untuk mengembangkan Zaman, yang mana membuat masyarakat tidak percaya akan kekuatan di luar nalar. Tentu saja, ini membuat ide gila terlintas di pikirannya, namun dia tidak ingin melakukannya sekarang juga.
“Memang, elemental tidak bisa dibangkitkan dengan cara apapun, jika sebelumnya tidak memiliki elemental seednya, kecuali faktor keturunan, serta penanaman elemental seed dan unsurnya secara manual seperti elemen api dan kegelapan milik ibu atau lebih tepatnya disebut penyegelan elemen.” Batin Theon menambah apa yang dijelaskan oleh Rena.
“Baiklah Rena, cukup untuk penjelasannya. Sebagai rasa terimakasih, aku akan mengantarkanmu pulang.” Theon menawarkan.
Rena menggelengkan kepala dan menjawab dengan wajah yang datar, “Tidak perlu, pamanku terlalu galak.”
“Jika memang begitu, kita akan berpisah di perempatan ini. Jaga dirimu baik-baik.” Theon sedikit tersenyum ke arah Rena.
“Sebelum itu, berjanjilah kepadaku agar tidak melaporkan bahwa keluarga Shon atau Jark memiliki elemental di kepolisian atau kau akan mendapatkan masalah besar. Karena, kepolisian sendiri berada di bawah nauangan petinggi dunia, meskipun mereka tidak berada dalam satu negara.” Rena sedikit menundukkan kepalanya, namun tatapan tajamnya masih muncul di depan Theon.
“Aku berjanji.” Ucap Theon sembari berjalan berpisah dengan Rena.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 218 Episodes
Comments
atek tjoen
lanjut
2024-07-11
0
Dee
kalau berdasarkan cerita di awal, Rena kemungkinan berganti jiwa dgn Elzabeth yg menguasai elemen kegelapan, gitu kan Thor??? :-D
2023-04-28
3
kang Deden
jadi penasaran yg hidup di tubuh rena siapa yah
2022-10-14
0