Kini lapangan basket sudah ramai dengan sorak-sorai para cewek yang mengaku ‘Bucinya Shendy’ di pinggir lapangan untuk menyemangati bucinnya mereka yang asik dalam mendriblling bola sambil berlari kesana-sini. Bukan hanya karena para pembucin Shendy yang terdengar heboh, tapi semua anak yang memekik tertawa membahana saat melihat satu orang yang mereka kenal teman dekat Shendy sedang berdiri di sisi lapangan yang cukup sepi mengenakan baju Cheerliders dan menyerukan gerakan-gerakan bertujuan menyemangati Shendy dan teman-temannya yang lain dalam berlatih.
Sebenarnya ini hanya waktu senggang pelajaran olahraga yang Shendy dkk pergunakan untuk melatih keterampilan mereka dalam bermain jenis bola besar itu, yang tentunya tak akan menandingi kemampuan Shendy dalam olahraga tersebut. Yah bisa di bilang Shendy adalah salah satu siswa yang mengusai permainan basket dengan sangat mahir dan memukau. Membuat semua mata enggan berpaling saat Shendy mulai mendribll-ing bolanya.
“ S. H. E. N. D. Y... S. E. M.A.N.G.A.T. GO SHENDY GO SHENDY GO!!” Teriak Regal menyemangati tak lupa dengan gerakan-gerakan percis anak Cheerliders kebanyakan.
Cowok dengan baju warna pink dan pom-pom ala anak Cheerliders itu terus berteriak. Tanpa memperdulikan tatapan aneh dan gelak tawa setiap anak yang melihat tingkahnya. Entah kemana perginya rasa menyesal cowok itu tadi, dia nampak tak perduli dengan sekitarnya dan terus berteriak seakan itu adalah dirinya. Mungkin menurutnya dari pada basah sedikit, lebih baik mandi sekalian. Toh dari pada dia ogah-ogahan yang timbulnya akan membuatnya semakin malu mending sekalian saja dia bertingkah konyol layaknya orang gila kan? Yah benar begitu.
“ SHENDY Hoooooohhh”
“IKAN HIU DI TIMUR TENGGARA...
I LOVE YOU SHENDY SAMBARA!!!”
Regal berteriak kesenangan, berjingkrak heboh layaknya cewek kebanyakan saat Shendy melempar kissbay setelah mencetak angka padanya, membuat semua orang yang melihat interaksi mereka tergelak tanpa henti. Tak ada bedanya dengan Arra yang duduk di bangku pinggir lapangan yang menyaksikan hal tadi. Cewek itu bahkan sampai harus memegang perutnya yang mendadak sakit akibat tertawa melihat Shendy dan Regal yang seperti sepasang kekasih.
Shendy tersenyum lebar saat melihat Arra yang tertawa dengan lepas, dia bahagia amat sangat bahagia, hanya dengan melihat Arra yang tertawa lepas dengan tingkah konyolnya dan Regal pastinya. Ahh mungkin Shendy harus memberi hadiah untuk Regal. Karena tanpa bantuan temannya itu, dia tidak akan melihat tawa lepas Arra yang beberapa hari ini sulit dia lihat.
-*-
Regal memekik senang saat Shendy menyerahkan kotak Hp keluaran terbaru dengan harga yang fantastis kepadanya.
“Ahhhh Shendy makasihhhh, uluhhh makin sayang dehh gwe sama lo!” Shendy melepaskan pelukan Regal dengan kasar.
“Jijikkk.” Ucapnya sinis. Regal tak ambil pusing. Cowok itu justru memeluk kotak Hp barunya dengan senang.
“Lebayyy” Cipto meledek. Regal menjulurkan lidah tak perduli.
“Halah bilang aja lo iri kan?”
“Gwe iri?” Naga mengangguk
“Gwe? Hahh....” Regal dan Naga saling bertukar pandang
“Gwe iri? Ya iya lah!” Aku cipto dengan menundukan kepala.
Shendy menggelengkan kepala....
Naga tak habis pikir....
Regal tertawa puas....
“Shendy masa cuma Regal yang di kasih Hp mahal. Masa gwe engga sih? Lo mah gitu. Jahat sama gwe.” Cipto mengajukan protes.
“Heh. Anakan curut. Regal wajar di kasih Hp dia kan udah rela jadi badut. Lo mau jadi badut juga?” Shendy tersenyum miring.
“Yah engga Ga. Tapi kan....”
“Healahh udah protesnya. Gwe mau nanya nih!”Regal memotong perkataan Cipto yang masih ingin melayangkan protesannya.
“Nanya apa?” Naga menyahuti.
“Yeh gwe bukan mau nanya sama lo Naga Afraja! Gwe mau nanya sama Shendy nihh.” Naga memutar bola matanya kesal. Shendy menatap Regal.
