Jian Mei yang baru saja terbangun terkejut dengan suasana kamar yang sangat asing baginya, bahkan ia juga tak memakai pakaiannya sendiri.
"Kenapa aku memakai pakaian yang kuno begini ?" Gumam Jian Mei
"Nyonya Wei Lian apakah anda sudah bangun ?" Ucap seseorang di balik pintu kamar.
"Wei Lian ? Apa yang dimaksud itu aku ? Aku masuk ke sebuah novel ? Atau ini cuma mimpi karena aku terbawa perasaan semalam ?" Gumam Jian Mei yang kebingungan dengan situasi saat ini.
"Saya akan masuk kedalam Nyonya." Ucap wanita dibalik pintu.
Jian Mei sendiri hanya diam mematung, ia masih bingung dengan apa yang ia alami saat ini.
Jian Mei bertanya pada wanita yang ada didepannya itu, "Kamu tadi memanggilku apa ?."
Wanita itu tentu saja bingung, namun pada akhirnya ia tetap menjawab pertanyaan tersebut, "Wei Lian." Jawabnya
Jian Mei yang mendengar itu terjatuh lemas ke lantai, ia tak menyangka akan bertransmigrasi kedalam sebuah novel yang ia baca tadi malam.
Ia memang bersedih atas nasib Wei Lian, namun ia tak menyangka kalau ia harus menjadi Wei Lian.
Akhirnya selama beberapa hari Jian Mei hanya mengurung diri didalam kamar karena ia masih syok dengan apa yang dia alami saat ini bahkan saat pelayan datang dan bertanya pada dirinya, Jian Mei hanya mengabaikan mereka.
Di malam hari yang begitu dingin Jian Mei keluar dari dalam kamarnya. Ia berjalan melewati beberapa ruangan sampai akhirnya ia berada diluar kediamannya. Ia berjalan menuju sebuah jembatan.
Ia memandangi kolam yang kini berada dibawahnya, ia melihat betapa indahnya pantulan bulan. Melihat keindahan itu membuat Jian Mei kembali terenyuh.
"Di dunia nyata ataupun disini hidupku benar-benar kesepian. Wahai dewa sebenarnya apa kesalahanku ? Mengapa sekarang aku harus menanggung kesedihan Wei Lian ? Aku memang kasihan dengan tubuh ini namun bukan berarti ingin menggantikannya." Ucap Jian Mei dengan penuh kesedihan
Saat ia menangis Jian Mei dikejutkan dengan kedatangan seorang pelayan, ia memarahi dirinya yang keluar dengan pakaian tipis padahal angin malam ini sangat dingin.
"Nyonya Lian! Kenapa anda keluar dengan pakaian tipis begini ? Apa anda ingin jatuh sakit ? Kalau memang ingin sakit jangan mengeluh saat harus meminum obat!" Omel pelayan itu Wei Lian.
Mendengar itu Jian Mei merasa sangat iri masih ada seseorang yang mengkhawatirkan Wei Lian, biarpun sekarang yang berada didalam tubuh ini adalah raga dari Jian Mei.
"Masuklah sekarang Nyonya, melihat kondisi anda yang seperti ini benar-benar membuatku bertambah sedih." Omel pelayan itu sekali lagi.
Tak ingin pelayan itu terus mengomel Jian Mei pun kembali masuk kedalam kamarnya untuk beristirahat, pelayan itu juga menyelimuti tubuh Jian Mei dengan selimut.
"Cepatlah tidur Nyonya, aku akan membakar dupa yang anda sukai agar tidur Nyonya malam ini nyenyak." Kata pelayan itu
Setelah membakar dupa dan mematikan beberapa lilin pelayan itu pun pergi meninggalkan Jian Mei sendirian.
Jian Mei yang sendiri seolah sudah terbiasa dengan bau dupa tersebut akhirnya terlelap dalam tidurnya.
Dalam tidurnya ia bermimpi melihat Wei Lian sedang menangis sambil memanggil nama Wei Tian Li yang tak lain adalah anak dari Wei Lian.
Lian menangis sambil memegang baju putranya itu dengan sangat erat.
"Anakku tian er, ibumu ini sangat merindukanmu, anakku yang malang kenapa kau harus pergi secepat ini ? Ibumu ini sangat kesepian." Ucap Wei Lian.
