BAB 4 : Pengalihan

Setelah pergi meninggalkan aula perjamuan, Wei Lian berjalan dengan sempoyongan menuju kediamannya. Liuli yang sedari tadi menunggu diluar menjadi sangat khawatir melihat keadaan Wei Lian.

"Apa Lu Meixi berani menindas anda didepan para tamu Nyonya ?" Tanya Liuli padaku dengan suara bergetar.

"Tidak." Jawab Wei Lian tegas.

"Bantu aku berjalan ke kamar Liuli, entah kenapa dadaku terasa sangat nyeri." Pinta Wei Lian.

Setiba dikamar Liuli langsung membantuku untuk berbaring diranjang. Ia juga langsung berpamitan untuk membuatkan diriku teh.

"Sebenarnya kenapa tiba-tiba dadaku terasa sesak ? Bahkan aku juga menangis tadi, padahal aku tak sedih sama sekali." Gumamku.

"Nyonya cepatlah minum ini, aku juga meminta tabib untuk membuatkan obat." Ucap Liuli yang baru saja tiba.

"Ya, terima kasih, setelah ini pergilah untuk beristirahat karena aku juga akan beristirhat." Ucapku padanya.

"Baiklah kalau begitu aku akan membakarkan dupa untuk anda." Jawab Liuli.

Aula Tamu Istana Wei

Seperginya Wei Lian, pesta tetap dilanjutkan dengan meriah, walaupun begitu tetap ada beberapa orang yang menggunjing Wei Lian.

"Ini adalah pertama kalinya kita melihat Nyonya Wei Lian setelah kematian putranya."

"Aku sempat mendengar desas-desus ia jadi gila karena kematian putranya tapi nampaknya ia baik-baik saja"

"Temperamennya itu tak berubah sejak dulu." ucap mereka

Lu Meixi yang mendengar itu tentu saja tersenyum senang.

"Teruslah menghina Wei Lian, itu benar-benar membuatku bahagia." Gumam Lu Meixi

Lu Meixi sendiri kini sudah kembali duduk disamping Yuan Zi Lan.

Namun tiba-tiba saja tamu-tamu itu menggunjing sikap Lu Meixi yang dianggap kurang ajar. Lu Meixi sendiri tak tinggal diam mendengarnya, ia mencoba mengalihkan pembicaraan tamu-tamu tersebut.

"Ini adalah pertama kalinya Tuan Xu Ye Han datang ke istana Wei kami bukan ? Aku juga mendengar kalau ini pertama kalinya anda datang ke sebuah pesta setelah beberapa tahun." Ucap Lu Meixi

Ye Han sendiri tak menyangka kalau Lu Meixi akan mengajak ia berbicara.

"Sebenarnya waktu kecil saya pernah beberapa kali datang kemari." Jawab Ye Han dengan meneguk minumannya.

Jawaban yang dilontarkan oleh Ye Han justru membuat tamu-tamu itu semakin bergossip.

"Benarkah ? Kenapa aku tak mengetahuinya ?" Tanya Lu Meixi.

"Seingatku waktu itu Nyonya Meixi belum menjadi bagian dari keluarga Wei, jadi wajar saja kalau anda tak mengetahuinya." Jawab Ye Han lagi.

Zi Lan yang tak ingin istrinya itu semakin malu pun menimpali obrolan mereka, "Mungkin juga waktu itu istriku tak mengenali anda Tuan Muda Kedua Xu, apalagi itu juga sudah bertahun-tahun yang lalu, wajar saja kalau ia jadi lupa."

Mendengar itu Ye Han hanya tersenyum seolah mengiyakan.

"Baiklah, sudah saatnya kalian semua melihat rupa dari Yuan Zi Yu yang kelak akan mewarisi sekte bela diri Wei ini." Ucap Zi Lan dengan penuh percaya diri.

Kini masuklah seorang anak kecil dengan didampingi oleh para pelayan. Rupanya memang sangat menggemaskan.

Namun para tamu yang hadir justru bereaksi sangat canggung.

"Kak, aku akan pergi untuk mencari udara segar diluar, kau tau kan aku paling tak cocok dengan orang-orang seperti mereka." Bisik Ye Han pada kakaknya.

Ye Han pun pergi meninggalkan aula pesta dan juga kediaman Wei. Dia memang sering dikenal sebagai pribadi yang bebas.

