Never Forget
Prolog
Hello, Kawan sebelum membaca Never Forget! Jangan lupa untuk membaca part 1, Only you ya.. Awal hubungan Dino dan Milka.
Mungkinkah, kesalahan yang ku buat dapat ku tebus?
...----------------...
May I hope ? Until I met you again - Dino
Hari ini aku memulai hariku yang baru di Indonesia. Aku akan membuka lembaran baru.
"Matcha tea, atas nama Naomi." Panggil petugas dan meletakkan minuman itu di rak pengambilan produk.
"Terima kasih" Balas Naomi. Ia berharap harinya akan lebih baik.
"Naomi! Hi! Long time no see. How are you?" Peluk Ratih erat dipertemuan tak terduga ini.
"I'm fine Tante, What are you doing?" Balas Naomi. Suasana menjadi sedikit canggung setelah perpisahan Naomi dan Dino, mereka tidak lagi bertemu atau berhubungan satu sama lain.
"Oh, Tante sedang kumpul-kumpul arisan bersama teman-teman. Tante baru saja sampai pagi ini. Kamu sudah ketemu dengan Dino. Dia sudah kembali ke Indonesia dan menjalankan bisnis keluarga Bratayudha. OMG! I'm forget, what are you doing?" Balas Ratih yang selalu ramah, ia juga memperkenalkan Naomi kepada semua teman-temannya. Beberapa dari mereka menyadari bahwa Naomi adalah kekasih dari Dino ada juga yang belum tahu.
"Saya sudah menganggap Naomi seperti anak saya sendiri." Ucap Ratih dengan wajah gembira kepada semua teman arisannya. Ada juga di sana yang memuji Naomi, mengatakan bahwa Ratih sangat beruntung mendapatkannya sebagai menantu.
"Ma!" Panggil seorang pemuda. Suaranya begitu khas, hati Naomi mulai bergetar setiap mendengar namanya. "Hi, Dino! Hurry Up!" Panggil Ratih dengan santai seolah tidak terjadi apapun antara Naomi dan Dino.
"Ma, sorry tadi kelamaan di toko kue. It's your favorite cake." Ucapnya sebelum mengucapkan selamat ulang tahun untuk wanita yang sudah melahirkannya.
"Naomi!" Panggil Dino, ia baru sadar jika Naomi juga hadir di sana. "Terima kasih karena udah mau hadir di acara ulang tahun mamaku." Dino ingin memeluk Naomi sebagai ucapan terima kasih.
"Dino, maaf aku kesini bukan untuk.." Dino langsung menutup mulut Naomi dan membawanya pergi menjauh untuk sementara waktu. "Aku tahu kamu datang kesini karena urusan lain. Please, Naomi jangan kecewakan mama aku ya. Anggap aja kali ini datang untuk mamaku. Mama aku senang banget ngeliat kamu Naomi." Pinta Dino.
"Stop Dino, aku gak punya waktu untuk bermain- main sama kamu. Kita udah putus jadi stop bersikap baik sama aku." Balas Naomi jutek.
"Putus gak harus musuhan kan? Aku minta maaf karen kejadian waktu itu. Bisakah kita tetap berhubungan baik?" Dino mengajukan tangannya pada Naomi.
"Jangan berharap, aku sudah melupakanmu dan semua kenangan tentang kita." Balas Naomi menohok, perkataan ini cukup membuat Dino sakit dan hancur.
"Sesuatu hal yang baik, kamu bisa melupakan aku. Aku melihat kamu jauh lebih baik dan bisa meraih cita-citamu. Aku selalu mendoakan yang terbaik untukmu." Balas Dino mencoba untuk menutupi perasaannya yang tidak baik-baik saja.
"Dino, Naomi!" Panggil Ratih. "Apa yang kalian lakukan disini? Ayo masuk, kita makan siang bersama." Panggil Ratih, dia meminta Dino untuk membawa Naomi kedalam.
"Dalam hubungan kita yang salah adalah aku. Mama aku gak ada hubungannya. Lagian, ini juga sudah siang. Ayo kita makan, aku akan mengantarmu pulang setelahnya." Dino mengulurkan tangannya pada Naomi. Terlihat bekas luka di telapak tangan Dino masih sangat jelas. Ayo! Kata Dino melihat Naomi masih saja diam. Sedetik kemudian, Dia menggandeng tanganku erat, membawaku ke dalam sebuah ruangan yang dipenuhi oleh teman mamanya. Aku tak menyangka Dino yang dingin dan tidak suka keramaian bisa berkumpul dengan teman-teman Tante Ratih dengan santai.
"Kapan kalian marriage?" Ceplos Ratna kakak kandung Ratih yang selama ini tinggal di Swiss. "Kalian sudah lama pacaran, gak baik jika terus menunda. Usia Dino sudah cukup untuk menikah." Tambahnya membuat Naomi semakin tidak nyaman.
"Tante, aku masih menunggu kesiapan dari Naomi." Balas Dino semakin membuat Naomi jengkel.
Dino! Apa maksud kamu. Kesiapan? Pernikahan? Aku tidak akan terjebak lagi. Sudah cukup Dino, aku tak ingin mengulangi rasa sakit yang sama.
Naomi menatap Dino yang tersenyum kepada semua yang hadir disitu.
Rasanya ingin sekali aku memegang tangannya, aku ingin bertanya apa maksud dari ucapannya. Aku ingin tahu, apa di hatinya masih ada diriku, mengapa terus memberiku harapan? Mengapa. Aku tak kuasa menahan air mata yang ingin sekali keluar dari kedua mataku. Aku tak sanggup menatap kedua matanya.
"Naomi, kenapa kamu diam saja?" Tanya Dino. Apakah ia tidak nyaman bersama denganku? Mengapa dia menjadi murung?"
"Buat apa aku bicara?" Ucapnya membuat Dino berpaling, ia menatap Naomi dengan intensitas yang lebih meskipun wanita itu tidak sekalipun melirik padanya. "Apa yang mau kamu katakan? Aku bersedia untuk mendengarnya?"
"Aku tidak ingin berbicara apapun, karena sepuluh kalimatku bisa kamu patahkan dengan satu kalimat mu."
"Nom." Dino mencoba menenangkannya. Ia memajukan posisinya mengarah pada Naomi. "Naomi, aku.." Sebelum keinginannya terucap Naomi langsung meninggalkan ruangan itu bahkan tanpa berpamitan dengan Ratih ataupun Dino.
"Dino" Panggil Ratih, "Kenapa Naomi?" Ia kembali bertanya, hal yang tidak bisa Dino katakan.
"Naomi!" Kejar Dino. "Naomi, aku sedang bicara, tunggu!" Panggilnya lagi namun Naomi tetap mengindahkannya. Ia terus melaju meninggalkan restauran itu. "Naomi, sejak kapan kamu jadi begini? Naomi, telinga kamu bermasalah? Kamu tidak bisa mendengar aku memanggil namamu!" Ucapnya lagi masih tidak di pedulikan oleh wanita itu.
"Naomi!" Dino menarik lengannya dan membawanya ke sebuah gang sempit di pinggir restauran.
"Lepas! atau aku akan berteriak!" Ucap Naomi berteriak didepan Dino. "Naomi, kamu gak perlu teriak-teriak!" Balas Dino dengan sabar menenangkan Naomi.
"Jangan sentuh aku!" Teriaknya lagi menggila. "Jangan ikutin aku. Aku gak ingin melihat wajahmu." Tambahnya bergegas pergi.
"Berarti kamu gak butuh sponsor untuk pergelaran black swan kamu." Ucap Dino dari jauh. "Kenapa berhenti?" Tanya Dino lagi. "Bukankah kamu datang kesini untuk hal itu, Ibu Naomi." Dino mendorong Naomi hingga sampai ke samping mobil. Ia lalu berbisik, "Aku adalah sponsor utama proyek ini. Ini sebabnya aku datang ke kampus kamu kemarin. Naomi jangan lupa, aku adalah atasanmu di kantor." Dino memperingatkan Naomi tentang statusnya dalam proyek impian Naomi.
"I hate you." Balas Naomi.
"Tatap aku saat bicara katakan you hate me!"
"I hate ..." Naomi tak sanggup mengatakannya. "Apa mau kamu Dino?" Tanya Naomi tak berdaya, ia tidak dapat membohongi dirinya tentang rasa yang sebenarnya masih ada.
"Jawab aku, siapa Alexander?"
"My boyfriend." Balas Naomi.
"Your boyfriend? Lalu apakah kamu sudah lupa apa yang terjadi di Prancis satu tahun yang lalu? Apakah pacarmu tahu?" Lanjut Dino mulai mendominasi suasana.
"Tidak ada yang terjadi, aku tidak pernah menganggap hal itu ada diantara kita. I totally forget about that."
"Apakah ini jujur? Kamu melupakan semuanya?" Dino merasa terpukul dengan jawaban Naomi. Melupakan? Semudah itu? Naomi kamu jahat, kamu selalu mudah berpindah hati. Jahat kamu!
"Go!" Dino mengusir Naomi bahkan mendorongnya hingga jatuh.
"Dino, aku membenci kamu! Aku benci!" Teriak Naomi. Egois! Egois!
"Prove me!" Balas Dino tegas dan tajam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments