Bertemu Kembali.

Hembusan nafas kasar dari mulut Fia, mendapati orang yang baru saja ia tolong malah kabur.

"Sudahlah, tidak perlu dikejar. Makan yuk, laper." Fia menghela nafas panjangnya dan menyudahi perdebatan diantara dirinya dan Devi.

Mereka berdua menuju tempat makan yang sebelumnya sudah dikatakan oleh Devi, terbilang lebih mirip dengan warteg. Banyak sekali menu pilihannya, lalu Fia dan devi mulai untuk memesan makanan apa yang akan mereka nikmati. Setelahnya mereka memilih tempat duduk yang memang ditujukan untuk dua orang.

"Eh, lu tadi dapat uang darimana? Kan uangnya aku yang pegang." Tanya Devi yang memang tahu kalau Fia tidak membawa uang.

"Oh itu, aku pinjam sama pak supir. Nanti akan aku cicil setelah gajian, memangnya kenapa?" Fia yang tahu jika Devi akan memarahinya atas tindakan cerobohnya.

"Bener-bener lu ya, mana tu orang main kabur aja. Ya sudah, kita makan saja. Kasihan tu supir nanti kelamaan nunggu."

Benar-benar rasa makanan yang mereka nikmati, sudah membuat perutnya kenyang. Walaupun tempatnya sangat sederhana dan jauh dari kata mewah, tapi rasa dari masakannya jauh sekali lebih nikmat dari yang mewah.

Selesai dengan semuanya, mereka bergegas untuk kembali pulang. Seluruh barang belanjaan segera diturunkan saat mereka sudah sampai di mansion, serta menyusunnya satu persatu sesuai dengan tempatnya.

"Bisa kalian pisahkan pesanan saya?" Suara Basman sudah memenuhi dapur.

"Baik pak, akan saya siapkan." Ani yang saat itu sedang menyusun bagian daging dan perikanan, langsung memasukkan beberapa pesanan yang sudah dikatakan oleh Basman ke dalam wadah yang akan segera dikirim menuju rumah utama.

Karena waktunya sudah begitu mepet, akhirnya Basman menugaskan Fia yang menghantarkan pesanan tersebut dengan dihantarkan oleh supir. Tidak bisa menolak, karena hari itu ia tidak mendapatkan tugas apapun. Karena Abi memang tidak akan pulang ke mansionnya, melainkan pulang ke rumah utama.

Menolak pun akan sia-sia saja, kedua temannya memberikan semangat untuk Fia. Mereka tahu jika Fia sangat takut, namun bagaimana lagi.

Membutuhkan waktu selama empat puluh lima menit untuk tiba dirumah utama, Fia segera menuju dapur dengan membawa pesanan yang akan digunakan.

"Maaf, saya menghantarkan pesanan dari tuan Basman." Ucap Fia kepada orang yang berasa disana.

"Oh, sudah datang. Bisakah kamu untuk membantu saya? Disini sedang kekurangan tenaga, nanti saya yang akan izinkan kamu pada tuan Basman. Tolong ya, dagingnya dikeluarkan dan dipotong sama seperti potongan disana. Dan ikannya berikan pada orang yang disana. Cepat ya." Seorang wanita yang usianya tidak berbeda jauh dengan Basman yang bernama Fita.

Benar adanya, wanita tersebut menelfon Basman dan izin pun diberikan kepada Fia. Semuanya terlihat sibuk dan mulai mengeluarkan beberapa sajian yang akan dinikmati oleh tamu yang datang, bahkan mereka juga diberikan pakaian khusus untuk saat ini.-

Terlihat kendaraan mulai berdatangan dan para tamu juga mengisi ruangan besar disebelah mansion utama, Fia pun turut andil dalam pergelaran acara tersebut. Paling tidak, dia merasa sedikit bisa bernafas lega tidak bertemu dengan tuannya saat ini.

Tak lama kemudian, acara pun dimulai dan para tamu fokus pada Pembawa acara. Satu persatu acara dilakukan dan akhirnya tiba pada acara inti, yaitu pertunangan diantara dua pebisnis tersohor di negara tersebut.

"Baiklah para tamu undangan yang terhormat, kini tibalah saatnya kita pada acara inti pada malam ini. Yaitu, pertunangan Abimanyu dan Emilia!" Suara lantang dari sang Pembawa acara memenuhi ruangan tersebut.

Para tamu undangan bertepuk tangan dengan sangat keras, kedua orang yang namanya telah disebutkan sedang berjalan menuju sumber suara. Disana juga sudah berada kedua orangtuanya serta keluarga, semua pelayan juga dilarang melakukan aktivitas apapun terkecuali bagian dapur. Mereka juga diminta untuk menyaksikan acara tersebut.

Dan kini, Fia yang baru saja meletakkan nampan berisikan menu kudapan, berdiri tepat didepan panggung acara. Awalnya ia hanya ingin membantu atas perintah yang diberikan, namun kali ini ia harus menyaksikan dari acara tersebut. Menunduk, itulah yang Fia lakukan. Ia tidak berani melihat ke arah panggung acara itu berada, ia tahu diri akan posisinya disana.

"Inilah acara yang kita tunggu-tunggu, kedua pasangan akan melakukan proses tukar cincin. Dimana dengan hal tersebut menandakan akan meresmikan pertunangan mereka, untuk kedua pasangan kami persilahkan." Seseorang yang bertugas membawakan sebuah kotak perhiasan sudah berdiri disana.

Seorang pria dan juga wanita berjalan bersamaan, wajah keduanya sangat cocok dan mempesona stiap mata yang memandang. Disaat kedua pasangan itu memperlihatkan wajahnya, tepuk tangan yang gemuruh memenuhi ruangan tersebut.

"Tuan Abi!" Fia yang melihat hal tersebut menjadi sangat kaget, ternyata orang yang akan bertunagan itu adakah pria yang menjadi majikannya.

Perlahan langkah kaki itu bergerak mundur, lebih baik ia tidak melihat acara tersebut. Ada perasaan sakit yang ia rasakan, namun ia segera sadar diri agar tidak merasakan jauh lebih dalam.

Saat sang wanita akan memasukkan cincin ke dalam jemari prianya, dengan wajah yang tersenyum begitu bahagia. Keduanya sudah selesai memasangkan cincin tersebut pada jemari pasangannya, semua tamu undangan sangat senang.

Akan tetapi, wajah sang pria yang tak lain adalah Abi sangat tidak menampakkan kebahagian. Wajah itu begitu dingin dan tidak bersahabat, acara selanjutnya dilakukan dengan menikmati hidangan yang telah disediakan.

Melanjutkan pekerjaannya, Fia tidak lagi menghiraukan acara tersebut. Ia hanya fokus pada pekerjaannya, saat ia meletakkan makanan ke atas meja tamu VVIP. Tiba-tiba saja ada seseorang yang memeluk lengannya dengan sangat erat, hal itu membuat dirinya bingung.

"Hai kak, kita berjumpa lagi. Masih ingatkan?!" Wanita itu tersenyum dengan sangat lepas.

"Ka kamu." Fia mengingat siapa wanita itu, dia adalah wanita yang berseteru saat dirinya dan Devi sedang berbelanja.

"Iya kak, aku Yasmin. Maaf ya waktu itu aku tidak bermaksud kabur. Hanya saja, Mama langsung menjalankan mobilnya. Ayo ikut, aku akan mengganti uang yang waktu itu." Tanpa menunggu jawaban dari fia, Yasmin menarik lengan Fia untuk mengikutinya.

Betapa tidak karuannya perasaan Fia saat itu, ia takut akan terlihat oleh pelayan lainnya jika dirinya tidak bekerja sebagaimana mestinya.

"Mama, ini orang yang menyelamatkan aku waktu itu. Ayo kak, siapa nama kakak?" Yasmin menggenalkan Fia kepada orangtuanya.

"Benarkah? Terima kasih ya nak, kamu sudah membantu Yasmin saat itu." Mia Allura, mama dari Yasmin dan juga Abi.

"Ah sama-sama nyonya."Jawab Fia dengan gugup.

"Nama kakak siapa? Apakah kakak salah satu pekerja disini ya? Wah, kita bisa bertemu setiap hari dong." senangnya Yasmin mengetahui Fia adalah salah satu pelayanan yang bekerja ditempatnya.

"Nama saya Fia, tapi. Saya tidak bekerja disini nona, saya hanya tenaga tambahan saja untuk acara ini." Memang benar apa yang dikatakan Fia.

Ada perasaan kecewa dalam hati Yasmin, mengetahui Fia hanya pekerja tambahan untuk acara saat itu dan bukanlah pekerja tetap. Tiba-tiba saja, suara berat mengagetkan Fia.

"Kamu!"

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!