"Kenapa kak Fia nggak memberontak sih, lihat tubuh kakak jadi seperti ini. Apa ini semuanya ulah kak Abi?" Yasmin memeriksa tubuh Fia, ia mendapatkan beberapa luka dan juga memar-memar di tubuh wanita itu.
"Kita ke dokter saja kak, jangan menolak kalau kakak masih mau bekerja."
Dengan ancaman yang diberikan oleh Yasmin kepada dirinya, membuat Fia menjadi tidak berkutik. Dirinya hanya bisa menuruti semua perkataan tuannya, yang saat itu adalah Yasmin.
Melihat Yasmin membawa Fia, Abi segera menghentikannya.
"Mau kemana kalian berdua?"
"Menolong nyawa orang dan bukan membuatnya hampir lewat. Awas!" Yasmin mendorong Abi dengan sangat kuat, sehingga mereka bisa melewati pria itu.
Melihat sang adik membawa Fia pergi, Abi tidak terima jika dirinya sebagai majikan dari Fia di abaikan. Ia menyusul Yasmin dengan langkah besarnya, namun ternyata mereka sudah pergi menggunakan mobil milik sang adik.
"Sial! Kenapa wanita itu sangat pintar mengambil simpati dari orang lain? Dasar wanita ja***-ng! Arkh!" Abi mengayunkan tangannya seperti sedang memukul angin.
Ia kembali ke dalam kamarnya yang sangat berantakan seperti habis berperang, kebencian dirinya pada Fia semakin menjadi-jadi.
.
.
.
"Sebaiknya kita pulang saja nona."Fia berusaha untuk tuk menolak apa yang ditawarkan Fia kepadanya.
"Kakak ini gimana sih, lihat kondisi kakak. Masih untung nyawa kakak selamat, kalau hilang gimana?" Gerutu Yasmin yang terus mendapatkan penolakan dari Fia.
"Tapi nona, tuan Abi adalah majikannya saya. Saya tidak ingin membuatnya marah lebih besar lagi."
"Ya Tuhan, kak Fia. Terbuat dari apa hatimu ini kak, ikut sajalah." Yasmin masih kesehatan untuk membawa Fia memeriksakan diri, karena ia tidak tega melihat keadaan wanita itu.
"Tolong nona, tolong jangan membuat posisi saya semakin terjepit. Tuan tidak akan membiarkan saya seperti ini, lebih baik kita kembali ya nona." Terlihat sekali jika Fia sangat memohon kepada Yasmin agar menghantarkannya kembali ke mansion Abi.
Melalui perdebatan yang begitu panjang dan menegangkan, yang pada akhirnya Yasmin harus menyerah untuk menghadapi Fia. Ia memutar kembali halamannya dan kembali ke mansion sang kakak, menyakinkan jika Fia kembali dan tidak akan terjadi apa-apa.
"Terima kasih nona, maaf. Saya harus kembali bekerja, permisi." Fia melanjutkan pekerjaannya setelah berdebat panjang dengan Yasmin.
Menghela nafasnya dengan begitu berat, Yasmin mendudukkan dirinya pada sofa yang berada diruang utama.
"Kenapa kau masih disini, pulanglah."
"Aku mau tinggal disini, mama dan papa juga tidak akan keberatan. Memangnya kenapa, tidak boleh? Bodo' amat." Yasmin mengacuhkan Abi yang sedang menatapnya begitu tajam.
"Jangan membuatku marah, Yasmin. " Suara Abi sedikit meninggi.
"Mau marah ya marah saja, memangnya kenapa jika aku tinggal disini. Kakak tidak suka karena kakak mau menyiksa kak Fia lagi, iya kan! Sampai kapan kakak akan bersikap seperti ini? Jangan melimpahkan kekesalan kakak yang tidak beralasan itu kepada kak Fia." Yasmin tak kalah marah juga dengan Abi.
Mengusap wajahnya yang sudah memerah menahan amarah, memang benar Abi tidak suka kehidupannya dimasuki oleh orang lain walaupun itu keluarganya sendiri. Kenangan pahit bersama wanita masa lalunya yang telah merubah segalanya, perubahan itu dengan nyata disaksikan oleh sang adik.
Tubuh yang terasa lelah itu akhirnya berlabuh pada sofa yang ada, menyandarkan tubuhnya dan memejamkan kedua matanya dengan tangan kanan memijat keningnya.
"Pikirkan baik-baik kak, apa yang sudah membuatmu berubah menjadi seperti ini. Bahkan aku yang menyaksikan perjalanan hidupmu sampai detik ini, tidak lagi mengenal sosok seorang kak Abi yang sebenarnya."
"Jika kakak sampai menyakiti kak Fia lagi, maka jangan menyesal untuk dikemudian hari." Yasmin menyilangkan kedua tangannya sebagai tanda jika ia sedang marah.
Keduanya tidak berbicara sedikitpun, Abi sudah merasa lelah dengan perjalanan hidupnya. Ditinggalkan oleh wanita yang sangat ia cintai tanpa ada alasan yang jelas, kedua orangtuanya menjodohkan dirinya dengan anak dari rekan bisnis padanya. Dan sekarang, adiknya sendiri menyatakan perang terhadap dirinya hanya karena seorang pelayanan.
"Sayang! Aku datang." Suara teriakan yang sangat menganggu telinga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments