"Dino!" Panggil Santi dari depan pintu dan langsung memeluk lelaki itu dengan erat. "Aku kuatir. Kamu baik-baik saja kan?" Tanyanya panik setelah tahu jika Dino masuk ke rumah sakit.
"Santi, lepasin aku. Kenapa kamu kesini?" Balasnya dingin.
"Aku kuatir sama kamu Dino, aku cuman mau tahun kondisi kamu." Balas Santi. "Aku yakin suatu hari nanti kamu akan bersikap baik sama aku." Tambahnya berharap jika Dino akan melihat dirinya sebagai seorang wanita bukan hanya seorang suster.
"Berhenti bermimpi Santi." Jawab Dino
"Sudah 2 tahun bahkan hampir 3 tahun, kamu masih belum bisa melupakan dia?" Balas Santi emosi. Setiap kali mengingat Naomi, ia ingat bagaimana hancurnya Dino setahun yang lalu saat ia pindah ke Inggris. Setiap hari hanya diisi dengan bekerja tanpa memikirkan kehidupan pribadinya.
"Aku yang selalu ada buat kamu selama 2 tahun ini sedangkan dia, Naomi gak pernah ada buat kamu. Aku!" Santi menghela napas.
"Aku yang berjalan berdampingan denganmu!" Ucapnya tetap tidak direspon oleh Dino. Dia membenci kamu sekarang! Dia udah punya orang lain!" Teriak Santi, ia tak bisa lagi menahan perasaannya yang sudah dipendamnya selama 2 tahun ini.
"Stop Santi! Ini rumah sakit. Kamu bisa bicara baik-baik. Aku masih menjaga nama baik kamu di sini. Kamu seorang suster." Balas Dino sabar dan berkepala dingin.
"Terima kasih kamu sudah membantu selama 2 tahun ini. Santi, ingat kita gak pernah berdampingan. Kamu datang setelah aku pergi kerja dan pulang sebelum aku kembali. Kapan kita berdampingan?" Tanya Dino.
"Kalau bukan karena kamu memohon pada papa aku, kamu gak akan pernah ikut aku sekeluarga ke Inggris." Balasnya menohok. "Santi, sejak awal aku sudah menegaskan bahwa kita gak ada hubungan lebih dari kakak pasien dan perawat adiknya."
"Kenapa harus Naomi? Dia sudah jelas berselingkuh!" Balasnya semakin emosional.
"Santi jangan menyudutkan Naomi. Dia memang pernah berselingkuh, tapi aku gak akan pernah mengkhianati hati aku, kalaupun aku mau bukan kamu orangnya."
"Tapi aku..." Kata Santi,
"Stop! aku gak mau membahas ini lagi! Santi, aku punya 1001 cara untuk menutup mulut kamu! Aku gak mau membahas masalah pribadi aku! Aku juga melarang kamu untuk ikut campur! Paham!" Ancam Dino sangat melukai Santi, ia selalu menunggu Dino. Ia rela memohon pada Hendrik untuk membawanya ke Inggris meskipun ia harus menjadi asisten rumah tangga dirumahnya.
"Sekarang kamu keluar! Aku mau istirahat!" Usir Dino. "Tunggu! Selama dua tahun ini, Naomi selalu ada untuk aku, di dalam hati aku." Tegasnya sebelum meminta Santi keluar.
Selalu Naomi, kenapa aku selalu kalah sama dia. Apa lagi yang harus aku lakukan untuk mendapatkan Dino.
"Naomi!" Sebut Santi. Dino dan Naomi berada di rumah sakit yang sama.
Jadi, Dino masuk rumah sakit karena kamu Naomi. Aku tidak akan tinggal diam. Aku akan membalas semua penderitaan ini!
*****
Dua Minggu kemudian, Naomi sudah kembali aktif bekerja seperti biasa. Berbeda dengan Dino, ia sudah dua Minggu tidak masuk ke kantor dan semua pekerjaan di alihkan kepada CTO, Alvin. Alvin adalah teman kuliah Dino sekaligus rekan kerjanya ketika di Inggris. Sebelumnya, ia bekerja di Singapore dan baru dipindahkan hari ini. Ia mengantikan posisi Dino untuk sementara waktu menjadi atasan Naomi.
"Naomi, sementara waktu semua pekerjaan Dino akan saya handle karena dia sedang fokus di perusahaan keluarganya." Ucapnya pada Naomi.
"Pak Alvin, apakah ada masalah di sana?" Tanya Naomi kuatir.
"Pak Hendrik akan pensiun dan menyerahkan semuanya pada Dino. Menurutmu, apakah itu hal yang mudah? Naomi." Balas Alvin santai.
"Pasti berat buat dia, biasanya kalau sibuk dia pasti lupa makan."
*****
"Dino, makan yuk." Ajak salah satu rekan kerjanya.
"Duluan aja, aku nyusul nanti." Balas Dino yang masih bergelut dengan pekerjaannya. Bagi dirinya, semakin sibuk ia akan membuatnya lepas dari Naomi.
"Pak, ada kiriman makanan dari Bu Naomi."
"Naomi? Dimana dia?" Tanya Dino heran. Ia membuka tempat makan itu, nasi goreng kesukaannya. Nasi goreng yang dibuat langsung oleh Naomi. Ia mulai mencicipi Nasi goreng itu dan mengingat kenangannya dengan Naomi saat di Inggris dulu. Ketika mereka berdua masih kuliah.
Setiap kali Dino pulang malam, Naomi selalu memaksakan nasi goreng untuknya. Setiap kali Naomi marah, Dino selalu membuatkannya nasi goreng meskipun gagal karena rasanya yang keasinan tapi Naomi akan luluh karena perjuangan Dino.
"Dino jangan begitu, kamu bisa membakar satu panti. Caranya begini, ambil sedikit minyak dan nyalakan apinya." Lalu Naomi mengatur besar kecilnya api tersebut. "Kamu sudah terbukti pangeran, sama api aja takut." Naomi tertawa melihat Dino.
"aku memang takut, Nom." Jawab Dino, mereka melanjutkan dengan step berikutnya, Naomi membuatkan nasi goreng special versinya untuk Dino.
"Apa dia masih di luar?" Tanyanya, ia ragu untuk keluar. Jika ia keluar banyak resiko yang akan dia ambil termasuk keselamatan Naomi sendiri.
Dino! It's the time!
"Naomi" panggilnya namun ia tak melihat wanita itu di depan kantornya. Ia kembali bertanya pada sekretarisnya. "Where is she?"
"Bu Naomi menunggu diluar Pak."
"Tapi ..." Dino langsung berpikir, "Santi..."
"Dimana Santi...?" Tanyanya pada rekan satu tim Santi di medical room. Ia lalu panik karena Santi juga tidak ada. Firasatnya berkata jika Santi sedang bersama dengan Naomi. Tapi ia tidak tahu mereka dimana, Santi tidak mungkin keluar dari gedung.
"Rooftop!" Sebutnya. Ia naik ke rooftop namun pintu menuju ke sana terkunci dari dalam. Firasat Dino semakin kuat.
"Santi! Buka pintunya! Kamu coba cari cara membuka pintu ini." Perintahnya pada salah satu satpam yang ikut dengannya. Dino terus berpikir untuk mencari cara cepat membuka pintu ini. Hatinya tidak karuan jika memikirkan apa yang akan terjadi.
"Dino! tenang! Naomi akan baik-baik saja! Cepat!" Ucapnya pada dirinya sendiri. Otaknya tidak akan berfungsi jika ia tidak tenang. Ia ingat ia punya kunci serbaguna.
Sementara itu, di atas Rooftop itu. Santi mendorong Naomi menuju ke pinggir Rooftop.
"Naomi! Kamu mau coba dekati Dino lagi? Gak akan aku biarkan kamu mendapatkan Dino lagi. Kamu harus menghilang untuk selamanya." Teriak Santi melampiaskan amarahnya.
"Santi, jangan... masih banyak laki-laki di dunia ini. Kalau kamu melakukan ini, dia tidak akan pernah memaafkan mu."
"Kamu mungkin iya, tapi bagiku hanya Dino. Gak masalah yang penting dia mengingatku meskipun ia membenciku." Ancam Santi terus mendorong Naomi ke Rooftop.
Dino berhasil membuka pintu itu, dia langsung berlari mencari Santi.
"Santi, jangan..."
"Kamu mendekat, akan aku dorong dia. Jika aku tidak bisa memilikimu, maka dia juga tidak bisa." Ancam Santi.
"Mau kamu apa? Aku akan penuhi semuanya. Kita bisa bicarakan tapi lepaskan Naomi." Dino memohon pada Santi, ia sangat ketakutan terjadi sesuatu pada Naomi.
Orang-orang mulai berdatangan termasuk Hendrik, ayah Dino.