“Shend, gwe masih gak ngerti kenapa lo ngasih gwe Hp padahal-kan gwe cuma nurutuin syarat biar lo ngampunin gwe?” Shendy menatap Regal serius. Kemudian menampilkan senyum hangatnya.
“Karena lo udah bantu gwe.” Jawab cowok itu santai. Regal menatap tak mengerti.
“Bantu apaan?” itu suara Cipto yang memotong perkataan Regal.
“Karena udah bikin Arra ketawa lepas.” Shendy tersenyum membayangkan-nya.
Ketiganya mengerutkan kening tak mengerti.
“Ouhhh gwe ngerti!” Cipto mengagetkan, membuatnya harus rela terkena lemparan kulit kacang dari ketiga temannya yang merasa terkejut karena ulahnya.
“Anjing lo pada!” Cipto membentak tak terima. Ketiga temannya tak ambil pusing.
“Tapi gwe emang ngerti plus gwe juga tau.” Cipto mengungkapkan.
“Tau apa panjul?” Naga berkata songong, dengan tangan yang melempar kulit kacang kearah Cipto, yang berhasil di tepis dengan cepat oleh cowok berambut sedikit ikal itu.
“Gwe ngerti kenapa Shendy mau buat Arra ketawa lepas. Karena Arra emang beberapa hari ini kaya ada yang di pikirin gitu, banyak ngelamun trus kaya suntuk juga. Gwe liatnya sih gitu ya.” Cipto menjelaskan.
“Emang bener Shend?” Naga kepo.
Shendy mengangguk membenarkan apa yang di ucapkan Cipto tadi.
“Lah kenapa tuh anak? Biasanya kan dia selalu ceria? Ya walau kalo udah sama Shendy manjanyaaa naudzubillah deh!” Regal ikut bertanya. Shendy menatap tidak suka.
“Gwe juga gak tau. Arra belum cerita apa yang buat dia jadi kaya gitu.”
“Kok bisa? Kan lo sama dia sahabatan. Mana deket banget lagi. Gwe kadang suka ragu kalian sahabatan. Tau gak sih, lo sama Arra itu sikapnya bukan kaya sahabat. Lo tau Shend? Kalian tuh udah kaya pacar. Kalian bukan FWB-kan?” Shendy hanya tersenyum miring.
“Mending lo tanyain Arra, Shend. Sapa tau dia butuh lo buat mungkin nyelesain masalahnya. Kalo emang yang buat Arra jadi murung itu masalah yang berat” Naga memberi saran.
Shendy mangangguk. Itu juga yang sedang terlintas dalam benaknya. Dia akan bertanya. Mungkin Shendy dan Arra adalah sahabat sejak kecil, tapi terkadang ada beberapa hal yang jika Shendy tak menanyakan pada Arra, cewek itu tak akan menceritakannya begitu juga dengan dirinya. Oke, sudah Shendy putuskan.
Pulang nanti Shendy akan bertanya....
“Eh ngomong-ngomong ini kita gak masuk lagi apa?” Cipto memecah hening diantara mereka.
“Gak tau.” Regal menggeleng
“ Gwe kadang heran deh sama sekolah ini. Tiap hari ada aja jamkosnya. Padahal-kan kita di sini buat belajar bukan buat abisin duit jajan!” Lanjutnya sok bijak.
“Halah bacott kuprett!! Lo sebenernya suka-kan jam kos kaya gini. Gaya lo ngomong kaya gitu, sok jadi anak pinter lo! Gwe aja yang pinter kalo ada jamkos mah bahagia dunia akherat.” Naga melempar kulit kacang pada Regal dengan kekuataan setengah jiwa.
“Hahah tau aja Bang Naga mah. Hhehe biar di kira bener dikit gitu Bang.” Kilah Regal cengengesan.
“Nyari siapa Shend?” Cipto bertanya saat melihat Shendy yang menoleh kekanan dan kiri seolah mencari seseorang.
“Reno. Kemana tuh anak? Kok gak balik-balik?” Shendy bertanya.
Sejak setelah berganti pakaian tadi mereka memang memutuskan untuk mengisi perut di kantin. Tapi baru saja mereka sampai, teman mereka yang memiliki nama belakang Mandiar itu sudah pamit hendak ke toilet lagi. Katanya ada yang ketinggalan. Tapi sudah berlalu 35 menit Reno tak kunjung datang juga.
“Lah iya yah? Kemana tuh bocah?” Regal teringat. Dia sampai melupakan salah satu temannya saking bahagia karena mendapat hadiah juga mendengar alasan Shendy tadi.
“Boker kali hahahha!!!” Cipto berkata asal. Yang disauti dengan gelak tawa ketiganya secara membahana. Tanpa memperdulikan tatapan para siswa lain yang juga berada di sana.
-*-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments