Sore hari....
Wei Lian sedang melamun dipinggir kolam cermin bulan, ia masih merasakan perih dipunggungnya akibat pukulan tongkat dari Meixi.
"Nasibku benar-benar menyedihkan, aku sangat rindu rumah..." gumam Wei Lian.
Lagi-lagi Wei Lian menangis, lebih tepatnya adalah Jian Mei, ia merasa sangat tidak berguna.
"Baru saja beberapa hari disini namun aku sudah benar-benar lelah, mentalku semakin tak karuan..." gumamnya lagi
Tiba-tiba saja seorang anak kecil muncul dan memberikan sapu tangannya pada Wei Lian.
"Apa yang kau lakukan disini Zi Yu ?" tanya Wei Lian.
Ya, anak kecil itu adalah Zi Yu, anak dari Meixi dan suaminya.
"Main." jawab Zi Yu polos.
Wei Lian pun tersenyum, ia lalu memanggil Liuli dan memintanya untuk mengambil permen kesukaan Xian'Er di kamar.
"Liuli..Liuli." teriaknya.
"Ya Nyonya, ada apa ?."
"Mengapa ada Tuan Muda Zi Yu disini ?" Ucap Liuli bingung.
"Bawalah permen kesukaan Xian'Er kemari Liuli." Perintah Wei Lian.
Dengan cepat Liuli pun mengambil permen itu dan memberikannya pada Wei Lian.
"Nah...sebagai ganti sapu tanganmu, aku akan memberikan permen ini, rasanya benar-benar manis." ucap Wei Lian
"Terima kasih." jawab Zi Yu.
"Sekarang pergilah, kalau kau lama-lama disini itu akan jadi masalah nantinya."
"Liuli, antarkan dia sampai kedepan." ucap Wei Lian.
Setelah mengantar Zi Yu, Liuli pun segera kembali menghadap Wei Lian, kini ia melihat Nyonya yang ia layani itu tengah menangis.
"Nyonya..."
"Andai saja Xian'Er masih hidup pasti permen-permen ini tak akan kuberikan pada Zi Yu." ucap Wei Lian
"Nyonya sangat pelit." Gurau Liuli.
Wei Lian hanya tersenyum mendengar ucapan Liuli. Bukannya pelit namun permen-permen inilah yang membuat putranya itu tersenyum setelah meminum obat.
"Liuli bawakan aku beberapa buku dan camilan, aku ingin menghabiskan waktu disini."
"Baiklah Nyonya, aku akan pergi ke dapur sebentar untuk membuat kudapan."
Seperginya Liuli, Wei Lian memutuskan untuk berkeliling kediamannya sebentar.
"Aku tak begitu asing dengan tempat-tempat ini, mungkin karena aku masih memiliki ingatan dan perasaan Wei Lian." gumamnya
Di balik tembok Wei Lian mendengar dengan jelas suara 2 orang wanita yang tengah bergossip. Entah itu pelayan di istana Wei atau orang lain ia tak tahu.
"Tuan Muda Kedua Xu itu sangat tampan.."
"Kau lihat kan tadi bagaimana hebatnya dia ? Dia memang pantas dipanggil dewa, wajahnya dan kemampuannya benar-benar luar biasa."
"Kurasa ia lebih hebat daripada Tuan Yuan Zi Lan."
Wei Lian menahan tawa saat mendengarnya, ia dengan jelas tahu kalau Zi Lan adalah pendekar terhebat di dalam novel.
Kalau Xu Ye Han itu lebih hebat mana mungkin penulis membuat Zi Lan sebagai tokoh utamanya.
■■■■■■■■■■
Malam Hari...
Wei Lian sedang fokus membaca di tepi kolam cermin bulan, tentunya ditemani oleh Liuli.
Tiba-tiba saja Xu Ye Han muncul dihadapannya dengan begitu cepat.
"Apa yang kau lakukan disini ? Apa kau tak tau ini adalah kediaman Yang Mulia Wei Lian ?!." teriak Liuli.
Wei Lian yang mengetahui kalau itu adalah Ye Han pun menyuruh Liuli untuk diam.
"Diamlah Liuli, dia memang tak punya sopan santun." Ucap Wei Lian
Ye Han pun memberi hormat pada Wei Lian.
"Maafkan aku Wei Lian, hanya saja lebih mudah memasuki kediaman ini dengan terbang daripada lewat pintu." Ucap Ye Han.
Ye Han pun mengeluarkan sesuatu dari dalam bajunya dan memberikan itu pada Liuli.
