Wanita perusak keadaan.

"Sayang."

Seorang wanita dengan penampilan yang cukup modis, wajahnya yang cukup cantik dengan tubuh tinggi semampai. Siapapun yang melihatnya akan terpana, namun itu dilihat melalui sudut pandang yang berbeda.

"Mulai deh, tukang perusak suasana datang. Ish..." Gerutu Yasmin yang berdiri dari duduknya dan meninggalkan tempatnya.

"Mau kemana?" Tanya Abi yang melihat Yasmin menjauh.

"T i d u r." Eja Yasmin yang semakin menjauh.

Bangkit dari duduknya, Abi pun merasa jengah dengan pemilik dari suara tersebut. Emilia, sang tunangan hasil dari perjodohan kedua orangtuanya. Entah apa yang ada didalam pikiran Abi, sehingga menerima perjodohan itu.

Belum jauh kaki itu melangkah meninggalkan ruang utama, lengan itu telah ditarik dan terdapat tangan yang melingkar disana. Bergelayut manja, bahkan bisa terbilang seperti anak kecil yang sedang bermanja-manja dengan orangtuanya.

"Sayang, kok kamu sudah pulang sih. Tadi aku ke kantor kamu loh, tapi kamunya nggak ada." Emilia masih terus bergelayut manja pada lengan Abi.

Dengan keras, Abi menghempaskan tangan yang bergelayut manja pada lengannya. Sehingga tubuh Emilia seketika itu sedikit terdorong mundur, seakan tidak ada kapoknya. Emilia tetap mendekati Abi, wanita itu tidak mengerti tentang situasi dan kondisi saat itu.

"Temanin makan siang yuk, sayang. Atau kita makan disini saja, biar para main disini menyiapkannya. Bagaimana sayang?" Emilia memasang wajah manjanya yang berharap besar jika keinginannya dapat terkabulkan.

Merasa risih dengan apa yang dilakukan oleh wanita tersebut, bukan berarti membuat Abi bisa lepas begitu saja. Ia melupakan perkataan dari kedua orangtuanya, yang dimana ia harus memperlakukan tunangannya sebaik mungkin. Namun seketika terlintas dalam pikirannya untuk membalas rasa kesalnya pada Fia.

"Baiklah, kau bebas untuk berbuat apa saja disini. Tapi tetap dalam pengawasanku."

"Iya sayang, mereka harus terbiasa dengan kehadiranku. Karena ketika saatnya sudah tiba, maka aku akan menjadi nyonya untuk mereka." Emilia menyakinkan dirinya atas apa yang telah ia ucapkan.

Meninggalkan wanita yang sebenarnya tidak ia harapkan hadir dalam kehidupannya itu melakukan apa yang ia inginkan, dengan senyuman seringainya. Abi menyiapkan sesuatu kejutan yang akan ia berikan, dimana hal itu akan membuat dirinya terhibur dari rasa kesal dan marahnya.

Sepeninggalan Abi, Emilia memulai aksinya dengan memberikan berbagai perintah kepada para maid yang berada di mansion tersebut. Tak terkecuali Fia pun terkena dari ulah yang Emilia berikan, memasak berbagai hidangan yang Emilia inginkan.

Beberapa kali Fia harus menganti hasil masakannya, karena menurut Emilia makanan itu tidak cocok untuk lidahnya dan juga Abi. Devi dan Ani pun merasa risih dengan kehadiran wanita itu disana, sungguh benar-benar keadaan yang tidak mereka inginkan. Setelah berperang dengan berbagai peralatan dapur dan juga bahan makanan, akhirnya semuanya selesai.

"Cepat hidangkan semuanya, jangan lupa untuk menambahkan makanan penutup yang sudah aku pesan. Jika kalian sampai salah, akan aku pastikan kalian semua dihukum." Berjalan dengan begitu sombongnya, Emilia bergaya selayaknya pemilik dari mansion tersebut.

"Sstthh, kalian tahu siapa dia? Menyebalkan sekali sikapnya." Gerutu Ani yang sudah tidak tahan.

Devi hanya menggerakkan kedua bahunya saja, sebagai arti jika dia tidak tahu apa-apa tentang wanita itu. Melihat ke arah Fia yang dari awal kedatangan wanita tersebut memasuki dapur, selalu membuat Fia menjadi orang dengan kesalahan terbanyak.

"Dia adalah tunangannya tuan Abi." Jawab Fia dengan begitu lepas.

Mendengar hal itu, membuat kedua temannya seketika menutup mulut mereka dengan menggunakan telapak tangannya. Untung saja mereka tidak kelepasan dalam berbicara saat Emilia berada di dapur, namun tetap saja mereka merasa tidak suka dengan kehadirannya disana.

"Apa yang sedang kalian lakukan?" Tiba-tiba saja suara Basman bergema pada ruangan tersebut, membuat ketiganya menjadi kaget.

"Eh tuan." Ani memberikan hormat dan di ikuti oleh Fia dan juga Devi.

"Sepertinya ada tamu, kalian memasak begitu banyaknya. Siapa?" Tanya Basman yang belum mengetahui kehadiran Emilia disana.

"Tunangan tuan Abi, tuan. Mereka ingin makan siang dimansion, maka dari itu kami menyiapkan semuanya." Jelas Devi kepada Basman, namun pria itu sedikit kaget dengan penjelasan yang ia terima.

"Untuk kedepannya, kalian harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari saya. Setelah tugas kalian selesai, kembali ke kamar kalian tanpa terkecuali. Terutama untuk anda, nona Fia."

Merasa kaget dengan apa yang Basman katakan pada mereka, tanpa berpikiran panjang. Mereka bertiga segera berlalu dari tempatnya untuk kembali ke kamarnya masing-masing, ingin bertanya akan hal tersebut namun kembali tertahan.

.

.

.

"Kamu pasti suka deh dengan masakan aku, walaupun tidak sepenuhnya aku yang masak." Emilia mengandeng lengan Abi dan menuntunnya untuk sampai ke meja makan.

Saat tiba disana, Abi merasa aneh karena tidak ada satupun dari maid terlihat. Hanya menu masakan yang sudah terhidang di atas meja, yang kemudian disusul oleh Basman yang datang membawa makanan penutup di tangannya.

"Ayo sayang." Emilia menarik kursi untuk Abi dan juga untuk dirinya.

"Dimana yang lainnya ?" Suara Abi terdengar berat.

"Siapa sayang, para maid kamu ya? Nggak usah ditanyain lah, mereka itu tidak penting." Emilia mulai mengambil beberapa menu makanan dan menaruhnya ke atas piring Abi.

"Dimana mereka!?" Kali ini suara itu benar-benar penuh tekanan.

Bahkan Emilia pun sangat kaget dengan apa yang baru saja ia dengar dari seorang Abi, hanya Basman yang wajahnya begitu datar.

"Mereka saya tugaskan untuk pekerjaan yang lain, tuan. Silahkan menikmati hidangannya." Basman pamit undur diri.

Akan tetapi belum saja langkah kaki itu menjauh dari hadapan Abi, dan tangan Emilia terhenti saat akan memasukkan makanan ke dalam mulutnya. Semua hidangan yang berada di atas meja itu berpindah dengan cepat ke lantai.

Prangh!

Prangh!

"Akh!" Suara teriakan Emilia saat mendapati sikap Abi seperti itu.

Terjadi kericuhan dan juga ketegangan disana, namun lagi-lagi Basman hanya berdiri seperti biasanya. Tidak ada raut wajah kaget ataupun ketakutan seperti apa yang ditampakkan oleh Emilia.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!