Kini suasana menjadi sangat heboh karena ucapan Lu Meixi.
Xu Ye Han pun langsung berdiri dan memberi hormat pada Lu Meixi, "Nyonya aku mohon maaf karena aku akan mengecewakan anda nantinya." Ucap Ye Han.
Dengan gagah berani Ye Han langsung melompat ke area pertandingan.
"Mohon bimbingannya pada para senior." Ucap Ye Han.
Tak butuh waktu lama salah satu seorang pemimpin sekte bernama Dongfang pun turun. Ia membungkukkan badannya untuk memberi salam pada Ye Han.
"Perlihatkanlah padaku kehebatanmu wahai Tuan Muda Kedua Xu."
Mereka berdua pun bertanding dengan sangat sengit. Serangan demi serangan diberikan oleh Dongfang pada Ye Han.
"Cobalah membalas seranganku Xu Ye Han! Jangan menghindarinya terus-menerus, kalau kau tidak yakin dengan kemanpuanmu sebaiknya menyerah saja, jangan mempermalukan dirimu dan sekte keluargamu." Teriak Dongfang.
Mendengar itu Ye Han hanya tersenyum, hanya saja karena senyuman itu Dongfang menjadi sangat kesal.
Ia melemparkan sebuah serangan dengan sangat keras dan membuat Ye Han terluka. Meskipun berhasil ditangkis namun serangan itu membuat tangannya terluka.
Ye Han pun langsung membuka kipas yang ia bawa.
"Xu Ye Han seorang laki-laki harusnya membawa sebuah pedang dalam pertandingan bela diri, bukan sebuah kipas tak berguna." Ucap Dongfang dengan nada mengejek.
"Tuan Dongfang, biasanya sesuatu yang dianggap sepele itu adalah yang paling mematikan." Jawab Ye Han
Dongfang pun tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban Ye Han, baginya seorang pria haruslah bermain pedang, bukan dengan sebuah kipas yang dianggap feminim.
"Kurasa kau banyak bergaul dengan para wanita yang mengagungkanmu, sampai kau lupa jati dirimu sebagai seorang pendekar!" Teriak Dongfang.
Ia pun kembali menyerang Ye Han dengan gerakan yang sangat cepat. Namun Ye Han selalu berhasil menghindari serangannya.
Semua orang yang melihat pun terpukau dengan kemampuan Ye Han.
"Tuan Dongfang waktu itu adalah lawan terakhir dari Tuan Zi Lan kan ? Kalau seperti ini berarti kemampuan Tuan Ye Han sangat hebat."
"Penampilan mereka benar-benar menakjubkan."
"Tuan Muda Xu Ye Han sangat tampan."
Pujian demi pujian untuk Xu Ye Han terus menerus terdengar oleh Meixi dan itu kembali membuat dirinya sangat kesal.
"Aku tak menyangka kalau kemampuan bela dirinya itu cukup bagus, pantas saja ia sangat sombong dan suka merendahkanku." Batin Lu Meixi
Xu Ye Han pun akhirnya membalas serangan Dongfang, dengan sekali pukulan ia berhasil membuat Dongfang terlempar.
"Kau...." ucap Dongfang
Belum selesai Dongfang berbicara Ye Han langsung melemparkan kipas ditangannya ke arah Dongfang.
Lemparan kipas itu membuat wajah Dongfang tergores dan mengeluarkan darah.
Setelah kipas itu kembali kedalam genggamannya Ye Han langsung membungkuk, "Aku menyerah sampai disini, dengan kemampuanku ini aku tak akan bisa mengalahkan Tuan Dongfang."
Tentu saja ucapan Ye Han membuat semua orang terheran, apanya yang menyerah dan tak bisa mengalahkan Dongfang ? Ia baru saja menjatuhkan dan membuat Dongfang terluka.
"Baiklah, suatu kehormatan bisa melihat kemampuan anda Tuan Muda Kedua Xu." Ucap Zi Lan.
...----------------...
Malam Hari....
Lu Meixi kini sedang menggerutu dihadapan Zi Lan, ia sama sekali tak suka karena Xu Ye Han lah yang menjadi pusat pembicaraan hari ini.
"Suamiku..aku benar-benar sangat kesal, kenapa bukan aku yang menjadi bintang hari ini ? Wei Lian dan Xu Ye Han itu terus saja membuatku kesal!" Ucap Lu Meixi
Zi Lan hanya bisa menggelengkan kepalanya mendengar istri tercintanya itu tengah mengomel.
"Sudahlah, lagipula masih ada beberapa hari lagi sebelum pesta berakhir." Ucap Zi Lan.
Meixi sama sekali tidak senang mendengar ucapan suaminya itu.
"Tetap saja, harusnya akulah yang menjadi bintang sejak hari pertama, apa kau tak lihat betapa sombong dan angkuhnya Tuan Muda Kedua Xu itu ? Padahal kemampuannya biasa saja." Gerutu Meixi.
Zi Lan pun tertegun mendengar ucapan Meixi itu, ia sadar kalau kemampuan Xu Ye Han tadi tak bisa diremehkan, namun memang benar kalau lelaki itu sangatlah angkuh dan sombong.
Zi Lan pun berjalan ke arah Meixi yang terduduk di depan meja rias miliknya. Ia meletakkan kedua tangannya dipundak istrinya itu.
"Sudahlah, lagipula sebenarnya aku tak rela kalau para lelaki itu melihat kecantikanmu yang luar biasa ini." Rayu Zi Lan.
"Aku tau kau bicara seperti itu karena lelah mendengarku terus mengomel tapi baiklah aku akan berhenti mengomel." Ucap Meixi sembari tersenyum.
Tiba-tiba saja seorang anak kecil berlari masuk dan langsung memeluk Meixi. Anak kecil itu tak lain adalah Zi Yu putranya.
"Ibu..." ucap Zi Yu dengan suara yang menggemaskan.
"Ya putraku ?" Jawab Meixi dengan suara lembut.
"I-ibu...Zi Yu melihat peri sedang menangis." Ucap Zi Yu terbata-bata.
Zi Lan dan Meixi pun saling berpandangan.
"Z-ziyu lihat peri menangis...ahh permen ini dari peri cantik itu." Ucap Zi Yu lalu memberikan permen ditangannya pada Meixi.
Meixi pun berteriak memanggil pelayannya.
"Hao Ran!" teriaknya
Hao Ran pun berlari menghadap Nyonya dan Tuannya itu.
"Zi Yu bermain dengan siapa ?" Tanya Meixi
"Maafkan aku Nyonya, tadi aku teledor saat menjaga Tuan Muda Zi Yu, saat menemukannya ia baru saja keluar dari kediaman Nyonya Wei Lian, kumohon maafkan aku." Jelas Hao Ran ketakutan.
"Bodoh! Menjaga anak kecil saja tidak bisa, bahkan sampai membuat dia memanggil wanita itu peri, kau harus dihukum Hao Ran!" Ucap Meixi
"Ampuni aku Nyonya...ampuni aku." Ucap Hao Ran.
"Sudahlah Meixi! Apa kau akan melakukan kekerasan didepan Zi Yu ? Lihatlah dia ketakutan karena teriakanmu." Ucap Zi Lan dengan penuh amarah.
"T-tapi kan..."
Belum selesai Meixi berbicara Zi Lan langsung memotongnya lalu meninggalkan kamar Meixi dengan menggendong Zi Yu.
"Diamlah, aku akan pergi keluar menenangkan Zi Yu." Ucap Zi Lan
Setelah kepergian Zi Lan dan putranya, Meixi langsung berdiri dan hendak menampar Hao Ran.
"Ampun Nyonya..." teriak Hao Ran
"Kau....ah...sudahlah, kali ini aku memaafkanmu tapi lain kali jangan sampai kau lengah, wanita gila itu bisa saja menyakiti putraku yang berharga, dan buanglah permen ini!" Ucap Meixi
"Baik Nyonya, terima kasih sudah memaafkanku." Ucap Hao Ran lega
Baru saja akan pergi meninggalkan kamar Meixi tapi langkahnya dihentikan oleh Nyonyanya itu.
"Tunggu Hao Ran, apa yang dilakukan wanita bodoh itu tadi ?" Tanya Meixi penasaran.
"Saat aku menemukan Tuan Muda Zi Yu, wanita itu sedang melamun Nyonya, kelihatannya ia sedang sakit." Jelas Hao Ran.
Setelah itu Meixi pun menyuruh Hao Ran untuk pergi.
"Wei Lian...Wei Lian sungguh malang sekali nasibmu, ibumu mati, ayahmu mati, bahkan anakmu juga mati. Entah bagaimana kalau pelayan kesayanganmu itu juga mati.." batin Lu Meixi.
Di sisi lain Wei Lian sedang menikmati kesendiriannya di kolam cermin bulan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments