Kehadiran Emilia didalam kehidupan abi, benar-benar membuatnya menjadi seseorang yang sedang di uji kesabarannya. Bagaimana tidak, wanita itu selalu membuat ulah yang memancing amarah dari Abi.
"Berhentilah bersikap seperti ini, Emilia! Aku tidak suka, maka jangan membuat menjadi murka!" Ucap abi yang sudah habis kesabarannya menghadapi wanita itu.
"Memangnya ada apa? Kamu adalah tunanganku, jadi wajar dong aku ingin diperhatikan sama kamu." Emilia bersikap manja dan kehadirannya selalu membuat amarah Abi meningkat.
"Heh, tunangan? Aku tidak pernah merasa bertunangan denganmu, jangan harap." Acuh Abi berjalan menjauh dari Emilia yang datang di mansionnya.
"Abi!" Teriak Emilia dengan keras memanggil Abi.
"Diam! Dan pergilah dari sini, aku muak melihatmu." Abi membalikkan tubuhnya dan mengusir Emilia untuk keluar dari mansion miliknya.
"Tidak! Sampai kapanpun aku adalah tunanganmu dan sebentar lagi akan menjadi istrimu." Balas Emilia yang tak kalah keras kepalan.
Melanjutkan langkahnya meninggalkan Emilia begitu saja, Abi memberikan perintah kepada Basman untuk segera membawa Emilia keluar. Dengan sedikit paksaan, akhirnya Emilia pergi. Disaat yang bersamaan, Fia dan kedua sahabatnya telah selesai memasak, menghidangkan berbagai menu makanan baru. Walaupun bagi mereka tidak pernah menyajikannya, karena takut jika tuan mereka akan menghukum mereka dengan alasan makanan yang tidak ia sukai.
Memberikan keyakinan kepada keduanya, bahwa makanan tersebut tidak akan kalah dengan masakan luar. Bahkan penampilannya saja sudah menggugah selera, maka dijamin rasanya juga akan membuat orang yang menikmatinya ketagihan.
"Fi, kamu yakin?" Devi masih merasa ragu akan apa yang sudah mereka sajikan.
"Yakin saja Vi, kalaupun tuan marah. Itu semua adalah tanggung jawabku, kalian tidak usah takut." Fia menyakinkan kepada keduanya.
Ketiganya berdiri menghadap meja makan, tak berapa lama kemudian terdengar suara langkah kaki yang menuruni anak tangga menuju meja makan. Basman menarik kursi untuk tuannya, dimana Abi menatap heran dengan menu yang disajikan diatas meja.
"Ini adalah menu masakan terbaru tuan, silahkan anda menikmatinya. " Basman mempersilahkan Abi untuk menikmatinya.
Menggerakkan tangannya dan menunjuk Fia, agar wanita itu mengambilnya beberapa lauk ke atas piringnya. Benar-benar pemandangan yang berbeda untuk para penghuni mansion, biasanya Abi akan memandangi saja berbagai jenis makanan yang terhidang di atas meja. Namun kali ini, ia sendiri yang meminta untuk makan di mansion.
"Si silahkan tuan." Fia tidak fokus karena masih merasa takut kepada Abi.
Tangan itu mulai bergerak mengambil makanan yang sudah berada di atas piringnya, awalnya ia merasa ragu untuk memakan makanan tersebut. Tidak ingin membuat perutnya kecewa, karena selama ini ia selalu mengabaikan berbagai makanan yang ada.
Satu sendokan kecil itu masuk ke dalam mulutnya, mengunyah dengan perlahan. Seakan sedang menikmati makanan tersebut, sendokan kedua masuk, ketiga, ke empat dan seterus hingga habis. Meminta Fia untuk kembali mengambilkan makanan untuk dirinya, sungguh pemandangan yang begitu indah.
"Makanan apa ini?" Sela Abi berbicara saat mulutnya masih berisikan makanan.
"Itu namanya sayur asem, ayam bakar, tempe tahu bacem dan juga sambal terasi tuan." Jelas Fia singkat.
Alis mata itu naik ke atas, merasa asing dengan nama-nama yang disebutkan oleh Fia. Namun Abi tetap melanjutkan makannya, karena rasa baru yang ia rasakan itu begitu nikmat dan tidak bisa membuat dirinya untuk mengugkapkannya melalui kata-kata.
Semua yang berada didalam piringnya telah kandas, menyudahinya dengan meminum air lemon sejuk. Pemandangan itu membuat Basman menarik sudut bibirnya, sedangkan Devi dan Ani sudah membulatkan mulutnya seperti huruf O.
"Siapa yang mempunyai ide dengan makanan ini?" Abi menyandarkan punggungnya pada kursi yang ia tempati, menatap para maid dihadapannya untuk mendapatkan jawaban.
Ketiga wanita itu saling menyenggolkan sikunya satu sama lain untuk memberikan jawaban kepada tuan mereka, yang pada akhirnya Fia lah terpilih untuk menjelaskan semuanya.
"Mm, saya tuan. Maaf jika tidak sesuai dengan selera anda."
Mempermainkan jemarinya untuk mengetuk meja, Abi menatap Fia dengan tatapan yang berbeda. Hal itu dapat ditangkap oleh Basman, sehingga membuat pria paruh baya itu merasa sangat senang.
"Silahkan berkreasi dengan kemampuan kalian, siapkan saja semuanya disaat jadwal makan yang ada. Kamu, jangan lupa untuk makan siangku setiap hari kerja." Abi menunjuk Fia dan kemudian berlalu dari hadapan semuanya.
Ingin membuat dirinya percaya dengan apa yang baru saja disaksikan, Ani menyambar beberapa lauk yang masih tersedia di atas meja. Sampai-sampai ia melupakan jika Basman masih berada disana, menyaksikan sikap konyol dirinya.
"Ups, maafkan saya tuan." Ani menarik dirinya segera agar tidak semakin membuat dirinya malu.
Kedua sahabatnya tersenyum geli dengan sikap Ani, hiburan yang tiada bandingannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments