"Ibu sebenarnya sekejam apa Wei Meng Fan itu ?" Tanya Meixi.
Ya, setelah kejadian menggemparkan tadi Meixi langsung pergi menemui ibunya.
"Sebelum aku menikah dengan Wei Meng Fan, ibu hanya mendengar bahwa dia adalah lelaki yang sangat mencintai istri dan juga anaknya." Jawab Yan Zi.
"Kalau begitu apa kultivasinya biasa saja ?" Tanya Meixi sekali lagi.
"Apa kau bodoh Meixi ? Kalau kemampuannya biasa saja mana mungkin ia menjadi pemimpin beberapa sekte untuk waktu yang lama." Ucap Yan Zi.
"Sebenarnya aku sangat penasaran bagaimana ibu bisa membuat ia jatuh cinta, hanya saja selama ini aku tak pernah bertanya dan hanya memendamnya saja." Ucap Meixi.
Yan Zi pun tersenyum mendengar ucapan putri tercintanya itu.
Namun tak lama senyuman itu menghilang dan menjadi tatapan sendu. Ia mengingat kembali masa lalunya sebelum menjadi istri dari Wei Meng Fan.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Yan Zi adalah anak dari seorang pelayan di kediaman keluarga Ju. Bisa dibilang ia tumbuh besar di kediaman Ju.
Meskipun tumbuh besar di lingkungan keluarga Ju yang sangat kaya raya ia tetaplah anak dari seorang pelayan. Ia juga sering membantu ibunya saat bekerja.
Walaupun begitu Yan Zi tetaplah anak yang beruntung, Tuan dan Nyonya Ju adalah orang yang baik hati. Mereka sering memberi Yan Zi hadiah-hadiah yang sangat cantik dan mahal. Mereka bahkan juga mengajari Yan Zi cara membaca dan menulis.
Yan Zi yang selama ini diperlakukan dengan kasar oleh ibunya pun benar-benar bahagia mendapat perhatian dari Tuan dan Nyonya Ju.
Tak lama datanglah seorang anak perempuan yang amat sangat cantik bernama Ju Chang Xi.
Ia adalah putri dari Tuan dan Nyonya Ju, sejak bayi Ju Chang Xi memang tinggal di kota lain atas permintaan kakek dan neneknya untuk diasuh oleh mereka.
Dan ia kembali ke kediaman keluarga Ju karena kakek dan neneknya itu baru saja meninggal.
Awalnya Yan Zi senang melihat Tuan dan Nyonya Ju bisa berkumpul dengan putrinya lagi, namun sejak kedatangan Chang Xi mereka seolah melupakan keberadaan dirinya.
Selain cantik, Chang Xi jugalah orang yang sangat pandai dan baik hati.
Rasa iri dan kebencian pun tumbuh dihati Yan Zi meskipun Chang Xi sangat baik kepadanya. Apalagi Yan Zi juga jatuh cinta pada pandangan pertama pada Wei Meng Fan saat lelaki itu datang ke kediaman Ju.
Namun apalah daya Wei Meng Fan jatuh cinta pada Ju Chang Xi, meskipun dirinya cukup cantik mana mungkin Wei Meng Fan melihat dirinya.
Hanya sebuah mimpi ia bisa mengalahkan Chang Xi dan bersanding dengan Wei Meng Fan.
Kebenciannya pun bertambah dalam pada Chang Xi saat wanita itu akan menikah dengan Wei Meng Fan. Diam-diam ia meracuni makanan yang akan disantap oleh Chang Xi, namun perbuatannya itu ketahuan oleh ibunya.
Antara malu, sedih dan kecewa ibunya itu ingin membunuh Yan Zi.
"Kenapa kau ingin membunuhku ibu ? Aku ini putrimu, seharusnya kau membiarkanku melakukan hal ini." Ucap Yan Zi saat itu.
"Putri ? Sejak kau mencampur makanan ini dengan racun kau bukanlah putriku lagi! Aku benar-benar malu dan tak punya muka lagi untuk menghadap Tuan, Nyonya Ju dan Nona Chang Xi." jawab ibu Yan Zi dengan penuh isak tangis.
Ia berusaha menusuk Yan Zi dengan sebilah pisau yang ada ditangannya. Namun tubuh renta dan penyakitan itu tentu saja kalah dengan tubuh sehat Yan Zi.
Jlebbb
Yan Zi berhasil merebut pisau itu dan menusuk ibunya sendiri.
"I-ibuu maafkan aku..." ucap Yan Zi lirih dengan berlinang air mata.
"Pergilah dari sini..." jawab ibunya.
Yan Zi menangis sejadi-jadinya melihat ibunya itu kini benar-benar mati ditangannya sendiri.
Ia pun berusaha melarikan diri dari kediaman Ju, ia tak ingin mati seperti ibunya itu.
Mungkin karena ia dan ibunya hanya seorang pelayan tak ada sama sekali yang peduli soal kematian ibunya dan dirinya yang menghilang.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
"Ibu...ibu..ibu!" Teriak Meixi untuk membuyarkan lamunan ibunya itu.
"Jangan teriak-teriak Meixi." Jawab ibunya.
"Aku kan bertanya daritadi tapi ibu malah melamun." Ucap Meixi.
"Yang jelas Wei Meng Fan jatuh cinta dan menikah denganku karena memang ibulah pasangan yang tepat." Jawab Yan Zi.
■■■■■
Kini Si Ming pun menginterogasi adiknya dan Jin Ling didalam kamar.
Meskipun adiknya itu sudah membuktikan kalau ia tidak bersalah namun tetap saja adiknya itu melakukan hal yang sangat berbahaya.
"Sekarang kalian berdua jelaskan padaku semuanya. Sekte Xu kita benar-benar dipermalukan oleh mereka!" Ucap Si Ming.
"Dimana sebenarnya kalian berdua semalam ?" Tanya Si Ming.
"Bukankah kakak sudah dengar tadi kalau aku menghabiskan waktu bersama Jin Ling dan Pendekar Bai." Jawab Ye Han.
"Apa itu benar Jin Ling ?" Tanya Si Ming.
Jin Ling hanya mengangguk mengiyakan.
"Mengapa kau memberi obat pada Nyonya Wei Lian ? Dan darimana sebenarnya kau tahu Nyonya Wei Lian benar-benar terluka parah ?" Tanya Si Ming dengan penuh rasa curiga pada adiknya itu.
"Bukannya semua orang tahu kalau Wei Lian memang sakit, makanya itu aku memberi dia obat." Jawab Ye Han santai.
Si Ming benar-benar merasa frustasi, adiknya itu memang berniat untuk tak memberi tahu apapun pada dirinya.
"Saat pulang nanti kau jelaskan semuanya pada ayah." Ucap Si Ming lalu pergi meninggalkan adiknya dan Jin Ling.
"Ahhh...akhirnya dia pergi juga." Ucap Ye Han lega.
Ia pun merebahkan dirinya diatas ranjang, ia benar-benar sangat lelah, sejak kemarin ia belum ada beristirahat.
"Apa Tuan tahu siapa orang yang menyerang Nyonya Wei Lian tadi ?" Tanya Jin Ling.
Ye Han menggelengkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Jin Ling.
Ya, ia juga bertanya-tanya sebenarnya siapa orang tadi. Kalau memang ia berniat membalaskan dendamnya mengapa tak ia lakukan sejak dulu.
Mengapa harus memilih hari dimana banyak pendekar hebat berkumpul ?.
"Jin Ling pergilah ke kamar Wei Lian sebentar, lihat lalu laporkan keadaannya padaku." Perintah Ye Han.
"Tuan...aku tak tahu dimana kamar Nyonya Wei Lian." Jawab Jin Ling.
"Ada disebelah utara, kau pasti akan tahu itu kamar Wei Lian saat melihat kolam yang sangat berkilauan." Ucap Ye Han.
Jin Ling pun bergegas pergi melaksanakan tugas dari tuannya itu.
Ye Han pun mengeluarkan gantungan yang ia pungut tadi.
Gantungan itu adalah milik orang yang berniat membunuh Wei Lian tadi.
"Aku tak pernah melihat gantungan ini." Gumam Ye Han.
"Huhhh...saat aku menemukanmu kupastikan kau akan merasakan rasa sakit yang lebih parah dari yang Wei Lian terima." Gumam Ye Han.
Meskipun kelelahan Ye Han lagi-lagi pergi meninggalkan kediaman Wei.
Entah kemana ia melangkahkan kakinya itu, yang jelas ia pergi dengan sangat terburu-buru.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments