Leon langsung panik dan tidak bisa berpikir dengan tenang, apalagi api sudah menyambar melalui tangga dan membakar lantai dasar ini dengan begitu cepat.
“Tunggu sebentar, jangan bilang Theon belum menghilangkan tornado apinya? Sehingga mengakibatkan kebakaran yang begitu hebat?” Leon berpikir seperti itu. Apa yang dia lakukan adalah mengurungkan niatnya untuk membunuh Theon secara langsung menggunakan elemennya, karena Leon berharap Theon mati dengan elemennya sendiri yaitu api.
Sehingga, Leon langsung mengangkat handphonenya kembali sembari merekam Theon yang terkapar pingsan, serta keadaan sekitar yang terbakar sambil dirinya berlari pergi keluar. Hal tersebut cukup untuk membuat bukti kepada Rolland bahwa Theon pasti mati karena pingsan di gedung yang terbakar.
Siapa yang menyangka, ketika Leon dan anak buahnya benar-benar pergi, jasad Theon berubah menjadi sebuah kobaran api yang membakar gedung ini pula. Karena pada dasarnya itu hanyalah sebuah kloningan yang tidak akan bisa utuh dan akan kembali pada elemennya.
Theon yang menyadari bahwa tipu dayanya berhasil, dia tersenyum puas. Dirinya tidak akan bisa membayangkan, bagaimana ekspresi dan reaksi Rolland dan seluruh teman sekolahnya mengetahui bahwa dirinya masih bisa untuk hidup. “Itu pasti akan benar-benar lucu.” Pikirnya.
Meskipun begitu, dirinya tidak akan bisa tenang. Pihak sekolah pasti akan mengeluarkan sebuah surat pengeluaran paksa untuk dirinya, Theon. Karena dirinya tahu bahwa pihak sekolah hanya berpihak kepada Rolland dan tidak ingin macam-macam kepadanya.
Tak punya waktu untuk memikirkannya, lagipula itu akan terjadi besok. Apa yang dia lakukan oleh Theon adalah pulang ke rumahnya dengan rasa aman, merebahkan di atas kasur empuk untuk melepaskan lelah. Walaupun begitu, sungguh disesali bagi dirinya karena salah satu dari ketujuh elemennya tidak bangkit dengan mudah.
Dia pikir, setelah dia bertarung seperti itu, salah satu elemen yang hilang akan bangkit. Tapi nyatanya? Sangat nihil. Theon mencoba satu persatu elemennya, namun tidak ada yang keluar kecuali elemen api yang sebelumnya memang bertahan dan tidak hilang untuk dibangkitkan kembali.
Sesampainya di rumah, Theon melakukan apa yang dia pikirkan sebelumnya. Tampaknya kini dia sampai pada sore hari karena ada masalah itu tadi.
Bergegas, dia langsung mengganti pakaiannya sambil berbicang dengan keempat beastnya. “Aku masih penasaran dengan dunia ini. Banyak yang tidak diketahui oleh Theon Alzma, apalagi pada dasarnya dia sama sekali tidak memiliki kekuatan elemental.” Theon memulai pembicaraan.
“Apakah kalian bisa berubah wujud menjadi manusia, seperti kalian berubah wujud menjadi seorang dewa di alam dewa? Aku meminta kepada kalian semua.” Theon memohon, karena dia tidak bisa menggali informasi mengenai kekuatan elemental di dunia ini seorang diri.
“Maafkan kami tuan. Kami tidak bisa merubah wujud kami menjadi sosok manusia seperti kami merubah wujud menjadi dewa, apalagi merubah wujud menjadi dewa di alam ini. Karena ini sudah peraturan mutlak yang diberikan oleh nenek Anda, atau dewi Luna.” Ujar Kiba di dalam tubuh Theon.
Mendnegarkan hal itu, Theon mencoba untuk berpikir. Tampaknya dengan pengetahuan Theon Alzma, dia tidak akan bisa mengetahui dengan jelas mengenai elementalist yang ada di dunia ini yang katanya menjadi sebuah minoritas dan hal yang langka. Bagaimana tidak, Leon sendiri mengatakan bahwa seseorang yang memiliki kekuatan seperti itu hanyalah satu dari seribu orang.
Berbeda dengan alam elementalist manusia, serta alam dewa. Kedua alam itu berbeda jauh dengan alam manusia di bumi ini. Di kedua alam tersebut, seseorang yang memiliki kekuatan elemental sudah menjadi hal yang biasa, bahkan orang yang tidak memiliki elemental sama sekali, juga langka.
Bisa dibilang, apabila di kedua alam tersebut yaitu alam atau dunia elementalist manusia serta alam dewa, tingkat diskriminasi dan perundungan sangat tinggi kepada seseorang yang tidak memiliki elemental. Bahkan mereka menganggap bahwa elemental adalah segalanya, dan dianggap lemah apabila tidak memiliki elemental. Apalagi di alam dewa, sebelum ayah Theon menjadi seorang dewa dari segala dewa, seseorang yang tidak memiliki elemental akan dibunuh.
“Aku lupa jika aku mempunyai cincin ruang dari ayah.” Batin Theon sambil duduk di sebuah kursi usai dia mengganti sebuah pakaian.
Kemudian, dirinya mencoba untuk memejamkan matanya dan membayangkan isi ruang dalam cincin tersebut seperti apa yang diajarkan di akademi serta ayahnya. Sehingga, saat membuka matanya, kesadarannya berada di sebuah ruang dengan ribuan koin emas serta sumber daya seperti elemental crystal yang tampaknya tidak berguna apabila diserap di alam ini.
Tidak hanya itu saja, Theon juga bisa melihat beberapa senjata yang terlihat begitu mencolok. Seperti sebuah pedang yang berwarna merah api seolah terbakar dengan corak hitam di tengahnya. Pedang tersebut juga memiliki lambang elemen api di salah satu sisi yang membuat Theon benar-benar tertarik.
Pedang tersebut juga memancarkan energi yang begitu panas, dan Theon merasakan dengan jelas. Hanya saja hati nalurinya ingin sekali agar tangannya memegang pedang tersebut tanpa memperdulikan pedang itu panas atau tidak.
Tapi, siapa yang menyangka ketika dia memegangnya, apa yang dia rasakan di genggaman tangannya hanyalah hangat. Bahkan, dia sanggup mengangkat pedang berwarna merah yang mana seketika menyala dan mengeluarkan kobaran api di saat dia mengangkatnya.
Theon benar-benar tertarik dan suka pedang tersebut, dia suka, tersenyum bagaikan jatuh cinta. Tapi, itu justru sangat aneh, sebuah pertanyaan terlintas dipikirannya, mengapa pedang api ini dimiliki oleh ayahnya? Padahal ayahnya sama sekali tidak memiliki elemental api.
Penasaran, Theon bertanya kepada empat bawahannya, “Pedang apa ini?”
“Tuan, itu adalah Fire Sword.” Jawab Kiba secara langsung di dalam diri Theon.
Theon mengerutkan dahinya setelah mengetahui nama pedang ini. Entah kenapa, nama tersebut begitu femillier, bahkan dia pernah mendengarkannya.
Kemudian, Azure menceritakan bahwa ada dua buah pedang yang menjadi sebuah legenda di alam elementalist manusia. Yaitu Ice Sword dan Fire Sword. Zeno atau ayah Theon adalah pengguna Ice Sword yang pernah digunakan untuk membunuh pengguna Fire Sword di alam elementalist manusia.
Hanya saja, saat pertarungan besar di alam dewa, Ice Sword yang dipegang Zeno hancur karena pukulan telak oleh senjata milik musuh yang begitu kuat. Untung saja pada akhirnya ayah Theon bisa memenangkan pertarungan besar tersebut.
Karena hancurnya Ice Sword, ayah Theon kembali ke alam elementalist manusia untuk mencari Fire Sword yang berada di kekaisaran yang telah hancur, karena kaisar itu sendiri telah dibunuh oleh Zeno. Lebih tepatnya, sang kaisar itulah yang merupakan pengguna Fire Sword.
Zeno memiliki sebab mengapa dia mengambil Fire Sord dan menyimpannya meskipun dia tidak memiliki elemental api. Dikarenakan Ice Sword hancur, maka akan sulit untuk menandingi kekuatan Fire Sword, dan Zeno tidak mau ada seseorang yang menyalahgunakan pedang tersebut untuk bertindak kejahatan di alam elementalist manusia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 218 Episodes
Comments
atek tjoen
mantap
2024-07-11
0
Novriyanto Diaz Angga
makin penasaran thor...lanjut
2022-08-25
2
Tjhia Sukling
lanjut semengat keluaraga manggatoom sabar wkwkw
2022-08-03
0