"Aku tahu kalau Nyonya yang kau layani ini terluka. Rebus dan minumkan obat ini padanya setiap pagi dan malam, dan oleskan salep ini nanti, itu semua aku yang membuatnya." ucap Ye Han dengan bangga.
Ia pun langsung menyantap kudapan milik Wei Lian.
"Enak..." ucap Ye Han
"Kau tau Nyonyaku terlu...", belum selesai Liuli bertanya, Wei Lian menyuruhnya untuk pergi.
"Pergilah Liuli." ucap Wei Lian
Kini hanya ada Ye Han dan Wei Lian saja, Ye Han terus memperhatikan Wei Lian yang sibuk membaca.
"Sangat pucat." Ucap Ye Han
"Ya ?" tanya Wei Lian yang kebingungan
"Wajahmu sangat pucat, sejak tadi saja kau juga menahan batuk." ucap Ye Han
Wei Lian pun menutup buku yang ia baca, kini ia memandang Ye Han yang duduk didepannya.
"Kurasa benar apa yang dikatakan dua wanita tadi." Ucap Wei Lian
"Apa yang mereka katakan tentangku Nyonya ?" tanya Ye Han penasaran.
"Kalau kau itu memang dewa, tampang dan kemampuanmu memang luar biasa, sampai-sampai aku terluka pun kau tahu. Sayangnya mereka tidak tau betapa tidak sopannya Tuan Muda Xu Ye Han ini." Ucap Wei Lian.
"Nyonya...bagaimana mungkin aku tak tau kalau anda saja menunjukannya dengan sangat jelas." Jawab Ye Han.
Wei Lian pun langsung kebingungan, ia berdiri dan memutar-mutar tubuhnya untuk melihat lukanya.
"Kau..."
"Wei Lian jadilah wanita yang kuat dan pintar." Potong Ye Han.
Setelah itu Xu Ye Han langsung berpamitan pergi meninggalkan Wei Lian sendirian.
"Dasar tak tahu sopan santun, beraninya dia membodohiku!" Gerutu Wei Lian.
Merasa kesal Wei Lian pun pergi masuk kedalam kamarnya dan tak lama Liuli datang dengan membawa obat.
"Nyonya minumlah ini." ucapnya
"Ini obat yang diberikan Xu Ye Han tadi ?" Tanya Wei Lian.
Liuli pun mengangguk mengiyakan pertanyaan Wei Lian.
"Aku tak akan meminumnya, bisa saja ada racun didalamnya." Tolak Wei Lian.
"Astaga Nyonya... Aku tadi sudah mengetesnya dan tak ada racun sama sekali." ucap Liuli
Akhirnya Wei Lian pun meminum obat yang itu, lalu Liuli mengoleskan salep yang ia terima tadi.
"Ahhhh..." rintih Wei Lian
"Maafkan aku Nyonya." ucap Liuli
"Sudahlah, cepet selesaikan, aku ingin segera beristirahat." Jawab Wei Lian.
"Nyonya, malam ini Tuan Zi Lan ingin bermalam disini." Ucap Liuli kegirangan.
Jian Mei pun langsung berdiri mendengar ucapan Liuli, ia benar-benar merasa bahagia. Akhirnya datang juga kesempatan untuk menarik perhatian Zi Lan pada Wei Lian.
"Aku benar-benar bahagia karena Tuan Zi Lan mau menemani saat anda masih terluka begini." Ucap Liuli.
Wei Lian pun segera memerintahkan Liuli untuk membersihkan ranjangnya.
"Bersihkan ranjangku Liuli, lukaku kan masih berdarah, aku tak ingin Zi Lan menjadi tidak nyaman saat tidur nanti."
"Baik Nyonya."
"Bawakan juga kudapan." Perintah Wei Lian
"Bukankah Nyonya sudah makan tadi ?" Tanya Liuli.
"Apa kau lupa kalau Xu Ye Han itu memakan kudapanku tadi ? Lagipula aku memintamu membuat kudapan untuk Zi Lan nikmati nanti." Ucap Wei Lian.
"Ahh iya...aku akan segera menyiapkannya Nyonya." Ucap Liuli lalu berlari pergi untuk menyiapkan semuanya.
"Tunggulah Wei Lian, sebentar lagi aku akan benar-benar membuatmu bahagia dan membuatmu tetap hidup." Gumam Jian Mei.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
nuke
malah ngarep perhatian zi lan hadehhh
2025-01-08
0
Kartika Lina
padahal wei lan pakai cara menjauh untuk menarik perhatian zi lan,, kalau kita terlalu nerima nantinya yang ada malah melunjak laki2 seperti zi lan itu
2024-02-26
0
LucassS
pelit juga 🤣
2022-10-24
0