14

Kali ini Arra menujukan kemahirannya dalam membuat dan merias Mading untuk sekolah, di bantu dengan beberapa anggota Osis lain yang kali ini ikut mengerjakan Mading bersamanya. Arra senang, bahkan sangat senang, saat beberapa teman dalam organisasi menawarkan diri untuk membantunya, yang dengan cepat di setujui oleh Ketua Mading tersebut. Walau kali ini Shendy tidak ikut membantu karena harus mengurus tugas cowok itu sebagai ketua Osis, tapi toh Arra sudah mendapat bantuan, jadi pekerjaan berat menurutnya itu dapat dia lakukan dengan mudah.

“ Ra, ini taruh dimana?” tanya cewek dengan rambut yang kuncir satu itu, Aurel Sie. Humas yang kali ini ikut membantu.

“Ouh itu taruh di atasnya Rel.” Tunjuk Arra pada ujung sisi Mading bagian atas.

“Ouh oke”

“Ra, kayanya ini harus di kasih spidol warna deh, biar lebih bagus!” Saran salah satu anggota Osis yang bernama Gita.

“Iya, ya. Tapi dimana spidolnya?” Arra berfikir, mengingat dimana, dia terakhir kali menaruh Spidol warna miliknya.

“Kayaknya ada di Ruang Ketos deh, kan biasanya lo naruh alat-alat di sana?” Aurel ikut mengingat.

“ Iyh kali ya. Emm bentar yah, aku cari sepidol warna dulu.” Arra berlalu setelah mendapat anggukan dari teman-temannya yang berjumlah 6 orang yang semuanya berjenis kelamin sama, perempuan.

Arra memasuki ruangan yang diperuntukan khusus untuk Ketua Osis, tempat dimana dia biasa menyimpan barang-barang yang di perlukan untuk membuat Mading, tempat yang seharusnya hanya boleh dimasuki oleh Ketua Osis dan Wakilnya saja. Namun bukan Arra namanya jika tidak bisa melanggar, lagi pula ruangan itu milik Shendy dan Shendy juga yang telah membebaskannya untuk keluar masuk ruangan itu, kapanpun Arra mau.

“Duhh dimana sih tuh spidol?” kesal Arra yang tak menemukan keberadaaan Spidol warna miliknya. Yang entah berada di sudut bagian mana.

Lelah mencari spidol yang tak tau ada dimana, Arra memutuskan kembali ke depan Ruang Osis tempat dimana dia dan beberapa anggota osis lain mengerjakan Mading tadi. Arra mengernyit saat mendapati semua teman Osis-nya sudah tidak ada di tempat. Menyiksakan satu orang, yang tidak lain dan tak bukan adalah Sang Ketua Osis yang tengah duduk di depan Ruang Osis dengan kaki yang di luruskan kedepan terlihat santai. Bahkan Mading yang sedang Arra kerjakan pun sudah tidak ada di tempat.

“Semua udah pulang.” Ketua osis itu berucap seakan tau kalau Arra mencari teman- temannya yang lain.

“Madingnya juga udah di pasang.” Lagi Ketua Osis itu kembali berkata, seakan bisa membaca situasi dan apa yang Arra pikirkan.

Arra memandang punggung Ketua Osis itu sedikit kesal. Karena lagi-lagi dia harus melewatkan kesempatan untuk memasang Mading pada tempatnya yang selama ini tak pernah dia lakukan, apa lagi alasannya kalo bukan Shendy yang selalu membantunya itu yang selalu melarangnya, karena alasan berat, Arra cewek lah, nanti Arra cape lah. Dan lain sebagainya.

“Duduk sini Ra!” Perintah Ketua Osis itu terdengar santai namun tak terbantahkan membuat Arra yang sempat ingin menolak mengurungkan niatnya dan duduk sesuai perintah Sang Ketua Osis.

“Semua yang Arra mau dan apa yang Arra minta dari Shendy, Shendy udah turutin, bahkan bersikap biasa sama Reno.” Ucap Shendy. Arra mengangguk dengan sedikit tertunduk.

“Kalo sekarang Shendy minta sesuatu sama Arra bisa?”.

“Hmm”

“ Kalo nanti Shendy punya kesempatan buat ngeluapin amarah Shendy yang Shendy tahan beberapa hari ini, Arra harus janji gak bakal nyegah dan biarin Shendy ngeluapinnya semua Shendy.”

“ Bisa?” Arra menatap fokus pada Shendy, sebelum akhirnya mengangguk mengiyakan apa yang sahabatnya itu minta darinya.

“Tapi Arra gak janji gak bakal nyegah temen-temen Shendy atau orang lain buat nyegah atau ngeberhentiin Shendy yah?“ Shendy mengangguk mengiyakan.

Shendy terdiam, Arra juga melakukan hal yang sama. Arra tau kenapa Shendy meminta hal seperti itu padanya, apa lagi memang alasannya kalau bukan karena kejadian beberapa hari lalu di rumah Shendy yang membuat Arra meminta dan memohon pada Shendy untuk bersikap biasa pada Reno dan menganggap semua kejadian waktu itu tidak pernah terjadi.

Shendy dan amarahnya, memang siapa lagi yang bisa meredam kalau bukan Arra? bahkan kedua orang tua cowok itu pun tidak bisa melakukannya. Hanya Arra dan cuma Arra yang bisa melakukannya.

Shendy menghembuskan nafas lelah, menyandarkan kepalanya ke bahu kiri Arra yang di biarkan begitu saja oleh sang empunya bahu. Mata Shendy terpejam bersaman dengan angin yang berhembus lembut menerpa wajahnya seiring senja yang perlahan memudar.

Arra sebenarnya sedikit takut, namun dia harus selalu positif thingking Shendy tidak akan bertindak gegabah apalagi sampai orang-orang di sekitarnya terluka. Shendy tidak akan melakukan itu.

Angin sore yang bertiup lembut menciptakan suasana yang nyaman, membuat Arra tak kuasa menahan rasa kantuk yang perlahan menyergapnya. Dengan mata yang mulai memberat, Arra ikut menyandarkan kepalanya ke kepala Shendy yang tertidur di bahunya dan hanya dalam beberapa detik Arra sudah ikut tertidur. Membiarkan waktu senja berlalu dengan semestinya, bersamaan dengan sang angin yang melintas sambil berbisik membuat dedaunan bergoyang seirama.

-

Osis sedang sibuk-sibuknya minggu ini, karena pihak sekolah akan mengadakan perlombaan untuk Eskul Paskibra salah satu Eskul kebanggan di sekolah. Oleh karenanya Osis selaku organisasi tertinggi di sekolah ikut diminta untuk berpartisipasi membantu Kepanitiaan dan mengurus agar acara berjalan dengan lancar tanpa adanya kendala apapun.

Osis benar-benar sibuk. Bukan cuma anggotanya tapi kali ini ketuanya pun ikut ambil alih, mengerjakan semua yang harus di kerjakan. Mulai dari ikut membuat membuat susunan tampil para peserta, data pendanan, bazar yang ada di lingkungan sekolah, pembagian tugas panitia, dan semuanya bahkan Shendy yang sudah sibuk setiap hari-nya itu masih dengan suka rela membantu anak paskibra menyusun keperluan dibagian lapangan.

Yah, seperti sekarang Shendy bergerak dengan lihai memindahkan meja dan kursi yang akan di gunakan untuk Juri Perlombaan dan juga tempat piala bagi para pemenang lomba. Arra yang melihat hal itu hanya tersenyum, memandang sahabatnya yang mengelap keringat dengan sangat cool membuat Para Anggota Eskul Paskibra berjenis kelamin perempuan yang ikut jadi Kepanitiaan memekik heboh, melihat betapa kuatnya Shendy Sambara yang mengangkat meja dalam jumlah banyak dalam waktu yang singkat.

Selesai...

Shendy mendudukan dirinya tepat di samping Arra yang semula duduk sendirian. Arra yang pengertian pun dengan segera merogoh saku rok-nya dan mengambil sapu tangan sebelum menyerahkanya pada Shendy yang di balas dengan tatapan manja dari cowok itu.

“Lap-in” Pinta Shendy manja.

Arra hanya tersenyum, dan tanpa penolakkan mengulurkan tangan untuk mengelap keringat yang ada di wajah Shendy. Membuat berbagai pasang mata yang melihat mereka kembali memekik heboh, ada yang tak rela, ada juga yang memandang iri sambil berseru ‘So sweettt’. Sedang yang dipandang hanya menganggap semua itu angin lalu.

Tak perduli.

Itu dia Shendy Sambara, cowok yang di kenal galak, seram, cuek, namun mempesona itu adalah cowok yang sangat manja bila merasa lelah. Dibalik semua sikapnya yang dia tampilkan pada dunia, dia adalah cowok yang penuh kasih juga pengertian dan jangan lupakan sikap manjanya. Dan Arra sebagai sahabatnya, seringkali menjadi tumpuan cowok itu bersandar selain pada sang Mamah dan menjadi tempat yang sangat pas menurut Shendy untuk bermanja-manja.

Shendy menidurkan dirinya dengan kepala yang berada di atas paha Arra, memejamkan mata menikmati elusan tangan mungil Arra di rambutnya, sekali lagi mereka tak merasa terganggu dengan teriakkan para pembucin Shendy yang heboh sendiri melihat kelakuan manja Shendy pada Arra yang mereka bilang so sweet itu.

Shendy bangkit dari posisi berbaring manja ketika mendengar namanya di panggil seseorang. Cowok itu menoleh dan menatap seseorang yang tadi memanggil namanya dari arah belakang.

“Ouh Reikka. Ada apa Ka?”

Shendy menatap seseorang yang bernama Reikka itu. Cewek yang berdiri dengan senyum manis malu-malunya dan tangan memegang sesuatu yang cewek itu sembunyikan di balik pungung. Arra hanya memperhatikan, enggan untuk ikut menyapa.

“Gak ada apa-apa. Cuma ini buat kamu Shend.” Menyodorkan satu botol air mineral yang tanpa babibu diterima begitu saja oleh Shendy.

Membuat Arra yang berada di samping cowok itu sedikit heran. Ya heran, karena tumben Shendy menerima pemberian seseorang tanpa bertanya dulu apa alasan orang itu memberinya sesuatu. Apa mungkin cewek bernama Reikka itu sepesial? Arra menggelengkan kepala saat pikiran aneh menyerang otaknya, kembali memperhatikan interaksi antara Shendy dan cewek bernama Reikka yang masih memasang senyum malu-malu yang kentara diwajah cewek dengan baju biru muda berlengan panjang itu.

“ Thanks yah.” Shendy tersenyum. Cewek itu pergi tepat setelah mengucapkan ‘Iya’ dan pamit undur diri.

Shendy membuka botol air mineral yang tadi Reikka berikan kepadanya dan menyodorkannya ke Arra untuk di minum sang sahabat. Arra sempat menolak, namun akhirnya meminumnya karena Shendy yang terus memaksanya untuk minum.

“Loh kok di tutup? Shendy gak haus emang?” tanya Arra saat melihat Shendy yang menutup kembali botol air mineral setelah Arra meminumnya.

“Nanti aja, dari botol minum yang Arra bawa.” Shendy tersenyum, dan kembali menidurkan kepalanya pada paha Arra.

“Shend...” Arra memanggil dengan tangan yang tak berhenti untuk mengusap kepala Shendy lembut.

“Hmm” Shendy masih memejamkan matanya, menikmati setiap usapan lembut Arra dengan angin yang berdesir ikut membelai mencipta kantuk.

“Arra boleh gak sih ngerasa aneh sama sikap Shendy?” Shendy membuka matanya sepontan, mengernyit merasa aneh dengan pertanyaan Arra-nya.

“Aneh? Emang ada yang aneh dari sikap Shendy Ra?” Shendy mesih dalam posisi semula, enggan beranjak karena sudah terlalu nyaman.

“Engga semuanya sih. Arra cuma ngerasa sikap Shendy ke Reikka itu beda.” Arra menunduk, menatap tepat kearah dua kelereng coklat gelap milik Shendy, yang hampir menyerupai warna hitam itu.

“Beda?” Arra mengangguk pelan.

“ Beda gimana Ra? Perasaan biasa aja, dan gak ada yang beda!” Shendy bertanya, kali ini dengan tangan yang mengusap rambut Arra dari posisinya berbaring.

“Yah barusan. Shendy biasanya gak pernah nerima pemberian orang kalo belum tau alasannya. Tapi tadi, bahkan Shendy nerima Air mineral dari Reikka tanpa Shendy tanya dulu alasanya apa. Kan aneh?”

“Ouhh itu. Arra... Arra ckk. Jadi itu yang buat Arra ngerasa sikap Shendy aneh?” Arra mengangguk.

“Ra, Shendy tuh lagi cape, males buat tanya-tanya. Lagian Shendy gak bakal minum dari yang Reikka kasih kalo Arra gak minum duluan. Terus Shendy juga tau kalo Arra lagi haus tapi males buat ambil minum di Ruang Osis-kan?” Arra mengangguk dengan senyum manisnya.

“Iya. Hehhe kok tau sih?”

“Ra... Ra. Shendy tuh udah sahabatan sama Arra sejak bayi bahkan sejak dalam kandungan. Jadi Shendy paham semua sifat dan sikap Arra. Udah ahh jangan ngambek!”

“Siapa juga yang ngambek?” Arra mengelak, mencabik bibirnya kearah samping.

“Yahh Arra lah, tuh mukannya di tekuk gitu. Kaya orang ngambek dan gak suka Shendy deket sama Reikka.”

“Enggak Shendy... Arra gak ngambek! Kalo Shendy mau deket sama Reikka juga terserah, itu-kan hak-nya Shendy.” Arra menatap tanpa ekspresi.

“Enggak Ra. Shendy juga gak mau. Shendy cuma mau deket sama Arra, kemana-mana sama Arra, dan selalu sama Arra. Udah ahh jangan ngambek gitu. Orang Shendy lagi dalam mood manja sama Arra. Masa Arra ikutan juga. Gantian dongg....” Shendy berujar manja. Arra terkikik geli.

“Shendy geli-in. Udah sini-sini. Hari ini Arra gak bakal manja. Biar Shendy aja yang manja. Dasar Ketos manjaaa!” Arra kembali mengusap rambut Shendy seperti sebelumnya, dengan cowok yang meletakan kepala diatas pahanya itu yang terkikik rendah.

“Nahh gitu dong. Heheh “ Shendy kembali memejamkan matanya, menikmati usapan lembut Arra seperti sebelumnya.

-*-

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!