"Bicara? Kemarin kamu ketus sama aku waktu di rumah sakit. Memindahkan aku ke anak cabang, mengeluarkan aku dari rumahmu. Itu yang namanya bicara? Itu yang namanya setuju! Aku bukan cewek bodoh!" Santi mulai gila dengan kondisinya. Ia sudah tertangkap basah dan image nya sudah hancur di mata Dino. Ia tertawa meratapi dirinya sendiri.
"Auuuu!" Teriak Santi saat Naomi memukul kepalanya dengan botol. "Naomi! Dasar wanita jahat!" Santi mengambil pecahan botol itu dan mengarahkannya ke Naomi.
"Naomi! Dino milikku!" Teriaknya melayangkan tangannya kearah Naomi. Naomi menyilangkan kedua tangannya di sisi mukanya.
"Jangan Santi!" Dino mencegah Santi berbuat hal yang membahayakan. "San, aku juga mikirin kamu. Kamu akan menghancurkan masa depanmu jika melakukan ini." Pecahan kaca itu justru melukai tangan Dino. Posisi mereka sudah hampir dipinggir Rooftop. Darah segar keluar dari tangan Dino.
"Dino!" Peluk Naomi.
"It's ok Naomi."
Tak tahan, melihat itu semua Santi langsung mendorong mereka berdua. "Naomi!" Teriak Dino pegang tanganku sementara tangan kirinya memegang tembok Rooftop. Semua orang berteriak, "Cepat tolong Dino." Teriak Hendrik.
"Lepasin aku Dino. Kita bisa jatuh berdua." Teriak Naomi.
"Jangan coba-coba Nomi." Dino masih berusaha keras untuk bertahan sementara Santi semakin gila, di mencegah orang - orang membantu mereka berdua.
"Dino lepas! Kamu harus hidup." Tambah Naomi.
"Kamu juga harus hidup, i can't live without you, Naomi. Kamu hidup, aku akan hidup. Kita akan bangun keluarga yang bahagia. Kamu, aku dan anak kita nanti." Ucap Dino menahan beratnya. Dibawah, tim SAR sudah bersiap dengan kasur angin untuk menangkap mereka berdua. "Anak kita? keluarga?" Naomi menatap Dino yang berusaha untuk tetap memegang tembok itu. Ia berusaha sangat keras.
"Naomi kita loncat ke bawah, tutup mata kamu." Dino melepaskan tangannya, memeluknya dan melompat bersama Naomi.
Mereka jatuh tepat di atas balon penahan yang telah disiapkan oleh team keamanan. Naomi berada di pelukan Dino. Ia memeluk Dino dengan sangat erat.
"Dino." Panggil Naomi.
"Nomi, kamu tambah berat ya." Ucap Dino memijat tangan kanannya.
Mereka akhirnya selamat dari insiden itu dan Santi dibawa oleh polisi untuk dimintai keterangan. Hal ini menjadi pembicaraan seluruh gedung. Dari kejauhan Naomi, memandang Dino yang sangat tampan dengan kemeja biru, lengan terlipat sampai siku dan tangan yang dibalut kain.
"Aku sadar masih mencintainya, Naomi masih sangat mencintai Dino. Aku memaafkan Dino." Ucap Naomi.
"Maksud mba, apa ya?" Tanya salah satu penyelidik.
"Mba, yang aku ceritakan tadi udah semuanya. Aku permisi dulu ya." Ucap Naomi yang langsung lari ke arah Dino.
"Dino." Teriak Naomi.
Dino berbalik arah dan memeluk Naomi dengan erat. "Naomi, ini di depan orang banyak." Dino berusaha melepaskan Naomi.
"Aku gak peduli, kalau kamu lepas. Aku gak jadi maafin kamu." Ucap Naomi membuat Dino terdiam. "Kamu udah maafin aku?" Dino memeluknya dengan erat.
"Yes, I do. aku memilih untuk membuat diriku bahagia bersama kamu." Ucap Naomi.
"Nom, kamu tahu gak. 80% orang sudah menemukan jodohnya dibangku SMP."
"Maksud kamu?"
"Ya, kamu dan aku."
Naomi memukul tangan Dino hingga ia mengeluh kesakitan. "Maaf Dino." Ucap Naomi.
"It's ok, Nom" Dino mencium bibir Naomi lembut.
"Will you marry me?" Tanya Naomi.
"Of course, no." Jawab Dino membuat Naomi malu dan langsung lari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments