Theon melihat secara langsung sambil mengerutkan dahinya ketika dia memperhatikan sosok yang bernama Leon itu membawa bola air di tangan kirinya. Hal itu membuktikan bahwa Leon juga memiliki kemampuan elemental.
Meskipun begitu, Theon hanya tersenyum, tampaknya ini akan menjadi seru apabila harus berhadapan dengan seorang elementalist pula. Apalagi elementalnya katanya lebih unggul dibandingkan dengan elemen api.
Mungkin itu berlaku di dunia elementalist manusia, sedangkan di alam dewa, elemental tidak ada yang lebih unggul daripada yang lain. Elemental hanyalah unsur alam yang digerakkan, jadi keunggulan tergantung pada sang penggunanya masing-masing. Tak menutup kemungkinan bahwa elementalist api bisa menang melawan elementalist air.
Itulah mengapa Theon tersenyum, sambil menunjukkan elemen api di tangannya yang bertambah besar hingga mempengaruhi suhu di lantai tiga gedung terbengkalai ini. “Kalian menyebut ini sihir?” Theon mengerutkan dahinya sambil membatin tanpa dia ucapkan langsung kepada sosok yang bernama Leon serta bawahannya. “Ini merupakan hal yang biasa di alam dewa, sehingga sudah tak lagi disebut sebagai sihir. Sihir di alam dewa merupakan kekuatan supranatural non elemental seperti asap kegelapan yang membuat orang menjadi batu.”
“Apalagi kalau bukan sihir? Ini adalah kekuatan supranatural yang hanya bisa dimiliki tidak sembarang orang. Seharusnya kau tahu itu!” Leon berlari ke arah Theon sambil mengayunkan tangannya, sehingga sebuah aliran air keluar menyerang Theon dari jarak yang begitu jauh.
“Ini adalah elemental yang didasari oleh energi alami tubuh yang disebut orka.” Theon melompat ke belakang sambil melemparkan tangannya ke depan, sehingga semburan api muncul dari tangannya menyerang aliran air milik Theon.
“Air: Naga Air!” Teriak Leon berterus terang mengucapkan nama kekuatannya. Berharap itu memberikan sebuah ancaman yang membuat Theon mungkin ketakutan.
Nyatanya? Theon tersenyum senang dengan mata yang cukup sinis, sembari memainkan elemen api dari tangan kanan dan kirinya, dia melawan semua serangan elemen air milik Leon yang tampak begitu lemah. Apalagi Leon mengeluarkan naga air yang terlihat bergerak sangat lambat yang membuat Theon ingin untuk tertawa.
“Mengucapkan nama jurus? Aku sudah tidak tertarik seperti itu. Karena pada dasarnya aku adalah putra sang penguasa, pilar api Fore juga telah memberkatiku untuk menguasai elemen api yang membuat diriku bisa menggunakan semua teknik elemen api.” Theon mengeluarkan pukulan api dari tangannya, memukul kepala naga air dengan cukup keras yang tampaknya tidak memiliki dampak apa-apa bagi Theon.
Tampaknya, saat Theon berfokus kepada naga air, Leon sudah ada di sampingnya sambil mengeluarkan sebuah pusaran air dari tangan kirinya. Theon yang menyadari itu, dia langsung merubah naga air menjadi naga api, dan menariknya ke arah Theon sambil berteriak, “Aku kembalikan nagamu yang lemah menjadi sangat kuat!”
Naga api itu mengeluarkan aura panas yang cukup besar yang membuat Leon terlempar. Bersamaan dengan itu, naga api tersebut melesat ke arah Leon seolah mengejar dia yang terlempar.
Sayangnya, sebuah semburan hawa dingin memadamkan naga api itu, membuat Leon selamat dan kembali berdiri sambil mengeluarkan aliran air lagi di kedua tangannya.
Hal itu cukup membuat Theon mengerutkan dahinya, dirinya juga memperhatikan belasan anggota geng yang melawannya mengeluarkan sebuah tabung berwarna merah dengan selang pendek di luarnya. Theon mundur sejenak untuk menjaga jarak, menurut ingatan Theon Alzma, jika tidak salah benda itu merupakan alat yang digunakan untuk memadamkan api.
“Tamatlah riwayatmu Theon Alzma!” kata Leon mengangkat ujung bibirnya sambil bergerak lagi ke arah Theon.
Theon bersikap santai sambil mengeluarkan kobaran api miliknya untuk menahan Leon. Sayangnya, sebuah hembusan dingin memadamkan api milik Theon dengan orang yang membawa alat yang bernama fire extinguisher sudah ada di sampingnya, diikuti oleh belasan orang lainnya yang membawa alat yang sama.
Melihat serangan semburan air dari hadapannya, Theon langsung bergerak ke samping. Sayangnya semburan dari alat pemadam membuat pandangan Theon menjadi kabur, sehingga dirinya tidak bisa untuk fokus. Hal tersebut membuat dirinya terkena semburan dari Leon yang mana dia sambil melancarkan pukulan ke arah Theon yang tidak fokus.
Untungnya, Theon mengeluarkan sebuah kobaran api yang cukup besar setelah alat pemadam itu disemprotkan. Sehingga semburan air milik Leon bisa ditahan dengan begitu mudah. Sedangkan pukulan dari Leon, Theon langsung mengeluarkan pukulan berapi lagi dari tangannya untuk mengimbangi pukulan biasa Theon.
Alat pemadam kembali di semprotkan, membuat tangan Theon yang sebelumnya berapi, kini kembali padam. Salah satu orang yang membawa alat pemadam juga bergerak ke arah Theon sambil memukulkan alatnya ke arah Theon.
Theon tersenyum pahit saat pukulannya ditahan dengan mudah oleh Leon, kemudian saat dirinya menyadari akan ada sebuah serangan mematikan yaitu benturan benda keras. Theon langsung menggertakkan giginya sambil mengeluarkan elemen api dari tangan kirinya, setidaknya untuk menahan pukulan dari sampingnya.
Lagi-lagi asap dingin keluar memadamkan tangan Theon. Theon sudah tidak bisa berkutik lagi. Tangannya tidak sanggup untuk menahan orang yang memukulnya yang membuat dirinya terlempar ke samping dengan benturan alat pemadam yang cukup keras.
“Bagaimana nak? Jangan merasa dirimu cukup kuat. Elemen api adalah unsur paling lemah.” Kata Leon meraih alat pemadam dari bawahannya sambil menyemprotkannya ke arah Theon.
Theon mencoba berdiri sambil menyentuh kepalanya yang tampaknya begitu pusing, namun dia tidak ingin terlihat lemah, apalagi pusing seperti itu hanyalah masalah sepele baginya. “Aku pikir aku harus membatasi kekuatan elemenku tidak lebih dari satu persen, ternyata itu salah. Baiklah, aku akan berhenti bermain-main.” Theon berdiri sambil memasang kuda-kuda. Tidak hanya itu saja, kedua tangannya juga mengeluarkan api yang cukup besar seolah terbakar.
Leon yang melihat itu, dia langsung tersenyum sambil menyemprotkan alat pemadamnya ke arah Theon.
Alih-alih padam, api di tangan Theon semakin membesar, apalagi Theon juga bergerak dengan cepat ke arah Leon dalam sekejap mata, yang membuat Leon sendiri terkejut sambil memukulkan alat pemadam ke arah Theon.
Theon yang melihat itu, dia memukul alat pemadam dengan cukup keras, meraih tangan Leon dan kemudian langsung memukul perutnya hingga baju yang dia kenakan terbakar bersama dengan Leon yang terlempar begitu jauh.
Anggota geng Naga Biru yang melihat itu, dia langsung menyemprotkan alat pemadam ke arah Theon. Namun, Theon terlalu bergerak cepat dengan tangannya yang terbakar, sehingga mereka sama sekali tidak bisa memadamkan tangan Theon yang terbakar karena pergerakan yang terlalu cepat.
Theon yang tidak ingin lama-lama, dia memukul lantai dengan cukup keras, hingga membuat kobaran api muncul dan membesar secara tiba-tiba. Yang mana itu mengakibatkan semua orang langsung terlempar karena tekanan api yang tiba-tiba menyebar begitu saja.
Belum cukup puas, Theon menyemburkan kobaran api dari kedua tangannya, yang mengakibatkan bahwa gedung di lantai ketiga ini benar-benar terbakar. Api yang membesar membuat para anggota geng Naga Biru memilih untuk menghentikan api yang ada di lantai karena mereka tidak ingin dilahap api.
Leon merasa geram, dia mengeluarkan aliran air dari tangannya untuk memadampak api yang tersulut di sekitar. Namun, karena dia melihat Theon terus mengeluarkan kobaran api yang cukup brutal, maka apa yang di lakukan Leon adalah bergerak untuk menyerang Theon yang menjadi sumber api terlebih dahulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 218 Episodes
Comments
atek tjoen
top
2024-07-11
0
Tutup Botol
pasukan DAMKAR yaa
2023-11-03
3
kang Deden
kalah sama pemadam air wkwkwkwk
2022-10-14
0