Seketika saat Theon berbincang dengan Ali, sebuah kotak makanan di taruh di atas mejanya. Sehingga membuat Theon dan Ali langsung memandang siapa yang menaruh bekal makanan tersebut di hadapan Theon.
“Lesha?” Ali mengerutkan dahinya, lagipula yang biasa memberikan bekal makanannya adalah Rena. Tetapi kenapa Lesha juga memberikan bekal makanan kepada Theon? Selain itu, bukankah Lesha sebelumnya juga ikut andil dalam perundungan Theon?
“Theon, aku sama sekali tidak berharap bahwa kau hilang. Sehingga aku membuatkan bekal untukmu.” Kata Lesha dengan lembut. Hal itu cukup membuat Ali, bahkan satu kelas yang sudah datang sekalipun terkejut melihat Lesha yang tiba-tiba berubah menjadi lemah lembut dihadapan Theon. Padahal, Lesha sendiri orangnya adalah kasar, apalagi sebelum Theon berubah sikap.
Kemudian, di susul Rena yang datang dengan wajah datarnya, dia juga menghampiri bangku Theon dan menaruh bekal makanannya. Tapi, ada perubahan yang cukup signifikan di ingatan Theon Alzma, yang mana ketika Rena memberikan bekal makanannya, Rena pasti akan memberikan sepatah atau dua patah kata seperti meminta Theon untuk menghabiskannya.
Tapi kali ini, Rena tanpa berbicara apapun, dia langsung duduk di kursinya sambil menatap depan dengan tatapan kosong seolah dia banyak pikiran. Apalagi dalam ingatan Theon, sosok yang paling ceria, namun pemalu adalah Rena. Namun mengapa sikap Rena berubah 180 derajat?
“Rena sudah acuh tak acuh, sehingga kau hanya perlu menghabiskan milikku saja ya Theon.” Kata Lesha memohon dengan suara keras, berharap Rena mendengarkannya.
“Kau harus memakan keduanya Theon, atau yang ada dua wanita itu akan kecewa.” Kata Ali.
Theon memandang kedua bekal makanan itu sambil memandang Lesha yang masih tersenyum kepadanya, serta Rena yang hanya diam dan memandang ke depan. Sehingga, dia mengatakan, “Terimakasih kalian berdua. Aku akan memakan semuanya.” Dengan wajah yang datar.
Lesha yang mendengar hal itu, dia tersenyum senang sembari pergi dari hadapan Theon meskipun raut wajah Theon tidak begitu meyakinkan. Sedangkan Rena, dia masih tidak peduli tanpa berekspresi apa-apa.
Hal tersebut tentunya membuat iri teman sekelasnya, apalagi teman laki-laki. Mereka tidak bisa membayangkan diberi sebuah bekal dari dua wanita cantik primadona kelas.
“Kau yakin untuk menghabiskannya sendiri? Kau juga bisa meminta bantuanku untuk menghabiskannya.” Kata Ali yang tampak begitu iri pula.
“Nanti saja. Selain itu, apa kau tahu kenapa Rena seperti itu? Aku pikir dia berubah sikap secara tiba-tiba semenjak kemarin.” Kata Theon bertanya.
“Itulah, ada hal yang aneh kepada kalian semua. Saat kau berada di rumah sakit, Rena Shon dan keluarga inti miliknya mengalami tabrakan yang cukup parah. Anehnya, hanya dia yang selamat dan masih hidup. Kemudian, kalian berdua yang tidak masuk secara bersmaan, di hari yang sama, atau kemarin, kalian masuk dengan sikap yang berubah 180 derajat.” Theon menjelaskan.
Theon berpikir dengan serius, tabrakan yang cukup parah tapi Rena masih hidup? Dan saat dia kembali bersekolah, dia memiliki sikap yang berbeda dengan aslinya? Bukankah ini ada sesuatu yang aneh?
“The Theon?” Rolland yang baru masuk ke dalam kelas, dia benar-benar terkejut saat ternyata Theon masih hidup. Padahal, dia sangat yakin sekali di video yang dikirimkan Leon, seharusnya Theon sudah mati dan terbakar hangus.
Suara tersebut membuat seisi kelas memperhatikan Rolland yang kebingungan saat menatap Theon. Hal tersebut membuat mereka yakin, tampaknya keluarga Jark mengalami kegagalan untuk membunuh Theon apabila dilihat dari raut wajah Rolland. Tapi bagaimana bisa? Baru kali ini Rolland gagal untuk membunuh targetnya.
Ingin sekali Rolland mengangkat handphone nya dan bertanya kepada Leon tentang bagaimana bisa Theon masih hidup. Akan tetapi, dia tiba-tiba mengingat perkataan ayahnya apabila menyangkut masalah individu apalagi dengan teman sekelas, setidaknya hadapi secara jantan seorang diri.
