BAB 2 : Transmigrasi

Jian Mei yang baru saja terbangun terkejut dengan suasana kamar yang sangat asing baginya, bahkan ia juga tak memakai pakaiannya sendiri.

"Kenapa aku memakai pakaian yang kuno begini ?" Gumam Jian Mei

"Nyonya Wei Lian apakah anda sudah bangun ?" Ucap seseorang di balik pintu kamar.

"Wei Lian ? Apa yang dimaksud itu aku ? Aku masuk ke sebuah novel ? Atau ini cuma mimpi karena aku terbawa perasaan semalam ?" Gumam Jian Mei yang kebingungan dengan situasi saat ini.

"Saya akan masuk kedalam Nyonya." Ucap wanita dibalik pintu.

Jian Mei sendiri hanya diam mematung, ia masih bingung dengan apa yang ia alami saat ini.

Jian Mei bertanya pada wanita yang ada didepannya itu, "Kamu tadi memanggilku apa ?."

Wanita itu tentu saja bingung, namun pada akhirnya ia tetap menjawab pertanyaan tersebut, "Wei Lian." Jawabnya

Jian Mei yang mendengar itu terjatuh lemas ke lantai, ia tak menyangka akan bertransmigrasi kedalam sebuah novel yang ia baca tadi malam.

Ia memang bersedih atas nasib Wei Lian, namun ia tak menyangka kalau ia harus menjadi Wei Lian.

Akhirnya selama beberapa hari Jian Mei hanya mengurung diri didalam kamar karena ia masih syok dengan apa yang dia alami saat ini bahkan saat pelayan datang dan bertanya pada dirinya, Jian Mei hanya mengabaikan mereka.

Di malam hari yang begitu dingin Jian Mei keluar dari dalam kamarnya. Ia berjalan melewati beberapa ruangan sampai akhirnya ia berada diluar kediamannya. Ia berjalan menuju sebuah jembatan.

Ia memandangi kolam yang kini berada dibawahnya, ia melihat betapa indahnya pantulan bulan. Melihat keindahan itu membuat Jian Mei kembali terenyuh.

"Di dunia nyata ataupun disini hidupku benar-benar kesepian. Wahai dewa sebenarnya apa kesalahanku ? Mengapa sekarang aku harus menanggung kesedihan Wei Lian ? Aku memang kasihan dengan tubuh ini namun bukan berarti ingin menggantikannya." Ucap Jian Mei dengan penuh kesedihan

Saat ia menangis Jian Mei dikejutkan dengan kedatangan seorang pelayan, ia memarahi dirinya yang keluar dengan pakaian tipis padahal angin malam ini sangat dingin.

"Nyonya Lian! Kenapa anda keluar dengan pakaian tipis begini ? Apa anda ingin jatuh sakit ? Kalau memang ingin sakit jangan mengeluh saat harus meminum obat!" Omel pelayan itu Wei Lian.

Mendengar itu Jian Mei merasa sangat iri masih ada seseorang yang mengkhawatirkan Wei Lian, biarpun sekarang yang berada didalam tubuh ini adalah raga dari Jian Mei.

"Masuklah sekarang Nyonya, melihat kondisi anda yang seperti ini benar-benar membuatku bertambah sedih." Omel pelayan itu sekali lagi.

Tak ingin pelayan itu terus mengomel Jian Mei pun kembali masuk kedalam kamarnya untuk beristirahat, pelayan itu juga menyelimuti tubuh Jian Mei dengan selimut.

"Cepatlah tidur Nyonya, aku akan membakar dupa yang anda sukai agar tidur Nyonya malam ini nyenyak." Kata pelayan itu

Setelah membakar dupa dan mematikan beberapa lilin pelayan itu pun pergi meninggalkan Jian Mei sendirian.

Jian Mei yang sendiri seolah sudah terbiasa dengan bau dupa tersebut akhirnya terlelap dalam tidurnya.

Dalam tidurnya ia bermimpi melihat Wei Lian sedang menangis sambil memanggil nama Wei Tian Li yang tak lain adalah anak dari Wei Lian.

Lian menangis sambil memegang baju putranya itu dengan sangat erat.

