BAB 17 : Keinginan Baru

Esok paginya....

Liuli terlihat sangat bersemangat mendandani Wei Lian.

Ya, hari ini Nyonyanya itu ingin pergi menemui para tamu dan juga suaminya.

"Nyonya tak berdandan saja cantik, apalagi berdandan seperti ini." Puji Liuli.

"Kau memang selalu memujiku." Jawab Wei Lian.

"Tentu saja, Nyonya kan memang sangat sempurna." Ucap Liuli.

Wei Lian memandangi dirinya dicermin.

"Wei Lian memang sangat cantik, aku saja selalu kagum melihat wajah ini." Batin Jian Mei.

Tak lama setelah ia selesai didandani, Wei Lian ditemani dengan Liuli pun segera pergi dari kediamannya untuk menemui Zi Lan.

Sayangnya saat sampai dikamar Zi Lan, suaminya itu tengah mengobrol bersama Meixi.

"Nyonya, haruskah aku berteriak mengumumkan kedatanganmu ?" Tanya Liuli.

Wei Lian pun menggeleng, ia ingin tahu apa yang tengah dibicarakan suaminya dengan Meixi itu.

Didalam kamar...

Meixi sedang memasangkan baju pada suaminya itu.

Mereka memang terlihat seperti pasangan yang sangat sempurna.

"Suamiku, karena masalah yang dibuat oleh Wei Lian itu acara perayaan Zi Yu tak berjalan dengan lancar semua." Ucap Meixi

"Sabarlah, nanti aku akan mengadakan acara lainnya untukmu dan Zi Yu." Jawab Zi Lan.

"Benarkah ?" Tanya Meixi.

"Tentu saja, kau kan tahu kalau Zi Yu itu putra kesayanganku. Lagipula dialah nantinya yang akan mewarisi sekte Wei ini, semua orang harus mengenalnya." Jawab Zi Lan.

Meixi pun tersenyum, ia benar-benar sangat senang.

"Jika dibandingkan dengan anak Wei Lian memang anakku itu tetap yang terbaik. Kalaupun anak itu masih hidup kujamin mana mungkin ia bisa mengangkat pedang dengan tubuh lemah itu." Ucap Meixi.

"Mungkin memang ia meninggal adalah takdir yang baik." Ucap Zi Lan.

Lagi-lagi Meixi pun tersenyum senang.

"Yah...memang benar, aku juga lebih kasihan kalau anak itu hidup, selain penyakitan, ibunya sendiri juga sangat lemah, apanya yang pendekar kalau kultivasinya juga seburuk itu." Ucap Meixi lagi.

"Sudahlah jangan membicarakan hal yang membuatku sedih." Pinta Zi Lan.

"Baiklah-baiklah maafkan aku." Jawab Meixi.

■■■■■

Wei Lian yang mendengar semuanya dari luar tentu saja menahan tangis.

Ia pun berbalik arah dan meninggalkan kamar Zi Lan dengan perasaan sesak.

Liuli pun hanya diam mengikuti Wei Lian dari belakang, ia tahu kalau Nyonya yang ia layani itu sedang sedih.

Setibanya dikamar Wei Lian langsung meminta Liuli untuk memanggil tabib.

"Apa Nyonya tak enak badan ?" Tanya Liuli khawatir.

"Tidak, aku baik-baik saja, cepat pergilah ke tempat tabib, aku akan menunggunya disini." Perintah Wei Lian.

Dengan segera Liuli pun pergi meninggalkan kamar Wei Lian.

Ia mengingat kembali apa yang ia dengar tadi didepan kamar Yuan Zi Lan.

Ia benar-benar kecewa dengan suaminya itu, bagaimana mungkin dia mengatakan mati adalah takdir terbaik untuk putra mereka.

Tak lama tabib pun datang, ia langsung memberi hormat pada Wei Lian.

"Apakah Nyonya tidak enak badan ?" Tanya tabib itu.

Wei Lian menggelengkan kepalanya.

"Lalu ada urusan apa sampai-sampai anda memanggilku Nyonya ?" Tanya tabib itu.

"Aku ingin kau memeriksa keadaanku saja." Ucap Wei Lian.

Tabib pun langsung memeriksa keadaan Wei Lian.

"Keadaan anda tentu saja sudah lebih baik daripada kemarin Nyonya, tapi anda tetap harus meminum obat yang telah kuberikan agar kesehatan anda benar-benar pulih." Ucap tabib itu.

"Bukan itu jawaban yang kuinginkan." Ucap Wei Lian.

Tabib pun bingung dengan perkataan Wei Lian, Liuli sendiri juga ikut kebingungan.

Lalu jawaban apa yang sebenarnya yang Wei Lian inginkan ?

"Nyonya kemampuanku memang sangat kurang, mohon maafkan aku." Ucap tabib itu.

"Aku tak butuh permintaan maafmu tabib, sebenarnya aku menyuruhmu memeriksa kesehatanku hanya karena aku ingin bertanya sesuatu." Jelas Wei Lian.

"Apa yang ingin anda tanyakan Nyonya ?" Tanya tabib itu penasaran.

"Apa aku bisa hamil ?" tanya Wei Lian dengan raut muka serius.

"Ya ?" Ucap tabib itu bingung.

Ya, dia bingung harus menjawab apa.

"Nyonya, maafkan aku harus mengatakan ini, dengan kesehatan Nyonya sekarang dan juga penyakit yang anda derita, akan sangat sulit bagi anda untuk mempunyai anak lagi, kalaupun anda hamil, hamba takut ia akan bernasib sama seperti mendiang Tuan Muda Tian'er." Ucap tabib itu dengan ketakutan.

Wei Lian pun menjadi sangat emosional, ia langsung menampar tabib itu.

Plakkkk!!!....

"Mohon ampuni aku Nyonya..." pinta tabib itu dengan bersujud dikaki Wei Lian.

"Pergilah, aku tak ingin melihatmu." Ucap Wei Lian dengan suara bergetar.

Liuli pun mengantar kepergian tabib itu, ia meminta maaf padanya mewakili Wei Lian.

"Tabib mohon maafkan Nyonya Wei Lian, pikirannya sedang sangat kacau saat ini." Ucap Liuli.

Tabib itu hanya menghela nafas, "Berikan obat ini pada Nyonya, aku tau ia sedang banyak pikiran, obat ini akan membantunya untuk tidur lebih nyenyak nanti."

Begitu Liuli kembali kedalam kamar Wei Lian, ia melihat Wei Lian sedang menangis , keadaan kamarpun benar-benar sangat berantakan.

"Nyonya..." ucap Liuli pelan.

Liuli pun langsung memeluk Wei Lian dengan erat, berharap Nyonyanya itu bisa kembali tenang.

"Kau dengar kan Liuli ? Mengapa mereka selalu merendahkan putraku ? Memangnya kenapa kalau aku punya anak penyakitan lagi ? Apa kalau dia penyakitan ia bukan manusia ?" Ucap Wei Lian.

Liuli pun ikut menangis begitu mendengar keluh kesah Wei Lian.

Andai saja Wei Lian tadi tak mendengar ucapan Meixi dan Zi Lan pasti keadaan Wei Lian tak akan seperti ini.

"Nyonya tenanglah, hatiku benar-benar hancur melihat anda seperti ini." ucap Liuli.

■■■■■

Malam hari....

Zi Lan sedang berkunjung ke kediaman Wei Lian.

"Memang tempat ini selalu sunyi..." gumamnya.

Begitu tiba dikamar Wei Lian, ia melihat istrinya itu sedang mabuk-mabukan.

Zi Lan tentu saja sangat marah.

"Apa yang kau lakukan hah ?! Sebanyak apa kau minum sampai-sampai bau arak begitu menyengat ?" Tanya Zi Lan.

Namun Wei Lian sama sekali tak menjawab pertanyaan dari Zi Lan.

Ia terus menerus menuangkan arak kedalam cangkir dan meminumnya.

"Wei Lian!!!!" teriak Zi Lan.

"Apa ?" Tanya Wei Lian dengan sangat singkat.

"Apa kau sudah gila minum sebanyak ini ? Kau itu masih sakit!" Teriak Zi Lan.

Ia langsung merebut cangkir yang ada ditangan Wei Lian dan membantingnya ke lantai.