Saat menuju bangkunya, Rolland melewati tempat duduk Theon dan juga Rena pastinya. Dia berhenti di antara keduanya, dan menoleh ke arah samping kanan untuk membisikkan sesuatu kepada Theon. “Jika kau berani, temui aku besok malam di sekolahan ini, di lapangan tanpa membawa teman satupun.”
Theon mendengarkannya dan mengangkat ujung bibirnya sedikit, dengan tatapan tajam, dia menoleh ke arah Rolland den berkata dengan lirih, “Siapa takut?”
Rolland tidak menjawabnya, hanya saja dia menoleh ke arah kiri dan menatap wajah cantiknya Rena. Sehingga, Rolland mengangkat dagu Rena perlahan sembari berkata, “Apakah nona muda keluarga Shon sudah tidak menyukaiTheon lagi? Jika memang begitu maka hal itu adalah sesuatu yang bagus.”
Dengan sigap, Rena menangkap tengan Rolland dan meremasnya dengan begitu erat, wajahnya terlihat begitu dingin seolah aura kegelapan keluar. Walaupun, tidak ada yang melihatnya terkecuali Theon. “Berhentilah menggodaku manusia rendahan, atau aku akan membunuhmu. Aku bukan lagi nona muda di keluarga Shon kau mengerti?”
Rolland merintih kesakitan saat tangannya diremas begitu kuat, untungnya Rena melepaskannya. Meskipun begitu, Rolland sama sekali tidak marah kepada Rena, justru dia berkata, “Sikapmu juga berubah, tapi membuatku menjadi lebih suka Nona Rena.” Sembari pergi.
“Di ingatan Theon Alzma, Rena tidak pernah segalak itu. Selain itu, itu tadi adalah aura elemen kegelapan yang sengaja dikeluarkan. Namun tidak ada yang melihatnya, bahkan Ali pun hanya melamun menatap Rena yang tiba-tiba berubah sikap tanpa terkejut sama sekali. Begitupun dengan teman sekelasnya” Theon melirik ke arah Ali sebelum melanjutkan apa yang dia batin, “Ini sungguh aneh.”
Kelas pun pada akhirnya dimulai walaupun semua guru begitu terkejut saat tahu ternyata Theon masih hidup setelah melakukan tindakan pemukulan kepada Rolland kemarin. Namun, mereka sama sekali tidak mempertanyakannya kepada Theon, mereka hanya memilih untuk diam dan fokus untuk mengajar mata pelajaran mereka masing-masing.
.....
Waktu istirahatpun telah tiba, secara bersamaan Theon membuka kedua bekal makanan yang diberikan oleh Lesha dan juga Rena. Benar, secara bersamaan dengan keduanya yang kini terbuka. Semua siswa di kelas ini masih begitu iri karena Theon mendapatkan bekal makanan dari dua wanita cantik. Masalahnya, Theon akan memakan bekal yang mana terlebih dahulu?
Alih-alih memakannya, Theon menutupnya kembali dan mengembalikannya kepada Lesha dan juga Rena. Dia kali ini tidak memiliki nafsu makan sama sekali saat melihat makanan aneh yang sama sekali tidak ada di dunia dewa. Mungkin dia mengetahui di ingatan Theon Alzma, itu makanan apa. Tapi entah kenapa, Fang Theon masih tetap tidak terbiasa dengan makanan di dunia ini. Maklum, semenjak dia berada di alam ini, dia sama sekali belum makan, sehingga baru kali ini dia melihatnya.
“Rena, maafkan aku. Tapi aku tidak bisa memakannya. Bukannya aku tidak suka, tapi perutku yang menolaknya.” Kata Theon.
Rena yang duduk di kursi seberangnya menatap Theon sinis, “Bukankah kau sudah terbiasa makanan seperti ini? Itu hanyalah daging ayam yang dibalur tepung. Kau sungguh aneh, jika kau tidak suka maka bilang saja.”
Theon mengurungkan niatnya untuk mengembalikannya kepada Rena. Bahkan dirinya juga tidak ingin mengembalikannya kepada Lesha karena tidak ingin menyakitinya, meskipun Lesha sendiri menjengkelkan. Theon mengambil sepotong daging ayam yang dibalur tepung, kemudian mengambil lauk milik Lesha yang mirip seperti telur, namun dengan bumbu merah.
Keduanya, Theon sama sekali belum melihatnya. Namun, Theon mencoba memaksa untuk memakan keduanya. Tidak, Theon mencoba untuk memakan ayam tepung terlebih dahulu dalam satu gigitan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 218 Episodes
Comments
atek tjoen
enakkk
2024-07-11
0
glanter
guoblok.....itu CFC...
2023-11-17
1
Tjhia Sukling
lanjut semengat keluaraga manggatoom sabar wkwkwkwkwoo bahasa indonesia
2022-09-02
1