"Anakku tian er, ibumu ini sangat merindukanmu, anakku yang malang kenapa kau harus pergi secepat ini ? Ibumu ini sangat kesepian." Ucap Wei Lian.

Kini Jian Mei melihat beberapa memori bahagia antara Lian dengan putranya.

Ia memperhatikan Wei Tian Li yang memiliki mata berwarna keabu-abuan yang sangat indah saat dilihat, hidung yang mancung dan bibir yang tipis, wajahnya sangat menawan biarpun ia masih kecil. Sayangnya kulit Tian Er sangatlah pucat karena daya tahan tubuhnya sangatlah lemah.

Jian Mei berjalan mendekati Lian yang sedang menemani putranya bermain. Hingga kini tersisa beberapa langkah lagi jarak diantara mereka.

Tiba-tiba saja Wei Lian menoleh ke arah Jian Mei, mata mereka kini saling bertatapan. Wajah Wei Lian yang tadinya cerah kini menjadi sangat suram, kini bahkan ia melihat Wei Lian menangis darah.

"Arghhhh....putraku Tian Er." Ucap Wei Lian berkali-kali.

Jian Mei akhirnya terbangun dari tidurnya, tubuhnya mengeluarkan keringat dingin, matanya pun juga sembap karena ia menangis dalam tidurnya.

Jian Mei bergidik ngeri dengan mimpinya barusan, seingatnya adegan Wei Lian menangis darah dan menyebut nama putranya itu tak ada didalam novel.

"Apa adegan tadi itu bakal terjadi di episode berikutnya ?" Gumam Jian Mei

Jian Mei terus memikirkan mimpinya tadi, kalau memang mimpi tadi adalah salah satu adegan novel yang belum di upload ia benar-benar tak habis pikir dengan penulis novel ini.

"Apa dia tak membaca surel yang telah kukirim ? Bagaimana bisa dia setega itu pada Wei Lian. Tokoh protagonis di novel Pembalasan Yuan Zi Lan seharusnya adalah Wei Lian, dia adalah korban disini!" Ucap Jian Mei yang sangat marah.

"Baiklah kalau memang maumu untuk membuat Wei Lian mati sia-sia maka aku akan menghalanginya wahai novelis. Aku akan membuat Wei Lian terus hidup!" Kata Jian Mei.

Jian Mei pun mengambil sebuah kertas, kuas dan tinta untuk menulis beberapa informasi dan kejadian yang ia ingat di novel Pembalasan Yuan Zi Lan.

Meskipun tak terlalu banyak karena memang novelnya belum tamat tetap saja membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menulis karena Jian Mei yang sudah lupa dengan beberapa alur cerita.

Jian Mei baru menyelesaikan tulisannya ketika matahari sudah terbit.

"Nyonya apa anda sudah bangun ? Aku akan masuk kedalam kamar." Ucap pelayan didepan pintu.

Jian Mei sendiri sudah tau kalau itu pasti pelayan yang suka memarahi dirinya. Akhirnya pelayan itu pun masuk. Dan benar saja ia langsung mengomel begitu melihat Wei Lian.

"Kenapa kamar ini sangat berantakan ? Apa anda tak tidur lagi semalam ? Lihatlah kantung mata anda yang menghitam itu!" Ucap pelayan itu dengan kesal.

"Apa kau Liuli ?" Tanya Jian Mei yang merasuki tubuh Wei Lian

Pelayan itu langsung tersenyum namun tak lama senyuman itu hilang dari bibirnya.

"Apa anda tau kalau sekarang aku sangat bahagia Nyonya ? Setelah sekian lama anda membisu namun kenapa anda bertanya seperti itu ? Apa anda benar-benar melupakanku ?" Jawabnya dengan isak tangis.

Jian Mei akhirnya tau kalau pelayan itu memanglah Liuli, dia adalah pelayan setia Wei Lian.

Liuli juga sering mendapat siksaan karena kesetiannya pada Wei Lian. Bahkan ketika Wei Lian sudah mulai dianggap gila oleh semua orang ia sama sekali tak meninggalkan Wei Lian.

Bahkan setiap harinya ia akan berlutut memohon agar Wei Lian dibebaskan dari penjara yang menyiksanya.

Terpopuler

Comments

Seo Joo Hyun

Seo Joo Hyun

jangan nyerah dulu dong, kasian wei lian jadinya 😭

2022-10-01

0

Lusi

Lusi

wei lian yg asli udh mati kak??

2022-10-01

0

LucassS

LucassS

knpa ngenes2 nasibnya thor??

2022-08-07

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 : Emosi
2 BAB 2 : Transmigrasi
3 BAB 3 : Pesta
4 BAB 4 : Pengalihan
5 BAB 5 : Lukisan
6 BAB 6 : Kalung Giok Es
7 BAB 7 : Penyiksaan
8 BAB 8 : Pertunjukan
9 BAB 9 : Pencuri Perhatian
10 BAB 10 : Xu Ye Han Yang Tak Sopan
11 BAB 11 : Keracunan
12 BAB 12 : Pencarian
13 BAB 13 : Tuduhan
14 BAB 14 : Pembuktian
15 BAB 15 : Masa Lalu Yan Zi
16 BAB 16 : Dia Orang Baik
17 BAB 17 : Keinginan Baru
18 BAB 18 : Pewaris Sah
19 BAB 19 : Orang Luar
20 BAB 20 : Buku Rahasia
21 BAB 21 : Danau Kenangan
22 BAB 22 : Perjamuan Kecil
23 BAB 23 : Tarian Burung Merak
24 BAB 24 : Jepit Rambut
25 BAB 25 : Penggoda Istri Orang
26 BAB 26 : Sebuah Hadiah
27 BAB 27 : Perebut
28 BAB 28 : Wei Lian Si Wanita Iblis
29 BAB 29 : Tekad
30 BAB 30 : Xiao Wu
31 BAB 31: Janji
32 BAB 32 : Berjumpa Kembali
33 BAB 33 : Menculik
34 BAB 34 : Pertahanan Yang Runtuh
35 BAB 35 : Pengganggu
36 BAB 36 : Bunga Tidur
37 BAB 37 : Tabib
38 BAB 38 : Racun Bunga Biru
39 BAB 39 : Elakan
40 BAB 40 : Menepati Janji
41 BAB 41 : Orang Mencurigakan
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74 : Pertemuan (2)
Episodes

Updated 74 Episodes

1
BAB 1 : Emosi
2
BAB 2 : Transmigrasi
3
BAB 3 : Pesta
4
BAB 4 : Pengalihan
5
BAB 5 : Lukisan
6
BAB 6 : Kalung Giok Es
7
BAB 7 : Penyiksaan
8
BAB 8 : Pertunjukan
9
BAB 9 : Pencuri Perhatian
10
BAB 10 : Xu Ye Han Yang Tak Sopan
11
BAB 11 : Keracunan
12
BAB 12 : Pencarian
13
BAB 13 : Tuduhan
14
BAB 14 : Pembuktian
15
BAB 15 : Masa Lalu Yan Zi
16
BAB 16 : Dia Orang Baik
17
BAB 17 : Keinginan Baru
18
BAB 18 : Pewaris Sah
19
BAB 19 : Orang Luar
20
BAB 20 : Buku Rahasia
21
BAB 21 : Danau Kenangan
22
BAB 22 : Perjamuan Kecil
23
BAB 23 : Tarian Burung Merak
24
BAB 24 : Jepit Rambut
25
BAB 25 : Penggoda Istri Orang
26
BAB 26 : Sebuah Hadiah
27
BAB 27 : Perebut
28
BAB 28 : Wei Lian Si Wanita Iblis
29
BAB 29 : Tekad
30
BAB 30 : Xiao Wu
31
BAB 31: Janji
32
BAB 32 : Berjumpa Kembali
33
BAB 33 : Menculik
34
BAB 34 : Pertahanan Yang Runtuh
35
BAB 35 : Pengganggu
36
BAB 36 : Bunga Tidur
37
BAB 37 : Tabib
38
BAB 38 : Racun Bunga Biru
39
BAB 39 : Elakan
40
BAB 40 : Menepati Janji
41
BAB 41 : Orang Mencurigakan
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74 : Pertemuan (2)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!