Pagi harinya Zi Lan sudah berada dikamar Wei Lian.
Dilihatnya wanita itu tengah fokus membaca buku, entah apa buku yang ia baca.
Tap...tap...tap
Mendekatlah ia ke hadapan Wei Lian, wanita itu menatap dirinya dengan ekspresi datar.
Zi Lan berpikir mungkin saja istrinya itu masih marah padanya karena kejadian kemarin.
"Kau sedang membaca apa ?" Tanya Zi Lan pada Wei Lian.
"Bukan sesuatu yang penting." Jawabnya.
Zi Lan pun merengkuh tubuh Wei Lian kedalam pelukannya, sesekali ia juga mengelus punggung Wei Lian.
"Maafkan aku karena tak mempedulikanmu kemarin, bagaimana keadaanmu sekarang ?" Tanya Zi Lan.
"Aku baik-baik saja, untungnya Tuan Muda Xu menyelamatkan ku, kalau tidak mungkin aku sudah mati." Jawab Wei Lian.
Zi Lan pun melapaskan pelukannya, "Aku akan memberi hukuman pada Meixi, kuharap kau juga tak membencinya, aku ingin kedua istriku akur."
Wei Lian hanya terdiam tak menjawab ucapan suaminya itu.
"Kenapa kau menatapku seperti itu ?" Tanya Zi Lan.
"Sebenarnya aku sedang menginginkan sesuatu." Jawab Wei Lian.
Zi Lan pun bertanya-tanya apa yang sedang diinginkan oleh istrinya itu.
"Apa yang kau inginkan Lian'er ?" Tanyanya
"Aku ingin melatih kultivasiku lagi." Jawab Wei Lian dengan penuh keyakinan.
"Untuk apa ?!" Tanya Zi Lan dengan ekspresi kagetnya.
"Dengan tubuh lemahku ini mungkin aku tak bisa melindungi orang lain tapi setidaknya aku bisa melindungi diriku sendiri." Jawab Wei Lian.
"Aku pasti akan melindungimu Lian'er, kalau kau berlatih kultivasi lagi aku takut keadaanmu akan semakin memburuk." Elak Zi Lan.
"Tapi aku ingin tetap berlatih, aku tak ingin menjadi beban bagi orang lain, lagipula kemarin kau juga tak bisa melindungiku dengan baik." Ucap Wei Lian sedih.
Zi Lan pun terdiam, memang benar kalau ia tak melindungi Wei Lian kemarin.
"Sebenarnya ada yang ingin kubicarakan padamu Lian'er." Ucap Zi Lan.
"Apa suamiku ?" Tanya Wei Lian.
"Kau tahu kan seperti apa ejekan para pendekar padaku kemarin ?" Tanya Zi Lan.
Wei Lian pun mengangguk, para pendekar memang mencela suaminya kemarin, tak lain karena suaminya itu berlagak seperti pemimpin sekte Wei.
"Aku sudah lama mengurus sekte Wei ini sendirian karena kau sedang sakit tapi tetap saja mereka merendahkanku seperti ayahmu dulu." Ucap Zi Lan.
Jian Mei pun terkejut, yang ia tahu selama ini hubungan Zi Lan dengan ayah Wei Lian itu cukup baik meskipun pada awalnya ia tak mendapat restu untuk bersama Wei Lian.
"Maafkan ayah." Ucap Wei Lian.
Zi Lan hanya terdiam mendengar permintaan maaf istrinya itu.
"Setelah keadaan tenang aku akan mengumumkan secara resmi kalau kau akan menjadi pemimpin baru dari sekte Wei suamiku." Ucap Wei Lian.
"Namun....." Wei Lian pun berhenti berbicara.
"Namun apa Lian'er ?" Tanya Zi Lan.
"Namun aku tak ingin Zi Yu mewarisi sekte Wei ini nantinya, aku yakin kalau aku bisa punya anak lagi tanpa membahayakan kesehatanku." Jawab Wei Lian.
Zi Lan tentu saja terkejut mendengar jawaban dari Wei Lian.
Anak ? Jujur saja ia tak menginginkannya lagi.
"Lian'er aku hanya berharap kau tak akan sakit dan terluka lagi, tanpa seorang anak diantara kita sekarang, aku sudah sangat bahagia." jawab Zi Lan.
Kedua mata Wei Lian pun langsung memerah, hatinya seolah tercabik-cabik mendengar ucapan suaminya.
"Sudahlah, aku tak ingin berdebat denganmu, mendengarnya hanya membuat hatiku semakin sakit." Ucap Wei Lian.
"Maafkan aku Lian'er, tapi karena kau sangat menginginkannya aku akan pergi ke kuil nanti untuk berdoa." Ucap Zi Lan.
Wei Lian pun tersenyum mendengar ucapan Zi Lan.
"Kau dengarkan Wei Lian ? Sebentar lagi kau pasti akan sangat bahagia karena Zi Lan akan kembali kedalam pelukanmu." Batin Jian Mei kegirangan.
"Ahh...iya istriku, aku juga ingin bertanya sesuatu." Ucap Zi Lan.
"Bertanya apa ?" Tanya Wei Lian.
"Apa kau tau soal buku yang berisi jurus rahasia yang diciptakan oleh ayahmu ?" Tanya Zi Lan.
Wei Lian pun terdiam sejenak, ia bukanlah Wei Lian yang asli jadi bagaimana mungkin ia bisa tahu ?.
Apalagi didalam novel juga tak dijelaskan soal yang ditanyakan Yuan Zi Lan.
"Apa kau tak tahu itu berada dimana ?." tanya Zi Lan sekali lagi.
"Aku tak pernah tahu dimana ayah menyimpannya suamiku, memangnya kenapa ?" Tanya Wei Lian balik.
"Akan sangat bagus bagiku kalau aku juga menguasainya saat memimpin nanti, dengan begitu mereka tak akan meremehkanku lagi." Ucap Zi Lan.
"Aku akan berusaha untuk mencarinya nanti." Jawab Wei Lian.
Setelah itu Zi Lan pun berpamitan untuk pergi, ia masih harus melayani para tamu dan juga mengawasi para murid sekte Wei.
Wei Lian pun memanggil Liuli dan memintanya untuk menutup rapat kamarnya.
"Memangnya Nyonya ingin bicara apa sampai-sampai aku harus menutup rapat kamar ini ?" Tanya Liuli penasaran.
"Liuli apa kau tau dimana ayah menyimpan buku-bukunya ?" Tanya Wei Lian.
"Tentu saja dikamar, diperpustakaan." Jawab Liuli.
"Tidak, kalau ada disitu pasti aku ataupun Zi Lan sudah pernah membacanya." Jawab Wei Lian.
"Kalau begitu buku apa yang Nyonya maksud ?" Tanya Liuli.
"Buku yang isinya teknik bela diri yang ayah ciptakan." Ucap Wei Lian.
"Ahhh...maksud anda jurus tapak darah ?" Tanya Liuli.
Wei Lian hanya mengangguk mengiyakan.
"Aku tak pernah tahu dimana mendiang Tuan Wei Meng Fan menyimpannya." Ucap Liuli.
Wei Lian pun terdiam berpikir, orang pasti menyimpan hal berharga seperti itu ditempat aman dan rahasia.
"Memangnya kenapa Nyonya bertanya soal itu ?." tanya Liuli.
"Aku ingin melatih kultivasiku lagi." Jawab Wei Lian.
Liuli pun tersenyum senang, ia sangat yakin kalau Nyonyanya itu akan berhasil mencapai tahap tertinggi nantinya.
"Aku akan membantu Nyonya untuk mencarinya nanti." ucapnya.
Wei Lian pun tersenyum mendengar ucapan Liuli, memanglah pelayannya itu selalu mendukungnya.
"Nyonya tadi Tuan Muda Xu Ye Han datang kemari." Lapor Liuli.
"Lalu dia ada dimana sekarang ? Aku belum berterima kasih padanya." Ucap Wei Lian.
"Dia langsung pergi begitu tahu Tuan Zi Lan ada disini." Jawab Liuli.
"Sebentar lagi kita pergi saja ke tempatnya, aku ingin berterima kasih padanya dengan tulus." Ucap Wei Lian dengan tersenyum.
"Nyonya, kurasa Tuan Muda Xu itu bukanlah orang jahat, dia sering sekali membantu Nyonya." Ucap Liuli.
"Dia memang bukan orang jahat Liuli."
Akhirnya Wei Lian pun pergi ke dapur ditemani oleh Liuli.
Ia ingin membuat beberapa masakan dan juga kue.
Ya, sebagai rasa terima kasihnya ia ingin menjamu Xu Ye Han dengan masakan yang ia buat sendiri.
Di kehidupannya dulu Jian Mei sangatlah jago dalam hal memasak. Dalam waktu singkat ia bisa menyajikan banyak makanan lezat.
Saat memasak Liuli sendiri juga terheran-heran, sejak kapan Nyonya yang ia layani itu sangat ahli dalam memasak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Deni Siska
Wei lian yg asli bodoh...naaahhh yg gantiin malah janda jablay pula...malah makin bodoh... sampai sini aja 👋🏻👋🏻
2025-01-10
0
est
bodoh mau di bodohin suami jahatnya...org cinta ma jabatanya aja kok bahagia mana ada bodoh 2
2022-11-20
4
resni
dih cuek dong sma suami plin plan noh murahan bgt mau dpt hati nya lgi bodoh🤮🤮🤮🤮
2022-10-14
3