Theon terdiam, dia sudah tidak heran lagi bahwa penyebab Theon Alzma dirundungkan juga karena masalah ekonomi, itulah mengapa masalah pengobatan dirinya juga menjadi tanggungan negara, berbeda dengan teman sekelasnya yang bisa keluar masuk ke dalam ruangan VIP dengan biaya mereka sendiri.
Selain itu, apa yang dia pikirkan dalam ingatan Theon Alzma, seharusnya sosok wanita yang ada di bangku kanannya menghampiri Theon dan memberikan bekal makan miliknya pribadi. Secara, wanita berambut pirang nan cantik itu benar-benar menyukai Theon meskipun sikap Theon berbeda dari yang lainnya. Dan yang menjadi pertanyaan, kenapa hari ini tidak?
Theon mulai berpikir positif, mungkin karena dirinya baru masuk, sehingga wanita tersebut tidak membuat bekal untuk Theon. Meskipun begitu, dalam ingatan Theon Alzma, wanita itu setidaknya menghampirinya dan meminta maaf. “Akhh, biarkan saja, aku juga tidak peduli ”
Yang ada, Rena atau sosok yang menyukai Theon sebelumnya, tatapannya bahkan tampak seperti linglung dan kebingungan. Dan dia kerap kali mencuri pandangan ke arah Theon dengan wajah yang tampak seperti memikirkan sesuatu.
Sedangkan Ali, atau teman sebangku Theon, dalam ingatan Alzma, Ali berteman dengan Theon apa adanya, tidak peduli Theon bersikap bagaimana, Ali selalu membantunya. Apalagi ketika Rolland selalu memintai uang sakunya, Ali lah yang sering mentraktir Theon tanpa mengungkit kembali. Dia bahkan tidak peduli apabila teman sekelasnya mengejeknya karena berteman dengan orang seperti Theon.
“Theon!”
“Theon!”
Semenjak tadi, Rolland dan sekumpulannya memanggil Theon dengan cukup keras, hanya saja Theon bersikap cuek seakan tidak menghiraukan panggilan Rolland. Tentu saja, itu membuat Rolland mudah sekali tersulut emosinya karena menganggap bahwa Theon menghinanya, apalagi statusnya sebagai tuan muda dari jajaran keluarga terkaya di kota ini, seharusnya tidak ada yang boleh untuk mengabaikan panggilan Rolland seperti itu.
Kini Rolland berjalan secara kasar ke arah Theon, membuat seisi kelas bersorak dan menganggap bahwa Theon akan tamat. Mereka tahu bahwa Theon sama sekali tidak memiliki keberanian untuk melawan, apalagi kepada Rolland yang memiliki status tinggi.
Suara gebrakan meja terdengar cukup keras, membuat Theon tersadar dari galian ingatan milik Theon Alzma. Takut atau mungkin terkejut dia sama sekali tidak memiliki hal itu, Theon memalingkan wajahnya dan hanya tersenyum sinis ke arah Rena yang tampaknya sedikit panik, karena dalam ingatannya, ketika Rolland seperti itu, Rena lah yang pertama kali mencoba untuk melawan Rolland. Hanya saja, Rolland lebih menyukai Rena hingga dia sendiri tidak melawannya.
Tapi entah kenapa, Rena kali ini tampak berbeda, kepanikannya hanya sedikit yang membuat Theon mengangkat alisnya, tapi, apakah dia peduli? Tentu saja tidak, karena bayangan ingatannya terganggu oleh ocehan Rolland yang terus membawa atau lebih tepatnya menghina masalah ekonomi Theon, atau bahkan keluarga Theon yang tidak lengkap.
“Apa kau mendengarku!” Teriak Rolland dengan cukup keras sambil memukulkan tangannya ke arah Theon.
Theon memandang Rolland, jika itu Theon Alzma, maka seharusnya dia cukup diam sambil merasakan pukulan Rolland. Tetapi, kali ini yang menempati Theon Alzma bukan Alzma sendiri, melainkan Fang Theon, putra dewa tertinggi. Sehingga, dia berdiri sambil menangkis pukulan Rolland.
“Aku berpikir, kenapa aku tidak melakukan seperti ini semenjak dulu? Bukankah pukulanmu ini terlihat lemah?” Tanya Theon sambil mengangkat ujung bibirnya.
Semua teman sekelasnya benar-benar terkejut, bahkan Ali sekalipun yang membuka mulutnya saat tahu bahwa Theon tiba-tiba berani kepada Rolland. Apalagi selama ini teman sekelasnya tidak ada yang berani kepada Rolland, bahkan satu sekolahan sekalipun termasuk para guru, karena dia tahu bahwa Rolland memiliki sosok kuat di belakangnya yang mungkin bisa merusak sekolah ini.
“Kau, beraninya kau!” Teriak teman Rolland sambil menarik kursi miliknya dan berlari ke arah Theon. Lebih tepatnya dia ingin memukul Theon secara langsung.
Theon keluar dari bangkunya, dia langsung mendorong kakinya ke arah perut siswa yang hendak memukulnya. Sehingga, sebelum siswa itu memukul kepala Theon, kaki Theon sudah mengenai perutnya hingga siswa tersebut terdorong ke belakang. Reflesk, Theon langsung menarik kursi yang dia pegang, berbalik badan dan memukulkan kepada siswa yang hendak menyerang Theon.
Tampaknya, pukulan tersebut mengenai Rolland yang berdiri di samping temannya yang hendak menyerang Theon, mengakibatkan sebuah darah keluar dari kepala Rolland yang membuat sebuah kegaduhan di kelas ini. Bahkan Ali langsung meloncat dari kursinya dan memilih untuk pergi.
Tak peduli, Theon langsung melemparkan kursi tersebut ke teman Rolland yang lainnya. Mengakibatkan kengerian Theon membuat teman sekelasnya yang bersorak kini hanya terdiam dan membisu seribu bahasa. Kemudian, dengan tangan kosong, Theon langsung memukul kepala Rolland yang berdarah, membuat Rolland sendiri berteriak kesakitan sambil memegang kepalanya.
“Theon, apa yang kau lakukan! Kau dalam masalah besar!” Teriak teman Roland sambil menolong Rolland yang mengalami pendarahan.
“Theon, kau ....” Semua teman sekelas Theon tidak ada yang bisa berbicara lagi, bagaimana tidak, Theon sudah memukul tuan muda Rolland dari keluarga Jark yang merupakan sebuah masalah besar. Tidak sedikit dari mereka yang membuka smartpohone mereka dan merekam semua kejadian itu. Bahkan, mereka langsung mengunggah di sosial media dan memberitahukan kepada media masa bahwa tuan muda Rolland mengalami sebuah pemukulan oleh teman sekelasnya.
“Akan ku pastikan, bahwa kau tidak akan bisa pulang dengan selamat hari ini Theon. Memukulku adalah sebuah kesalahan yang begitu besar!” Tegas Rolland sambil menarik napas karena emosi.
Theon kembali duduk dan tidak memperdulikannya, lagipula dia merasakan bahwa guru kelas akan datang dan masalah akan reda. Tunggu sebentar, tidak, Theon bisa mengingatnya dengan jelas justru dia akan mengalami masalah yang besar, karena guru di sini tidak begitu adil karena hanya berpihak kepada Theon.
Bahkan, ketika Theon protes karena tindakan teman sekelasnya yang merundungnya, para guru sama sekali tidak peduli. Bahkan berulang kali Theon keluar masuk dari rumah sakit akibat ulah Rolland, dan yang ada, guru tersebut seolah acuh tak acuh dan tidak menghiraukan apa yang Theon katakan.
Itu terjadi karena donatur tebesar sekolah ini adalah keluarga Jark, jika mereka sama sekali tidak pro kepada Rolland, maka sekolah ini akan mengalami masalah besar. Bahkan kemungkinan terburuknya, bulldozer akan turun dan menghancurkan semua sisi sekolah ini.
Pernah ada sebuah kasus, yang mana seorang guru menghukum Rolland dengan hukuman ringan, tapi apa yang terjadi? Tak ada kabar lagi untuk guru tersebut, ada yang menyebutkan mayatnya tergeletak di tempat pembuangan akhir dekat sekolahan ini. Sehingga hal tersebut membuat semua guru tidak ada yang berani macam-macam kepada Rolland Jark.
“Theon, dengarkan aku!” teriak Rolland dengan marah sambil memukul meja dengan cukup keras. Selain itu, darah di kepalanya juga sedikit membuat rambutnya menjadi merah, karena tampaknya darah itu tidak keluar terlalu banyak, hingga Rolland masih sangup untuk membentak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 218 Episodes
Comments
atek tjoen
yes
2024-07-11
0
glanter
Roland jarjid....satu dua tiga kepalamu bocor....
2023-11-17
1
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
Lanjut Up Thor ✍️✍️💪💪💪
2022-08-31
2