"Suruh mereka semua menghadapku!" Tegas Abi kepada Basman.
Tidak ada jawaban apapun dari pria yang mendapatkan perintah tersebut, ia hanya menganggukkan kepalanya dan berlaku dari hadapan Abi. Dengan nafas memburu, mata itu menyiratkan kemarahan yang teramat besar.
"Sa sayang, ada apa?" Emilia mendekati Abi yang sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja.
Tangan itu menyentuh bahu dan juga dada dari Abi, mengusapnya seakan-akan sedang memberikan ketenangan untuk pria itu. Akan tetapi, tangan itu terhempaskan begitu saja setelah Abi melihat kehadiran dari ketiga maid disana.
Melihat keadaan disana begitu hancur dan berantakan, bahkan semua makanan itu belum tersentuh sedikitpun untuk dinikmati.
"Tidak ada yang boleh meninggalkan tempat ini tanpa izin dariku! Dan kau, pulanglah." Secara tidak langsung, Abi menegaskan agar Emilia pergi dari mansion miliknya.
"Tapi sayang..." Berharap tidak akan keluar dari sana, Emilia berusaha membujuk Abi agar dirinya tidak pergi.
"Pergilah!" Bentakkan Abi berhasil membuat semua orang yang berada disana menjadi kaget, bahkan tubuh Emilia bergetar ketakutan dengan bentakan Abi padanya.
Walaupun dengan tubuh yang masih bergetar, Emilia masih ingin berada disana. Akan tetapi, Abi sudah terlebih dahulu memerintahkan salah satu supirnya untuk menarik Emilia secara paksa. Karena wanita itu sudah membuat amarah Abi semakin besar.
Menghilangnya bayangan Emilia dari tatapannya, membuat Abi mengalihkan pandangannya kepada ketiga maid dan juga Basman.
"Bersihkan semuanya ini, tanpa menggunakan peralatan apapun. Cepat!" Dengan bertolak pinggang, Abi memberikan perintah kepada ketiga maid tersebut.
"Tuan," Basman menyela perkataan Abi atas apa yang ia perintahkan.
"Cepat!" Abi mengeraskan ucapannya kembali dan itu membuat ketiga maid merasa ketakutan.
Segera menggerakkan anggota tubuh mereka untuk membersihkan hasil kekacauan yang terjadi tanpa bantuan alat apapun, dengan perlahan mereka mengambil pecahan dari berbagai benda yang digunakan untuk hidangan tersebut. Satu persatu mereka kumpulkan, dari pecahan besar sampi dengan serpihan yang cukup kecil untuk dilihat oleh mata. Sungguh keterlaluan apa yang sudah Abi lakukan, Basman pun segera mengambil alih tugas tersebut agar tidak menyakiti para maid tersebut.
"Kalian ambil saja yang bisa disentuh, selebihnya biarkan saja." Ucap Basman kepada ketiganya dan mendapat anggukan.
Membawa hasil yang bisa mereka ambil dengan tangan kosong tanpa bantuan alat apapun, masih banyak menyisahkan kekacauan yang ada. Namun saat Fia dan kedua temannya melangkah menuju dapur, secara tiba-tiba Abi menarik hijab yang dikenakan oleh Fia dengan cukup kuat. Sehingga membuatnya hampir jatuh mundur kebelakang, jika saja tidak ditahan oleh Basman.
"Jangan ikut campur, biarkan dia yang membereskan semuanya."
"Tuan, biar kami saja yang membersihkannya." Ucap Devi yang tidak tega melihat Fia meringgis kesakitan.
"Diam! Pergi kalian, jika kalian masih keras kepala. Teman kalian ini akan aku buat menderita lagi!"
Tidak ingin membuat Fia semakin kesakitan dan terluka, Devi dan Ani begitu berat melangkah meninggalkannya. Bahkan Basman juga ikut pergi, hanya tersisa Fia seorang diri disana bersama Abi.
"Cepat Bersihkan." Dengan duduk menyilangkan salah satu kakinya, Abi menyaksikan jika Fia mengerjakannya sendiri tanpa bantuan dari siapapun.
Begitu hati-hatinya, Fia membereskan kekacauan yang sudah terjadi. Belum sembuh rasa sakit pada tubuhnya, kini ia harus mengerjakan pekerjaan yang benar-benar diluar nalar. Dengan perlahan dan memaksa waktu yang cukup lama, akhirnya Fia bisa melewatinya.
"Maaf tuan, saya harus mengambil kain pel dahulu." Ucap Fia yang berdiri dihadapan Abi.
"Untuk apa?" Tanya Abi dengam sangat dingin.
"Lantainya begitu lengket dan licin tuan."
"Gunakan pakaianmu untuk membersihkannya, bila perlu kau kain penutup kepalamu itu juga digunakan."
Mendapatkan ucapan itu, Fia sejenak memejamkan kedua matanya. Tidak ingin menambah rasa benci yang tuannya berikan, Fia dengan begitu beratnya menggunakan celemek yang berada pada tubuhnya. Jika terasa kain itu tidak bisa menampung lagi, ia akan membilasnya dan mengulangi pekerjaannya hingga pada akhirnya semuanya telah terselesaikan.
Tidak ada bantahan apapun dari Abi akan apa yang dikerjakan oleh Fia, melihat semua kekacauan tersebut telah terselesaikan. Membuat Abi menatap Fia dengan tatapan yang tidak bisa di artikan, lalu Fia pamit undur diri dari hadapan tuannya.
...Wanita ini, apa yang membuatnya begitu kuat menerima semua hukuman dariku. Bahkan sampai detik ini, wanita ini masih bisa tersenyum dihadapanku. Akh, apa yang aku pikirkan....
Tap
Tap
Tap
"Aku mau pulang, disini tidak nyaman." Yasmin tiba-tiba muncul dari samping tubuh Abi.
"Bukannya kau sendiri yang keras kepala." Bantah Abi.
"Ish, dasar pria tidak berperasaan. Ingat, jangan sakiti kak Fia lagi, jika itu terjadi. Maka aku akan membenci kakak selamanya, dan perlu kakak ingat. Tunangan kakak itu sangat menyebalkan." Yasmin langsung berjalan meninggalkan Abi yang masih menatapnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments