Setelah pergi meninggalkan aula perjamuan, Wei Lian berjalan dengan sempoyongan menuju kediamannya. Liuli yang sedari tadi menunggu diluar menjadi sangat khawatir melihat keadaan Wei Lian.
"Apa Lu Meixi berani menindas anda didepan para tamu Nyonya ?" Tanya Liuli padaku dengan suara bergetar.
"Tidak." Jawab Wei Lian tegas.
"Bantu aku berjalan ke kamar Liuli, entah kenapa dadaku terasa sangat nyeri." Pinta Wei Lian.
Setiba dikamar Liuli langsung membantuku untuk berbaring diranjang. Ia juga langsung berpamitan untuk membuatkan diriku teh.
"Sebenarnya kenapa tiba-tiba dadaku terasa sesak ? Bahkan aku juga menangis tadi, padahal aku tak sedih sama sekali." Gumamku.
"Nyonya cepatlah minum ini, aku juga meminta tabib untuk membuatkan obat." Ucap Liuli yang baru saja tiba.
"Ya, terima kasih, setelah ini pergilah untuk beristirahat karena aku juga akan beristirhat." Ucapku padanya.
"Baiklah kalau begitu aku akan membakarkan dupa untuk anda." Jawab Liuli.
Aula Tamu Istana Wei
Seperginya Wei Lian, pesta tetap dilanjutkan dengan meriah, walaupun begitu tetap ada beberapa orang yang menggunjing Wei Lian.
"Ini adalah pertama kalinya kita melihat Nyonya Wei Lian setelah kematian putranya."
"Aku sempat mendengar desas-desus ia jadi gila karena kematian putranya tapi nampaknya ia baik-baik saja"
"Temperamennya itu tak berubah sejak dulu." ucap mereka
Lu Meixi yang mendengar itu tentu saja tersenyum senang.
"Teruslah menghina Wei Lian, itu benar-benar membuatku bahagia." Gumam Lu Meixi
Lu Meixi sendiri kini sudah kembali duduk disamping Yuan Zi Lan.
Namun tiba-tiba saja tamu-tamu itu menggunjing sikap Lu Meixi yang dianggap kurang ajar. Lu Meixi sendiri tak tinggal diam mendengarnya, ia mencoba mengalihkan pembicaraan tamu-tamu tersebut.
"Ini adalah pertama kalinya Tuan Xu Ye Han datang ke istana Wei kami bukan ? Aku juga mendengar kalau ini pertama kalinya anda datang ke sebuah pesta setelah beberapa tahun." Ucap Lu Meixi
Ye Han sendiri tak menyangka kalau Lu Meixi akan mengajak ia berbicara.
"Sebenarnya waktu kecil saya pernah beberapa kali datang kemari." Jawab Ye Han dengan meneguk minumannya.
Jawaban yang dilontarkan oleh Ye Han justru membuat tamu-tamu itu semakin bergossip.
"Benarkah ? Kenapa aku tak mengetahuinya ?" Tanya Lu Meixi.
"Seingatku waktu itu Nyonya Meixi belum menjadi bagian dari keluarga Wei, jadi wajar saja kalau anda tak mengetahuinya." Jawab Ye Han lagi.
Zi Lan yang tak ingin istrinya itu semakin malu pun menimpali obrolan mereka, "Mungkin juga waktu itu istriku tak mengenali anda Tuan Muda Kedua Xu, apalagi itu juga sudah bertahun-tahun yang lalu, wajar saja kalau ia jadi lupa."
Mendengar itu Ye Han hanya tersenyum seolah mengiyakan.
"Baiklah, sudah saatnya kalian semua melihat rupa dari Yuan Zi Yu yang kelak akan mewarisi sekte bela diri Wei ini." Ucap Zi Lan dengan penuh percaya diri.
Kini masuklah seorang anak kecil dengan didampingi oleh para pelayan. Rupanya memang sangat menggemaskan.
Namun para tamu yang hadir justru bereaksi sangat canggung.
"Kak, aku akan pergi untuk mencari udara segar diluar, kau tau kan aku paling tak cocok dengan orang-orang seperti mereka." Bisik Ye Han pada kakaknya.
Ye Han pun pergi meninggalkan aula pesta dan juga kediaman Wei. Dia memang sering dikenal sebagai pribadi yang bebas.
Xu Ye Han POV
Kutinggalkan aula dan kediaman Wei dengan perasaan senang. Ya, aku senang karena akhirnya bisa bermain diluar tanpa terikat dengan aturan apapun.
Lebih baik kalau aku pergi untuk membeli beberapa arak, kota Wei ini kan juga terkenal karena araknya yang sangat enak.
Setibanya di sebuah kedai langsung saja aku memesan beberapa makanan dan arak untuk kunikmati sendiri.
Tiba-tiba saja aku terpikirkan soal Wei Lian, dulu aku pernah beberapa kali melihatnya waktu berkunjung ke kediaman Wei.
Dulu dia adalah gadis yang manis dan banyak omong, sekarang dia tumbuh jadi wanita yang sangat cantik dan juga pendiam.
■■■■■■■■■■■■■■■■■
Malam Hari....
Yuan Zi Lan mendatangi Wei Lian dikamarnya, saat tiba ia melihat istrinya itu tengah tertidur diranjangnya.
"Bangunlah Lian Er." Ucap Zi Lan dengan lembut.
Beberapa kali Zi Lan menepuk pipi Wei Lian pelan untuk membangunkannya. Tak lama Wei Lian pun terbangun. Ia langsung tersenyum melihat kedatangan suaminya itu.
Jian Mei yang merasuki tubuh Wei Lian pun berusaha bersikap seperti biasanya, Wei Lian adalah istri yang sangat manja.
"Sejak kapan kau datang suamiku ?" Tanya Wei Lian dengan ramah.
"Aku baru saja tiba namun kau tertidur, jadi terpaksa aku harus membangunkanmu." Jawab Zi Lan
Wei Lian pun segera membunyikan lonceng yang ada disebelahnya untuk memanggil Liuli.
"Kenapa kau memanggil Liuli ?." Tanya Zi Lan
"Tentu saja menyuruhnya untuk membuat teh." jawab Wei Lian
Namun Zi Lan menggelengkan kepalanya, ia menyuruh Liuli untuk kembali kedalam kamarnya begitu ia tiba, "Kembalilah Liuli, aku sudah meminum teh tadi." katanya.
Jian Mei sangat senang dengan kedatangan Zi Lan, ia berpikir kalau ia sudah berhasil menarik perhatian Zi Lan.
"Ini adalah awal dari alur novel yang kuubah, tenanglah Wei Lian, kau tak akan bernasib tragis lagi." Pikir Jian Mei.
Zi Lan pun menggenggam tangan Wei Lian dan mengelusnya dengan lembut.
"Lian Er lain kali kalau kau ingin menyambut tamu juga beritahu aku terlebih dahulu, karene kejadian tadi Meixi menjadi bahan pembicaraan oleh para tamu." Ucap Zi Lan.
Wei Lian yang mendengar itu pun langsung kehilangan senyumnya, "Kenapa harus begitu ? Aku adalah Nyonya dirumah ini, jadi wajar saja kalau menyapa para tamu yang hadir." Jawab Wei Lian.
Zi Lan langsung menghembuskan nafasnya dengan kasar, "Memang kau adalah Nyonya dari rumah ini, namun Meixi juga istriku dan juga adikmu, dia juga ibu kandung dari Zi Yu, acara ini juga untuk memperingati hari kelahiran Zi Yu, kalau kau tiba-tiba muncul tanpa pemberitahuan bukankah itu menyakiti hati Meixi yang seharusnya menjadi pusat perhatian ?" Ucap Zi Lan.
Wei Lian benar-benar tak habis pikir dengan omongan Zi Lan, bukankah dirinya juga mendapat cemooh dari para tamu tadi ?.
"Aku tau kau pasti tak terima dan kecewa padaku tapi kumohon mengertilah dan lakukan saja apa yang kuucapkan, toh ini juga agar sekte Wei tak menjadi bahan olokan nantinya." Ucap Zi Lan.
Mau tak mau Wei Lian mengiyakan ucapan suaminya itu meskipun hatinya benar-benar terluka.
Setelah membicarakan hal itu Zi Lan pun langsung pergi meninggalkannya. Padahal ia berpikir kalau Zi Lan akan bermalam dikamarnya malam ini.
"Aku harus kembali ke kamar Meixi, kalau tidak ia pasti akan kerepotan mengurus Zi Yu yang masih rewel." Ucap Zi Lan sebelum pergi.
"Sabar Wei Lian, lain kali aku akan membuatnya tinggal." Ucap Jian Mei.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Zeus Dakara
lahh bukan pemimpinnya tp sok bgt dah bilang anaknya meixi yg bakal warisin, mimpi 🤣
2022-10-03
1
prima_sari
sok bgt yahh lu meixi, lu tuhh org luar 🙃
2022-10-01
0
Kristya
Loh ? Bukannya Sekte Wei itu punya Wei Lian ya ? Harusnya anak kandung wei lian kan yg warisin nantinya ?
2022-08-01
0