"Memangnya kenapa ? Kau juga pasti berpikir kalau aku mati adalah takdir yang bagus bukan ? Aku tak akan sakit lagi dan membuat keluargaku malu. Ahhh...aku baru ingat kalau aku tak punya keluarga." Ucap Wei Lian dengan isak tangis namun bibirnya itu membentuk sebuah senyuman.

Deg!.

Zi Lan pun tersadar kalau istrinya itu telah mendengar pembicaraannya dengan Lu Meixi tadi pagi.

"Tenanglah, aku tak akan berpikir begitu tentangmu Lian'er." Ucap Zi Lan berusaha menenangkan Wei Lian.

Episodes
1 BAB 1 : Emosi
2 BAB 2 : Transmigrasi
3 BAB 3 : Pesta
4 BAB 4 : Pengalihan
5 BAB 5 : Lukisan
6 BAB 6 : Kalung Giok Es
7 BAB 7 : Penyiksaan
8 BAB 8 : Pertunjukan
9 BAB 9 : Pencuri Perhatian
10 BAB 10 : Xu Ye Han Yang Tak Sopan
11 BAB 11 : Keracunan
12 BAB 12 : Pencarian
13 BAB 13 : Tuduhan
14 BAB 14 : Pembuktian
15 BAB 15 : Masa Lalu Yan Zi
16 BAB 16 : Dia Orang Baik
17 BAB 17 : Keinginan Baru
18 BAB 18 : Pewaris Sah
19 BAB 19 : Orang Luar
20 BAB 20 : Buku Rahasia
21 BAB 21 : Danau Kenangan
22 BAB 22 : Perjamuan Kecil
23 BAB 23 : Tarian Burung Merak
24 BAB 24 : Jepit Rambut
25 BAB 25 : Penggoda Istri Orang
26 BAB 26 : Sebuah Hadiah
27 BAB 27 : Perebut
28 BAB 28 : Wei Lian Si Wanita Iblis
29 BAB 29 : Tekad
30 BAB 30 : Xiao Wu
31 BAB 31: Janji
32 BAB 32 : Berjumpa Kembali
33 BAB 33 : Menculik
34 BAB 34 : Pertahanan Yang Runtuh
35 BAB 35 : Pengganggu
36 BAB 36 : Bunga Tidur
37 BAB 37 : Tabib
38 BAB 38 : Racun Bunga Biru
39 BAB 39 : Elakan
40 BAB 40 : Menepati Janji
41 BAB 41 : Orang Mencurigakan
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74 : Pertemuan (2)
Episodes

Updated 74 Episodes

1
BAB 1 : Emosi
2
BAB 2 : Transmigrasi
3
BAB 3 : Pesta
4
BAB 4 : Pengalihan
5
BAB 5 : Lukisan
6
BAB 6 : Kalung Giok Es
7
BAB 7 : Penyiksaan
8
BAB 8 : Pertunjukan
9
BAB 9 : Pencuri Perhatian
10
BAB 10 : Xu Ye Han Yang Tak Sopan
11
BAB 11 : Keracunan
12
BAB 12 : Pencarian
13
BAB 13 : Tuduhan
14
BAB 14 : Pembuktian
15
BAB 15 : Masa Lalu Yan Zi
16
BAB 16 : Dia Orang Baik
17
BAB 17 : Keinginan Baru
18
BAB 18 : Pewaris Sah
19
BAB 19 : Orang Luar
20
BAB 20 : Buku Rahasia
21
BAB 21 : Danau Kenangan
22
BAB 22 : Perjamuan Kecil
23
BAB 23 : Tarian Burung Merak
24
BAB 24 : Jepit Rambut
25
BAB 25 : Penggoda Istri Orang
26
BAB 26 : Sebuah Hadiah
27
BAB 27 : Perebut
28
BAB 28 : Wei Lian Si Wanita Iblis
29
BAB 29 : Tekad
30
BAB 30 : Xiao Wu
31
BAB 31: Janji
32
BAB 32 : Berjumpa Kembali
33
BAB 33 : Menculik
34
BAB 34 : Pertahanan Yang Runtuh
35
BAB 35 : Pengganggu
36
BAB 36 : Bunga Tidur
37
BAB 37 : Tabib
38
BAB 38 : Racun Bunga Biru
39
BAB 39 : Elakan
40
BAB 40 : Menepati Janji
41
BAB 41 : Orang Mencurigakan
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74 : Pertemuan (2)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!