BAB 10 : Xu Ye Han Yang Tak Sopan

Sore hari....

Wei Lian sedang melamun dipinggir kolam cermin bulan, ia masih merasakan perih dipunggungnya akibat pukulan tongkat dari Meixi.

"Nasibku benar-benar menyedihkan, aku sangat rindu rumah..." gumam Wei Lian.

Lagi-lagi Wei Lian menangis, lebih tepatnya adalah Jian Mei, ia merasa sangat tidak berguna.

"Baru saja beberapa hari disini namun aku sudah benar-benar lelah, mentalku semakin tak karuan..." gumamnya lagi

Tiba-tiba saja seorang anak kecil muncul dan memberikan sapu tangannya pada Wei Lian.

"Apa yang kau lakukan disini Zi Yu ?" tanya Wei Lian.

Ya, anak kecil itu adalah Zi Yu, anak dari Meixi dan suaminya.

"Main." jawab Zi Yu polos.

Wei Lian pun tersenyum, ia lalu memanggil Liuli dan memintanya untuk mengambil permen kesukaan Xian'Er di kamar.

"Liuli..Liuli." teriaknya.

"Ya Nyonya, ada apa ?."

"Mengapa ada Tuan Muda Zi Yu disini ?" Ucap Liuli bingung.

"Bawalah permen kesukaan Xian'Er kemari Liuli." Perintah Wei Lian.

Dengan cepat Liuli pun mengambil permen itu dan memberikannya pada Wei Lian.

"Nah...sebagai ganti sapu tanganmu, aku akan memberikan permen ini, rasanya benar-benar manis." ucap Wei Lian

"Terima kasih." jawab Zi Yu.

"Sekarang pergilah, kalau kau lama-lama disini itu akan jadi masalah nantinya."

"Liuli, antarkan dia sampai kedepan." ucap Wei Lian.

Setelah mengantar Zi Yu, Liuli pun segera kembali menghadap Wei Lian, kini ia melihat Nyonya yang ia layani itu tengah menangis.

"Nyonya..."

"Andai saja Xian'Er masih hidup pasti permen-permen ini tak akan kuberikan pada Zi Yu." ucap Wei Lian

"Nyonya sangat pelit." Gurau Liuli.

Wei Lian hanya tersenyum mendengar ucapan Liuli. Bukannya pelit namun permen-permen inilah yang membuat putranya itu tersenyum setelah meminum obat.

"Liuli bawakan aku beberapa buku dan camilan, aku ingin menghabiskan waktu disini."

"Baiklah Nyonya, aku akan pergi ke dapur sebentar untuk membuat kudapan."

Seperginya Liuli, Wei Lian memutuskan untuk berkeliling kediamannya sebentar.

"Aku tak begitu asing dengan tempat-tempat ini, mungkin karena aku masih memiliki ingatan dan perasaan Wei Lian." gumamnya

Di balik tembok Wei Lian mendengar dengan jelas suara 2 orang wanita yang tengah bergossip. Entah itu pelayan di istana Wei atau orang lain ia tak tahu.

"Tuan Muda Kedua Xu itu sangat tampan.."

"Kau lihat kan tadi bagaimana hebatnya dia ? Dia memang pantas dipanggil dewa, wajahnya dan kemampuannya benar-benar luar biasa."

"Kurasa ia lebih hebat daripada Tuan Yuan Zi Lan."

Wei Lian menahan tawa saat mendengarnya, ia dengan jelas tahu kalau Zi Lan adalah pendekar terhebat di dalam novel.

Kalau Xu Ye Han itu lebih hebat mana mungkin penulis membuat Zi Lan sebagai tokoh utamanya.

■■■■■■■■■■

Malam Hari...

Wei Lian sedang fokus membaca di tepi kolam cermin bulan, tentunya ditemani oleh Liuli.

Tiba-tiba saja Xu Ye Han muncul dihadapannya dengan begitu cepat.

"Apa yang kau lakukan disini ? Apa kau tak tau ini adalah kediaman Yang Mulia Wei Lian ?!." teriak Liuli.

Wei Lian yang mengetahui kalau itu adalah Ye Han pun menyuruh Liuli untuk diam.

"Diamlah Liuli, dia memang tak punya sopan santun." Ucap Wei Lian

Ye Han pun memberi hormat pada Wei Lian.

"Maafkan aku Wei Lian, hanya saja lebih mudah memasuki kediaman ini dengan terbang daripada lewat pintu." Ucap Ye Han.

Ye Han pun mengeluarkan sesuatu dari dalam bajunya dan memberikan itu pada Liuli.

"Aku tahu kalau Nyonya yang kau layani ini terluka. Rebus dan minumkan obat ini padanya setiap pagi dan malam, dan oleskan salep ini nanti, itu semua aku yang membuatnya." ucap Ye Han dengan bangga.

Ia pun langsung menyantap kudapan milik Wei Lian.

"Enak..." ucap Ye Han

"Kau tau Nyonyaku terlu...", belum selesai Liuli bertanya, Wei Lian menyuruhnya untuk pergi.

"Pergilah Liuli." ucap Wei Lian

Kini hanya ada Ye Han dan Wei Lian saja, Ye Han terus memperhatikan Wei Lian yang sibuk membaca.

"Sangat pucat." Ucap Ye Han

"Ya ?" tanya Wei Lian yang kebingungan

"Wajahmu sangat pucat, sejak tadi saja kau juga menahan batuk." ucap Ye Han

Wei Lian pun menutup buku yang ia baca, kini ia memandang Ye Han yang duduk didepannya.

"Kurasa benar apa yang dikatakan dua wanita tadi." Ucap Wei Lian

"Apa yang mereka katakan tentangku Nyonya ?" tanya Ye Han penasaran.

"Kalau kau itu memang dewa, tampang dan kemampuanmu memang luar biasa, sampai-sampai aku terluka pun kau tahu. Sayangnya mereka tidak tau betapa tidak sopannya Tuan Muda Xu Ye Han ini." Ucap Wei Lian.

"Nyonya...bagaimana mungkin aku tak tau kalau anda saja menunjukannya dengan sangat jelas." Jawab Ye Han.

Wei Lian pun langsung kebingungan, ia berdiri dan memutar-mutar tubuhnya untuk melihat lukanya.

"Kau..."

"Wei Lian jadilah wanita yang kuat dan pintar." Potong Ye Han.

Setelah itu Xu Ye Han langsung berpamitan pergi meninggalkan Wei Lian sendirian.

"Dasar tak tahu sopan santun, beraninya dia membodohiku!" Gerutu Wei Lian.

Merasa kesal Wei Lian pun pergi masuk kedalam kamarnya dan tak lama Liuli datang dengan membawa obat.

"Nyonya minumlah ini." ucapnya

"Ini obat yang diberikan Xu Ye Han tadi ?" Tanya Wei Lian.

Liuli pun mengangguk mengiyakan pertanyaan Wei Lian.

"Aku tak akan meminumnya, bisa saja ada racun didalamnya." Tolak Wei Lian.

"Astaga Nyonya... Aku tadi sudah mengetesnya dan tak ada racun sama sekali." ucap Liuli

Akhirnya Wei Lian pun meminum obat yang itu, lalu Liuli mengoleskan salep yang ia terima tadi.

"Ahhhh..." rintih Wei Lian

"Maafkan aku Nyonya." ucap Liuli

"Sudahlah, cepet selesaikan, aku ingin segera beristirahat." Jawab Wei Lian.

"Nyonya, malam ini Tuan Zi Lan ingin bermalam disini." Ucap Liuli kegirangan.

Jian Mei pun langsung berdiri mendengar ucapan Liuli, ia benar-benar merasa bahagia. Akhirnya datang juga kesempatan untuk menarik perhatian Zi Lan pada Wei Lian.

"Aku benar-benar bahagia karena Tuan Zi Lan mau menemani saat anda masih terluka begini." Ucap Liuli.

Wei Lian pun segera memerintahkan Liuli untuk membersihkan ranjangnya.

"Bersihkan ranjangku Liuli, lukaku kan masih berdarah, aku tak ingin Zi Lan menjadi tidak nyaman saat tidur nanti."

"Baik Nyonya."

"Bawakan juga kudapan." Perintah Wei Lian

"Bukankah Nyonya sudah makan tadi ?" Tanya Liuli.

"Apa kau lupa kalau Xu Ye Han itu memakan kudapanku tadi ? Lagipula aku memintamu membuat kudapan untuk Zi Lan nikmati nanti." Ucap Wei Lian.

"Ahh iya...aku akan segera menyiapkannya Nyonya." Ucap Liuli lalu berlari pergi untuk menyiapkan semuanya.

"Tunggulah Wei Lian, sebentar lagi aku akan benar-benar membuatmu bahagia dan membuatmu tetap hidup." Gumam Jian Mei.

Terpopuler

Comments

nuke

nuke

malah ngarep perhatian zi lan hadehhh

2025-01-08

0

Kartika Lina

Kartika Lina

padahal wei lan pakai cara menjauh untuk menarik perhatian zi lan,, kalau kita terlalu nerima nantinya yang ada malah melunjak laki2 seperti zi lan itu

2024-02-26

0

LucassS

LucassS

pelit juga 🤣

2022-10-24

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 : Emosi
2 BAB 2 : Transmigrasi
3 BAB 3 : Pesta
4 BAB 4 : Pengalihan
5 BAB 5 : Lukisan
6 BAB 6 : Kalung Giok Es
7 BAB 7 : Penyiksaan
8 BAB 8 : Pertunjukan
9 BAB 9 : Pencuri Perhatian
10 BAB 10 : Xu Ye Han Yang Tak Sopan
11 BAB 11 : Keracunan
12 BAB 12 : Pencarian
13 BAB 13 : Tuduhan
14 BAB 14 : Pembuktian
15 BAB 15 : Masa Lalu Yan Zi
16 BAB 16 : Dia Orang Baik
17 BAB 17 : Keinginan Baru
18 BAB 18 : Pewaris Sah
19 BAB 19 : Orang Luar
20 BAB 20 : Buku Rahasia
21 BAB 21 : Danau Kenangan
22 BAB 22 : Perjamuan Kecil
23 BAB 23 : Tarian Burung Merak
24 BAB 24 : Jepit Rambut
25 BAB 25 : Penggoda Istri Orang
26 BAB 26 : Sebuah Hadiah
27 BAB 27 : Perebut
28 BAB 28 : Wei Lian Si Wanita Iblis
29 BAB 29 : Tekad
30 BAB 30 : Xiao Wu
31 BAB 31: Janji
32 BAB 32 : Berjumpa Kembali
33 BAB 33 : Menculik
34 BAB 34 : Pertahanan Yang Runtuh
35 BAB 35 : Pengganggu
36 BAB 36 : Bunga Tidur
37 BAB 37 : Tabib
38 BAB 38 : Racun Bunga Biru
39 BAB 39 : Elakan
40 BAB 40 : Menepati Janji
41 BAB 41 : Orang Mencurigakan
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74 : Pertemuan (2)
Episodes

Updated 74 Episodes

1
BAB 1 : Emosi
2
BAB 2 : Transmigrasi
3
BAB 3 : Pesta
4
BAB 4 : Pengalihan
5
BAB 5 : Lukisan
6
BAB 6 : Kalung Giok Es
7
BAB 7 : Penyiksaan
8
BAB 8 : Pertunjukan
9
BAB 9 : Pencuri Perhatian
10
BAB 10 : Xu Ye Han Yang Tak Sopan
11
BAB 11 : Keracunan
12
BAB 12 : Pencarian
13
BAB 13 : Tuduhan
14
BAB 14 : Pembuktian
15
BAB 15 : Masa Lalu Yan Zi
16
BAB 16 : Dia Orang Baik
17
BAB 17 : Keinginan Baru
18
BAB 18 : Pewaris Sah
19
BAB 19 : Orang Luar
20
BAB 20 : Buku Rahasia
21
BAB 21 : Danau Kenangan
22
BAB 22 : Perjamuan Kecil
23
BAB 23 : Tarian Burung Merak
24
BAB 24 : Jepit Rambut
25
BAB 25 : Penggoda Istri Orang
26
BAB 26 : Sebuah Hadiah
27
BAB 27 : Perebut
28
BAB 28 : Wei Lian Si Wanita Iblis
29
BAB 29 : Tekad
30
BAB 30 : Xiao Wu
31
BAB 31: Janji
32
BAB 32 : Berjumpa Kembali
33
BAB 33 : Menculik
34
BAB 34 : Pertahanan Yang Runtuh
35
BAB 35 : Pengganggu
36
BAB 36 : Bunga Tidur
37
BAB 37 : Tabib
38
BAB 38 : Racun Bunga Biru
39
BAB 39 : Elakan
40
BAB 40 : Menepati Janji
41
BAB 41 : Orang Mencurigakan
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74 : Pertemuan (2)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!