Theon tidak menghiraukannya, namun salah satu pemuda yang dilewati Theon menepuk pundak Theon dengan cukup keras. Sehingga membuat Theon berhenti sejenak dan melirik pemuda itu.
“Hanya bocah Sma tak perlu menggunakan drama. Selain itu, aku juga akan membunuhmu terlebih dahulu usai memperkosanya. Karena aku pikir kau sedang bersandiwara, pergi dan melaporkan ke pihak kepolisian.” Kata pemuda itu dengan mengeluarkan asap di mulutnya, lebih tepatnya dia sedang merokok dengan rokok yang masih ada di mulutnya.
“Membunuhku?” Tanya Theon dengan wajah datar, kemudian dirinya menjetikkan jarinya dengan cukup keras, yang membuat dua pemuda itu menoleh ke arah Theon.
Seketika, sebuah kobaran api muncul dari bara rokok yang di mulut pemuda yang menepuk pundak Theon. Sehingga api tersebut membesar dan membakar wajahnya. Apa yang dia lakukan pemuda tersebut secara spontan adalah melompat ke belakang, jika diperhatikan denan saksama, wajahnya benar-benar melepuh dengan dirinya yang berteriak kesakitan.
Temannya yang membawa tongkat baseball, dia langsung menolong dan mencoba memadamkan api yang masih berkobar. Sehingga, melihat api itu muncul dari bara rokok, pemuda yang membawa baseball, langsung membuangnya dengan cukup cepat.
Theon melangkahkan kakinya, dan berjongkok ke arah kedua pemuda itu dengan salah satunya yang memiliki wajah yang buruk karena melepuh, kemudian, dia berkata sambil memutar bola matanya, “Ooh ayolah, bukankah kalian ingin membunuhku?”
Pemuda yang membawa sebuah tongkat, tanpa berpikir panjang langsun berdiri dan memukulkan tongkatnya ke arah Theon.
Theon langsung berdiri dan menghindar, menggapai pergelangan tangan yang digunakan untuk memegang tongkat baseball, dan memukul perut pemuda itu dengan lututnya.
Akibatnya, pemuda tersebut terlempat dengan mengeluarkan cairan muntah dari mulutnya. Theon yang melihat hal itu, dia benar-benar tidak tertarik lagi dan memilih untuk pergi.
“Kau ... kau tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa? Akan ku buat kau nanti menyesal!” Kata pemuda yang diserang oleh Theon secara langsung.
Tak tersulut emosi, Theon langsung pergi, diikuti oleh Lesha yang tubuhnya bergetar dan merasa jijik saat melihat pemuda yang wajahnya melepuh karena kobaran api yang keluar dari rokok. Dan tentunya, dia menjadi penasaran, bagaimana bisa bara api tersebut mengeluarkan kobaran secara langsung?
“Theon, maafkan aku.” Kata Lesha memohon.
“Maaf?” Theon mengangkat alisnya dan terus berjalan pulang sesuai ingatan Theon Alzma, “Untuk apa?”
“Aku serius, aku tidak ikut-ikutan merundungmu hingga kau masuk ke dalam rumah sakit.”
“Tetapi kau tertawa paling keras, apakah menurutmu itu lucu?” Theon tetap memperhatikan jalannya sambil mengingat sesuatu yang baru di dunia ini, yang mana di alam dewa sama sekali tidak ada.
“Aku serius, aku cukup menyesal. Kau tahu sendiri bukan, pelaku utamanya adalah Roland? Dia bahkan menutup mulut dokter yang merawatmu.” Lesha bersikeras.
Theon berhenti, kemudian dirinya menarik jari telunjuk di mulutnya dan berkata dengan spontan, “Lesha cukup, aku tahu kau tiba-tiba bersikap baik seperti ini karena kau berpikir bahwa aku menolongmu tadi. Sehingga, apabila kau tidak dalam bahaya, sikapmu akan menjadi tetap. Selain itu, jangan berpikir bahwa aku tadi melawan mereka karena menolongmu, aku hanya sedang melindungi diri!”
Lesha terdiam, entah kenapa dia merasa bahwa sikap Theon berubah seratus persen setelah di rawat di rumah sakit. Theon yang sebelumnya bersikap lebih ramah, dengan suara yang lembut, bertingkah bagaikan feminin yang haus perhatian sehingga banyak yang membullynya, entah kenapa kini dia seperti laki-laki pada normalnya, bahkan dirinya juga tidak menyangka bahwa Theon berani menghadapi seorang pemuda yang mengganggunya, bahkan memiliki nada yang kasar pula.
Lesha kemudian mengejar Theon, dia benar-benar penasaran apakah benturan di leher Theon mengenai bagian belakang kepala sehingga memengaruhi pemikiran Theon? Tapi tampaknya itu tidak mungkin, karena Theon sendiri masih mengingat semuanya, sepertinya.
“Theon, ngomong-ngomong, kapan kau keluar dari rumah sakit?”
“Sebelum kau dalam bahaya.”
“Jika dipikir-pikir, kau ternyata cukup tampan juga.” Kata Lesha menundukkan kepalanya dan berkata dengan malu. Entah kenapa, dirinya setelah diselamatkan oleh Theon, rasa sukanya mulai muncul. Padahal, dirinyalah wanita yang tertawa paling keras ketika teman sekelasnya merundungi Zeno.
Theon berhenti sejenak, dia kemudian menyadari sesuatu yang sebelumnya tidak dipikirkan olehnya. “Itu artinya selamanya aku memiliki wajah yang sama dengan Theon Alzma? Ah benar-benar sial, padahal wajah yang mirip dengan ibuku yang paling cantik tidak ingin ku hilangkan sama sekali.” Batin Theon berdecak kesal.
“Apakah kalian menyadari bahwa wajahku berubah? Jika seperti ini, apakah ayah dan ibu masih mengenalku?” Theon bertanya kepada keempat beastnya.
“Bahkan kami terkejut dan hampir tidak mengelai tuan. Tapi tuan tenang saja, itu tidak akan menghilangkan jati diri Anda. Orang tua Anda akan tetap mengenali Anda.” Kata Kiba di dalam diri Theon.
“Aku harap begitu.”
“Theon, kau kenapa? Apakah kau masih sakit hati dengan diriku? Kenapa kau melamun seperti itu?” Lesha mencoba untuk menyadarkan Theon yang seperti melamun.
Theon yang tersadar setelah berbicara dengan keempat beastnya, dia kemudian menatap Lesha dengan cukup sinis, “Bisakah kau kembali ke rumahmu sendiri? Aku hanya ingin pulang dan bersantai.” Ucapnya dengan suara yang begitu rendah namun terlihat mengerikan di telinga Lesha, bahkan Theon sendiri langsung mempercepat langkahnynya untuk meninggalkan Lesha.
“Manusia modern sungguh aneh, bahkan mereka lupa caranya untuk mengucapkan terimakasih.” Flamon berkata di dalam diri Theon.
“Syukurlah, lagipula aku tidak merasa membantunya tadi.” Theon membalas.
.....
Melalui ingatan Theon Alzma, pada akhirnya dirinya bisa pulang dengan selamat. Rumah tersebut merupakan peninggalan dari mendiang orang tua Theon Alzma yang telah lama meninggal, sedangkan untuk kehidupan sehari-hari, pamannya selalu menanggungnya dan memberikannya setiap bulan. Meskipun, tampaknya pamannya tidak terlalu ikhlas, karena setiap ada masalah, pamannya selalu mengungkit-ungkit pemberiannya kepada Theon.
Setiap sore, Theon Alzma akan bekerja sebagai tukang sapu di kafe malam, meskipun dirinya hanya akan menjadi bahan olokan karena bertingkah feminin. Tapi tampaknya, Theon Alzma sama sekali tidak peduli, dia bekerja seperti itu agar tidak terlalu bergantung pada pamannya yang memberikannya secara tidak ikhlas.
Theon yang duduk di atas kasur, kemudian dia mulai berpikir dan berkata, “Sungguh aneh, mereka melakukan pembayaran hanya dengan sebuah kertas bertuliskan angka? Memangnya itu ada harganya? Tapi, tampaknya harga koin emas benar-benar mahal di alam ini. Dari ingatan Theon Alzma, satu keping emas berukuran 1 gram, harganya bahkan bisa digunakan untuk makan selama hampir satu bulan?”
Theon kemudian memejamkan matanya, dia mencoba untuk masuk ke dalam ruang penyimpanan milik ayahnya. Dan siapa yang menyangka, dirinya benar-benar terkejut ketika ada ribuan atau bahkan mungkin puluhan ribu koin emas yang tercecer bagaikan barang yang tidak berguna? Tidak hanya itu saja, mungkin juga ada elemental crystal yang digunakan untuk menaikkan peringkat, tetapi menurutnya, itu sama sekali tidak berguna jika di gunakan di alam ini.
Theon langsung keluar dari cincin ruangnya dan membuka matanya, entah kenapa dia menjadi tersenyum senang sambil berkata dengan dirinya sendiri, “Theon Alzma, kau tidak perlu bekerja lagi. Selain itu, Fang Theon, kau harus fokus kepada niatmu yaitu membangkitkan ketujuh elemen agar bisa kembali menuju alam dewa.”
“Tak ada lagi Theon yang bertingkah Feminin dan penakut, kini yang ada hanyalah Theon yang akan berani kepada siapa saja.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 218 Episodes
Comments
atek tjoen
lanjut
2024-07-11
0
stonekidz
cincin penyimpanan kaisar dewa cm berisi ribuan koin emas?????? memalukan
2024-01-02
0
glanter
theon sang penakluk wanita modern....🥰🥰🥰
2023-11-17
1