Xu Ye Han POV

Kutinggalkan aula dan kediaman Wei dengan perasaan senang. Ya, aku senang karena akhirnya bisa bermain diluar tanpa terikat dengan aturan apapun.

Lebih baik kalau aku pergi untuk membeli beberapa arak, kota Wei ini kan juga terkenal karena araknya yang sangat enak.

Setibanya di sebuah kedai langsung saja aku memesan beberapa makanan dan arak untuk kunikmati sendiri.

Tiba-tiba saja aku terpikirkan soal Wei Lian, dulu aku pernah beberapa kali melihatnya waktu berkunjung ke kediaman Wei.

Dulu dia adalah gadis yang manis dan banyak omong, sekarang dia tumbuh jadi wanita yang sangat cantik dan juga pendiam.

■■■■■■■■■■■■■■■■■

Malam Hari....

Yuan Zi Lan mendatangi Wei Lian dikamarnya, saat tiba ia melihat istrinya itu tengah tertidur diranjangnya.

"Bangunlah Lian Er." Ucap Zi Lan dengan lembut.

Beberapa kali Zi Lan menepuk pipi Wei Lian pelan untuk membangunkannya. Tak lama Wei Lian pun terbangun. Ia langsung tersenyum melihat kedatangan suaminya itu.

Jian Mei yang merasuki tubuh Wei Lian pun berusaha bersikap seperti biasanya, Wei Lian adalah istri yang sangat manja.

"Sejak kapan kau datang suamiku ?" Tanya Wei Lian dengan ramah.

"Aku baru saja tiba namun kau tertidur, jadi terpaksa aku harus membangunkanmu." Jawab Zi Lan

Wei Lian pun segera membunyikan lonceng yang ada disebelahnya untuk memanggil Liuli.

"Kenapa kau memanggil Liuli ?." Tanya Zi Lan

"Tentu saja menyuruhnya untuk membuat teh." jawab Wei Lian

Namun Zi Lan menggelengkan kepalanya, ia menyuruh Liuli untuk kembali kedalam kamarnya begitu ia tiba, "Kembalilah Liuli, aku sudah meminum teh tadi." katanya.

Jian Mei sangat senang dengan kedatangan Zi Lan, ia berpikir kalau ia sudah berhasil menarik perhatian Zi Lan.

"Ini adalah awal dari alur novel yang kuubah, tenanglah Wei Lian, kau tak akan bernasib tragis lagi." Pikir Jian Mei.

Zi Lan pun menggenggam tangan Wei Lian dan mengelusnya dengan lembut.

"Lian Er lain kali kalau kau ingin menyambut tamu juga beritahu aku terlebih dahulu, karene kejadian tadi Meixi menjadi bahan pembicaraan oleh para tamu." Ucap Zi Lan.

Wei Lian yang mendengar itu pun langsung kehilangan senyumnya, "Kenapa harus begitu ? Aku adalah Nyonya dirumah ini, jadi wajar saja kalau menyapa para tamu yang hadir." Jawab Wei Lian.

Zi Lan langsung menghembuskan nafasnya dengan kasar, "Memang kau adalah Nyonya dari rumah ini, namun Meixi juga istriku dan juga adikmu, dia juga ibu kandung dari Zi Yu, acara ini juga untuk memperingati hari kelahiran Zi Yu, kalau kau tiba-tiba muncul tanpa pemberitahuan bukankah itu menyakiti hati Meixi yang seharusnya menjadi pusat perhatian ?" Ucap Zi Lan.

Wei Lian benar-benar tak habis pikir dengan omongan Zi Lan, bukankah dirinya juga mendapat cemooh dari para tamu tadi ?.

"Aku tau kau pasti tak terima dan kecewa padaku tapi kumohon mengertilah dan lakukan saja apa yang kuucapkan, toh ini juga agar sekte Wei tak menjadi bahan olokan nantinya." Ucap Zi Lan.

Mau tak mau Wei Lian mengiyakan ucapan suaminya itu meskipun hatinya benar-benar terluka.

Setelah membicarakan hal itu Zi Lan pun langsung pergi meninggalkannya. Padahal ia berpikir kalau Zi Lan akan bermalam dikamarnya malam ini.

"Aku harus kembali ke kamar Meixi, kalau tidak ia pasti akan kerepotan mengurus Zi Yu yang masih rewel." Ucap Zi Lan sebelum pergi.

"Sabar Wei Lian, lain kali aku akan membuatnya tinggal." Ucap Jian Mei.

Terpopuler

Comments

Zeus Dakara

Zeus Dakara

lahh bukan pemimpinnya tp sok bgt dah bilang anaknya meixi yg bakal warisin, mimpi 🤣

2022-10-03

1

prima_sari

prima_sari

sok bgt yahh lu meixi, lu tuhh org luar 🙃

2022-10-01

0

Kristya

Kristya

Loh ? Bukannya Sekte Wei itu punya Wei Lian ya ? Harusnya anak kandung wei lian kan yg warisin nantinya ?

2022-08-01

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 : Emosi
2 BAB 2 : Transmigrasi
3 BAB 3 : Pesta
4 BAB 4 : Pengalihan
5 BAB 5 : Lukisan
6 BAB 6 : Kalung Giok Es
7 BAB 7 : Penyiksaan
8 BAB 8 : Pertunjukan
9 BAB 9 : Pencuri Perhatian
10 BAB 10 : Xu Ye Han Yang Tak Sopan
11 BAB 11 : Keracunan
12 BAB 12 : Pencarian
13 BAB 13 : Tuduhan
14 BAB 14 : Pembuktian
15 BAB 15 : Masa Lalu Yan Zi
16 BAB 16 : Dia Orang Baik
17 BAB 17 : Keinginan Baru
18 BAB 18 : Pewaris Sah
19 BAB 19 : Orang Luar
20 BAB 20 : Buku Rahasia
21 BAB 21 : Danau Kenangan
22 BAB 22 : Perjamuan Kecil
23 BAB 23 : Tarian Burung Merak
24 BAB 24 : Jepit Rambut
25 BAB 25 : Penggoda Istri Orang
26 BAB 26 : Sebuah Hadiah
27 BAB 27 : Perebut
28 BAB 28 : Wei Lian Si Wanita Iblis
29 BAB 29 : Tekad
30 BAB 30 : Xiao Wu
31 BAB 31: Janji
32 BAB 32 : Berjumpa Kembali
33 BAB 33 : Menculik
34 BAB 34 : Pertahanan Yang Runtuh
35 BAB 35 : Pengganggu
36 BAB 36 : Bunga Tidur
37 BAB 37 : Tabib
38 BAB 38 : Racun Bunga Biru
39 BAB 39 : Elakan
40 BAB 40 : Menepati Janji
41 BAB 41 : Orang Mencurigakan
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74 : Pertemuan (2)
Episodes

Updated 74 Episodes

1
BAB 1 : Emosi
2
BAB 2 : Transmigrasi
3
BAB 3 : Pesta
4
BAB 4 : Pengalihan
5
BAB 5 : Lukisan
6
BAB 6 : Kalung Giok Es
7
BAB 7 : Penyiksaan
8
BAB 8 : Pertunjukan
9
BAB 9 : Pencuri Perhatian
10
BAB 10 : Xu Ye Han Yang Tak Sopan
11
BAB 11 : Keracunan
12
BAB 12 : Pencarian
13
BAB 13 : Tuduhan
14
BAB 14 : Pembuktian
15
BAB 15 : Masa Lalu Yan Zi
16
BAB 16 : Dia Orang Baik
17
BAB 17 : Keinginan Baru
18
BAB 18 : Pewaris Sah
19
BAB 19 : Orang Luar
20
BAB 20 : Buku Rahasia
21
BAB 21 : Danau Kenangan
22
BAB 22 : Perjamuan Kecil
23
BAB 23 : Tarian Burung Merak
24
BAB 24 : Jepit Rambut
25
BAB 25 : Penggoda Istri Orang
26
BAB 26 : Sebuah Hadiah
27
BAB 27 : Perebut
28
BAB 28 : Wei Lian Si Wanita Iblis
29
BAB 29 : Tekad
30
BAB 30 : Xiao Wu
31
BAB 31: Janji
32
BAB 32 : Berjumpa Kembali
33
BAB 33 : Menculik
34
BAB 34 : Pertahanan Yang Runtuh
35
BAB 35 : Pengganggu
36
BAB 36 : Bunga Tidur
37
BAB 37 : Tabib
38
BAB 38 : Racun Bunga Biru
39
BAB 39 : Elakan
40
BAB 40 : Menepati Janji
41
BAB 41 : Orang Mencurigakan
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74 : Pertemuan (2)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!