The Antagonist

The Antagonist

BAB 1 : Emosi

"Jian Mei...Jian Mei kenapa nasib hidupmu bisa semenyedihkan ini." gumam Jian Mei.

Ya gadis itu adalah Li Jian Mei berusia 26 tahun dan sekarang ia adalah seorang pengangguran yang menyedihkan.

Ia baru saja dipecat dari pekerjaannya yakni seorang guru di sebuah taman kanak-kanak, ia dipecat karena tidak sengaja membuat salah satu muridnya terluka.

Sebenarnya itu bukanlah kesalahan dirinya, waktu itu adalah jam istirahat dan ia melihat kedua muridnya sedang bertengkar di dekat rak sepatu, mereka saling mendorong sampai akhirnya membuat rak sepatu itu goyah dan menimpa mereka.

Jian Mei yang melihat kejadian itu tentu saja disalahkan karena tak segera melerai kedua muridnya tersebut, padahal ia mengetahui kalau rak itu memang sudah rapuh dan belum diganti.

Dengan perasaan sedih dan kecewa Jian Mei pulang ke apartemennya, ia terduduk di kasurnya ditemani dengan segelas alkohol yang berada di genggaman tangannya.

"Arghhh...aku benar-benar bosan." ucap Jian Mei.

Akhirnya ia mengambil laptop kesayangannya yang tergeletak diatas meja. Laptop itu adalah hadiah dari mantan suaminya. Ya, Jian Mei adalah seorang janda, ia menikah di usia yang cukup muda yakni 20 tahun. Ia bercerai dengan suaminya karena kekerasan yang ia terima.

Kekerasan itu juga membuat Jian Mei kehilangan janin yang sedang ia kandung. Meskipun ia masih mencintai suaminya saat itu, Jian Mei lebih memilih untuk bercerai daripada ia harus bertahan dengan orang yang telah menyakiti dirinya.

Untuk mengalihkan rasa sedihnya Jian Mei menyibukkan dirinya dengan berkuliah dan setelah itu ia bekerja sebagai seorang guru, rasa sakit dan kesedihan Jian Mei seakan hilang saat melihat murid-muridnya tersenyum senang saat ia mengajar mereka.

Apalagi masa kecil Jian Mei juga tidak terlalu menyenangkan, ia kehilangan ibunya dalam sebuah kecelakaan, hal itu membuat ayahnya sangat membenci Jian Mei.

"Ahh...sudahlah, kenapa aku harus teringat masa lalu yang tidak menyenangkan itu, lebih baik aku melihat hal-hal yang bahagia saja." ucap Jian Mei.

Jian Mei pun membuka sebuah situs novel online, karena memang ia sangat suka membaca. Ia terus menggerakkan kursor laptop miliknya. Sampai akhirnya ia menemukan sebuah novel dengan judul yang sangat menarik yaitu "Pembalasan Yuan Zi Lan".

"Judulnya sangat menarik tapi novel ini belum tamat, akan sangat menyebalkan kalau aku menjadi penasaran ditengah jalan cerita." ucap Jian Mei.

Meskipun sudah membaca dan mencari novel lain yang sudah tamat tapi entah kenapa novel dengan judul "Pembalasan Yuan Zi Lan" tadi benar-benar membuat dirinya sangat penasaran.

Pada akhirnya Jian Mei memutuskan untuk membaca novel tersebut meskipun belum tamat. Jian Mei benar-benar fokus membaca isi dari novel tersebut.

■■■■■

Awal cerita novel tersebut menceritakan tentang masa kecil Yuan Zi Lan yang hidup sebatang kara karena kedua orang tuanya telah meninggal dan harta peninggalan keluarganya dibawa kabur oleh para pekerja dirumahnya, untuk bertahan hidup Zi Lan yang masih kecil terpaksa harus mencari belas kasihan dari orang lain, terkadang untuk mengisi perutnya yang kosong ia harus mencuri dari para pedagang di pasar.

Sampai suatu hari saat sedang melancarkan aksi mencurinya, Zi Lan tertangkap oleh para pedagang dan ia dipukuli oleh mereka, Zi Lan kecil hanya bisa menangis dan memohon ampun pada mereka.

"Hikss...hikss...ampun paman, bibi. Ampuni aku hikss...aku terpaksa mencuri karena sangat kelaparan...jangan menendang tubuh kecilku hikss...sangat sakit..." ucap Zi Lan dengan berderai air mata.

Sayangnya suara kecil Zi Lan tak terdengar oleh mereka, mereka terus memukul dan menendang Zi Lan sampai anak itu terluka diseluruh tubuhnya, bahkan ia juga muntah darah.

Kegiatan kejam itu dihentikan oleh seorang pendekar berwajah tampan yang amat gagah. Ia meminta para pedagang itu untuk berhenti memukuli Zi Lan.

"Apa kalian semua ini seorang pengecut ? Beraninya mengeroyok anak kecil yang tak berdosa. Sejak tadi ia berteriak mohon ampun tapi kalian tak mendengarnya dan justru semakin ingin membunuhnya." ucap pria tersebut.

Tentunya para pedagang itu tak terima dan mereka menjelaskan kalau Zi Lan sudah berkali-kali mencuri dagangan mereka, namun mereka kini sudah sangat kesal dengan perbuatan Zi Lan.

Pendekar tersebut akhirnya membayar kerugian yang diakibatkan Zi Lan pada pedagang-pedagang itu. Seperginya para pedagang, ia sangat tak tega melihat kondisi Zi Lan yang mengenaskan.

Ia terbaring lemah di atas tanah, pendekar itu akhirnya membawa Zi Lan pulang. Ia memutuskan untuk mengangkat Zi Lan menjadi muridnya.

Saat sudah dewasa Zi Lan bertemu dengan seorang gadis cantik bernama Wei Lian dan mereka saling jatuh cinta, gadis itu adalah anak dari Yang Mulia Wei Meng Fan. Sayangnya dari awal Wei Meng Fan sangat tak menyukai dirinya.

Namun karena ancaman dari Wei Lian akhirnya Wei Meng Fan merestui hubungan mereka. Sayangnya lagi-lagi Wei Meng Fan membuat hati Zi Lan terluka dan semakin membenci dirinya.

Pada suatu malam kediaman Wei diserbu oleh pembunuh bayaran dan mengakibatkan Wei Meng Fan terbunuh. Sejak Kematian ayahnya kehidupan Wei Lian semakin menyedihkan.

Ia ditindas oleh ibu tiri dan adik tirinya yang juga menjadi selir dari suaminya. Wei Lian juga kehilangan putra tersayangnya karena sejak bayi ia memiliki tubuh yang lemah.

Karena rasa cemburu pada kehidupan adik tirinya itu Wei Lian membunuh putra Lu Meixi dengan suaminya. Hal itu membuat ia dihukum didalam penjara. Zi Lan sendiri tak langsung membunuh Wei Lian karena ingin gadis itu merasa tersiksa disetiap detik hidupnya.

■■■■■

Jian Mei benar-benar terbawa perasaan saat membaca novel tersebut

"Sial, kenapa novelnya belum update lagi, ceritanya jadi menggantung begini." ucap Jian Mei kesal.

Jian Mei sendiri sampai menangis karena membaca novel tersebut, bukan sedih karena perjuangan Zi Lan tetapi sedih karena nasib Wei Lian.

"Lian itu hanya membutuhkan perhatian dari Zi Lan saja, lagi pula sejak awal cinta Wei Lian sangat tulus. Hidup Lian juga tak ada bahagianya sama sekali lalu kenapa bisa dia menjadi tokoh antagonis disini ? Benar-benar penulis tak berotak." gumam Jian Mei.

Jian Mei pun mencari alamat surel milik penulis novel tersebut, setelah mendapatkannya ia mengirim pesan spam pada penulis itu.

"Maaf ya kakak penulis, aku begini karena memang cerita yang kau buat itu menguras emosiku, kenapa Wei Lian harus bernasib seperti itu, bahkan kisah hidupnya juga mirip denganku, sama-sama kehilangan orang dan hal yang dicintai." gumam Jian Mei.

Jian Mei sendiri akhirnya ketiduran karena kelelahan menangisi nasib Wei Lian dan dirinya, apalagi ia juga sangat mabuk karena alkohol yang ia minum.

Jian Mei akhirnya terbangun dengan rasa sakit di kepalanya, ia sendiri juga terkejut dengan keadaan kamar yang sangat asing baginya, bahkan ia juga tak memakai pakaiannya sendiri.

"Nyonya Wei Lian, apakah anda sudah terbangun ?." tanya seseorang dibalik pintu kamarnya.

"Wei Lian ? Aku masuk ke sebuah novel ? Atau ini cuma mimpi ?." gumam Jian Mei yang kebingungan dengan situasi saat ini

Terpopuler

Comments

Zhivana anindia Lestari

Zhivana anindia Lestari

hadir ya ka

2023-01-02

0

• リムル・テンペスト • Bisa panggil Am

• リムル・テンペスト • Bisa panggil Am

merenungi nasib wei lian dan Jian Mei(⁠〒⁠﹏⁠〒⁠)

2022-12-30

2

Ap

Ap

tinggalin jejak jg ya thor 👍

2022-10-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!