Kini Jian Mei melihat beberapa memori bahagia antara Lian dengan putranya.
Ia memperhatikan Wei Tian Li yang memiliki mata berwarna keabu-abuan yang sangat indah saat dilihat, hidung yang mancung dan bibir yang tipis, wajahnya sangat menawan biarpun ia masih kecil. Sayangnya kulit Tian Er sangatlah pucat karena daya tahan tubuhnya sangatlah lemah.
Jian Mei berjalan mendekati Lian yang sedang menemani putranya bermain. Hingga kini tersisa beberapa langkah lagi jarak diantara mereka.
Tiba-tiba saja Wei Lian menoleh ke arah Jian Mei, mata mereka kini saling bertatapan. Wajah Wei Lian yang tadinya cerah kini menjadi sangat suram, kini bahkan ia melihat Wei Lian menangis darah.
"Arghhhh....putraku Tian Er." Ucap Wei Lian berkali-kali.
Jian Mei akhirnya terbangun dari tidurnya, tubuhnya mengeluarkan keringat dingin, matanya pun juga sembap karena ia menangis dalam tidurnya.
Jian Mei bergidik ngeri dengan mimpinya barusan, seingatnya adegan Wei Lian menangis darah dan menyebut nama putranya itu tak ada didalam novel.
"Apa adegan tadi itu bakal terjadi di episode berikutnya ?" Gumam Jian Mei
Jian Mei terus memikirkan mimpinya tadi, kalau memang mimpi tadi adalah salah satu adegan novel yang belum di upload ia benar-benar tak habis pikir dengan penulis novel ini.
"Apa dia tak membaca surel yang telah kukirim ? Bagaimana bisa dia setega itu pada Wei Lian. Tokoh protagonis di novel Pembalasan Yuan Zi Lan seharusnya adalah Wei Lian, dia adalah korban disini!" Ucap Jian Mei yang sangat marah.
"Baiklah kalau memang maumu untuk membuat Wei Lian mati sia-sia maka aku akan menghalanginya wahai novelis. Aku akan membuat Wei Lian terus hidup!" Kata Jian Mei.
Jian Mei pun mengambil sebuah kertas, kuas dan tinta untuk menulis beberapa informasi dan kejadian yang ia ingat di novel Pembalasan Yuan Zi Lan.
Meskipun tak terlalu banyak karena memang novelnya belum tamat tetap saja membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menulis karena Jian Mei yang sudah lupa dengan beberapa alur cerita.
Jian Mei baru menyelesaikan tulisannya ketika matahari sudah terbit.
"Nyonya apa anda sudah bangun ? Aku akan masuk kedalam kamar." Ucap pelayan didepan pintu.
Jian Mei sendiri sudah tau kalau itu pasti pelayan yang suka memarahi dirinya. Akhirnya pelayan itu pun masuk. Dan benar saja ia langsung mengomel begitu melihat Wei Lian.
"Kenapa kamar ini sangat berantakan ? Apa anda tak tidur lagi semalam ? Lihatlah kantung mata anda yang menghitam itu!" Ucap pelayan itu dengan kesal.
"Apa kau Liuli ?" Tanya Jian Mei yang merasuki tubuh Wei Lian
Pelayan itu langsung tersenyum namun tak lama senyuman itu hilang dari bibirnya.
"Apa anda tau kalau sekarang aku sangat bahagia Nyonya ? Setelah sekian lama anda membisu namun kenapa anda bertanya seperti itu ? Apa anda benar-benar melupakanku ?" Jawabnya dengan isak tangis.
Jian Mei akhirnya tau kalau pelayan itu memanglah Liuli, dia adalah pelayan setia Wei Lian.
Liuli juga sering mendapat siksaan karena kesetiannya pada Wei Lian. Bahkan ketika Wei Lian sudah mulai dianggap gila oleh semua orang ia sama sekali tak meninggalkan Wei Lian.
Bahkan setiap harinya ia akan berlutut memohon agar Wei Lian dibebaskan dari penjara yang menyiksanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Seo Joo Hyun
jangan nyerah dulu dong, kasian wei lian jadinya 😭
2022-10-01
0
Lusi
wei lian yg asli udh mati kak??
2022-10-01
0
LucassS
knpa ngenes2 nasibnya thor??
2022-08-07
0