05

Arra turun dari motor Shendy, yang berhenti tepat di depan gerbang pintu rumahnya.

“Shendy langsung pulang yah.” Arra tertunduk sedih.

“Tenang. Kalo urusan Shendy udah selesai. Shendy bakal kesini kok.” ucap Shendy menjelaskan.

“Janji?” Menunjukan jari kelingkingnya kedepan Shendy yang dibalas dengan tautan jari kelingking Shendy ditangannya.

“Janji.”

“Yah udah Shendy pergi.” Pamit Shendy tak lupa mengelus kepala Arra pelan.

“Ati-ati dirumah.” Shendy melajukan motornya meninggalkan pelataran rumah Arra dengan cewek itu yang masih mengulas senyum.

Arra menghentikan langkahnya tepat di depan pintu rumah saat mendengar seseorang memanggil namanya dari arah belakang. Memutar tubuh Arra mendapati seseorang yang cukup dia kenal berdiri di depan gerbang rumahnya yang masih terbuka.

“Reno?” Arra memastikan.

“Haii, boleh main?” Reno bertanya.

Arra terdiam sejenak, dia agak ragu untuk mengizinkan Reno masuk, apa lagi akibat kejadian satu minggu yang lalu itu, tapi apa salahnya kan? Toh Reno salah satu teman dekat Shendy yang lumayan dekat dengan sahabatnya itu walau... Ahh sudahlah.

“Ouh boleh. Yuk masuk!” Arra mempersilahkan walau ragu. Reno berjalan mangikuti dibelakang.

“Nih, Gwe bawain Es Krim strawbarry kesukaan Lo” serah Reno pada Arra. Saat mereka sudah sampai di ruang tamu.

“Makasih. Lo duduk dulu aja, Gwe mau ganti baju bentar.”

“Ouh iyah, Lo mau minum apa?” tawar Arra. Berusaha sopan, karena bagaimana pun Reno tamunya-kan?

“Apa aja.”

“Oke bentar yah.” Reno mengangguk.

“ Bibi... Bi....” teriak Arra memanggil Art rumahnya.

“Iyah Non?” tanya Bi Sari yang baru datang dengan pakaian Khas Art.

“Bi, ini Reno temen Aku. Tolong bikinin minum sama bawain cemilan yah. Aku mau ganti baju dulu.”

“ Ouh yah, sama ini es krim taruh di freezer biar gak cair. Tolong yah Bi.” pinta Arra pada Bi Sari yang mengangguk kemudian berlalu pergi kebelakang menyiapkan apa yang diminta anak majikanya itu.

“ Ren, Gwe tinggal bentar.” Arra beranjak setelah Reno mengangguk dengan senyuman-nya yang memperlihatkan lesung pipit di kedua pipi cowok itu yang mungkin akan sangat manis menurut cewek lain tak ayal juga pada Arra, tapi itu dulu... Sebelum kejadian itu terjadi. Kejadian yang harusnya Arra lupakan.

-*-

“Arra...”

Teriak Shendy setelah salamnya tak ada jawaban yang berakhir dengan Shendy yang masuk kedalam rumah Arra dengan tenang.

“Loh Reno, Lo ada disini ngapa-“ ucapan Shendy yang tengah menanyai keberadaan Reno terpotong saat seseorang yang berlari dari arah tangga langsung memeluk tubuhnya erat. Seakan lama tak berjumpa.

“Yah ampun Ra, Arra ngagetin Shendy tau” ucap Shendy membalas pelukan dan membiarkan sahabatnya itu memeluknya selama yang dia mau.

“Khemm.”

Reno mengintruksi, membuat keduanya menoleh dan saling melepaskan pelukan. Shendy tersenyum kikuk sedangkan Arra tersenyum kecut. Keduanya berjalan kearah sofa yang bersebrangan dengan sofa yang diduduki Reno, cowok yang semula sedang memainkan Handphone-nya itu kini menatap setiap gerak-gerik Arra dan Shendy yang membuatnya kesal.

Bagaimana tidak kesal, niatnya yang ingin kembali dekat dengan Arra justru hangus saat Shendy yang dia kira tidak akan datang ke rumah Arra dari hasil pengintaiannya justru datang dan sekarang menghancurkan rencananya. Bahkan sekarang dia harus melihat keduanya asik bercanda dengan sesekali saling suap menyuapi tanpa seolah merasa kalau mereka telah mengabaikannya.

“Ouh yah Shend” panggil Reno yang mulai bosan diabaikan.

“Iyh?” Shendy memfokuskan attensi-nya kepada Reno, begitu juga dengan Arra yang duduk di sampingnya.

“Gwe mau nanya sesuatu sama Lo, sama ar-“ Arra mendelik sewot memotong perkataan Reno yang hendak memanggilnya dengan nama ‘Arra’.

“Emm maksud Gwe sama Misya juga.” Shendy melirik Arra sebentar, kemudian menatap Reno lagi.

“ Nanya apa No?”

“Kalian sebenarnya Backstreet yah?” Tanya Reno.

Shendy menatap Arra, begitupun sebaliknya. Mereka berdua saling pandang sejenak, sebelum kemudian tertawa bersama. Membuat Reno bingung dan bertanya-tanya, apa ada yang lucu dari pertanyannya barusan?

“Kita Backstreet?” Reno mengangguk. Shendy dan Arra kembali tertawa. Tawa yang lebih keras dari sebelumnya. Reno kembali mengernyit tidak mengerti.

“Oke Stop Ra. Kasian Reno” ucap Shendy berusaha menghentikan tawanya. Arra juga berusaha melakukan hal yang sama.

“Emang siapa yang bilang No?” Tanya Shendy. Arra kembali tak perduli. Asik dengan kripik singkong dengan rasa balado yang menjadi cemilan favorit-nya yang kini berada dalam genggaman tangan cewek itu.

“Gwe denger dari anak-anak yang lain. Gwe mau masti-in aja apa bener?”

“Enggak kok. Lo-kan tau sendiri Gwe sama Arra emang deket banget dari dulu bahkan dari bayi. Mungkin karena kedekatan kita itu orang-orang ngira kita pacaran atau backstreet. Tapi jujur kita cuma sahabatan. Ya-kan Ra? “ Shendy melirik Arra. Arra mengangguk mengiyakan.

“Tapi kalian keliatan deket banget loh. Kaya bukan sahabatan gitu.” Reno meragu.

Yang sebenarnya sejak dulu dia meragukan akan hal itu. Melihat Shendy yang selalu ada di dekat Arra menjadi alasan yang logis dia meragukan persahabatan mereka. Mungkin bukan hanya dirinya tapi teman-temannya yang lain juga sama. Sama-sama meragukan persabatan Shendy dan Arra.

“Uhsttt Reno Mandiar anaknya Bapak Mandiar. Ketua Seksi Peralatan. Denger yah, Gwe sama Shendy itu cuma sahabatan, Gwe tegasin sekali lagi kita cuma S.A.H.A.B.A.T.A.N . Ngarti lo?” Arra berkata dengan nada rendah namun tegas, dengan tatapanya yang menghunus tajam juga serius tepat ke mata Reno.

“ Jadi kalo Lo denger ini itu dari orang lain. Mending gak usah didenger. Lagian kenapa Gwe deket sama Shendy, karena Gwe lebih percaya dia dari siapapun. DARI SIAPA PUN, begitu juga orang tua Gwe. Dan itu udah cukup buat ngejawab kekepoan Lo itu.”Jelas Arra. Kemudian bangkit dari duduknya.

“Mau kemana Ra?” Shendy bertanya, saat melihat Arra yang bangkit dari sampingnya.

“Mau ambil minum, bentar.”jawabnya sebelum kembali melanjutkan langkahnya.

-*-

“Reno kemana Shend?” Tanya Arra yang kembali dengan dua gelas jus mangga dalam genggamannya.

“Pulang. Katanya ada urusan.” jawab Shendy dan mengambil satu gelas jus mangga dari tangan Arra.

“Bagus deh.” Arra mendudukan dirinya di tempat semula.

“Loh kok bagus?” cowok yang baru saja menyesap sisa jus mangga yang ada di ujung bibirnya itu menatap Arra dengan heran.

“Arra gak suka ada dia. Arra juga gak suka sama Reno. Arra benci Reno” Aku Arra dengan mata yang memutar kesal.

“Kenapa? Karena kejadian seminggu yang lalu atau kejadian 2 tahun yang lalu itu?” Shendy menatap Arra lekat .

“Iya. Semuanya. Terus juga Reno terlalu nunjukin obsesinya sama Arra” Arra balik menatap Shendy dengan sendu.

“Tau dari mana? Jangan sok tau. Shendy liat sikapnya tadi biasa aja” Shendy mengedik bahu sebagai wujud ekspresi.

“Emang bener. Shendy gak liat tadi? Temen-temen yang lain aja gak ada yang berani negur kalo kita lagi berdua, dan sekepo-keponya temen Arra gak ada tuh, yang dateng ke rumah cuma buat masti-in kalo Arra sama Shendy ada hubungan sepesial.” Arra mengungkapkan perspektifnya.

“Iya juga yah.” Shendy mulai memikirkan. Arra mengangguk.

“Yah udah nanti Shendy cari tau.”usul Shendy, membuat kening Arra mengkerut dalam.

“Buat masti-in Ra.” tambah Shendy lagi seakan menjawab keheranan Arra.

Arra mengulas senyum, menekuk kedua kakinya keatas sofa sebelum menyandarkan kepalanya ke dada Shendy. Arra tidak bisa memungkiri bahwa dirinya masih trauma jika hanya berdua dengan Reno, makanya tadi Arra beralibi untuk mengganti baju, yang sebenarnya itu hanya alasan, untuk menunggu Shendy datang dan menemaniya. Dia sangat takut bila kejadian waktu itu terulang lagi. Di samping itu kejadian seminggu yang lalu masih segar dalam ingatannya saat melihat Reno yang mengepalkan tangan menahan marah. Karena di mata Arra, Reno adalah sosok yang menyeramkan bahkan menurutnya, Reno lebih menyeramkan dari pada Shendy.

Dimatanya, Reno seperti seseorang yang memiliki kepribadian ganda. Dan memiliki sifat yang sulit untuk di tebak. Kadang bersikap biasa layaknya teman, kadang cenderung menunjukan kalo cowok itu menyukainnya, dan kadang menujukan kalau cowok itu sangat menggilainnya dalam satu hal. Apa lagi saat kejadian dua tahun yang lalu itu. Kejadian yang membuat Arra benci pada Reno kalau saja cowok itu bukan salah satu teman dekat Shendy. Arra tidak akan suka cowok itu selalu ikut kemanapun dia dan teman-temannya berada. Arra benci. Arra benci Reno!

Shendy yang mengetahui ketakutan Arra hanya bisa mengusap lengan atas Arra yang menyandarkan kepala didadanya dengan lembut. Shendy juga sebenarnya terkejut saat melihat Reno yang duduk santai tadi. Namun dengan segera dia mengusir semua rasa khawatirnya dan bersikap biasa saja, toh kejadian itu sudah berlalu dan Shendy yakin Reno sudah berubah. Dia sangat yakin akan hal itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!